Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA

NAMA : RIFKA MUFIDA


NIM : 1710090

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN AJARAN 2019/2020

1
BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Salah satu aspek yang penting dalam keperawatan adalah keluarga. Keluarga adalah
unit terkecil dalam masyarakat merupakan klien keperawatan atau si penerima asuhan
keperawatan. Keluarga berperan dalam menentukan cara asuhan yang diperlukan anggota
keluarga yang sakit. Keberhasilan keperawatan di rumah sakit dapat menjadi sia-sia jika tidak
dilanjutkan oleh keluarga. Secara empiris dapat dikatakan bahwa kesehatan anggota keluarga
dan kualitas kehidupan keluarga menjadi sangat berhubungan atau signifikan.
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena
adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan
yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
budaya.
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang
ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur.
B.       Rumusan masalah
1.        Apa pengertian keluarga?
2.        Apa yang di maksud asuhan keperawatan keluarga?
C.       Tujuan Penulisan 
1. Konsep dasar keluatga.
2. Definisi keluarga.
3. Definisi keperawatan keluaraga.
4. Keluarga sebagai unit pelayanan

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1.1 Definisi Keluarga

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
serta beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap dalam keadaan saling
ketergantungan. (Sudiharto, 2007 : 22)
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keterikatan aturan dan emosional dimana individu mempunyai peran masing-masing
yang merupakan bagian dari keluarga (Marilyn M. Friedman).
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan
adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota
keluarga.
1.2 Struktur Keluarga

a. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah

b. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam

beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu

c. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu

d. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami

e. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga,

dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya

hubungan dengan suami atau istri.

1.3 Ciri-Ciri Struktur Keluarga

a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota

keluarga

b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga

mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masing-masing

3
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan

fungsinya masing-masing.

1.4 Tahapan Keluarga

Tahap I. Pasangan Baru (Keluarga Baru)


a.    Membina hubungan intim yang memuaskan.
b.    Membiana hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok sosial.
c.    Mendiskusikan rencana memilki anak.
Tahap II. Keluarga “Child bearing” (Kelahiran anak Pertama
a.    Persiapan menjadi orang tua.
b.    Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga : peran, interaksi, hubungan seksual
dan kegiatan.
c.    Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
Tahap III. Kelurga dengan anak Prasekolah
a.    emenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan
rasa aman.
b.    Membantu anak untuk bersosialisasi.
c.    Beradaptasi dengan anak yang baru lahir sementara kebutuhan anak yang lain juga
harus terpenuhi.
d.   Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam maupun diluar keluarga
(keluarga lain dan lingkungan sekitar).
e.    Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap paling repot).
f.     Pembagian tanggung jawab anggota keluarga kegiatan dan waktu untuk stimulasi
tumbuh dan kembang anak.
Tahap IV. Keluarga Dengan Anak Sekolah
a.    Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekoalah dan lingkungan.
b.    Mempertahankan keintiman pasangan.
c.    Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat, termasuk
kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga.
Tahap V. Keluarga Dengan Anak Remaja
a.    Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja
yang sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
b.    Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga

4
c.    Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang. Hindari perdebatan,
permusuhan dan kecurigaan.
d.   Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga
Tahap VI. Keluarga Dengan Anak Dewasa (Pelepasan)
a.    Memperluas keluarga inti menjasi keluarga besar.
b.    Mempertahankan keintiman pasangan.
c.    Membantu orang tua suami / istri yang sedang sakit dan memasuki masa tua.
d.   Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
e.    Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
Tahap VII. Keluarga Usia Lanjut
a. Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b. Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik dan
pendapatan.
c. Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d. Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e. Melakukan life review.

1.5 Tugas kesehatan keluarga

1. Mengenal gangguan perkembangan masalah kesehatan setiap anggotanya.


2. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan kesehatan yang tepat.
3. Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya yang sakit dan yang tidak
dapat membantu dirinya sendiri.
4. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5. Mempertahankan hubungan timabal-balik antara keluarga lembaga-embaga
kesehatan yang menunjukkan manfaat fasilitas kesehatan dengan baik. (Sri
Setyowati, 2007 : 32).

1.6 Peran Perawat Keluarga

Dalam melakukan asuhan keperawatan keluarga, perawat perlu memerhatikan prinsip-prinsip


berikut.
1.    Melakukan kerja bersama keluarga secara kolektif.
2.    Memulai pekerjaan dari hal yang sesuai dengan kemampuan keluarga.

5
3.    Menyesuaikan rencana asuhan keperawatan dengan tahap perkembangan keluarga.
4.    Menerima dan mengakui struktur keluarga.
5.    Menekankan pada kemampuan keluarga.
Peran perawat keluarga adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pendidik, perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan
kepada keluarga, terutama untuk memandirikan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
2. Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan, perawat bertanggung jawab
memberikan pelayanan keperawatan yang komprehensif.
3. Sebagai pelaksana pelayanan perawatan, pelayanan keperawatan dapat diberikan
kepada keluarga melalui kontak pertama dengan anggota keluarga yang sakit yang
memiliki masalah kesehatan.
4. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan, perawat melakukan supervise ataupun
pembinaan terhadap keluarga melalui kunjungan rumah secara teratur, baik terhadap
keluarga berisiko tinggi maupun yang tidak.
5. Sebagai pembela (advokat), perawat berperan sebagai advokat keluarga untuk
melindungi hak-hak keluarga sebagai klien.
6. Sebagai fasilisator, perawat dapat menjadi tempat bertanya individu, keluarga, dan
masyarakat untuk memecahkan masalah kesehatan dan keperawatan yang mereka
hadapi sehari-hari serta dapat membantu memberikan jalan keluar dalam mengatasi
masalah.
7. Sebagai peneliti, perawat keluarga melatih keluarga untuk dapat memahami masalah-
masalah kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga.
8. Sebagai modifikasi lingkungan, perawat komunitas juga harus dapat memodifikasi

lingkungan, baik lingkungan rumah, lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekitarnya

agar dapat tercipta lingkungan yang sehat.

1.7 Pengkajian Keluarga

1.7.1 Definisi Pengkajian Keluarga

Pengkajian Keluarga merupakan suatu tahapan dimana perawat dimana suatu

perawat mengambil informasi dari keluarga dengan pendekatan sistematis untuk

mengumpulkan data dan menganalisa, sehingga dapat di ketahui kebutuhan keluarga

6
yang di binanya. Metode dalam pengkajian bisa melalui wawancara, observasi

vasilitas dan keadaan rumah, pemeriksaan fisik dari anggota keluarga dan

measurement dari data sekunder (hasil lab, papsmear, dll). (Susanto, 2012).

1.7.2 Langkah-Langkah Pengkajian

Penjajahan keluarga. Penjajahan keluarga perlu dilakukan untuk membina

hubungan baik dengan keluarga. Dalam penjajahan ini perawat perlu mengadakan

kontak dengan RW/RT dan keluarga yang bersangkutan guna menyampaikan maksud

dan tujuan serta mengatasi maslah kesehatan mereka. Setelah mendapatkan tanggapan

positif dari keluarga tersebut, pengkajian di teruskan pada langkah berikutnya. (Zaidin

Ali, 2010)

1. Pengumpulan data.

Pengumpulan data adalah upaya pengumpulan semua data, fakta, dan informasi

yang mendukung pemecahan maslah klien. Jenis data yang dikumpulkan adalah

sebagai berikut:

a. Kegiatan sehari-hari

1) Kebiasaan tidur (apakah terdapat waktu tertentu untuk tidur/istirahat dan

bangun sesuai kemampuan setiap anggota? Apakah terdapat waktu setiap

siang untuk istirahat sebentar? Apakah anggota keluarga tidur bersama-

sama?)

2) Kebiasaan makan (berapa kali makan setiap hari? Siapa yang terlihat

terlalu gemuk, terlalu kurus?)

3) Waktu senggang/libur (bagaimana setiap anggota keluarga memakai

waktu senggang? Apakah penggunaan waktu senggang cocok dengan

jenis kelamin dan usia individu? Apakah ada anggota keluarga yang

7
hiburannya sangat memakan waktunya? Bila ada, apa dampaknya

terhadap keluarga? Apakah keluarga mempunyai hiburan bersama?)

b. Faktor sosial-budaya-ekonomi

1) Penghasilan dan pengeluaran

2) Pekerjaan, tempat tinggal, dan penghasilan setiap anggota yang sudah

bekerja.

3) Sumber penghasilan.

4) Berapa jumlah yang dihasilkan oleh setiap anggota keluarga yang bekerja.

5) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer seperti makan, pakaian,

dan perumahan.

6) Apakah ada tabungan untuk keperluan mendadak.

7) Jam kerja ayah dan ibu

8) Siapa pembuat keputusan mengenai keuangan dan bagaimana uang

digunakan.

c. Faktor lingkungan

1) Perumahan

a) Luas rumah (apakah luasnya memadai?)

b) Pengaturan kamar tidur

c) Kelengkapan perabotan rumah tangga

d) Serangga dan binatang pengerat

e) Adanya bahaya kecelakaan

f) Tempat penyimpanan makanan dan alat masak

g) Persediaan air (sumber, kepemilikan, apakah air dapat diminum?)

h) Pembuangan kotoran (jenis, kepemilikan, apakah memenuhi syarat?)

i) Pembuangan sampah (jenis, apakah memenuhi syarat?)

8
j) Pembuangan air kotor (jenis, apakah memenuhi syarat?)

k) Kondisi lingkungan tempat tinggal: apakah komplek rumahan, daerah

kumuh, dll

l) Fasilitas sosial dan fasilitas kesehatan

m) Fasilitas transportasi dan komunikasi

d. Riwayat kesehatan/riwayat medis:

1) Riwayat kesehatan setiap anggota

2) Penyakit yang pernah diderita

3) Keadaan sakit yang sekarang (telah didiagnosis atau belum)

4) Nilai yang diberikan terhadap penjegahan penyakit

5) Status imunisasi anak

6) Pemanfaatan fasilitas lain untuk pencegahan penyakit

7) Sumber pelayanan kesehatan: apakah pelayanan kesehatan sama atau berbeda

untuk setiap anggota keluarga?

8) Saat kondisi sakit atau kritis, anggota keluarga pergi ke siapa?

9) Bagaimana keluarga melihat peranan petugas kesehatan dan pelayanan yang

mereka berikan serta harapan mereka terhadap pelayanan petugas kesehatan?

10) Pengalaman mengenai petugas kesehatan profesional: memuaskan atau tidak?

Setiap keluarga mempunyai cara sendiri untuk menghadapi dan mengatasi

situasi merreka. Tipe data lain yang dikumpulkan pada tahap penjajahan kedua

menggambarkan sampai mana keluarga dapat melaksanakan tugas kesehatan

yang berhubungan dengan ancaman kesehatan, kurang/tidak sehat, atau krisis

yang dialami oleh keluarga itu pada waktu tahap penjajahan pertama.data ini

menggambarkan ketidakmampuan keluarga untuk melaksanakan tugas kesehatan.

Perhatian utama perawat pada tahap penjajahan kedua adalah penentuan

9
kesanggupan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan untuk menghadapi

masalah kesehatan. (Zaidin Ali, 2010)

Data pengkajian didapat dengan menggunakan beberapa cara. Berikut ini

adalah metode pengumpulan data yang digunakan:

a. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mengetahui data subjektif dalam aspek fisik,

mental, sosial budaya, ekonomi, kebiasaan, adat istirahat, agama, lingkungan,

dan sebagainya

b. Pengamatan/observasi

Pengamatan/observasi dilakukan untuk mengetahui hal yang secara langsung

bersifat fisik (ventilasi, kebersihan, penerangan, dll) atau benda lain (data

objektif).

c. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dilakukan pada anggota keluarga yang mempunyai

masalah keluarga dan keperawatan yang berkaitan dengan keadaan fisik,

misalnya kehamilan, mata, telinga, tenggorokan, dll. (data objektif)

d. Studi dokumentsi

Studi dilakukan dengan jalan menelusuri dokumen yang ada, misalnya

catatan kesehatan, kartu keluarga, kartu menuju sehat, literatur, catatan

pasien, dll. (data subjektif). Data yang perlu dikumpulkan dapat dilihat pada

lampiran 1.

Tabulasi data. Data yang ada disusun dalam tabel, grafik, genogram, gambar,

dan lain-lain untuk memudahkan proses analisis.

2. Analisis data. Setelah ditabulasi data langsung dapat dianalisis sengingga

menghasilkan satu kesimpulan tentang permasalahan yang ada. Hsil analisis data

10
juga memperlihatkan penyebab, tanda-tanda, dan pengaruh masalah pada masa

yang akan datang, dll.

3. Perumusan massalah. Dari analisis data ditemukan beberapa informasi yang

berguna untuk merumuskan maslah klien tersebut. Masalah adalah kesenjangan

yang terjadi dari apa yang “seharusnya” terjadi dan apa yang “nyata” terjadi.

Kesenjangan tersebut.

1.7.3 Analisa Data

Kegiatan yang dilakukan :


1. Menetapkan masalah kesehatan keluarga

2. Menetapkan prioritas masalah kesehatan yang akan dipecahkan, dengan

mempertimbangkan :

a. Sifat masalah

b. Kemungkinan masalah dapat diatasi

c. Potensi pencegahannya

d. Persepsi keluarga terhadap masalah

3. Menetapkan diagnosis keperawatan

Di dalam menganalisis data, terdapat 3 norma yang perlu diperhatikan


dalam melihat perkembangan kesehatan keluarga, yaitu :
1) Keadaan kesehatan yang normal dari setiap anggota keluarga, meliputi :

a. Keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial dari anggota keluarga

b. Keadaan pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga

c. Keadaan gizi anggota keluarga

d. Status imunisasi anggota keluarga

e. Kehamilan dan keluarga berencana (KB)

2) Keadaan rumah dan sanitasi lingkungan, meliputi :

11
a. Rumah : ventilasi, penerangan, kebersihan, konstruksi, luas rumah

dibandingkan dengan jumlah  anggota keluarga, dsb

b. Sumber air minum

c. Jamban keluarga

d. Tempat pembuangan air limbah

e. Pemanfaatan pekarangan yang ada, dsb.

4. Karakteristik keluarga :

a. Sifat-sifat keluarga

b. Dinamika dalam keluarga

c. Komunikasi dalam keluarga

d. Interaksi antar anggota keluarga

e. Kesanggupan keluarga dalam membawa perkembangan anggota keluarga

f. Kebiasaan dan nilai-nilai yang berlaku dalam keluarga.

1.7.4 Perumusan Masalah

Setelah data dianalisis, maka selanjutnya dapat dirumuskan masalah kesehatan


dan keperawatan keluarga. Rumusan masalah kesehatan keluarga dapat
menggambarkan keadaan kesehatan dan status kesehatan keluarga, karena
merupakan hasil dari pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tentang situasi
kesehatan, lingkungan, norma, nilai, dan kultur yang dianut oleh keluarga tersebut.
Perumusan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga yang diambil
didasarkan kepada penganalisaan praktek lapangan yang didasarkan kepada
analisiskonsep, teori, prinsip dan standart yang dapat dijadikan acuan dalam
menganalisis, sebelum mengambil keputusan tentang masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga. Disamping itu, keputusan dapat diambil setelah perawat dan
keluarga, atau antar perawat itu sendiri melakukan diskusi-diskusi untuk mengambil
keputusan dengan mempertimbangkan situasi dan sumber daya yang ada pada
keluarga.     
Dalam menetapkan masalah kesehatan dan keperawatan keluarga, perawat
selalu mengacu kepada tipologi masalah kesehatan dan keperawatan, serta berbagai
alasan dari ketidamampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam
bidang kesehatan.

12
1.7.5 Evaluasi

Dokumentasi evaluasi merupakan catatan tentang indikasi kemajuan pasien terhadap


tujuan yang dicapai.Evaluasi bertujuan untuk menilai keefektifan perawatan dan
untuk mengkomunikasikan status pasien dari hasil tindakan keperawatan.
Pendokumentasian dengan menggunakan SOAPIE :
S : Subjektif adalah informasi yang didapat dipasien
O : Objektif adalah informasi yang didapat dari pengamatan
A : Assement adalah analisa masaklah klien
P : Planning of action adalah rencana tindakan
I : Implementasi adalah pelaksanaan tindakan
E : Evaluasi adalah penilaian dari pelaksanaan tindakan

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat yang


ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat, dengan
sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai saran/penyalur. Untuk dapat mencapai tujuan
asuhan keperawatan kesehatan keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan
kesehatan para anggotanya dan saling memelihara. Proses keperawatan keluarga
terdiri pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang
selalu terdokumentasi.

3.2 Saran

Dengan adanya tugas ini penulis lebih memahami tentang konsep keperawatan keluarga
dan keluarga sebagai unit pelayanan, serta dapat memperaktekan dengan baik. Dengan
adanya hasil makalah ini di hrapkan dapat di jadikan sebagai bacaan untuk menambah
wawasan dari ilmu yang telah didapatkan dan lebih baik dari sebelumnya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Freadman, M. M. (2013). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.


Makhfudli, (2013). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika
Mubarok, W. I. (2010). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika.
Susanto, T. (2012). Buku Ajar Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM.
Zaidin Ali, S. M. (2010). Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC.

15

Anda mungkin juga menyukai