Anda di halaman 1dari 4

RANGKUMAN MATA KULIAH PENGAUDITAN I

“Standar Audit Internasional dan Perkembangannya”

Muhammad Agung Darmawan (F0318081)

Kelompok 7

Mengapa Indonesia mengadopsi International Standards on Accounting (ISA)? Apa


kegunaannya bagi akuntan publik? Dalam hal ini dapat terlihat dari sisi kekuatan pasar dan
nilai tambahnya. Selain itu, para praktisi juga ingin melihat berapa besarnya biaya dari
perubahan tersebut dan apa saja komponennya.

Kantor Akuntan Publik (KAP) di Indonesiaa yang memiliki jaringan global dan
internasional sudah aktif memilih partner dan staf dengan metodologi audit berbasis ISA,
komunikasi pun dilakukan menurut ketetuan dan kewajiban yang diterapkan oleh ISA. Ini
menunjukkan bahwa kekuatan pasar merupakan salah satu penentu dari mengapa Indonesia
mengadopsi ISA.

Selain itu, adanya nilai tambah juga merupakan salah satu faktor penentu. Tanpa
adanya nilai tambah, tidak akan ada daya memaksakan. Target utama dari penerima nilai
tambah disini adalah para investor yang dengan standar baru akan memperoleh laporan
keuangan yang lebih baik. Akan tetapi, perolehan manfat terbesar tetaplah para profesi
akuntansi karena mereka memperoleh nilai tambah yang tidak berwujud, yaitu peningkatan
mutu audit.

Dalam memaknai hubungan antara ISA dengan kenaikan biaya, terdapat dua jenis
klasifikasi biaya, yaitu biaya yang berulang-ulang terjadi setiap tahun (recurring cost) dan
biaya yang sekali terjadi (one-off cost) pada saat mulai mengadopsi ISA. Sebenarnya,
kenaikan biaya secara rata-rata sangat bergantung pada seberapa patuhnya standar audit
internasional tersebut terhadap ISAs yang mulai berlaku saat ini.

Dalam perbandingan antara standar audit sebelum ISA dengan standar audit setelah
ISA, ada beberapa pendekatan yang dilakukan, yaitu :

 Pendekatan Pertama
Apa saja perubahannya?
Mengapa perubahan tersebut dilakukan?
 Pendekatan Kedua
Siapa yang menggagas perubahan ini?
 Pendekatan Ketiga : keengganan utuk berubah.

Perubahan mendasar yang terjadi mencerminkan cara berpikir berbeda yang


melandasi teknik audit tertentu. Sifat perbedaan antara ISA dengan standar audit sebelumnya
memiliki sifat substantif dan mendasar. Ciri yang paling menonjol dari audit berbasis ISA
adalah penekanan terhadap aspek resiko. Ciri lainnya adalah audit berbasis ISA merupakan
standar yang berbasis prinsip dan bukan lagi berbasis aturan. Selain itu, dalam audit berbasis
ISA kotak hitam dan model matematis mulai diterapkan secara otomatis.

Dalam menerapkan standar audit berbasis ISA terdapat konsekuensi. Konsekuensinya


adalah keterlibatan auditor dan partner yang berpengalaman dengan ciri-ciri kepribadian
tertentu seperti adanya sikap skeptis. Oleh karena itu, ciri penerapan ISAs di Indonesia yang
paling jelas adalah seberapa besar keterlibatan partner yang ahli dalam penugasan audit
tersebut.

Pengendalian internal merupakan perubahan mendasar dalam standar audit dan


merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari audit berbasis resiko. Dalam hal ini, yang
ditekankan ISA adalah kewajiban entitas dan kewajiban auditor. ISAs menerapkan berbagai
kewajiban entitas dan manajemen dan memerlukan orang atau lembaga yang memiliki cukup
wewenang dalam mengawasi entitas tersebut. Inilah yang disebut dengan Those Charged
with Governance atau TCWG. Konsekuensinya adalah auditor harus siap berkomunikasi
dengan mereka.

International Federation of Accountants atau IFAC merupakan organisasi yang


membidangi standar-standar akuntansi, kode etik, audit, kendali mutu, dan lain-lain pada
tatanan global. Didirikan di Munich, Jerman pada 7 Oktober 1977 dengan 167 anggota yang
terdiri atas anggota penuh dan asosiasi yang membuka praktik atau bekerja di bidang industri
dan perdagangan, sektor publik, dan pendidikan. Menurut IFAC, cara paling mendasar yang
digunakan untuk melindungi kepentingan umum adalah dengan mengembangkan,
mempromosikan, dan memberdayakan standar-standar yang diakui secara internasional.
IFAC memiliki beberapa badan pembuat standar, diantaranya adalah The
International Auditing and Assurance Standards Board (IAASB), The International
Accounting Education Standards Board (IAESB), The International Ethics Standards Board
for Accountants (IESBA), dan The International Public Sector Accounting Standars Board
(IPSASB). Secara kolektif, IAASB, IAESB, IESBA, dan IPSASB mempunya Consultative
Advisory Groups yang memberikan sudut pandang umum dan terdiri atas masyarakat luas.
Selain itu, secara kolektif mereka juga dikenal sebagai Public Interest Activity Committees.
Pihak yang bertugas untuk ketaatan organisasi IFAC disebut dengan Compliance Advisory
Panel (CAP).

Terdapat lima pokok bahasan yang berkaitan dengan pernyataan-pernyataan IFAC,


diantaranya adalah :

 Audit atas informasi keuangan historis


 Audit dan reviu atas informasi keuangan historis
 Penugasan asurans yang bukan merupakan audit atas reviu atas informasi
keuangan historis
 Jasa-jasa terkait
 Standar internasional mengenai pengendalian mutu.

Untuk memudahkan referensi, seluruh pernyataan diberi nomor dan indeks sesuai
dengan kaidah penomoran yang diterapkan.

IFAC memiliki inisiatif lain yang memiliki dampak perekonomian dunia yang
ditangani melalui berbagai Committee yang tercakup dalam situs-situs, seperti
http://www.ifac.org/paib, http://www.ifac.org/smp, http://www.ifac.org/developingnations,
dan http://www.ifac.org/Forum_of_Firms.

Dengan memahami struktur ISAs, kita dapat dengan mudah menemukan segala hal
yang kita butuhkan ketika kita menggunakan ISAs sebagai referensi. Contohnya adalah
ketika auditor ingin mengetahui kewajibannya dan kewajiban manajemen, maka auditor
tersebut langsung mencarinya pada subjudul Requirements dan lain sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai