Anda di halaman 1dari 9

WANPRESTASI

______________________________________
Dosen : Syifa Vidya Sofwan,S.E.,M.Ak.,Ak.
PENGERTIAN WANPRESTASI

Suatu keadaan dimana pihak yang berhutang tidak memenuhi


kewajibannya, yang menyebabkan pihak tersebut dapat digugat ke
pengadilan. Tidak memenuhi kewajibannya dapat disebabkan karena
yang bersangkutan alpa (lalai) atau ingkar janji.
BENTUK WANPRETASI
Tidak melakukan sesuatu (sesuatu yang telah disanggupi untuk
dilaksanakan)
Melakukan sesuatu yang diperjanjikan, tetapi tidak sebagaimana
yang diperjanjikan
Melakukan sesuatu yang diperjanjikan, tetapi terlambat
Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukan.
AKIBAT WANPRESTASI
Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur (ganti rugi)
Pembatalan perjanjian/pemecahan perjanjian : pembatalan
perjanjian bertujuan membawa keduabelah pihak kembali pada
keadaan sebelum perjanjian diadakan (perjanjian ditiadakan)
Peralihan resiko : kewajiban untuk memikul kerugian jika terjadi suatu
peristiwa diluar kesalahan salah satu atau kedua belah pihak, dan
kerugian tersebut menimpa barang yang menjadi objek perjanjian.
JENIS RESIKO
Resiko dalam Perjanjian Sepihak : resiko ini ditanggung oleh kreditur

Resiko dalam perjanjian timbal balik : resiko ini terjadi dalam jual
beli (ditanggung oleh pembeli); resiko dalam tukar menukar
(ditanggung oleh pemilik barang); dan resiko dalam sewa menyewa
(ditanggung oleh pemilik barang)
SOMASI
Keadaan dimana pihak debitur/berhutang diberikan peringatan oleh
pihak kreditur/berpiutang untuk segera memenuhi/melaksanakan
kewajibannya.
Somasi diumumkan dengan tenggang waktu pemenuhannya, apabila
pihak debitur tidak melaksanakan kewajibannya melebihi batas
waktu somasi, maka pihak kreditur dapat menggugat debitur ke
pengadilan
KEADAAN MEMAKSA (OVERMACHT /
FORCE MAJEUR)
a.Keadaan luar biasa/tidak terduga; tidak disengaja dan tidak
dapatdipertanggungjawabkan kepada Debitur. Artinya, pihak
Debitur tidak dapat melaksanakan kewajibannya dikarenakan
keadaan memaksa yang tidak dikehendaki terjadi.
b.Berlaku dalam Perjanjian : keadaan memaksa dapat diberlakukan
dalam perjanjian, dengan syarat, pihak Debitur yang membuktikan
adanya keadaan memaksa tersebut .

Keadaan memaksa, diatur dalam Kitab Undang-undang Hukum


Perdata pasal 1244 & 1245.
PASAL 1244 KUH PERDATA
Bunyi pasal 1244 KUH Perdata bahwa: “Jika ada alasan untuk itu, si
berutang harus dihukum mengganti biaya, rugi dan bunga apabila ia
tak dapat membuktikan, bahwa hal tidak atau tidak pada waktu
yang tepat dilaksanakannya perikatan itu, disebabkan suatu hal yang
tak terduga, pun tak dapat dipertanggungjawabkan padanya,
kesemaunya itu pun jika itikad buruk tidaklah ada pada pihaknya”.
PASAL 1245 KUH PERDATA
Pasal 1245 KUH Perdata berbunyi: “Tidaklah biaya rugi dan bunga,
harus digantinya, apalagi lantaran keadaan memaksa atau lantaran
suatu kejadian tak disengaja si berutang beralangan memberikan
atau berbuat sesuatu yang diwajibkan, atau lantaran hal-hal yang
sama telah melakukan perbuatanyang terlarang.

Anda mungkin juga menyukai