Manajemen
Biaya
Strategik
Lingkungan Profesi
Manajemen Biaya dan
Analisis SWOT, Critical
Succes Factor & Analisis
Value Chain
02
Ekonomi & Bisnis Akuntansi W321700010 Septyana Mubarakah, SE, M.Ak
Abstract Kompetensi
Sesi 2 ini akan membahas lingkungan Mahasiswa diharapkan mampu
professional akuntan manajemen dan menjelaskan dan mengimplementasikan
kaidah kaidah etika profesi dan strategi kompetitif.
bagaimana mengimplementasikan
strategy kompetitif dengan
menggunakan analisis SWOT,
mengidentifikasi factor keberhasilan
kritis (Critical Succes Factor) , serta
menggunakan analisis rantai nilai
(value chain).
Sertifikasi Profesional
Etika Profesi
Kode etik IMA terdiri atas empat standar utama : 1. Kompetensi, 2. Kerahasiaan, 3.
Integritas, dan 4. Kredibilitas.
2. Mengklarifikasikan masalah etika yang relevan dengan cara memulai diskusi tertutup
dengan Konselor Etika IMA atau Penasihat lain yang tidak memihak untuk
memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang tindakan yang memungkinkan.
3. Berkonsultasi dengan pengacara sendiri untuk kewajiban hokum dan hak berkenaan
denngan konflik etika.
Strategi
Seberapa jelas strategi didefinisikan, dikomunikasikan, dan diimplementasikan
secara efektif sebagai strategi perusahaan?
Lini produk adalah kelompok produk di dalam kelas produk yang berkaitan erat karena
memiliki fungsi serupa, dipasarkan melalui gerai atau saluran yang sama atau dalam
kisaran harga tertentu, dan dijual kepada kelompok pelanggan yang sama.
Analisis SWOT akan menjelaskan apakah informasi tersebut diatas berindikasi sesuatu
yang akan membantu perusahaan mencapai tujuannya atau memberikan indikasi bahwa
terdapat rintangan yang harus dihadapi atau diminimalkan. Penggunaan analisis SWOT
untuk menentukan strategi perusahaan bisa menggunakan Matriks SWOT untuk
menentukan posisi perusahaan berdasarkan nilai dan bobot dari setiap faktor internal dan
eksternal perusahaan , yang nantinya menentukan strategi kompetitif yang akan dilakukan.
KUADRAN I
Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan perusahaan karena memiliki peluang
dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang
ada. Strategi yang harus ditetapkan dalam kondisi ini adalah mendukung strategi agresif
( Growth Oriented Strategi ).
KUADRAN II
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi
internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk menghindari
ancaman dan mengubah ancaman menjadi peluang dengan cara strategi diversifikasi
produk atau pasar .
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi dilain pihak, ia
menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Fokus strategi perusahaan ini
adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut
peluang pasar yang baik ( Turn Around Strategi)
KUADRAN IV
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi
berbagai ancaman dan kelemahan internal. Untuk itu alternatif strategi yang digunakan
adalah strategi defensif misalnya perampingan, pengurangan atau efisiensi dalam semua
bidang kegiatan perusahaan.
Istilah rantai nilai (chain value) digunakan karena setiap aktifitas dimaksudkan untuk
menambahkan nilai pada produk atau jasa bagi pelanggan. Manajemen dapat lebih
memahami keunggulan dan strategi kompetitif perusahaan dengan memisahkan operasinya
sesuai aktifitas. Jika perusahaan berhasil dengan kepemimpinan biaya, misalnya,
manajemen harus menentukan apakah setiap aktifitas individu dalam rantai nilai konsisten
dengan strategi keseluruhan itu.
Rantai nilai dapat dioperasikan melalui tiga fase, secara berurutan: (1) hulu, (2) operasi,
(3) hilir. Fase hulu mencakup pengembangan produk dan hubungan perusahaan dengan
pemasok; operasi mengacu pada operasi manufaktur atau, untuk paritel atau perusahaan
jasa, operasi terlibat dalam penyediaan produk atau jasa; tahap hilir mengacu pada
hubungan dengan pelanggan, mencakup pengiriman, pelayanan, dan aktifitas terkait
lainnya. Beberapa istilah yang mengacu pada analisis fase hulu disebut juga manajemen
rantai pasokan (Supply Chain Management) dan yang mengacu pada analisis fase hilir
disebut manajemen hubungan pelanggan (Customer Relation M).
Penentuan bagian atau bagian-bagian mana dari rantai nilai untuk ditempati adalah
analisis strategis berdasarkan pertimbangan keunggulan kompetitif dari masing-masing
perusahaan, yaitu, di mana perusahaan dapat menyediakan nilai terbaik pada konsumen
akhir pada biaya serendah mungkin. Untuk dapat menemukan keunggulan kompetitifnya,
setiap organisasi perlu melakukan identifikasi aktifitas dengan pendekatan rantai nilai (value
chain), dan semua bagian yang ada dalam perusahaan, baik yang berupa sumber daya
maupun aktifitas dapat menjadi keunggulan bersaing melalui 2 alternatif strategi yaitu :
Daftar Pustaka