Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN KELUARGA

Topik :
Tugas resume konsep keperawatan keluarga
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah keperawatan keluarga

Dosen pengampu :
Ani auli Ilmi, S.kep.,Ns.,M.kep.,Sp.kep.kom
Eny Sutria,S.kep.,M.kes
A.tenri ola Rivai, M.kes
Hasnah, S.kep.,Ns.,M.kes

Oleh :

Nurul Fadhilah Ihzanuddin (70300117028)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2020
A. Pengertian keluarga secara umum dan teoritis (keluarga dan keluarga sejatera)
Keluarga adalah suatu system sosial yang berisi dua atau lebih orang yang hidup
bersama yang mempunyai hubungan darah, perkawinan atau adopsi, tingga bersama dan
saling menguntungkan, empunyai tujuan bersama, mempunyai generasi peneus, saling
pengertian dan saling menyayangi. (Murray & Zentner, 1997) dikutip dari (Achjar, 2010)
Keperawatan keluarga merupakan pelayanan holistik yang menempatkan keluarga
dan komponennya sebagai fokus pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap
pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Depkes,
2010). Pengertian lain dari keperawatan keluarga adalah proses pemberian pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan keluarga dalam lingkup praktik keperawatan (Depkes RI,
2010).
Pelayanan keperawatan keluarga merupakan salah satu area pelayanan
keperawatan di masyarakat yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus
pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam pengkajian, perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi, dengan memobilisasi sumber pelayanan kesehatan yang
tersedia di keluarga dan sumbersumber dari profesi lain, termasuk pemberi pelayanan
kesehatan dan sektor lain di komunitas (Depkes RI, 2010).
B. Tipe-tipe keluarga
Dalam (Murwani, 2010) di sebutkan beberapa tipe keluarga yaitu :
1. Tipe Keluarga Tradisional
a. Keluarga Inti ( Nuclear Family ) , adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan
anak-anak.
b. Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di tambah dengan
sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
c. Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami dan istri tanpa
anak.
d. “Single Parent” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang tua
(ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat disebabkan oleh
perceraian atau kematian.
e. “Single Adult” yaitu suatu rumah tangga yang hanya terdiri seorang dewasa
(misalnya seorang yang telah dewasa kemudian tinggal kost untuk bekerja atau
kuliah)
2. Tipe Keluarga Non Tradisional
a. The Unmarriedteenege mather Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu)
dengan anak dari hubungan tanpa nikah
b. The Stepparent Family Keluarga dengan orang tua tiri.
c. Commune Family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada
hubungan saudara hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang
sama, pengalaman yang sama : sosialisasi anak dengan melelui aktivitas
kelompok atau membesarkan anak bersama.
d. The Non Marital Heterosexual Conhibitang Family Keluarga yang hidup bersama
dan berganti – ganti pasangan tanpa melelui pernikahan.
e. Gay And Lesbian Family Seseorang yang mempunyai persamaan sex hidup
bersama sebagaimana suami – istri (marital partners).
f. Cohibiting Couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan
karena beberapa alas an tertentu.
g. Group-Marriage Family Beberapa orang dewasa menggunakan alat – alat rumah
tangga bersama yang saling merasa sudah menikah, berbagi sesuatu termasuk
sexual dan membesarkan anaknya.
h. Group Network Family Keluarga inti yang dibatasi aturan atau nilai – nilai, hidup
bersama atau berdekatan satu sama lainnya dan saling menggunakan barang –
barang rumah tangga bersama, pelayanan dan tanggung jawab membesarkan
anaknya.
i. Foster Family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga atau
saudara didalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j. Homeless Family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan
yang permanent karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang. Sebuah bentuk keluarga yang destruktif dari orang- orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian tetapi
berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya
C. Pendekatan keperawatan keluarga
Perawatan kesehatan masyarakat adalah sebagai suatu lapangan khusus di bidang
kesehatan, keterampilan hubungan antar manusia dan keterampilan organisasi diterapkan
dalam hubungan yang serasi kepada keterampilan anggota kesehatan lain dan kepada
tenaga sosial demi untuk memelihara kesehatan masyarakat. (Ruth B. Freeman, 1961)
Oleh karenanya perawatan kesehatan masyarakat ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok yang mempengaruhi kesehatan keseluruhan penduduk, meliputi:
1. peningkatan kesehatan
2. pemeliharaan kesehatan
3. penyuluhan kesehatan,
4. koordinasi dan
5. pelayanan keperawatan berkelanjutan dipergunakan sebagai suatu pendekatan yang
komprehensif.
D. Tahap perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga
Menurut Duval (1985) dalam Setiadi (2008), membagi keluarga dalam 8 tahap
perkembangan, yaitu:
1. Keluarga Baru (Berganning Family) Pasangan baru menikah yang belum mempunyai
anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
a. Membina hubungan intim yang memuaskan
b. Menetapkan tujuan bersama.
c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social.
d. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB.
e. Persiapan menjadi orang tua.
f. Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang
tua)
2. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing). Masa ini merupakan
transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis keluarga. Studi klasik Le
Master (1957) dari 46 orang tua dinyatakan 17 % tidak bermasalah selebihnya
bermasalah dalam hal :
a. Suami merasa diabaikan
b. Peningkatan perselisihan dan argument
c. Interupsi dalam jadwal kontinu
d. Kehidupan seksusl dan social terganggu dan menurun

Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :

a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan).


b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan.
c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi
dengan memberi sentuhan dan kehangatan).
d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak.
e. Konseling KB post partum 6 minggu.
f. Menata ruang untuk anak.
g. Biaya / dana Child Bearing.
h. Memfasilitasi role learning angggota keluarga.
i. Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin
3. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah
Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini
adalah :
a. Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.
b. Membantu anak bersosialisasi.
c. Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.
d. Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.
e. Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.
f. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.
4. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah
a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.
b. Mendoprong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual
c. Menyediakan aktivitas untuk anak.
d. Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.
e. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga
5. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a. Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan
mulai memiliki otonomi).
b. Memelihara komunikasi terbuka antara anak dan orange tua.hindari perdebatan,
kecurigaan dan permusuhan.
c. Memelihara hubungan intim dalam keluarga.
d. Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga
6. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam
keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan
keluarga pada saat ini adalah:
a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b. Mempertahankan keintiman.
c. Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
d. Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.
e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.
f. Berperan suami – istri kakek dan nenek.
g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak – anaknya.
7. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan
waktu santai.
b. Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.
c. Keakrapan dengan pasangan.
d. Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.
e. Persiapan masa tua/ pension.
8. Keluarga Lanjut Usia.
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
a. Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.
b. Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian
c. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.
d. Melakukan life review masa lalu
E. Tugas Kesehatan Keluarga
1. Mengenal masalah kesehatan
Kesehatan merupakan bagian dari kebutuhan keluarga yang tidak boleh di abaikan,
karna kesehatan berperan penting dalam keluarga
2. Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
Peran ini merupakan upaya keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai
dengan keadaan keluarga
3. Memberikan perawatan pada keluarga yang sakit
Pemberian secara fisik merupakan beban paling berat yang di rasakan keluarga
(friedman,1998)
Suprajitno (2004) menyatakan bahwa keluarga memiliki keterbatasan dalam
mengatasi masalah keperawatan keluarga,
4. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga
5.  Menggunakan pelayanan kesehatan
Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana kesehatan
F. Peran perawat keluarga
Peran dan fungsi perawat di keluarga adalah sebagai berikut.
1. Pelaksana Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan pelayanan
keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan, mulai pengkajian sampai
evaluasi. Pelayanan diberikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,
keterbatasan pengetahuan, serta kurangnya keamanan menuju kemampuan
melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan bersifat
promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif.
2. Pendidik Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah mengidentifikasi
kebutuhan, menentukan tujuan, mengembangkan, merencanakan, dan melaksanakan
pendidikan kesehatan agar keluarga dapat berperilaku sehat secara mandiri.
3. Konselor Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan konseling
atau bimbingan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman
kesehatan dengan pengalaman yang lalu untuk membantu mengatasi masalah
kesehatan keluarga
4. Kolaborator Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah melaksanakan kerja
sama dengan berbagai pihak yang terkait dengan penyelesaian masalah kesehatan di
keluarga
(Friedman,2010)
Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat keluarga dalam
pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut.
1. Pencegahan Primer Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang
penting dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan memelihara hidup sehat.
2. Pencegahan sekunder Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini
terjadinya penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan penanganan segera yang
dapat dilakukan oleh perawat. Penemuan kasus baru merupakan upaya pencegahan
sekunder, sehingga segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan
sekunder adalah mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah kecacatan
lebih lanjut. Peran perawat adalah merujuk semua anggota keluarga untuk skrining,
melakukan pemeriksaan, dan mengkaji riwayat kesehatan.
3. Pencegahan tersier Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan
mengurangi luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga dapat
meminimalkan ketidakmampuan dan memulihkan atau memelihara fungsi tubuh.
Fokus utama adalah rehabilitasi. Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap individu
yang cacat akibat penyakit dan luka, sehingga mereka dapat berguna pada tingkat
yang paling tinggi secara fisik, sosial, emosional.
(Friedman,2010)
G. Integrasi Islam dalam keperawatan keluarga
Ajaran Islam tentang kesehatan baik individu dan maupun masyarakat dapat
dilihat dari bermacam-macam sumber ajaran Islam serta berbagai literatur yang menulis
tentang perkembangan dan sejarah peradaban ilmu pengetahuan. Para ulama telah
bersepakat sumber ajaran Islam utama adalah Al-Qur’an dan Al-Sunah, sedangkan

sumber sekunder adalah pemikiran para ulama, termasuk umara.1 Dalam ajaran Islam
melalui berbagai macam jenis ibadah yang diperintahkan akan dapat berpengaruh baik
secara langsung maupun tidak langsung terhadap status kesehatan. Allah berfirman dalam
surat yunus ayat 57:

Wahbah Zuhaili seorang mufassir kontemporer menjelaskan ayat tersebut bahwa


Telah datang kepada manusia pelajaran yang mendalam dan berkesan, yaitu al-Qur’an
yang berisi perintah untuk menaati kebenaran dan mengerjakan kebajikan serta menjauhi
keburukan dan kebatilan. Selain itu al-Quran menjadi obat mujarab untuk penyakit yang
bersarang di dalam dada.2 Dan shalat adalah salah satu rutinitas yang bisa menjaga
keesehatan melalui gerak geriknya

Ajaran Islam sangat memperhatikan tentang kesehatan. Banyak tuntunan dan


petunjuk Rasulullah SAW terkait kesehatan yang merupakan penjelasan dan sekaligus
merupakan pengamalan pokok-pokok ajaran yang ada dalam Al-Qur’an serta tecermin
dalam kehidupan dalam hubungannya dengan keluarga, sahabat, praktek pendidikan dan
pengajaran, kehidupan pribadi dan kelompok yang dilakukan Rasulullah.
Pendidikan Rasulullah SAW tentang perilaku hidup sehat, diantaranya adalah
agar dibiasakan hidup bersih dan sehat, upaya mencegah penyakit, memlihara kesehatan
pribadi (kebersihan kulit, kuku, rambut, mata, pakaian), pengaturan makan dan minum,

1
Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, Jakarta: Kencana, 2011, 26.
2
Wahbah al Zuhaily, Al-fiqhu Asy-syafi’i al-Muyassar, Terj. M. Afifi, Jakarta Timur: Almahera, 2012, 409.
rumah dan lingkungan, udara, gerak dan istirahat. Slogan kebersihan sebagian dari iman
dan telah diwujudkan dengan perintah agama Islam. Kebersihan (dari najis maupun
hadats) merupakan syarat dari amal ibadah, seperti shalat dan thawaf. Secara umum
dikenal dengan slogan “kebersihan pangkal kesehatan”. Rasulullah SAW menyatakan
bahwa Mukmin yang kuat lebih disukai Allah dibanding mukmin yang lemah.

Ajaran Islam terhadap kesejahteraan keluarga banyak terdapat dalam al-Qur’an


dan Hadis, dalam Islam kesejahteraan keluarga disubstansikan dalam bentuk keluarga
sakinah, pengertian keluarga sakinah di ambil dan berasal dari al-Qur’an, yang dipahami
dari ayat-ayat surat ar-Rum, dimana dinyatakan bahwa tujuan keluarga untuk mencapai
ketentraman dan kebahagiaan dengan dasar kasih sayang. Yaitu keluarga yang saling
cinta mencintai dan penuh kasih sayang, sehingga setiap anggota keluarga merasa dalam
suasana aman, tenang, tentram dan damai.
Islam mengajarkan kepada setiap pemimpin keluarga untuk menjaga keluarganya
dari api neraka3 sebagaimana firman Allah dalam surat at-Tahrim ayat 6:

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang
kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (Q.S. At-Tahrim: 6)
H. Ruang lingkup keperawatan keluarga
Pelayanan keperawatan keluarga mencakup Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) dan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang diberikan kepada klien sepanjang rentang
kehidupan dan sesuai tahap perkembangan keluarga. Berbagai bentuk upaya
pelayanan kesehatan baik upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif, maupun
resosialitatif.
3
Ahmad Sarwat, Fiqih dan Syariah, Jakarta: DU CENTER, 2009, 37.
a) Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dengan
melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan
kesehatan baik individu maupun semua anggota keluarga, pemeliharaan kesehatan
lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
b) Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan kesehatan
terhadap keluarga melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan kesehatan berkala
melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah, pemberian vitamin A,
iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui.
c) Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah, perawatan
orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit, perawatan ibu
hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada, ataupun perawatan tali
pusat bayi baru lahir
d) Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah atau
keluarga-keluarga yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta dan cacat
fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta, patch tulang dan
lain sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke, batuk efektif pada
penderita TBC, dll.
e) Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita (anggota
keluarga) ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh masyarakat
seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan RI. 2003. Kemitraan menuju Indonesia sehat 2010. Jakarta:
Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan RI.

Friedman, M.M, Bowden, O & Janes, M. (2010): riset, teori, & praktik: editor edisi bahsa
bahasa Indonesia , Estu Tiar, Ed 5. Jakarta: EGC

Murwani, Setyowati. (2010). Asuhan Keperawat Keluarga. Jogjakarta : Mitra Cendik

Setiadi.2008. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai