Pendidikan Konservasi
DISUSUN OLEH :
TAHUN 2020
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulisan makalah Pendidikan Konservasi tentang UNNES Berwawasan Konservasi
dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini penulis buat dengan tujuan untuk membahas tentang Konservasi yang
mana didalamnya terkandung tentang pembahasan lingkungan disekitar Unnes dan
upaya-upaya yang harus dilakukan dalam menangani kerusakan lingkungan, seni
budaya serta penurunan moral.
Untuk itu Penulis menyusun makalah ini,berharap dapat membantu pembaca untuk
lebih memahami lagi tentang UNNES sebagai Universitas Konservasi dan mampu
memecahkan segala kasus-kasus kerusakan lingkungan. Namun demikian tentu saja
dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
dan pemilihan kata yang tepat. Dengan itu,saya memohon maaf jika dalam makalah
ini banyak kekurangan. Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Wa’alaikumsalam Wr.Wb.
Penulis
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
JUDUL
1. Simpulan ………………………………………………………………………
2. Saran …………………………………………………………………………..
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Di era globalisasi ini, kondisi bumi lambat laun semakin memprihatinkan. Banyak
sekali masalah-masalah yang muncul akibat kerusakan alam, seperti polusi, tanah
longsor, banjir, dan terjadi kerusakan paling besar yaitu pemanasan global (global
warming). Begitu pula dengan apa yang terjadi pada moral penduduk bangsa ini
yang semakin rusak terkikiskan oleh dampak adanya globalisasi.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Konservasi
2. Apa landasan filosofis dan yuridis tentang konservasi
3. Apa makna wawasan konservasi bagi UNNES
4. Bagaimana pelaksanaan konservasi di UNNES
1
C. TUJUAN
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian konservasi lingkungan hidup
2. Mahasiswa dapat menyebutkan landasan hukum konservasi lingkungan hidup
3. Mahasiswa dapat memahami tujuan kegiatan konservasi lingkungan hidup
4. Mahasiswa dapat memahami sasaran konservasi
5. Mahasiswa dapat memahami bagaimana konservasi di Universitas Negeri
Semarang dan program-program yang dijalankan untuk mencapai tujuan
universitas konservasi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. KONSEP KONSERVASI
1.1 PENGERTIAN KONSERVASI
Istilah ‘Konservasi’ berasal dari kata dalam Bahasa Inggris yaitu
‘Conservation’ yang terdiri atas kata con (together) dan servare (to keep/ to save)
yang memiliki pengertian mengenai upaya memelihara apa yang kita punya (to
keep/ to save what you have), dan menggunakan secara bijaksana (wise use). Ide
ini dikemukakan oleh Theodore Roosevelt (1902) yang merupakan orang
Amerika pertama yang mengemukakan tentang konsep konservasi. Konservasi
dalam pengertian sekarang, sering diterjemahkan sebagai the wise use of nature
resource (pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana). Konservasi juga
dapat dipandang dari segi ekonomi dan ekologi dimana konservasi dari segi
ekonomi berarti mencoba mengalokasikan sumberdaya alam untuk sekarang,
sedangkan dari segi ekologi, konservasi merupakan alokasi sumberdaya alam
untuk sekarang dan masa yang akan datang.
Jika secara harfiah konservasi berasal dari bahasa inggris yakni
“conservation” yang artinya pelestarian atau perlindungan. Menurut Rijksen
(dalam hasbullah), konservasi merupakan bentuk evolusi kultural atau perubahan
budaya. Konservasi ialah suatu upaya pelestarian lingkungan akan tetapi masih
memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap
mempertahankan suatu keberadaan setiap komponen-komponen lingkungan
untuk pemanfaatan di masa yang akan datang.
Apabila merujuk pada pengertiannya, konservasi didefinisikan dalam
beberapa batasan, sebagai berikut:
1. Konservasi adalah menggunakan sumber daya alam untuk memenuhi
keperluan manusia dalam jumlah yang besar dalam waktu yang lama
(American Dictionary).
2. Konservasi adalah alokasi sumberdaya alam antar waktu (generasi) yang
optimal secara sosial (Randall, 1982).
3. Konservasi merupakan manajemen udara, air, tanah, mineral ke organisme
hidup termasuk manusia sehingga dapat dicapai kualitas kehidupan manusia
yang meningkat termasuk dalam kegiatan manajemen adalah survai,
3
penelitian, administrasi, preservasi, pendidikan, pemanfaatan dan latihan
(IUCN, 1968).
4. Konservasi adalah manajemen penggunaan biosfer oleh manusia sehingga
dapat memberikan atau memenuhi keuntungan yang besar dan dapat
diperbaharui untuk generasi-generasi yang akan datang (WCS, 1980).
4
keanekaragaman hayati membutuhkan investasi yang cukup besar, namun
memberikan manfaat nyata dalam bidang lingkungan, ekonomi, dan sosial.
Prinsip-prinsip yang terkandung di dalam Konvensi Keanekaragaman Hayati dan
konvensi-konvensi internasional tentang pembangunan berkelanjutan seharusnya
menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam berbagai kebijakan dan hukum
lingkungan di Indonesia. Indonesia telah menyusun dokumen nasional Indonesian
Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP) untuk mengimplementasikan
konvensi tersebut. Oleh karena itu, dalam menyusun program konservasi
Keanekaragaman Hayati, UNNES mengacu pada dokumen IBSAP tersebut.
Konservasi dibedakan menjadi konservasi tanah dan konservasi air.
Konservasi tanah dan air memiliki fungsi bersama dan berjalan beriringan dalam
menjaga tanah sekaligus memasukkan air ke dalam tanah. Konservasi tanah
merupakan upaya menjaga agar struktur tanah tidak terdispersi dan mengatur
kekuatan gerak dan jumlah aliran permukaan. Konservasi air merupakan upaya
meresapkan air ke dalam tanah, sehingga air dapat masuk mengisi rongga- rongga
dalam tanah dan tanah mampu menyimpan air. Kegiatan konservasi air
mengupayakan agar air hujan tidak terlalu cepat dibuang kelaut melalui saluran
dan sungai, namun agar dapat ditahan pada kawasan hulu sungai untuk
memperbesar resapan air kedalam tanah.
Peresapan air dapat dilakukan secara alamiah maupun buatan, melalui
vegetasi tanaman keras, embung, sumur resapan, ataupun biopori. Konservasi air
yang baik dapat menyimpan air dikala berlebihan dan menggunakan sesedikit
mungkin untuk keperluan yang produktif. Pengertian konservasi air domestik
berarti menggunakan air sesedikit mungkin untuk mandi, mencuci, menggelontor
toilet, masak, dan jenis penggunaan air untuk rumah tangga lainnya. Konservasi
air untuk industri berarti pemakaian air sesedikit mungkin untuk menghasilkan
suatu produk. Konservasi air pertanian pada dasarnya berarti penggunaan air
sesedikit mungkin untuk menghasilkan produksi pertanian yang besar (Suripin,
2002). Berbagai upaya konservasi air dilakukan untuk mencapai keseimbangan
antara tingkat pemanfaatan air dengan upaya pelestarian. Manfaat tindakan
konservasi air sudah jelas, namun implementasinya kepada masyarakat luas masih
dipertanyakan. Bagaimana agar masyarakat bisa peduli terhadap air, mau
melakukan tindakan konservasi air, dan menjadikan konservasi air sebagai
kebutuhan yang berkelanjutan. Kebanyakan masyarakat sadar akan pentingnya air
5
pada saat terjadi kelangkaan air saja. Namun hanya sedikit masyarakat yang
mengerti dan peduli akan pentingya memanen air pada musim hujan (rain water
harvesting) sebagai tandon air dapat dimanfaatkan setiap saat.
Tujuan dari kegiatan konservasi, antara lain:
a) Memelihara dan melindungi tempat-tempat yang indah dan berharga, agar
tidak hancur atau berubah sampai batas-batas yang wajar.
b) Menekankan pada penggunaan kembali bangunan lama, agar tidak terlantar.
Apakah dengan menghidupkan kembali fungsi lama, ataukah dengan
mengubah fungsi bangunan lama dengan fungsi baru yang dibutuhkan.
c) Melindungi bend-benda cagar budaya yang dilakukan secara langsung dengan
cara membersihkan, memelihara, memperbaiki, baik secara fisik maupun
khemissecara langsung dari pengaruh berbagai faktor lingkungan yang
merusak.
d) Melindungi benda-benda (peninggalan sejarah dan purbakala) dari kerusakan
yang diakibatkan oleh alam, kimiawi dan mikro organisme.
7
1.2 LANDASAN FILOSOFIS DAN YURUDIS
1.2.1 LANDASAN FILOSOFIS
Landasan filosofis sendiri merupakan filsafat atau pandangan hidup
sesuatu bangsa yang berisi nilai-nilai moral atau etika dari bangsa tersebut dan
hal itu dipengaruhi oleh makhluk hidup yang meninggalinya. Dan landasan
filosofis dalam konservasi ini merujuk pada peranan manusia sebagai makhluk
hidup yang berakal, memegang peran utama dialam ini diharapkan untuk bisa
menjaga, mengolah, dan memanfaatkan alam beserta isinya untuk memenuhi
kebutuhan . Sayangnya justru manusialah yang merusak alam atas kendali
penuh yang mereka pegang, sangat di sayangkan, seperti beberapa contoh
akibat dari ulah manusia yang tidak bisa mengolah dan memanfaatkan alam
dengan baik, yaitu
1. Kerusakan pada ekosistem baik daratan maupun lautan dengan mengambil
sumber daya alam secara besar besaran.
2. Pemanasan global yang disebabkan kurangnya pelestarian lingkungan dan
menurunya kegiatan reboisasi atau penghijauan.
Maka dari itu agar bumi kita sehat dan tidak terjadi kerusakan, upaya
konsevasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya merupakan kebijakan
mutlak bagi semua pihak untuk melaksanakanya.
8
ekosistemnya; serta pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya. Semangat yang sama juga termaktub di dalam Undang-Undang
Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkunngan
Hidup, yang menyebutkan bahwa upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan
untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya
pencemaran dan/ atau kerusakan lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan
hokum.
Peraturan dan perundangan di atas mengamanatkan perlunya suatu
program yang mendukung konservasi sumber daya alam hayati dan
eksositemnya. Program tersebut dapat dimulai dari lingkungan perguruan
tinggi. Ini selaras dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional (Pasal 24) yang menyebutkan bahwa perguruan
tinggi memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya sebagai pusat
penyelenggaraan pendidikan tinggi, penelitian ilmiah, dan pengabdian kepada
masyarakat. Amanat dunia pendidikan untuk berpartisipasi dalam konservasi
juga diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun
2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
Peraturan ini menyatakan bahwa salah satu prinsip dalam implementasi
kurikulum adalah dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan budava
serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan muatan seluruh
bahan kajian secara optimal. Oleh karena itu peran perguruan tinggi khususnya
UNNES sangat diperlukan dalam hubungannya dengan konservasi
sumberdaya alam dan ekosistemnya.
9
lapang bagi kerusakan lingkungan, kini sudah semestinya universitas juga
menunjukkan perannya dalam menjaga dan melestarikan sumber daya alam
dan lingkungan hidup, serta warisan budaya leluhur kita. Untuk tujuan inilah
UNNES telah menetapkan diri menjadi Universitas Konservasi pada tanggal
12 Maret 2010, yang disaksikan Menteri Pendidikan Prof. Dr. Muh. Nuh.
(Rahayuningsih et al 2011). Konservasi sebagai wujud tridarma perguruan
tinggi, yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
2. WAWASAN KONSERVASI
2.1 Makna wawasan konservasi bagi UNNES
Universitas Negeri Semarang (UNNES) merupakan perguruan tinggi negeri
yang terus berkembang. Sebagai konsekuensi perubahan status dari Institut
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) menjadi sebuah universitas, UNNES harus
bersedia menjawab setiap tantangan agar tidak tersingkir dalam persaingan dunia
pendidikan yang semakin ketat baik di tingkat nasional maupun internasional.
Sebagai lembaga pendidikan tinggi, UNNES memiliki peranan penting dalam
masyarakat, tidak hanya sebagai pendidik bagi pemimpin-pemimpin di masa
depan tetapi juga berpartisipasi aktif dalam pemecahan masalah-masalah baik di
bidang sosial, ekonomi maupun lingkungan. Didukung letak dan topografi serta
potensi sumber daya alam hayati yang dimiliki, UNNES merupakan sebuah situs
bagi pelestarian sumberdaya alam dan ekosistem melalui pengembangannya
menuju “Universitas Konservasi” (Renstra Unnes 2010-2014)
Secara geografis, UNNES terletak di daerah pegunungan dengan topografi
yang beragam. Secara administratif, lokasi UNNES termasuk bagian dari wilayah
kecamatan Gunungpati Kota Semarang yang sejak dulu telah difungsikan sebagai
area resapan air guna menjaga siklus hidrologi dan penyedia air bagi kehidupan
daerah kota Semarang. Fungsi ini perlu untuk terus dijaga agar tidak terjadi
bencana dan utamanya krisis air di kawasan Semarang dan sekitarnya. Lokasi
kampus UNNES yang berada di daerah perbukitan dan dikelilingi beberapa tipe
habitat seperti hutan, sawah, ladang, kebun campuran, dan pemukiman memiliki
tingkat
Keanekaragaman hayati (biodiversity) baik flora maupun fauna yang relatif
tinggi. Selain itu, kawasan perbukitan ini sangat memungkinkan untuk
10
dimanfaatkan dan didayagunakan bagi pengembangan sumber-sumber energi
terbarukan seperti air, angin dan sinar matahari.
Dalam upaya meneguhkan diri menjadi sebuah universitas konservasi,
UNNES telah melakukan beberapa program, antara lain adalah gerakan
penghijauan kampus, pengembangan ”Taman Keanekaragaman Hayati” (Taman
Kehati), gerakan penggunaan moda transportasi non bahan bakar fosil (non-fosil-
fuel driven vehicle), pemilahan sampah, pengelolaan sampah organik menjadi
kompos, melakukan inventarisasi awal flora dan fauna khususnya burung dan
kupu-kupu, penangkaran kupu-kupu, melakukan pendidikan konservasi,
pengelolaan administrasi akademik di UNNES dari sistem lama yang berjalan
secara stand alone dan melalui jaringan komputer terbatas di tingkat universitas
ke sistem baru berbasis web yang bernama Sikadu.
Mewujudkan konsep kampus ramah lingkungan, eko kampus, kampus
berkelanjutan, kampus konservasi atau istilah-istilah lainnya yang sebenarnya
memiliki prinsip yang sama, yaitu berwawasan lingkungan, maka perlu didukung
oleh setiap civitas akademika yang ada di dalamnya. Merujuk pada pengertian
kampus dan kawasan konservasi, maka kampus atau universitas konservasi adalah
sebuah univeritas yang dalam pelaksanaannya sebagai tempat aktivitas
pendidikan berlangsung tetap mengacu pada prinsip perlindungan, pengawetan,
dan pemanfaatan secara lestari, sumber daya alam dan seni budaya, serta
berwawasan lingkungan. Pada dasarnya kampus konservasi merupakan bentuk
turunan dari konsep kampus berkelanjutan. Intinya kampus konservasi yang
mengacu pada asas pembangunan berkelanjutan berarti kampus tersebut harus
dapat menyelaraskan aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi sehingga tercipta
kampus yang ramah lingkungan tapi tetap produktif dengan suasana kampus yang
nyaman untuk beraktivitas (Phramesti dan Yuliastuti, 2013).
Cita-cita menjadi sebuah “Universitas Konservasi” bagi UNNES untuk jangka
panjang perlu dikembangkan selain untuk menjaga keseimbangan tata guna lahan
seiring dengan pembangunan sarana dan prasarana kampus agar tidak terjadi
kerusakan lingkungan juga untuk terwujudnya kelestarian sumberdaya alam
hayati serta keseimbangan ekosistem. Guna mewujudkan UNNES sebagai
“Universitas Konservasi” diperlukan jaminan dan komitmen yang kuat bagi
keberlanjutan program-program yang sudah dilakukan sebelumnya, khususnya
yang mencakup tiga unsur kegiatan konservasi yang saling berkaitan, yaitu
11
melindungi dan menyelamatkan keanekaragaman hayati (saving), mengkaji
keanekaragaman hayati (studying), dan memanfaatkan keanekaragaman hayati
(using).
Program-program yang telah dilaksanakan oleh UNNES saling mendukung
untuk mewujudkan UNNES menjadi Universitas Konservasi. Hal tersebut dinilai
sudah baik karena tidak ada program yang telah dilaksanakan tidak sesuai dengan
visi atau pun misi UNNES sebagai Universitas Konservasi. Pada tahun 2010
program-program yang dilaksanakan merupakan program-program dalam tahap
awal menuju Universitas Konservasi. Hal itu dilakukan karena pada tahun 2010
merupakan tahun awal dalam penyelenggaraan UNNES sebagai Universitas
Konservasi yang masih menumbuhkan perubahan-perubahan kecil secara
bertahap untuk melihat dukungan baik dari pihak internal UNNES maupun pihak
eksternal UNNES.
12
Wawasan konservasi merupakan system yang memberi arah dan memandu
sikap serta perikalu dalam mengerjakan sesuatu, yaitu sesuatu yang layak diplih
dengan sikap dan komitmen untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
membangun manusia serta kemanusiaannya. Kegiatan konservasi pada dasarnya
mencakup tiga unsur kegiatan yang saling terkait, yaitu melindungi dan
menyelamatkan (saving), mengkaji (studying), dan memanfaatkan (using).
Strategi pengembangan UNNES 2040 mengacu pada ketiga hal tersebut.
Tekad kuat diwujudkan melalui realisasi program kegiatan berkelanjutan
dalam rangka mempertahankan nilai dan karakter unggul, seni dan budaya luhur
dan pengelolaan SDA dan lingkungan yang menjadi modal bagi bangsa yang
bermartabat dengan kemampuan daya saing tinggi. Nilai dan karakter unggul
UNNES adalah inspiratif, humanis, peduli, inovatif, kreatif , sportif, jujur, adil,
bebas dari narkoba,bebas dari pergaulan bebas, bebas dari plagiasi, dan cinta
tanah air.
Pengelolaan SDA dan lingkungan penting dilakukan dengan bijaksana karena
Indonesia merupakan Negara dengan kekayaan SDA yang melimpah baik hayati
maupun non hayati dengan berbagai permasalahan lingkungan yang terjadi.
Pemanfaatan secara berkelanjutan bagi kesejahteraan manusia hanya dapat
diwujudkan bila pengelolaan SDA dilakukan secara komprehensif.
13
g) Upaya pengelolaan SDA secara bijaksana dan tidak menimbulkan masalah
lingkungan, serta upaya mengatasi permasalahan lingkungan yang telah ada
menjadi program strategis dan prioritas UNNES dengan tingkat keberhasilan
yang harus dapat diukur.
14
pertumbuhan dan perkembangan gerakan-gerakan radikal; meningkatkan
kecintaan tanah air melalui kegiatanbela negara, dan meningkatkan jumalh kader
konseravsi yang kompeten dan mampu memberikan kontribusinya kepada
masyarakat internal dan eksternal kampus.
15
UNNES minimum waste. Bentuk dukungan terhadap program ini berupa rencana
aksi/masterplan dan prasarana transportasi ramah lingkungan didalam kampus.
Konsekuensi logis dari upaya meminimalkan polusi, UNNES membangun dan
menyediakan sarana serta prasarana (sarpras) yang diperlukan seperti kendaraan
bebas/minimal polusi dan bangunan IPAL. Unnes mengelola limbah melalui
program reduce, reuse, dan recycle (3R). Identifikasi limbah dan pengelolaannya,
masterplan dan pilot project pengembangan digitalisasi pengelolaan sampah
anorganik terintegrasi bidang akademik, serta masterplan dan pilot project
pengembangan pengelolaan sampah organik berbasis teknologi menjadi
pengembangan pengelolaan sampah organik berbasis teknologi menjadi prioritas
tema penelitian bagi komunitas akademik UNNES periode 2016-2020. Program
menuju UNNES minimum waste dirancang sebagai bentuk kongkrit khususnya
bagi mahasiswa dalam memberikan kontribusinya menangani masalh sampah
melalui recycle sampah anorganik. Pengelolan sampah digital dihrapkan menjadi
satu cara penanaman mindset dan peningkatan kemampuan pengelolaan sampah
selama 4 tahun belajarbdi kampus UNNES
16
UNNES pada bidang konservasi melalui pemeringkatan UI Green Metric dengan
target peringkat 3 nasional.
17
BAB III
PENUTUP
1. SIMPULAN
Jika secara harfiah konservasi berasal dari bahasa inggris yakni
“conservation” yang artinya pelestarian atau perlindungan. Menurut Rijksen
(dalam hasbullah), konservasi merupakan bentuk evolusi kultural atau perubahan
budaya. Konservasi ialah suatu upaya pelestarian lingkungan akan tetapi masih
memperhatikan manfaat yang bisa didapatkan pada saat itu dengan cara tetap
mempertahankan suatu keberadaan setiap komponen-komponen lingkungan
untuk pemanfaatan di masa yang akan datang. Konservasi dalam pengertian
sekarang, sering diterjemahkan sebagai the wise use of nature resource
(pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana).
Landasan filosofis dalam konservasi merujuk pada peranan manusia sebagai
makhluk hidup yang berakal, memegang peran utama dialam ini diharapkan untuk
bisa menjaga, mengolah, dan memanfaatkan alam beserta isinya untuk memenuhi
kebutuhan. Landasan yuridis dalam konservasi tertuang dalam Undang-Undang
Nomor 5 tahun 2020 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
ekosistemnya (Pasal 1:2) yang menyebutkan bahwa konservasi sumber daya alam
hayati adalah pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya
dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya
dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan
nilainya.
Dalam upaya meneguhkan diri menjadi sebuah universitas konservasi,
UNNES telah melakukan beberapa program, antara lain adalah gerakan
penghijauan kampus, pengembangan ”Taman Keanekaragaman Hayati” (Taman
Kehati), gerakan penggunaan moda transportasi non bahan bakar fosil (non-fosil-
fuel driven vehicle), pemilahan sampah, pengelolaan sampah organik menjadi
kompos, melakukan inventarisasi awal flora dan fauna khususnya burung dan
kupu-kupu, penangkaran kupu-kupu, melakukan pendidikan konservasi,
pengelolaan administrasi akademik di UNNES dari sistem lama yang berjalan
secara stand alone dan melalui jaringan komputer terbatas di tingkat universitas
ke sistem baru berbasis web yang bernama Sikadu.
18
2. SARAN
Kami menyadari, dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan kesalahan baik dari segi isi, tata bahasa, sistematika, maupun
sumbernya. Karena kami menyadari, tak ada gading yang tak retak.
Kami membuka sebesar-besrnya kritik dan saran dari para pembaca, semoga
dapat memperbaiki kesalahan penyusunan makalah ini. Dan atas kritik dan saran
yang diberikan, kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih.
19
DAFTAR PUSTAKA
https://alamendah.org/peraturan-hukum/undang-undang/uu-no-5-tahun-1990-
tentang-konservasi-sumber-daya-alam-hayati-dan-ekosistem/
http://blog.unnes.ac.id/mulimmatul/2015/11/21/20/
https://www.gurupendidikan.co.id/konservasi/
iv