Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH EFEK RUMAH KACA

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas karya tulis kami yang berjudul : “Efek Rumah Kaca
terhadap Lingkungan “ dengan baik dan lancar.

Terselisaikannya karya tulis ini, tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh
karena itu, tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Bambang Ermawan, selaku kepala SMA Negeri 1 Kalidawir yang telah memberikan
izin kepada kami untuk membuat karya tulis ini.

2. Ibu Windy Wahyuningsih, S.Pd, selaku guru Bahasa Indonesia yang telah membimbing kami,
sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.

3. Teman-teman yang telah membantu kami dalam menyelesaikan karya tulis ini dengan baik.

Upaya kami ini bagai setetes air ditengah samudra dunia pendidikan nasional. Namun, kami selalu
mengharap apa yang kami perbuat dapat turut serta menyukseskan tujuan pendidikan nasional demi
kemajuan bangsa.

Kami menyadari bahwa karya tulis ini masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh karena
itu, kritik dan saran kami harapkan demi kesempurnaan karya tulis ini.

Akhir kata semoga hasil karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi penyusun
khususnya.

Kalidawir, Mei 2010

Penyusun

Abstrak

Efek Rumah kaca dapat divisualisasikan sebagai sebuah proses. Pada kenyataanya, di lapisan
atmosfer terdapat selimut gas. Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca.
Panas matahari masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang
pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi
gelombang panjang. Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa
menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah
kaca di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk
menghangatkan rumah kaca.

Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di
atmosfer (Gas Rumah Kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas matahari
yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula. Pemanasan global dan perubahan
iklim merupakan dampak dari efek rumah kaca.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apa pengertian dari efek rumah kaca? Bagaimana
proses terjadinya efek rumah kaca? Apa yang menjadi penyebab terjadinya efek rumah kaca? dan
apa akibat dari efek rumah kaca terhadap lingkungan?

Sedangkan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah efek rumah kaca ini
telah terjadi, dan penyebab terjadinya efek rumah kaca terhadap lingkungan.

Dari hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan bahwa efek rumah kaca menyebabkan kenaikan
suhu bumi, sehingga mempengaruhi iklim secara global. Namun, efek rumah kaca juga berdampak
positif, seperti tetap berlangsungnya kegiatan pertanian pada musim dingin oleh orang-orang Eropa.

Sebagai saran, Penggunaan emisi gas karbon dioksida, mobil-mobil yang boros bahan bakar
sebaiknya lebih diefisienkan, mengganti bahan bakar minyak dengan tenaga tata surya yang ramah
lingkungan dan penghijauan kembali hutan-hutan yang sudah ditebang untuk mengurangi kadar
karbondioksida.

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Di era globalisasi ini,mungkin kita menduga udara yang akhir-akhir ini di bumi semakin hari semakin
panas kita rasakan. Suhu pun tidak stabil. Cuaca yang tidak menentu membuat kehidupan di muka
bumi ini terancam. Pembangunan gedung-gedung besar dan tinggi serta pembabatan hutan secara
liar merupakan salah satu penyebab semakin panasnya suhu bumi, karena tidak seimbangnya kadar
karbon dioksida di udara dengan polusi yang ditimbulkan oleh msin-mesin industri, asap kendaraan
bermotor, dan lain-lain. Hal tersebut bukanlah suatu masalah yang mesti kita risaukan. Mana
mungkin tindakan dari satu atau dua orang makhluk hidup bisa mengganggu kondisi planet bumi
yang maha besar ini. Mungkin itu semua yang ada dipikiran kita.

Sejak revolusi industri tahun 1750, industrialisasi di dunia – khususnya di Eropa terus meningkat. Ini
menyebabkan kadar gas yang berbahaya semakin tajam. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
membuat orang lupa akan kelestarian lingkungannya, namun seiring dengan itu usaha-usaha
perbaikan lingkungan pun juga gencar dilaksanakan.
B. Tujuan Penelitian

Tujuan secara umum diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh manakah efek
rumah kaca ini telah terjadi? Dan penyebab pastinya apa? Semua ini masih merupakan tanda tanya
bagi manusia karena sampai sekarang manusia belum mendapatkan penyabab pasti dari efek rumah
kaca ini dan manusia juga mau mencari kebenaran mengenai efek rumah kaca yang akan dialami
oleh manusia itu sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan disekitarnya. Jika efek rumah kaca ini
terjadi maka akibat yang ditimbulkan bukan hanya dialami oleh manusia saja, tetapi juga semua
makhluk hidup disekitarnya, seperti meningkatnya suhu di permukaan bumi menyebabkan
kekeringan, dengan demikian akibat dari kekeringan ini selain dialami manusia juga oleh hewan dan
tumbuhan dimana tumbuhan akan menjadi kayu karena kekurangan air atau dan sebagainya. Oleh
karena itu, melalui penelitian ini diharapkan agar manusia dapat lebih mencegah aktivitas yang
dapat menyebabkan terjadinya efek rumah kaca seperti mengadakan kegiatan rumah kaca,
pembakaran zat-zat yang dapat menyababkan suhu di permukaan bumi meningkat, dll.

C. Batasan Masalah

Makalah ini menjelaskan tentang efek rumah kaca terhadap lingkungan antara lain pengertian dari
efek rumah kaca, bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca, apa yang menjadi penyebab
terjadinya efek rumah kaca, apa akibat dari efek rumah kaca terhadap lingkungan dan apakah usaha
yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca.

D. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari efek rumah kaca?

2. Bagaimana proses terjadinya efek rumah kaca?

3. Apa yang menjadi penyebab terjadinya efek rumah kaca?

4. Apa akibat dari efek rumah kaca terhadap lingkungan?

5. Apakah usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi efek rumah kaca?

E. Metode Penelitian

Pada penyusunan karya tulis ini, penyusun menggunakan beberapa metode, yaitu :
1. Metode study kepustakaan adalah dengan membaca berbagai sumber yang relevan dan
mencari masalah tersebut lewat internet.

2. Metode dokumentasi adalah melalui metode yang berisi laporan-laporan, catatan-catatan dan
arsip-aesip maupun data lain yang menunjang.

Bab II

Landasan Teori

A. Pengertian Efek Rumah Kaca

Efek merupakan suatu resiko yang ada positif dan negatifnya yang diterima setelah melakukan suatu
hal.

Rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Panas matahari masuk ke bumi
dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh
bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang. Namun, panas
yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan
terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca (green house) di pertanian,
ruangan kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan/menstabilkan suhu dalam
rumah kaca.

Rumah kaca dalam arti harfiah yaitu adanya gedung-gedung bertingkat di kota besar yang
dindingnya menggunakan kaca sehingga memantulkan panas matahari kembali ke atmosfer bumi.

Sartain menyatakan yang dimaksud lingkungan meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan
cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan, perkembangan atau life
processes.

Pihak NASA telah mengemukakan bahwa efek dari rumah kaca sebenarnya bukanlah dari
pemanasan global ini karena pemanasan global mampu diredam dengan memperbanyak
penanaman pohon di sekitar area yang terjadi efek rumah kaca . Tetapi efek sebenarnya adalah "
serangan meteor yang akan menghujam bumi " . Karena menurut NASA sekitar jutaan meteor
menghujam bumi setiap tahunnya, dan semuanya terbakar habis di atmosfer. Namun setelah
penelitian selama 10 tahun , kadar lapisan atmosfer bumi terus menurun secara drastis, dan
diperkirakan 6 - 10 tahun ke depan bumi akan terbuka lebar oleh serangan-serangan batu meteor-
meteor yang tidak akan mampu lagi ditahan oleh atmosfer bumi karena atmosfer bumi terus
menipis.

Istilah Efek Rumah Kaca (green house effect) berasal dari pengalaman para petani di daerah iklim
sedang yang menanam sayur-mayur dan bunga-bungaan di dalam rumah kaca. Yang terjadi dengan
rumah kaca ini, cahaya matahari menembus kaca dan dipantulkan kembali oleh benda-benda dalam
ruangan rumah kaca sebagai gelombang panas yang berupa sinar infra merah. Namun gelombang
panas itu terperangkap di dalam ruangan kaca serta tidak bercampur dengan udara dingin di
luarnya. Akibatnya, suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi daripada di luarnya. Inilah gambaran
sederhana terjadinya efek rumah kaca (ERK).

Pengalaman petani di atas kemudian dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir.
Lapisan atmosfer terdiri dari, berturut-turut: troposfer, stratosfer, mesosfer dan termosfer: Lapisan
terbawah (troposfer) adalah yang yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca. Sekitar 35% dari
radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang bergelombang
pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Sedangkan lainnya
dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan partikel.
Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfer. Di dalam troposfer ini, 14 % diserap oleh uap air, debu,
dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37%
merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam
lapisan troposfer oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap
sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.

Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa
uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam
lapisan troposfer dan oleh karenanya, suhu udara di troposfer dan permukaan bumi menjadi naik.
Terjadilah efek rumah kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca.

Seandainya tidak ada efek rumah kaca, suhu rata-rata bumi akan sekitar minus 180 C terlalu dingin
untuk kehidupan manusia. Dengan adanya efek rumah kaca, suhu rata-rata bumi 330 C lebih tinggi,
yaitu 150C. Jadi, efek rumah kaca membuat suhu bumi sesuai untuk kehidupan manusia.

Namun, ketika pancaran kembali sinar inframerah terperangkap oleh CO2 dan gas lainnya, maka
sinar inframerah akan kembali memantul ke bumi dan suhu bumi menjadi naik. Dibandingkan tahun
50-an misalnya, kini suhu bumi telah naik sekitar 0,20 C lebih.

Efek rumah kaca pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses
pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet atau satelit) yang disebabkan oleh
komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti
satelit alami Saturnus,Titan) memiliki efek rumah kaca,

(dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia).

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjuk dua hal berbeda, yaitu : efek rumah kaca alami
yang terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas
manusia.

Ketika radiasi matahari tampak maupun tidak tampak dipancarkan ke bumi, 10 energi radiasi
matahari itu diserap oleh berbagai gas yang ada di atmosfer, 34% dipantulkan oleh awan dan
permukaan bumi, 42% membuat bumi menjadi panas, 23% menguapkan air, dan hanya 0,023%
dimanfaatkan tanaman untuk perfotosintesis.
Malam hari permukaan bumi memantulkan energi dari matahari yang tidak diubah menjadi bentuk
energi lain seperti diubah menjadi karbohidrat oleh tanaman dalam bentuk radiasi inframerah.
Tetapi tidak semua radiasi panas inframerah dari permukaan bumi tertahan oleh gas-gas yang ada di
atmosfer. Gas-gas yang ada di atmosfer menyerap energi panas pantulan dari bumi.

Dalam skala yang lebih kecil, hal yang sama juga terjadi di dalam rumah kaca. Radiasi sinar matahari
menembus kaca, lalu masuk ke dalam rumah kaca. Pantulan dari benda dan permukaan di dalam
rumah kaca adalah berupa sinar inframerah dan tertahan atap kaca yang mengakibatkan udara di
dalam rumah kaca menjadi hangat walaupun udara di luar dingin. Efek memanaskan itulah yang
disebut efek rumah kaca atau ”green house effect”. Sedangkan gas-gas yang berfungsi bagaikan
pada rumah kaca disebut gas rumah kaca atau ”green house gases”.

1. Gas rumah kaca

Gas-gas rumah kaca (Green House Gases) adalah beberapa jenis gas yang terperangkap di atmosfer
dan berfungsi seperti atap rumah kaca yang mampu meneruskan radiasi gelombang panjang
matahari, namun menahan radiasi inframerah yang diemisikan oleh permukaan bumi.

Gas-gas yang dimaksud antara lain adalah Karbon diokasida (CO2), Metan (CH4), Nitrous Oksida
(N2O), Hydrofluorokarbon (HFCs), Perfluorokarbon (PFCs) dan Sulfur heksaflorida (SF6).

Sumber gas-gas rumah kaca tersebut dapat terbagi menjadi dua yaitu alami dan akibat aktifitas
manusia. Gas rumah kaca yang terjadi secara alami adalah CO2, methane. Sedangkan gas yang
dihasilkan akibat aktifitas manusia antaralain CO2 (Proses pembakaran bahan bakar fosil), NO2
(aktifitas pertanian dan industri), CFC, HFC, PFC (proses industri dan konsumen). dan kebakaran
hutan, industri peternakan, pembangkit listrik, dan transportasi merupakan penyumbang terbesar
emisi karbon,yang menyebabkan pemanasan global.

Menurut Forest Destruction, Climate Change and Palm Oil Expansion in Indonesia 2008, Indonesia
menduduki urutan ketiga dunia sebagai penyumbang emisi gas rumah kaca dunia, setelah Cina dan
Amerika Serikat Penyebabnya diperkirakan hilangnya 2 juta hektare lahan hutan di Indonesia setiap
tahun, baik karena kebakaran maupun penebangan liar, khususnya hutan di lahan gambut di
Kalimantan.

Aktivitas penebangan dan kebakaran hutan di Asia Tenggara diperkirakan menyumbang 2 miliar ton
karbon dioksida (CO2) ke udara. Nilai ini setara dengan 8 % emisi global yang berasal dari bahan
bakar fosil. Dan sekitar 90 persen emisi CO2 dari hutan gambut di Asia Tenggara disumbangkan oleh
Indonesia. Kementerian Negara Lingkungan Hidup menyatakan, sepanjang 2003-2008, total sumber
emisi karbon dioksida di Indonesia setara dengan 638,975 gigaton.

Selubung gas rumah kaca tepatnya terdapat di lapisan troposfer pada ketinggian 7-16 km diatas
permukaan bumi.

2. Pemanasan global
Pemanasan global adalah terjadinya kecenderungan meningkatnya suhu udara dipermukaan bumi
dan lapisan atmosphere bawah dari waktu ke waktu, akibat terjadinya efek rumah kaca (green house
effect).

Hasil pengukuran menunjukkan bahwa pada dekade sekarang ini telah terjadi kenaikan rata-rata
suhu udara antara 0.3-0.6oC.

Bila emisi gas-gas rumah kaca terus meningkat dengan laju peningkatan seperti sekarang maka
diperkirakan pada tahun 2030 rata-rata kenaikan suhu udara akan berkisar antara 3 sampai 5oC dan
menyebabkan perubahan iklim global.

3. Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Secara umum iklim sebagai hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik parameternya, seperti
suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi pada suatu tempat di muka bumi. Untuk
mengetahui kondisi iklim suatu tempat, menurut ukuran internasional diperlukan nilai rata-rata
parameternya selama kurang lebih 30 tahun. Iklim muncul akibat dari pemerataan energi bumi yang
tidak tetap dengan adanya perputaran atau revolusi bumi mengelilingi matahari selama kurang lebih
365 hari serta rotasi bumi selama 24 jam. Hal tersebut menyebabkan radiasi matahari yang diterima
berubah tergantung lokasi dan posisi geografi suatu daerah. Daerah yang berada di posisi sekitar
23,5 Lintang Utara – 23,5 Lintang Selatan, merupakan daerah tropis yang konsentrasi energi
suryanya surplus dari radiasi matahari yang diterima setiap tahunnya (MenLH, 2003).

Ketika suhu di bumi semakin panas, sehingga lebih dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca
berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu
naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah
salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan
iklim secara global.

4. Konsentrasi gas rumah kaca – Pemanasan Global – Perubahan Iklim

· Adanya gas-gas rumah kaca di atmosfir menyebabkan efek rumah kaca di bumi.

· Konsentrasi gas-gas rumah kaca yang tidak seimbang di atmosfir mengakibatkan. pemanasan
global dan perubahan iklim

Dampak peningkatan konsentrasi gas rumah kaca :

– Peningkatan radiasi gelombang panjang.


– Mempengaruhi variasi dan kecenderungan suhu udara.

– Mempengaruhi variasi dan kecenderungan curah hujan, yang mengakibatkan: banjir,


kekeringan.

B. Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca

Proses terjadinya efek rumah kaca ini berkaitan dengan daur aliran panas matahari. Kurang lebih
30% radiasi matahari yang mencapai tanah dipantulkan kembali ke angkasa dan diserap oleh uap,
gas karbon dioksida, nitrogen, oksigen, dan gas-gas lain di atmosfer. Sisanya yang 70% diserap oleh
tanah, laut, dan awan. Pada malam hari tanah dan badan air itu relatif lebih hangat daripada udara
di atasnya. Energi yang terserap diradiasikan kembali ke atmosfer sebagai radiasi inframerah,
gelombang panjang atau radiasi energi panas. Sebagian besar radiasi inframerah ini akan tertahan
oleh karbondioksida dan uap air di atmosfer. Hanya sebagian kecil akan lepas ke angkasa luar. Akibat
keseluruhannya adalah bahwa permukaan bumi dihangatkan oleh adanya molekul uap air, karbon
dioksida, dan semacamnya. Efek penghangatan ini dikenal sebagai efek rumah kaca.

C. Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbondioksida (CO2) dan gas-gas
lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan
bakar minyak (BBM), batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan
tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk mengabsorbsinya.

Energi yang masuk ke bumi mengalami : 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
25% diserap awan 45% diadsorpsi permukaan bumi 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi

Energi yang diadsoprsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra merah oleh awan dan
permukaan bumi. Namun sebagian besar infra merah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan
dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek
rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di
bumi tidak terlalu jauh berbeda.

Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah sulfur dioksida , nitrogen
monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana
dan khloro fluoro karbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan
efek rumah kaca.

D. Akibat dari efek rumah kaca terhadap lingkungan


Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga
mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global
mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya
permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga
air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan
akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila
kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan
pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2
di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi
diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.

E. Usaha Mengurangi Efek Rumah Kaca

Banyak hal mudah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi efek rumah kaca yang menyebabkan
pemanasan global. Caranya, kita bisa mematikan lampu dan peralatan elektronik saat tidak
digunakan. Selain hemat energi dan uang untuk bayar listrik, juga mengurangi polusi karena
penggunaan bahan bakar. Rajin-rajin memanggil tukang servis AC. Carpooling atau berangkat bareng
teman atau keluarga ke sekolah, tempat les, atau mal. Selain mengurangi kemacetan, kita juga
menghemat energi. Saat mencetak tugas, usahakan memakai dua sisi kertas. Plastik adalah bahan
yang sulit untuk diuraikan. Jika dibakar, plastik akan menjadi zat racun atau polusi. Pemakaian
kantong plastik saat belanja harus dikurangi. Seluruh plastik itu hanya menjadi sampah. Coba pakai
tas karton atau tas kanvas.

Selain itu, hal yang bisa kita lakukan sebagai orang biasa untuk berkontribusi positif dalam
pengurangan efek rumah kaca. Sebenarnya mudah, tapi tidak mudah untuk dilakukan. Untuk kita
yang dirumah kita bisa melakukan :

1. Matikan semua alat elektronik saat tidak digunakan. Kerlip merah penanda standby
menunjukkan alat tersebut masih menggunakan listrik. Artinya, Anda terus berkontribusi pada
pemanasan global.

2. Pilihlah perlengkapan elektronik serta lampu yang hemat energi.

3. Saat matahari bersinar hindari penggunaan mesin pengering, jemur dan biarkan pakaian kering
secara alami.

4. Matikan keran saat sedang menggosok gigi.

5. Gunakan air bekas cucian sayuran dan buah untuk menyiram tanaman.
6. Segera perbaiki keran yang bocor. Karena keran yang bocor dapat menumpahkan air bersih
hingga 13 liter air per hari.

7. Jika mungkin mandilah dengan menggunakan shower. Mandi berendam merupakan cara yang
paling boros air.

8. Gunakan kembali amplop bekas.

9. Jangan gunakan produk ’sekali pakai’ seperti piring dan sendok kertas atau pisau, garpu dan
cangkir plastik.

10. Gunakan baterai isi ulang.

11. Pilih kalkulator bertena

Bab III

Penutup

A. Kesimpulan

1. Efek rumah kaca menyebabkan kenaikan suhu bumi. Sehingga mempengaruhi iklim secara
global.

2. Namun demikian, efek rumah kaca juga berdampak positif, seperti tetap berlangsungnya
kegiatan pertanian pada musim dingin oleh orang-orang Eropa.

3. Efek rumah kaca menimbulkan dampak-dampak negatif lainnya yang menyebabkan kerugian
pada manusia dan makhluk hidup lainnya.

B. Saran

1. Penggunaan emisi gas karbon dioksida, mobil-mobil yang boros bahan bakar sebaiknya lebih
diefisienkan.

2. Mengganti bahan bakar minyak dengan tenaga tata surya yang ramah lingkungan.

3. Penghijauan kembali hutan-hutan yang sudah ditebang untuk mengurangi kadar karbon
dioksida.

4. Penganekaragaman bahan bakar minyak, gas, tenaga listrik, bahkan tenaga tata surya.
5. Bagi negara-negara berkembang seperti Indonesia sebaiknya melakukan pemeliharaan
kendaraan emisi gas karbon dioksida atau dengan kata lain melaksanakan program Langit Biru untuk
mengurangi kadar polusi udara yang sudah di ambang batas, terutama di kota-kota besar seperti
Jakarta.

6. Efek rumah kaca yang tidak terkendali dapat menyebabkan perubahan ekologi yang sulit
ditebak, seperti perubahan suhu dan pola hutan yang mengurangi produktivitas pertanian.

7. Kerugian Indonesia di bidang pertanian karena perubahan iklim yang disebabkan oleh
dampak efek rumah kaca diperkirakan sangat besar. ANGLAS (Asian Least Gost Greenhouse Gas
Abatement Strategy) memaparkan bahwa efek rumah kaca mengakibatkan antara lain: naiknya
permukaan air laut, krisis air bersih, meningkatnya frekuensi penyakit yang ditularkan oleh nyamuk,
rusaknya infrastruktur daerah tepi pantai, dan menurunnya produksi pertanian.

Daftar Pustaka

http://1.bp.blogspot.com/nj1zat33A5g/SqYgVrg61PI/AAAAAAAAACw/5eVJPurduc0/s1600-h/efek-
rumah-kaca.jpg

http://bp.blogspot.com/.../y68dNGb2L3E/s320/erk.jpg

http://climatechange.menih.go.id/index2.php?option=content&do_pdf=i&id=15

http://id.wikipedia.org/wiki/Pembicaraan:Efek

http://hackersixtaz.blogspot.com/2009/09/efek-rumah-kaca-disebabkan-karena.html

http://lasonearth.wordpress.com/makalah/efek-rumah-kaca-green-house-effect/

http://nagasundani.blogsome.com/2005/05/09/efek-rumah-kaca-buruk-jika/trackback/

http://putraprabu.files.wordpress.com/2008/10/efek-r

http://risars.file.wordpress.com/2008/11/greenhouseeffect.jpg

http://nopph.blogspot.co.id/2014/09/makalah-efek-rumah-kaca.html
Makalah Efek Rumah Kaca

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Dari tahun ketahun kita dapat merasakan perubahan cuaca yang semakin tidak menentu bahkan
bisa sampai ekstrim. Dalam satu hari pada saat siang hari cuacanya sangat panas, sedangkan pada
sore sampai malam hari hujan melanda. Kejadian ini sering disebut dengan nama lain adalah
pemanasan global atau global warming, dimana terjadi peningkatan suhu di permukaan bumi akibat
efek rumah kaca.

Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi
ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi
panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar
ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas
yang seharusnya lepas ke angkasa menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi, sehingga lebih
dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan.

Fokus dari makalah ini adalah membahas tentang efek rumah kaca itu sendiri, hal-hal yang
menyebabkan efek rumah kaca, akibat yang ditimbulkannya, serta solusi dalam mengatasi efek
rumah kaca agar dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkannya

Identifikasi Masalah
Salah satu masalah terbesar yang kita hadapi sekarang adalah pemanasan global. Fakta-fakta
tentang pemanasan global sering diperdebatkan dalam politik dan media, tetapi, sayangnya,
meskipun banyak pihak tidak sepakat tentang penyebab global warming, akan tetapi pemanasan
global adalah fakta, terjadi secara global, dan terukur.

Rumusan Masalah

Maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apa pengertian efek rumah kaca?

2. Apa yang dapat menyebabkan timbulnya efek rumah kaca?

3. Apa akibat yang ditimbulkan oleh efek rumah kaca?

4. Bagaimana solusi untukmengatasi efek rumah kaca?

Tujuan

1. Mengerti apa itu efek rumah kaca

2. Mengetahui penyebab efek rumah kaca

3. Akibat yang ditimbulkannya

4. Mengetahui solusi efek rumah kaca, agar kita dapat meminimalisasinya

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian

Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet
atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya.

Efek rumah kaca sangat berguna bagi kehidupan di bumi karena gas-gas dalam atmosfer dapat
menyerap gelombang panas dari sinar matahari menjadikan suhu di bumi tidak terlalu rendah untuk
dihuni makhluk hidup. Seandainya tidak ada gas rumah kaca jadi tidak ada efek rumah kaca, suhu di
bumi rata-rata hanya akan -180 C, suhu yang terlalu rendah bagi sebagian besar makhluk hidup,
termasuk manusia. Tetapi dengan adanya efek rumah kaca suhu rata-rata di bumi menjadi 330C
lebih tinggi , yaitu 150C, suhu ini sesuai bagi kelangsungan kehidupan makhluk hidup

B. Penyebab Terjadinya Efek Rumah Kaca

Berikut ini ada 10 penyebab dan dampak yang timbul akibat pemanasan global.

1) Penyebab global warming: Emisi karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil
pembangkit listrik. Penggunaan listrik yang semakin meningkat yang dipasok dari pembangkit listrik
berbahan bakar batubara batubara yang melepaskan sejumlah besar karbon dioksida ke atmosfer.
40% emisi CO2 dihasilkan oleh produksi listrik AS, dan 93 persen diantaranya berasal dari emisi
pembakaran batubara pada industri utilitas. Setiap hari, pasar semakin banyak dibanjiri gadget
penggunaannya membutuhkan daya listrik, padahal tidak didukung oleh energi alternatif. Dengan
demikian kita akan semakintergantung pada pembakaran batu bara untuk memasok kebutuhan
listrik di seluruh dunia.

2) Penyebab Global Warming: Emisi karbon dioksida dari pembakaran bensin pada kendaraan.
Kendaraan yang kita pakai adalah sumber penghasil emisi sekitar 33% yang berdampak terhadap
pemanasan global. Dengan pertambahan jumlah penduduk yang tumbuh pada tingkat yang
mengkhawatirkan, tentu saja akan meningkatkan permintaan akan kendaraan yang lebih banyak
lagi, yang berarti penggunaan bahan bakar fosil untuk transportasi dan pabrik yang semakin besar.
Konsumsi terhadap bahan bakar fosil jauh melampaui penemuan terhadap cara untuk mengurangi
dampak emisi. Sudah saatnya kita meninggalkan budaya konsumtif.

3) Penyebab Global Warming: Emisi metana dari peternakan dan dasar laut Kutub Utara. Metana
merupakan gas rumah kaca yang sangat kuat setelah CO2. Bila bahan organik diurai oleh bakteri
pada kondisi kekurangan oksigen (dekomposisi anaerobik) maka metana akan dihasilkan. Proses ini
juga terjadi pada usus hewan herbivora, dan dengan meningkatnya jumlah produksi ternak
terkonsentrasi, tingkat metana yang dilepaskan ke atmosfer akan meningkat. Sumber metana
lainnya adalah metana klatrat, suatu senyawa yang mengandung sejumlah besar metana yang
terperangkap dalam struktur bongkahan es. Apabila metana keluar dari dasar laut Kutub Utara,
maka tingkat pemanasan global akan meningkat secara signifikan.

4) Penyebab Global Warming: Deforestasi, terutama hutan tropis untuk kayu, pulp, dan lahan
pertanian. Penggunaan hutan untuk bahan bakar (baik kayu dan arang) merupakan salah satu
penyebab deforestasi. Di seluruh dunia pemakaian produk kayu dan kertas semakin meningkat,
kebutuhan akan lahan ternak semakin meningkat untuk pemasok daging dan susu, dan penggunaan
lahan hutan tropis untuk komoditas seperti perkebunan kelapa sawit menjadi penyebab utama
terhadap deforestasi dunia. Penebangan hutan akan mengakibatkan pelepasan karbon dalam jumlah
besar ke atmosfir.

