Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KLASIFIKASI ALIRAN SERAGAM DAN BERUBAH

PENYUSUN :
ERIDHITA KRISTHYA DEVIANTI (03117034)
CINDY AQ’TAVIA (03117028)
YUNIA MAULIDIA (03117026)
ITA ZEFTIN TRISNAWATI (03117036)
ELISA VEBIOLA SIBARANI (03117028)
GANANG ILHAM GUTOMO (03117032)

MEKANIKA FLUIDA
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
SURABAYA
2019
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat-Nyalah kami dapat
menyelesaikan tugas makalah mekanika fluida ini dengan tepat pada waktunya yang berjudul
“klasifikasi aliran seragam dan berubah”.

Dalam penulisan makalah ini kami pun menyadari banyak kekurangan dan kesalahan
oleh karena itu, kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini masih belum
sempurna dan kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari dosen serta teman-teman yang
sifatnya membangun guna lebih sempurnanya makalah ini.

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Surabaya,  02 Juli 2019

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
 
1.1 Latar Belakang
Aliran seragam merupakan aliran yang tidak berubah menurut tempat. Konsepaliran
seragam dan aliran kritis sangat diperlukan dalam peninjauan aliran berubahdengan cepat
atau berubah lambat laun. Perhitungan kedalaman kritis dan kedalamannormal sangat
penting untuk menentukan perubahan permukaan aliran akibat gangguan pada aliran.
Gangguan tersebut dapat merupakanbangunan-bangunan airyang memotong aliran
sungai. didalam makalah ini akan dibahas aliran seragam dankedalaman normal. Agar
mahasiswa memahami penggunaan persamaan-persamaanaliran seragam, di akhir suatu
pokok bahasan diberi contoh soal dan latihan yang berupapekerjaan rumah dan dibahas
pada awal kuliah berikutnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi aliran seragam?
2. Apa kegunaan aliran seragam?
3. Bagaimana persamaan chezy dan manning?
4. Bagaimna penentuan koefisien kekerasan?
1.3 Tujuan
1. mahasiswa mampu memahami terbentuknya aliran seragam danpersamaan-
persamaannya yangdapat digunakan.
2. mahasiswa mampu menerapkan persamaan- persamaan aliran seragam dalam
menghitung kedalaman aliran untuk suatu debit tertentu.
BAB II
ISI

A. Terbentuknya Aliran Seragam


1. Defenisi Aliran Seragam
Aliran seragam merupakan aliran yang tidak berubah menurut tempat atau
aliran yang terjadi apabila kedalaman aliran sama pada setiap penampang saluran,
suatu aliran seragan dapat bersifat tunak atau tidak tunak, tergantung apakah
kedalamannya berubah sesuai dengan perubahan waktu.
Aliran seragam yang mantap (steady uniform flow) adalah jenis pokok aliran
yang digunakan dalam analisis hidrolika saluran terbuka. Kedalaman aliran tidak
berubah selama suatu waktu tertentu yang telah diperhitungkan. Penetapan bahwa
suatu aliran bersifat seragam yang tidak mantap (unsteady uniform flow) harus
dengan syarat bahwa permukaan air berfluktuasi sepanjang waktu dan tetap sejajar
dasar saluran.
Aliran berubah (varied flow) adalah aliran yang terjadi bila kedalaman aliran
berubah disepanjang saluran.

2. Kualifikasi Aliran Seragam


Aliran seragam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Kedalaman, luas basah, kecepatan dan debit pada setiap penampang pada
bagian saluran yang lurus adalah konstan;
b. Garis energi muka air dan dasar saluran saling sejajar berarti kemiringannya
sama.
Aliran memiliki kecepatan konstan pada setiap titik di penampang saluran di
dalam bagian saluran yang lurus. Dengan kata lain distribusi kecepatan
dipenampang saluran tidak berubah dibagian sungai yang lurus.. suatu pola
distribusi kecepatan yang stabil dapat dicapai bila telah dikembangkan secara
penuh atau disebiut dengan lapisan batas.
Aliran seragam dianggap sebagai suatu aliran tunak (steady flow) karena
aliran seragam taktunak dalam praktek tidak pernah ada. Pada sungai alam, aliran
seragam tunak bahkan jarang terjadi, sebab karena sungai dan alur air dalam
keadaan asli jarang terdapat dalam keadaan aliran seragam secara mutlak, untu
perhitungan aliran disungai sering dipakai anggapan bahwa aliran dalam keadaan
seragam.
Aliran seragam tidak dapat terjadi dalam keadaan kecepatan yang sangat
tinggi yang biasanya disebut ultra cepat (ultrarapid). Sebab itu bila aliran seragam
mencapai kecepatan tinggi tertentu akan menjadi sangat taktunak. Kecepatan
aliran yang lebih tinggi kadang-kadang menyerap udara dan menjadi taktunak.
Seperti telah diuraikan bahwa aliran seragam adalah aliran yang tidak berubah
menurut tempat. Terdapat dua kriteria utama untuk aliran seragam yaitu :
a. Kedalaman aliran
Luas penampang, penampang basah, dan debit aliran pada setiap
penampang dari suatu panjang aliran adalah tetap.
b. Garis energi
Garis permukaan aliran, dan sasar saluran sejajar, dan ini berarti bahwa
kemiringan
garis energi (if), garis permukaan air (iw) dan dasar saluran (ib) adalah sama
atau :
if= iw = ib
Ditinjau dari perubahan terhadap waktu maka aliran dapat berupa aliran
tetap dimana :

atau aliran tidak tetap dimana :

Tetapi di dalam kenyataannya aliran seragam tidak tetap tidak pernah


terjadi, maka yang dimaksud disini aliran seragam adalah aliran seragam
tetap.

3. Pembentukan Aliran Seragam


Bila air mengalir dalam saluran terbuka, air akan mengalami hambatan saat
mengalir ke hilir atau apabila aliran terjadi di dalam suatu saluran, hambatan akan
menghadang aliran air dari hulu ke hilir. Hambatan tersebut berlawanan dengan
komponen gaya gravitasi di arah aliran. Hambatan ini biasanya dilawan oleh
komponen gaya berat yang bekerja dalam air dalam arah geraknya. Aliran
seragam akan terjadi bila hambatan ini seimbang dengan gaya berat atau gravitasi.
Hal ini dapat dijelaskan dengan gambar 3.1 sebagai berikut :

Gambar 3.1. Sket keseimbangan gaya – gaya di


dalam aliran seragam

Keseimbangan gaya–gaya yang bekerja pada bagian


kecil aliran sepanjang Δx dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Σ Fx = 0
P1 – P2 + G sin θ - τz Δx Δy = 0 ................................... (3.1)

Karena kedalaman air (y – z) tetap maka besarnya gaya–gaya hidrostatik


P1 – P2 = ½ γ (y – z)2 hanyaberlawanan arah maka gaya–gaya tersebut saling
menghapus satu sama lain, sehingga persamaan (3.3) menjadi :
G sin θ - τz Δx Δy = 0 ................................................. (3.2)

karena G = ρ g Δx Δy (y – z)
maka persamaan (2) menjadi :
ρ g Δx Δy (y – z) sin θ - τz Δx Δy = 0 ............................ (3.3)

Apabila dibagi Δx Δy persamaan (3) menjadi :


τz = ρ g (y – z) sin θ
atau :
τz = ρ g ib (y – z) ............................................................. (3.4)
dimana :
sin θ = ib
τz = tegangan geser pada elevasi (y-z) dari permukaan air
Apabila pada elevasi (y-z) besarnya tegangan geser
τz = ρ g ib (y – z), maka tegangan geser pada dasar
saluran dapat dicari dengan menggunakan
persamaan tersebut untuk harga z = 0, sehingga :
τb = ρ g ib h atau τb = ρ g h ib .......................................... (3.5)

Dimana :
τb = tegangan geser pada dasar saluran (kg/m.det2)
h = kedalaman air (m)
ib = kemiringan dasar saluran (m/m)
ρ = berapa tan air (kg/cm3)
g = gaya gravitasi (m/det2)

Untuk aliran di dalam saluran lebar sekali (wide channel) dimana


R = h, maka tegangan geser pada dasar saluran dapat dinyatakan sebagai
berikut :

τb = ρ g R ib .................................................................... (3.6)

Untuk aliran seragam dimana ib = if persamaan (3.6)


dapat diubah menjadi :

τb = ρ g R if .................................................................... (3.7)

atau :
dimana :
U* = kecepatan geser aliran
U*2 = g R if
τb = ρ U*2 ...................................................................... (3.8)

Dari persamaan (3.7) dan (3.8) tampak bahwa besarnya hambatan (tegangan
geser) tergantungpada kecepatan aliran. Untuk melihat lebih jelas terjadinya aliran
seragam dapat diambil contoh suatu aliran dari suatu tandon (reservoir) yang
memasuki suatu saluran panjang dengan kemiringan tertentu seperti tampak pada
Gb. 3.2.
Gambar 3.2. Terjadinya aliran seragam di dalam saluran
dengan kondisi kemiringan yang berbeda – beda

Pada waktu air memasuki saluran secara perlahan–lahan, kecepatan aliran


berkurang dan oleh karenanya besarnya tahanan juga berkurang. Pada saat
tahanan menjadi lebih kecil daripada komponen gaya berat maka akan terjadi
percepatan di saat memasuki saluran atau di bagian hulu saluran. Sesudah itu
secara lambat laun kecepatan dan tahanan bertambah besar sampai terjadi
keseimbangan antara tahanan dan gaya berat. Pada keadaan ini aliran seragam
terjadi. Pada bagian hulu dimana terjadi percepatan disebut zona transisi (Gb. 3.2.)
4. Menyatakan Kecepatan Aliran Seragam
Kecepatan rata-rata aliran seragam turbulen dalam saluran terbuka biasanya
dinyatakn dalam perkiraan yang dikenal dengan rumus aliran seragam (Iuniform
flow formula). Untuk keperluan praktis, aliran dalam saluran akan dapat dianggap
seragam dalam keadaan normal, yaitu bila tidak terjadi banjir atau aliran berubah
yang jelas tampak akibat ketidakteraturan saluran. Dalam penerapan rumus aliran
seragam untuk saluran alam, dapat dipahami bahwa hasilnya sangat kasar karena
keadaan aliran lebih banyak ntergantung pada faktro-faktor yang tak diketahui
secara tepat daripada yang akan terdapat dalam saluran buatan umumnya.
Suatu pendekatan lain untuk menentukan kecepatan disaluran alam telah
dicoba ole toebes. Dalam pemdekatan ini ditetapkan analisa hubungn berganda
terhadap faktor-faktor yang jelas mempengaruhi.[kecepatan dalam suatu saluran
aluvial: luas basah, kecepatan maksimum dipermukaan, keliling bsah, kedalaman
maksimum, kemiringan muka air, koefisien kekasaran dan temperatur airr. Cara
ini memungkinkan untuk mengevaluasi pengaruh masing-masing variabel
terhadap besarnya kecepatan. Bila dilakukan evaluasi semacam ini, kecepatan
pada kondisi tertentu bagi variabel-variabel sama dengan jumlah aljabar dari
tingkat pengaruh setiap variabel tersebut terhadap kecepatannya. Namun hal ini
hanya berlaku bagi aliran didalam daerah geografis dimana anlisa ini dibuat, jadi
pemakainnya tidak bersifat umum.

Untuk perhitungan hidrolik kecepatan rata–rata dari aliran turbulen di dalam


saluran terbuka biasanya dinyatakan oleh suatu rumus aliran seragam. Persamaan
yang paling praktis dapat dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut:
V = C Rx iy
dimana :
V = kecepatan rata–rata
C = faktor hambatan aliran
R = jari–jari hidrolik
if = kemiringan garis energi

Untuk aliran seragam if = iw = i0


iw = kimiringan permukaan air
i0 = kemiringan dasar saluran
Persamaan tersebut menyatakan bahwa kecepatan aliran tergantung pada jenis
hambatan (C), geometri saluran (R) dan kemiringan aliran

dimana ΔH adalah perbedaan tinggi energi di hulu dan di hilir.

Persamaan tersebut dikembangkan melalui penelitian di lapangan.


B. Persamaan Chezy Dan Manning
1. Rumus Chezy
Pada awal tahun 1769 seorang insinyur Perancis bernama Antonius Chezy
mengembangkan mungkin untuk pertama kali perumusan kecepatan aliran yang
kemudian dikenal dengan rumus Chezy.
Seperti yang telah diketahui, bahwa perhitungan untuk aliran melalui saluran
terbuka hanya dapat dilakukan dengan menggunakan rumus-rumus empiris,
karena adanya banyak variabel yang berubah. Untuk itu berikut ini disampaikan
rumus-rumus empiris yang banyak digunakan untuk merencanakan suatu saluran
terbuka.
Chezy berusaha mencari hubungan bahwa zat cair yang melalui saluran
terbuka akan menimbulkan tegangan geser (tahanan) pada dinding saluran, dan
akan diimbangi oleh komponen gaya berat yang bekerja pada zat cair dalam arah
aliran. Di dalam aliran seragam, komponen gaya berat dalam arah aliran adalah
seimbang dengan tahanan geser, dimana tahanan geser ini tergantung pada
kecepatan aliran. Setelah melalui beberapa penurunan rumus, akan didapatkan
persamaan umum :

Dimana :
V = kecepatan rata–rata (m/det)
R = jari – jari hidrolik (m)
if = kemiringan garis energi (m/m)
C = suatu faktor tahanan aliran yang disebut koefisien Chezy (m2/det)

Harga C tergantung pada kekasaran dasar saluran dan kedalaman aliran atau
jari–jari hidrolik.
Berbagai rumus dikembangkan untuk memperoleh
harga C antara lain :

Ganguitlef aunt Kutter (1869)


dimana :
n = koefisien kekasaran dasar dan dinding saluran
R = jari–jari hidrolik
S = kemiringan dasar saluran

Bazin pada tahun 1897 melalui penelitiannya menetapkan harga C sebagai berikut

Dimana :
m = koefisien Bazin
R = jari-jari hidrolik

Masih banyak rumus-rumus yang lain untuk menetapkan harga koefisien C


melalui penelitianpenelitian di lapangan dimana semua menyatakan bahwa
besarnya hambatan ditentukan oleh bentuk kekasaran dinding dan dasar saluran,
faktor geometri dan kecepatan aliran.
2. Rumus manning (1889)

Rumus Manning yang banyak digunakan pada pengaliran di saluran terbuka,


juga berlaku untuk pengaliran di pipa. Rumus tersebut mempunyai bentuk:

Atau

Dimana :
V = kecepatan aliran (m/det)

n = angka kekasaran Manning

R = Jari – jari hidrolik (m)

if = kemiringan garis energi (m/m)

Dengan n adalah koefisien Manning dan R adalah jari-jari Hydraulik, yaitu


perbandingan antara luas tampang aliran A dan keliling basah P

Apabila dihubungkan Persamaan Chezy dan Persamaan Manning akan diperoleh


hubungan antara koefisien Chezy (C) dan koefisien Manning (n) sebagai berikut :

C. Estimasi Koefisien Kekasaran


1. Penentuan Koefisien Kekasaran Manning
Untuk sekedar tuntutan bagi penentuan yang wajar mengenai koefisien kekasaran
akan dibahas 4 pendekatan umum:
a) Memahami faktor-faktor yang mempengaruhi nilai n dan hal ini
memerlukan suatu penegetahuan dasar menegenai persoalannya dan kadar
perkiraannya;
b) Mencocokkan tabel dari nilai-nilai n untuk berbagai tipe saluran;
c) Memeriksa dan dan memahami sifat beberapa saluran yang koefisien
kekasarannya telah diketahui;
d) Menentukan nilai n dengan cara analitis berdasarkan distribusi kecepatan
teoritis pada penampang saluran dan data pengukuran kecepatanmaupun
pengukuran kekasaran.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kekasaran Manning


a) Kekasaran Permukaan
Secara umum butiran halus pada permukaan memiliki nilai n (koefisien
keksasaran) yang rendah, sedangkan butiran kasar memilki nilai n
(koefisien keksasaran) yang tinggi.
b) Tetumbuhan
Tetumbuhan dapat digolongkan kedalam jenis kekasaran permukaan,
tetapi juga dapat memeperkecil kapasitas saluran dan mengahambat aliran.
Efeknya terutama tergantung tinggi, kerapatan, distribusi dan jenis
tetumbuhan, dan hal ini sangat penting dalam perancangan saluran
pembuangan yang kecil.
c) Ketidakteraturan Saluran
Ketidakteraturan saluran baik itu slauran alami maupun saluran buatan
menandakan kekasaran sebagai tambahan dari yang ditimbulkan oleh
kekasaran permukaan dan faktor-faktor lainnya.
d) Trase Saluran
Kelengkungan yang landai dengan garis tengah yang besar engakibatkan
nilai kekasaran permukaan yang relatif rendah, sedangkan kelengkungan
yang tajam dengan belokan-belokan yang patah akan memperbesar nilai
koefisien kekasaran.
e) Pengendapan dan Penggerusan
Pengendapan dapat mengubah saluran yang tidak beraturan menjadi
beraturan dan memperkecil nilai n (kekasaran permukaaan), sedangkan
penggerusan dapat berakibat sebaliknyadan mememperbesar n. namun
sifat utama dari penegendapan dapat dilihat dari sifat alamiahnya.
f) Hambatan
Adanya balok sekat pilar jembatan dan sejenisnya akan cenderung
memperbesar n. besarnya kenaikan ini tergantung pada sifat alamiah
hambatn, ukuran, bentuknya dan banyaknya penyebabnya.
g) Ukuran dan Bentuk Saluran
Belum ada bukti nyata bahwa ukuran dan bentuk saluran menjadi faktor
penting yang mempengaruhi nilai n. Perbesaran jari-jari hidrolik dapat
memperbesar maupun memperkecil n, tergantung pada keadaan saluran.
h) Taraf Air Dan Debit
Nilai n pada saluran umumnya berkurang jika taraf air dan debitnya
bertambah. Bila air rendah, ketidakteraturan dasar saluran akan menonjol
dan efeknya kelihatan. Namun nilai n dapat pula diperbesar pada taraf air
tinggi bila dinding saluran kasar berumput.
i) Perubahan Musiman
Akibat pertumbuhan musiman dari tanaman-tanaman air, rumput, willow
dan semak-semak di saluran atau tebing, nilai n dapat bertambah pada
musim semi dan berkurang pada musim dingin.perubahan musiman ini
dapat menimbulkan perubahan faktor-faktor lainnya.
j) Endapan Melayang dan Endapan Kasar
Bahan-bahan yang melayang dari endapan kasar, baik yang bergerak
maupun tidak bergerakakan menyerap energi, menyebabkan keholangan
tinggi energi atau memperbesar kekasaran saluran
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Aliran seragam mempunyai kedalaman air dan kecepatan aliran yang sama
disepanjang aliran. Kedalaman aliran disebut kedalaman normal.
2. Aliran seragam terbentuk apabila besarnya hambatan diimbangi oleh gaya
gravitasi.
3. Perhitungan kedalaman pada aliran seragam dapat dilakukan dengan
menggunakan persamaan manning atau persamaan chezy.

Anda mungkin juga menyukai