Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan
Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan
Pd
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 7 :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2016
KATA PENGANGTAR
Bismillahirrahmanirrahiim,
Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah, atas karunia-Nya lah kami
akhirnya bisa menyelesaikan makalah ini. Makalah ini membahas tentang
Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan Dilingkungan Kampus. Betapa
pentingnya mempelajari nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Disamping
karena Pancasila adalah ideologi bangsa kita, nilai-nilainya pun telah lama mendarah
daging di tubuh semua rakyat Indonesia. Maka dari itu, melalui makalah ini, kami
harap kita lebih bisa menghargai dan bisa mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan kita sebagai mahasiswa dan kita sebagai warga Negara Indonesia
(WNI).
Dalam penyusunan makalah ini, kami banyak mendapat tantangan dan
hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi.
Olehnya itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari
bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca sangat
kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya. Akhir kata semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Penulis,
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan ……………………………………………….…... 19
2. Saran ……………………………………………….…... 19
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah guna memenuhi tugas mata kuliah
Kewarganegaraan , selain itu dengan penyusunan makalah ini juga merupakan
sebagai suatu cara untuk meningkatkan wawasan pemahaman penyusun pada
khususnya dan pembaca pada umumnya mengenai bagaimana implementasi
pendididkan kewarganegaraan di lingkungan kampus.
Mahasiswa adalah bibit unggul bangsa yang di mana pada masanya nanti bibit
ini akan melahirkan pemimpin dunia. Karena itulah diperlukan pendidikan moral dan
akademis yang akan menunjang sosok pribadi mahasiswa. Kepribadian mahasiswa
akan tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami proses pembenahan, pembekalan,
penentuan, dan akhirnya pemutusan prinsip diri. Negara, masyarakat masa datang,
diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung kokohnya pendirian suatu
Negara.
Negara yang akan melangkah maju membutuhkan daya dukung besar dari
masyarakat, membutuhkan tenaga kerja yang lebih berkualitas, dengan semangat
loyalitas yang tinggi. Negara didorong untuk menggugah masyarakat agar dapat
tercipta rasa persatuan dan kesatuan serta rasa turut memiliki. Masyarakat harus
disadarkan untuk segera mengabdikan dirinya pada negaranya, bersatu padu dalam
rasa yang sama untuk menghadapi krisis budaya, kepercayaaan, moral dan lain-lain.
Negara harus menggambarkan image pada masyarakat agar timbul rasa bangga dan
keinginan untuk melindungi serta mempertahankan Negara kita. Pendidikan
kewarganegaraan adalah sebuah sarana tepat untuk memberikan gambaran secara
langsung tentang hal-hal yang bersangkutan tentang kewarganegaraan pada
mahasiswa.
Beliau menambahkan bahwa ada tiga fenomena pasca perang dunia II,yaitu :
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa serta menghayati nilai-
nilai falsafah bangsa.
2. Berbudi pekerti luhur, berdisiplin dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
3. Rasional, dinamis, dan sabar akan hak dan kewajiban warga negara.
4. Bersifat profesional yang dijiwai oleh kesadaran bela negara.
5. Aktif memanfaatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk kepentingan
kemanusiaan, bangsa dan negara.
Secara garis besar ada empat peran yang harus dipikul oleh mahasiwa. Keempat
peran ini adalah peran yang ideal dan seharusnya dimiliki oleh mahasiswa. Keempat
peran itu, adalah:
1. Agent of change
2. Iron Stock
Iron stock merupakan peranan mahasiswa yang tidak kalah penting, dengan
idealisme yang dimilikinya membuat mahasiswa menjadi tangguh untuk
menggantikan generasi-generasi sebelumnya. Mahasiwa adalah aset yang penting di
dalam melakukan pergerakan dan perubahan. Tentunya di dalam menjalankan peran
ini mahasiswa harus memiliki skill yang di dapat dari pengalaman organisasi di
kampus dan mahasiswa harus memiliki akhlak mulia agar ilmu yang ia dapat dapat
dipergunakan untuk melakukan hal-hal yang baik.
3. Social control
4. Moral Force
Mahasiswa dituntut untuk memiliki akhlak yang baik, karena mahasiswa berperan
sebagai teladan di tengah-tengah masyarakat. Segala tingkah laku mahasiswa akan
diamati dan dinilai oleh masyarakat. Untuk itu mahasiswa harus pandai menempatkan
diri dan hidup berdampingan di tengah-tengah masyarakat.
Itulah keempat peran yang ideal dan seyogyanya harus dilakukan oleh mahasiswa.
Implementasi dari peran tersebut dapat terwujud apabila mahasiswa memahami dan
menjalani nilai-nilai yang terkandung di dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu:
1. Pendidikan.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual bangsa yang menduduki 5% dari populasi
warga negara Indonesia berkewajiban meningkatkan mutu diri secara khusus agar
mutu bangsa pun meningkat pada umumnya dengan ilmu yang dipelajari selama
pendidikan di kampus sesuai bidang keilmuan tertentu. Mahasiswa dan pendidikan
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga ketika mahasiswa
melakukan segala kegiatan dalam hidupnya, semua harus didasari pertimbangan
rasional, bukan dengan adu otot. Itulah yang disebut kedewasaan mahasiswa.
Betapa pentingnya peran mahasiswa untuk membangun bangsa ini ke arah yang
lebih baik. Untuk itu kita sebagai mahasiswa diharapkan tidak hanya sekedar belajar
mencari IP setinggi-tingginya namun kita juga harus berkontribusi nyata di tengah-
tengah masyarakat. Karena mahasiswa adalah salah satu unsur terpenting dalam
pembangunan bangsa.
Bela negara merupakan hak dan kewajiban warga negara Indonesia. Sesuai
fungsi warga serta tidak selalu diartikan dengan mengangkat senjata. Bukan hanya
kewajiban dan tanggung jawab Tentara Nasional Indonesia semata. Banyak peran
mahasiswa dalam membela negara di antaranya belajar dengan tekun, ikut kegiatan
ekstrakurikuler, meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara termasuk
menghayati arti demokrasi dengan menghargai pendapat dan tidak memaksakan
kehendak. Organisasi secara umum memiliki peran untuk membina kesadaran bela
negara di lingkungan. Sebagai penyeimbang pemerintah yang memiliki tugas dan
tanggung jawab sama dengan mengomunikasikan dan memperjuangkan aspirasi serta
kepentingan masyarakat. Di samping memiliki pemimpin yang visioner dan
berkarakter dengan kesadaran moral kebangsaan bela negara yang tinggi. Sementara
perguruan tinggi memiliki peran sebagai sumber untuk mengisi komponen
pertahanan negara dan tempat penggodokan sikap bela negara melalui pendidikan
yang diwujudkan dalam mata kuliah Kewarganegaraan, orientasi studi ketahanan
nasional, serta kegiatan resimen mahasiswa.
Mahasiswa harus berpartisipasi dalam meningkatkan bobot teknologi maupun
dalam konsep pertahanan negara. Kegiatan bela negara dapat dijadikan agenda rutin
bagi mahasiswa baru. Mereka mendapat pengenalan tentang nilai-nilai perjuangan
para generasi terdahulu. Semangat para pejuang dahulu dalam mempertahankan
negara patut diteladani oleh generasi masa kini yang cenderung lupa sejarah.
Kepedulian dan nasionalisme terhadap bangsa dapat pula ditunjukkan dengan
keseriusan menimba ilmu di bangku kuliah. Mahasiswa dapat mengasah keahlian dan
spesialisasi pada bidang ilmu yang mereka pelajari di perguruan tinggi, agar dapat
meluruskan berbagai ketimpangan sosial ketika terjun di masyarakat kelak. Peran dan
fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa mengurangi esensi dan
agenda yang diperjuangkan. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi,
harus tetap tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis harus tetap ada dalam
Hak–hak asasi manusia dan warga negara menurut UUD 1945 mencakup :
1. Hak untuk menjadi warga negara (pasal 26)
2. Hak atas kedudukan yang sama dalam hukum (pasal 27 ayat 1)
3. Hak atas persamaan kedudukan dalam pemerintahan (pasal 27 ayat 1)
4. Hak atas penghidupan yang layak (pasal 27 ayat 2)
5. Hak bela negara (pasal 27 ayat 3)
6. Hak untuk hidup (pasal 28 A)
7. Hak membentuk keluarga (pasal 28 B ayat 1)
8. Hak atas kelangsungan hidup dan perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi
bagi anak (pasal 28 B ayat 2)
9. Hak pemenuhan kebutuhan dasar (pasal 28 C ayat 1)
10. Hak pertahanan dan keamanan negara (pasal 30 ayat 1)
11. Hak mendapat pendidikan (pasal 31 ayat 1)
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Rukiyati, dkk. 2008. Pendidikan Pancasila Buku Pegangan Kuliah. UNY Press. Yogyakata
http://www.kompasiana.com/pitriyulianti/tri-dharma-perguruan-
tinggi_54f8456aa33311191c8b55fc. Diakses pada hari Kamis, 24 Maret 2016. Pukul
15:30 WIB.