5) Penyebab Global Warming: Peningkatan penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian. Pada
pertengahan abad ke-20, penggunaan pupuk kimia (yang sebelumnya penggunaan pupuk kandang)
telah meningkat secara dramatis. Tingginya tingkat penggunaan pupuk yang kaya nitrogen memiliki
efek pada penyimpanan panas dari lahan pertanian (oksida nitrogen memiliki kapasitas 300 kali lebih
panas- per unit volume dari karbon dioksida) dan kelebihan limpasan pupuk menciptakan 'zona-mati
'di laut. Selain efek ini, tingkat nitrat yang tinggi dalam air tanah karena pemupukan yang berlebihan
berdampak terhadap kesehatan manusia yang cukup memprihatinkan.

6) Dampak Global Warming: Kenaikan permukaan air laut di seluruh dunia. Para ilmuwan
memprediksi kenaikan permukaan air laut di seluruh dunia karena mencairnya dua lapisan es
raksasa di Antartika dan Greenland, terutama di pantai timur AS. Namun, banyak negara di seluruh
dunia akan mengalami dampak naiknya permukaan air laut, yang bisa memaksa jutaan orang untuk
mencari pemukiman baru. Maladewa adalah salah satu negara yang perlu mencari rumah baru
akibat naiknya permukaan laut

7) Dampak Global Warming : Korban akibat topan badai yang semakin meningkat. Tingkat
keparahan badai seperti angin topan dan badai semakin meningkat, dan penelitian yang
dipublikasikan dalam Nature mengatakan:
"Para ilmuwan menunjukkan bukti yang kuat bahwa pemanasan global secara signifikan akan
meningkatkan intensitas badai yang paling ekstrim di seluruh dunia. Kecepatan angin maksimum dari
siklon tropis terkuat meningkat secara signifikan sejak tahun 1981.Hal tersebut diperkirakan
didorong oleh suhu air laut yang semakin meningkat, tidak mungkin mengalami penurunan dalam
waktu dekat. "

8) Dampak Global Warming: Gagal panen besar-besaran. Menurut penelitian terbaru, sekitar 3
miliar orang di seluruh dunia harus memilih untuk pindah ke wilayah beriklim sedang karena
kemungkinan adanya ancaman kelaparan akibat perubahan iklim dalam 100 tahun. "Perubahan iklim
ini diramalkan memiliki dampak yang paling parah pada pasokan air. "Kekurangan air di masa depan
kemungkinan akan mengancam produksi pangan, mengurangi sanitasi, menghambat pembangunan
ekonomi dan kerusakan ekosistem. Hal ini menyebabkan perubahan suasana lebih ekstrim antara
banjir dan kekeringan." Menurut Guardian,…pemanasan global menyebabkan 300.000 kematian per
tahun.

9) Dampak global warming: Kepunahan sejumlah besar spesies. Menurut penelitian yang
dipublikasikan dalam Nature, peningkatan suhu dapat menyebabkan kepunahan lebih dari satu juta
spesies. Dan karena kita tidak bisa hidup sendirian tanpa ragam populasi spesies di Bumi, ini akan
membawa dampak buruk bagi manusia. "Perubahan iklim sekarang ini setidaknya sama besarnya
dengan ancaman terhadap jumlah spesies yang masih hidup di Bumi akibat penghancuran dan
perubahan habitat." Demikian pendapat Chris Thomas, konservasi biologi dari University of Leeds.

10) Dampak global warming: Hilangnya terumbu karang. Sebuah laporan tentang terumbu karang
dari WWF mengatakan bahwa dalam skenario terburuk, populasi karang akan runtuh pada tahun
2100 karena suhu dan keasaman laut meningkat. 'Pemutihan' karang akibat kenaikan suhu laut yang
terus-menerus sangat berbahaya bagi ekosistem laut, dan banyak spesies lainnya di lautan
bergantung pada terumbu karang untuk kelangsungan hidup mereka.

"Meskipun luasnya lautan 71 persen dari permukaan bumi dengan kedalaman rata-rata hampir 4 km
- ada indikasi bahwa hal ini mendekati titik kritis. Bagi terumbu karang, pemanasan dan pengasaman
air mengancam hilangnya ekosistem global. Jadi diperlukan upaya yang besar untuk menyelamatkan
terumbu karang dari kepunahan.

C. Akibat yang Ditimbulkan dari Efek Rumah Kaca

Sejak kira-kira tigapuluh tahun yang lalu, para ilmuwan sudah memberi peringatan pada dunia
berkenaan dengan akibat buruk yang ditimbulkan oleh Global Warming atau Pemanasan Global,
yang merupakan ancaman paling serius bagi umat manusia setelah perang dingin.

a. Akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh Pemanasan Global, glacier di enam benua mulai
mencair, lautan es di Kutub Utara dan Kutub Selatan, demikian juga lapisan es di Greenland, juga
gletser di puncak-puncak gunung mulai mencair, ini mengakibatkan naiknya permukaan laut, badai
yang menghancurkan muncul silih berganti, banjir dan longsor semakin sering terjadi, kekeringan
yang melanda pertanian bermunculan di mana-mana, menyebabkan persediaan makanan dan air
minum di dunia semakin menipis.

b. Penyakit tropis menyebar, malaria, demam dengue, demam kuning menyebar ke daerah yang
sebelumnya tidak pernah dijangkiti, dan bukan hanya itu, penyakit ini diketahui menjadi semakin
ganas. Belum lagi meningkatnya jumlah manusia yang terserang penyakit seperti kanker kulit, kolera
dan sebagainya yang belakangan ini semakin mewabah, dan mencakup daerah yang semakin luas.

c. Pemanasan laut menyebabkan rusaknya karang dan matinya kehidupan di situ. Diperkirakan
dalam waktu 50 tahun ke depan, seluruh karang laut di dunia ini akan musnah akibat pemanasan
laut dan polusi akibat kegiatan manusia.

d. Kerugian lain yang segera akan terjadi adalah semakin berkurangnya keaneka-ragaman hayati
dan punahnya beberapa spesies satwa karena perubahan musim, siklus kehidupan, waktu migrasi,
berkurangnya daerah jelajah serta berkurangnya persediaan makanan mereka. Hilangnya berbagai
jenis flora dan fauna khususnya di Indonesia yang memiliki aneka ragam jenis seperti pemutihan
karang seluas 30 persen atau sebanyak 90-95 persen karang mati di Kepulauan Seribu akibat naiknya
suhu air laut.

D. Solusi yang dapat Dilakukan Terhadap Efek Rumah Kaca

1. Matikan listrik.

2. Ganti bohlam lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik. Meski harganya agak mahal, lampu ini lebih
hemat listrik dan awet).

3. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%).

4. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk
secukupnya, sekitar 21-24o C).

5. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.

6. Tanam pohon di lingkungan sekitar Anda.

7. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer)
yang banyak mengeluarkan emisi karbon.

8. Gunakan kendaraan umum (untuk mengurangi polusi udara).

9. Hemat penggunaan kertas (bahan bakunya berasal dari kayu).

10. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastic menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar.
Atau Anda juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.

11. Bawa tas yang bisa dipakai ulang.

12. Kurangi konsumsi daging—bervegetarian adalah yang terbaik.

Berdasarkan penelitian, untuk menghasilkan 1 kg daging, sumber daya yang dihabiskan setara
dengan 15 kg gandum. Bayangkan bagaimana kita bisa menyelamatkan bumi dari kekurangan
pangan jika kita bervegetarian.

13. Hindari fast food. Fast food merupakan penghasil sampah terbesar di dunia.

14. Jangan membeli bunga potong.


Jika daerah Anda bukan penghasil bunga hias, maka bisa dipastikan bunga itu dikirim dari tempat
lain. Hal ini akan menghasilkan “jejak karbon” yang besar.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Efek rumah kaca merupakan proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama planet
atau satelit) yang disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya. Adanya efek rumah kaca
dapat menyebabkan global warming atau pemanasan global. Pemanasan global terjadi karena
berbagi sebab salah satunya pembakaran. Pembakaran selain dapat menimbulkan global warming
juga dapat menimbulkan polusi udara. Kemudian akan berdampak pada kesehatan. Global warming
juga dapat menimbulkan beberapa akibat, perubahan yang saat ini di Indonesia sedang terjadi
adalah perubahan iklim, ditandai dengan cuaca yang selama sehari tidak menentu.

Oleh karena itu, semua dampak dari global warming lamakelamaan akan menghancurkan bumi,
walaupun pada awalnya global warming mengguntungkan tapi bila terus-menerus akan merugikan.
Maka itu, kita harus mencegahnya dari sekarang diantaranya hemat energi, menanam pohon, naik
angkutan umum dll.

B. Penutup

Demikianlah makalah ini saya buat untuk digunakan sebaik-baiknya, selain untuk menambah nilai
remed IPA di semester ganjil ini. Semoga menambah pengetahuan yang membacanya. Mohon maaf
bila ada kesalahan kata-kata dalam makalah ini. http://sanundy.blogspot.co.id/2014/03/makalah-
efek-rumah-kaca.html
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini perkembangan dan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi atau yang sering disebut
Iptek memang memberikan dampak yang positif bagi kehidupan, yaitu dapat menyederhanakan dan
mempermudah aktivitas-aktivitas dalam kehidupan. Namun, tidak hanya dampak positif saja yang
diberikan oleh kemajuan di bidang iptek ini, tetapi juga dampak-dampak negative.

Misalnya saja, berkat adanya kemajuan iptek manusia tak perlu lagi berjalan kaki untuk menempuh
perjalanan yang jauh ataupun dekat. Karena saat ini sudah banyak sepeda motor dan mobil yang
mempercepat dan memudahkan kita menuju ke suatu tempat.

Namun asap dari kendaraan bermotor ini dapat menyebabkan polusi dan gas rumah kaca apabila
kadarnya telah berlebih. Tidak hanya itu, pembakaran fosil seperti pada pembangkitan tenaga listrik,
kendaraan bermotor, AC, computer, pembakaran hutan juga menyebabkan konsentrasi gas rumah
kaca meningkat.

Masalah lain yang juga kita alami saat ini adalah meningkatnya temperatur rata-rata permukaan
bumi. Dari tahun 1880-1940 temperatur bumi naik hingga 0,6 derajat celcius. Lalu kembali menurun
0,3 derajat celcius dari tahun 1940-1975. Kemudian naik secar perlahan-lahan sejak tahun 1975.

Masalah-masalah lingkungan ini makin lama makin bertambah, terlebih saat ini berhembus masalah
yang lebih besar mengenai efek rumah kaca dan global warming.

Oleh karena itu kami mencoba membahas masalah-masalah tersebut diatas dalam makalah ini. Apa
sebenarnya yang dimaksud dengan efek rumah kaca,global warming, penyebab efek rumah kaca,
dampak-dampak yang diberikan, dan keterkaitan masalah-masalah tersebut diatas satu sama lain.
Semua ini akan kami coba cari tahu dan membahasnya dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah-masalah yang akan kami bahas dalam makalah ini meliputi:

1. Pengertian efek rumah kaca.

2. Mekanisme terjadinya efek rumah kaca dan penyebabnya.

3. Keterkaitan efek rumah kaca dengan global warming dan perubahan iklim.

4. Dampak yang diakibatkan oleh efek rumah kaca.

5. Cara-cara menanggulangi efek rumah kaca.

BAB II

ISI

2.1 Pengertian Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada 1824, merupakan proses
pemanasan permukaan suatu benda langit ( terutama planet atau satelit ) yang disebabkan oleh
komposisi dan keadaan atmosfernya. Mars, Venus, dan benda langit beratmosfer lainnya (seperti
satelit alami Saturnus, Titan) memiliki efek rumah kaca.

Istilah efek rumah kaca atau bahasa inggris disebut dengan green house effect ini dulu berasal dari
pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang yang memanfaatkan rumah kaca
untuk menanam sayur mayur dan juga bunga-bungaan. Suhu di dalam rumah kaca lebih tinggi
daripada di luar rumah kaca.

Hal ini dikarenakan dikarenakan cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali
oleh benda-benda di dalam ruangan kaca sebai gelombang panas yang berupa sinar infra merah, tapi
gelombang panas tersebut terperangkap dan tidak bercampur dengan udara luar yang dingin. Itulah
gambar sederhana mengenai terjadinya efek rumah kaca.

Efek rumah kaca dapat digunakan untuk menunjukkan dua hal berbeda : efek rumah kaca alami yang
terjadi secara alami di bumi, dan efek rumah kaca ditingkatkan yang terjadi akibat aktivitas manusia.

2.2 Mekanisme terjadinya efek rumah kaca dan penyebabnya


Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya gas karbondioksida ( CO¬2 ¬) dan gas-gas lainnya di
atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO¬2¬ disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar
minyak, batu bara dan bahan bakar organic lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-
tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.

Energi yang masuk ke bumi, 25 % dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer, 25 % diserap
awan, 45 % diserap permukaan bumi, 5 % dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.

Energy yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah yang dipancarkan bumi
tertahan oleh awan dan gas CO¬2¬ dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Selain
gas CO¬2¬¬, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen
monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO¬2¬) serta beberapa senyawa organic seperti gas metana
dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan
efek rumah kaca.

Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa
uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam
lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik. Hal
inilah yang menyebabkan terjadinya Efek Rumah Kaca. Gas yang menyerap sinar inframerah disebut
Gas Rumah Kaca.

Efek rumah kaca bisa terjadi karena berubahnya komposisi GRK (gas rumah kaca), yaitu
meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia terutama yang berhubungan
dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan
tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari
pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan, GRK yang dihasilkan
dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida. Hal tersebut di atas juga
merupakan salah satu penyebab pemanasan global yang terjadi saat ini.

Dunia memperoleh sebagian besar energi dari pembakaran bahan bakar fosil yang berupa
pembakaran minyak bumi, arang maupun gas bumi. Ketika pembakaran berlangsung sempurna,
seluruh unsur karbon dari senyawa ini diubah menjadi karbon dioksida. Senyawa karbon dari bahan
bakar fosil telah tersimpan di dalam bumi selama beratus-ratus milliar tahun lamanya.

Dalam jangka waktu satu atau dua abad ini, senyawa karbon ini dieksploitasi dan diubah menjadi
karbon dioksida. Tidak semua karbon dioksida berada di atmosfir (sebagian darinya larut di laut dan
danau, sebagian juga diubah menjadi bebatuan dalam wujud karbonat kalsium dan magnesium),
tetapi hasil pengukuran menunjukkan bahwa kadar CO2 di atmosfir perlahan-lahan meningkat tiap
tahun dan terus meningkat dekade-dekade terakhir.

Peningkatan dari kadar CO2 di atmosfir menimbulkan masalah-masalah penting yang disebabkan
oleh alasan-alasan berikut ini. Karbon dioksida memiliki sifat memperbolehkan cahaya sinar tampak
untuk lewat melaluinya tetapi menyerap sinar infra merah. Agar bumi dapat mempertahankan
temperatur rata-rata, bumi harus melepaskan energi setara dengan energi yang diterima. Energi
diperoleh dari matahari yang sebagian besar dalam bentuk cahaya sinar tampak. Oleh karena CO2 di
atmosfer memperbolehkan sinar tampak untuk lewat, energi lewat sampai ke permukaan bumi.
Tetapi energi yang kemudian dilepaskan (dipancarkan) oleh permukaan bumi sebagian besar berada
dalam bentuk infra merah, bukan cahaya sinar tampak, yang oleh karenanya disearap oleh atmosfer
CO2.

Sekali molekul CO2 menyerap energi dari sinar infra merah, energi ini tidak disimpan melainkan
dilepaskan kembali ke segala arah, memancarkan balik ke permukaan bumi. Sebagai
konsekuensinya, atmosfer CO2 tidak menghambat energi matahari untuk mencapai bumi, tetapi
menghambat sebagian energi untuk kembali ke ruang angkasa. Fenomena ini disebut dengan efek
rumah kaca.

Lapisan terbawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca atau ERK.
Sekitar 35% dari radiasi matahari tidak sampai ke permukaan bumi. Hampir seluruh radiasi yang
bergelombang pendek (sinar alpha, beta dan ultraviolet) diserap oleh tiga lapisan teratas. Yang
lainnya dihamburkan dan dipantulkan kembali ke ruang angkasa oleh molekul gas, awan dan
partikel.

Sisanya yang 65% masuk ke dalam troposfir. Di dalam troposfir ini, 14 % diserap oleh uap air, debu,
dan gas-gas tertentu sehingga hanya sekitar 51% yang sampai ke permukaan bumi. Dari 51% ini, 37%
merupakan radiasi langsung dan 14% radiasi difus yang telah mengalami penghamburan dalam
lapisan troposfir oleh molekul gas dan partikel debu. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap
sebagian dipantulkan. Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah.

Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa
uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam
lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik.
Terjadilah Efek Rumah Kaca.

2.3 Keterkaitan antara Efek Rumah Kaca, Global Warming, dan Perubahan Iklim.

Secara umum iklim merupakan hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik dimana parameter-
parameternya adalah seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi pada
suatu tempat di muka bumi. Iklim merupakan suatu kondisi rata-rata dari cuaca, dan untuk
mengetahui kondisi iklim suatu tempat, diperlukan nilai rata-rata parameterparameternya selama
kurang lebih 10 sampai 30 tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis
yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi.

Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi
mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini
menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara
alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu
matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu.

Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim
menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah,
intensitas dan distribusinya.
Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas
di atmosfer yang menyelimuti bumi –disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap
dalam bumi.

Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca,
dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca,
sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.

Efek rumah kaca. Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati
manusia, karena jika tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin.
Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs
(Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride) yang berada di
atmosfer dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan
pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik,
kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak.

Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian
dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan
nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.

Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat
kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke
angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya
jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan
bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.

Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi
ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi
panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar
ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya.

Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke
permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun
waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan
karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu
rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu
parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara
global.

Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es di
kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang
berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin tinggi intensitasnya,
dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino – La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini
kemudian akan menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan,
pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya.
2.4 Dampak yang Diakibatkan oleh Efek Rumah Kaca

Efek rumah kaca adalah seperti yang diuraikan diatas, bahwa konsentrasi CO2 yang tebal diatmosfer
bumi menyebabkan emisi panas yang dikeluarkan oleh makhluk ataupun benda lain di muka bumi
tidak dapat dilepaskan sehingga suhu bertambah panas di didalam linkungan bumi. efek berantainya
adalah apabila ketebalan mencapai batas limit maka sinar matahari tidak akan mamapu lagi
menembus sampai kepermukaan bumi.

logikanya apabila konsentrasi sudah mencapai titik jenuh tersebut maka bumi akan mengalami gelap
karena radiasi panas tidak mampu menembus bumi akibat dipantulkannya kembali keluar angkasa.

Dengan demikian maka suhu bumi akan turun drastis dan permukaan air akan membeku.

efek lain dari emisi gas rumah kaca adalah hewan & ikan dibumi akan mengalami kerusakan jaringan
dan reproduksi, kerabang telur ayam akan susah terbentuk telur ikan akan pecah sebelum diselaputi
lendir pelindung. sehingga populasi hewan dan ikan akan menurun bahkan musnah. Tumbuhan yang
sebetulnya memerlukan CO2 untuk fotosintesis justru tidak dapat melakukan fungsi tersebut
dikarenakan sel fotosintesis pada daun tertutup jelaga yang merupakan efek samping dari CO2, pada
permukaan daun akan timbul kutikula daun atau bintil bintil daun, itu seperti kanker pada hewan
atau manusia. Ganggang dan fitoplankton pun setali tiga uang dengan tumbuhan besar, sel
fotosintesis tidak akan berfungsi. Yang jelas apapun bila tidak sesuai ukuran akan mengakibatkan
kerusakan.

coba bila anda makan sesuai porsi dengan makan yng berlebih sampai kekenyangan, maka akan jelas
efeknya.

Makan sesuai porsi akan jadi sehat. makan berlebih perut jadi sakit dan kelanjutannya keorgan
lainnya. demikian juga emisi gas rumah kaca (CO2) bila berlebihan akan menimbulkan penyakit,
tetapi bila sesuai porsi akan membuat sehat tumbuhan dan bumi.

Jadi yang jelas akibat global warming yang disebabkan efek rumah kaca bukan akan menambah
jumlah ikan karena air yng semakin banyak dan tumbuhan bukannya menghasilkan oksigen
bertambah banyak karena berlebihannya CO2.

Efek rumah kaca itu tidak berbanding lurus dengan melimpahnya sinar matahari.

rasa hangat dan panas yang kita rasakan itu bukan dari sinar matahari tapi dari emisi/radiasi yang
terjebak dibawah permukaan gas CO2 yg tebal. Perlu dicatat emisi,radiasi dan sinar itu hal yang
berbeda. Sinar matahari kebumi membawa serta radiasi dan emisi (emisi adalah efek hasil
pemanasan yang berupa gas, sedangkan radiasi dihasilkan akibat tidak stabilnya elektron akibat
tumbukan antara elektron yang akan menimbulkan pemanbahan atau pengurangan jumlahnya
untuk mencapai kesetabilan, tetapi hal ini juga mempengaruhi inti atomnya, akibatnya akan
mengeluarkan sinar seperti alfa, gama, beta, ultraviolet, X, dll).

Jadi jelasnya bumi kita ini harus dirawat dikelola dengan bijaksana agar terus seimbang.
karena ketidak seimbangan akan mengakibatkan petaka bukan manfaat.

Meningkatnya suhu permukaan bumi akan mengakibatkan adanya perubahan iklim yang sangat
ekstrim di bumi. Hal ini dapat mengakibatkan terganggunya hutan dan ekosistem lainnya, sehingga
mengurangi kemampuannya untuk menyerap karbon dioksida di atmosfer. Pemanasan global
mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es di daerah kutub yang dapat menimbulkan naiknya
permukaan air laut. Efek rumah kaca juga akan mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga
air laut mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan
akan mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila
kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan
pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2
di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi
diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
Peningkatan suhu bumi juga mempengaruhi terjadinya perubahan cuaca dan suhu laut yang begitu
ekstrim.

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang


berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat
menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang
ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat
menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan
kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan
perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti:
diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.

Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne
diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti
meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk
ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor
penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat
tertentu yang target nya adala organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada
beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan
ekosistem yang ekstrem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (Climate change)yang bisa
berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran
hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu).

Efek rumah kaca dapat mengakibatkan mencairnya gunung-gunung es didaerah kutub. Hal akan
berakibat naiknya permukaan laut yang dapat mengancam pemukiman penduduk disepanjang
pantai. Naiknya permukaan air laut dapat mengakibatkan erosi disekitar wilayah pesisir pantai,
kerusakan hutan bakau dan terumbu karang, berkurangnya intensitas cahaya didasar laut, serta
naiknya tinggi gelombang air laut.
Disamping itu efek rumahkaca mengakibatkan terganggunya keseimbangan biologis di laut sehingga
dapat meningkatkan jumlah ganggang di lautan. Beberapa jenis ganggang ini ada yang dapat
mengeluarkan racun yangmembahayakankehidupan lautdan meracuni manusia yang memakan hasil
laut.

Efek rumah kaca juga akan meningkatkan suhu bumi sekitar 1o – 5 o C. Hal ini akan mengganggu
ekosistem dan lingkungan. Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada
sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula
dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi
terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit
jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

Namun disamping hal-hal tersebut efek rumah kaca juga memiliki dampak yang positif bagi
kehidupan, terutama manusia. Efek rumah kaca sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang
ada di bumi. Karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan suhu rata-rata sebesar
15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F) dari suhunya semula, jika tidak ada
efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan bumi. Akan
tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan
pemanasan global.

2.5 Cara-cara Menanggulangi Efek Rumah Kaca

Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama,
mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen
karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua,
mengurangi produksi gas rumah kaca.

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan memelihara
pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat
pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis,
dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai
level yang mengkhawatirkan

Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya
ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah
tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam
mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan
(menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar
ke permukaan. Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam
sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan
pengeboran lepas pantai Norwegia, dimana karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bersama
gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.
Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan
bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu,
batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada
pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai
sumber energi. Perubahan trend penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung
telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbon
dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara.

Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan
karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan
limbahnya yang berbahaya, t Untuk kendraan bermotor, perlu digunakan alat penyaring khusus gas
buangan pada bagian knalpot (tempat keluar gas buangan) yang dapatmenetralisirdan mengurangi
dampak negatif gas buangan tersebut. Bisa juga dengan mengganti bahan bakar dengan bahan bakar
alternatif yang ramah lingkungan, seperti tenaga surya (matahari) atau biodisel. Perlu dikeluarkan
regulasi tentang usia kendraan bermotor yang boleh beroperasi agar tidak menimbulkan
pencemaran.

Untuk skala industri, perlu dibuat sistem pembuangan dan daur ulang gas buangan yang baik.
Saluran buangan perlu diperhatikan, kearah mana akan dibuang dan haruslah memperhatikan
lingkungan sekitar.

Reboisasi lahan yang gundul merupakan salah satu langkah untuk menahan laju karbondioksida yang
berlebih diudara. Termasuk penanaman pohon-pohon disepanjang jalan raya yang dapat
menetralisir pencemaran udara disepanjang jalan raya.Tetapi tidak melepas karbon dioksida sama
sekali.

Selain itu diperlukan juga adanya pengelolaan sampah.Pengelolaan sampah adalah pengumpulan ,
pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan , atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini
biasanya mengacu pada material sampah yg dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola
untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan
sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan
zat padat , cair , gas , atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis
zat.

Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda
juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah perumahan
dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari pemukiman dan institusi di
area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, sedangkan untuk sampah
dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh perusahaan pengolah sampah

Selain itu perlu diadakan kerja sama internasional untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah
kaca. Apabila pada suatu negara diterapkan peraturan kebijakan lingkungan yang ketat, maka
ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi
membatasi emisi karbon dioksida terbukti sulit dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, negara
industrialis besar yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi
tetapi gagal untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida. Oleh karena
itu, perlu adanya upaya yang serius, konsisten, dan kontinyu agar masalah kerusakan lingkungan ini
dapat diatasi atau diminimalisir.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan-penjelasan yang telah diuraikan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas
di atmosfer yang menyelimuti bumi yang disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut
terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK).

2. Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen
monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana
dan klorofluorokarbon (CFC).

3. Efek rumah kaca dapat mengakibatkan meningkatnya suhu air laut sehingga air laut
mengembang dan terjadi kenaikan permukaan laut yang mengakibatkan negara kepulauan akan
mendapatkan pengaruh yang sangat besar.

4. Menanggulangi dampak dari efek rumah dapat dilakukan dengan dua cara yakni, pertama
dengan cara mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau
komponen karbon-nya di tempat lain. Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.

5. Efek rumah kaca menjadikan suhu bumi layak untuk kehidupan manusia.

3.2 Saran

Dunia yang kita huni ini bukan hanya untuk beberapa tahun saja. Bukan hanya untuk kita saja.
Generasi kita jugalah yang akan menikmati kehidupan di dunia ini. Kalau bukan kita yang akan
menjaga dan merawat bumi ini siapa lagi. Sejak dini mulailah kita memperbaiki sikap kita, mulailah
kita ramah terhadap lingkungan, mulailah kita bersikap arif terhadap bumi. Bila tidak dari sekarang,
kita akan merasakan dampak yang sangat besar untuk generasi-generasi mendatang. Pemanasan
global bukanlah disebabkan oleh alam, pemanasan global sebenarnya karena ulah manusia yang
semakin serakah, semakin tidak ramah terhadap lingkungan seperti dalam Al Qur’an Surat Ar Ruum
ayat 41, yang artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan
tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar). http://taufik-ardiyanto.blogspot.co.id/2011/07/makalah-
efek-rumah-kaca.html

Anda mungkin juga menyukai