Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No.

2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (99-108)

PENILAIAN KINERJA KONSULTAN PERENCANA BANGUNAN


DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS
(Studi pada Perencana Bangunan di Manado)
Mycle Wala
Alumni Program Pascasarjana S2 Teknik Sipil Universitas Sam Ratulangi

Bonny F. Sompie, Robert J. M. Mandagi


Dosen Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Dalam kegiatan proyek konstruksi, perencanaan dipergunakan sebagai bahan acuan bagi pelaksana
pekerjaan dan menjadi standar pelaksanaan proyek, meliputi: dokumen, spesifikasi teknik, jadwal
dan anggaran. Perencanaan yang tidak tepat, investigasi lokasi proyek yang tidak sempurna, kurang
memadainya kemampuan pengelolaan proyek dan kurang profesionalnya penyedia jasa, berkaitan
erat terhadap hasil suatu proses proyek konstruksi (kinerja proyek).
Penelitian ini dibatasi pada lingkup kegiatan tahapan perencanaan konstruksi, dengan tujuan untuk
menemukan pengaruh kualitas rencana pelaksanaan terhadap kinerja konsultan perencana
konstruksi. Dalam penelitian ini metode Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan sebagai alat
pengambilan keputusan dalam penilaian kinerja konsultan perencana dengan mengambil sampel pada
54 konsultan perencana yang ada di Manado, menggunakan sejumlah kriteria yang paling
berpengaruh yang disesuaikan dengan Undang Undang No.18 Th. 1999 tentang Jasa Konstruksi
(Pasal 1 ayat 4) dan Peraturan Presiden RI No.54 Th 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Pasal 1 ayat 16 dan 17).
Pengambilan keputusan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) ini dijabarkan dalam 4
level (hirarki) berorientasi pada sasaran pengambilan keputusan yaitu menilai prioritas kinerja
konsultan perencana. Dari penentuan prioritas kinerja ini diperoleh hasil persentasi sebagai berikut:
Kualitas Dokumen Perencanaan (48,15%), Waktu Perencanaan (22,22%), Biaya Perencanaan
(11,11%) dan Kerangka Acuan Kerja (18,52%).
Kata kunci: kinerja, Konsultan Perencana, metode AHP

PENDAHULUAN Perencana yang terdiri dari arsitek dan


insinyur sipil, mekanikal dan elektrikal
Perancangan dan perencanaan (planning bersama-sama merencanakan suatu desain
and design) merupakan tahap awal yang untuk kepuasan pemilik, yang merupakan
berpengaruh sangat besar dan signifikan indikator kesuksesan proyek yang menjadi
terhadap suksesnya suatu proyek, karena prioritas semua pihak yang terlibat dalam
sebagian besar keputusan strategi dan proyek konstruksi. Sejumlah kriteria yang
pembiayaan proyek bergantung pada paling berpengaruh disesuaikan dengan
perencanaan proyek Undang Undang No.18 Tahun 1999 tentang
Konsultan perencana mempunyai peran Jasa Konstruksi (Pasal 1 ayat 4) dan
dalam pengambilan keputusan dan sebagai Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2010
translator dari kebutuhan pemilik dan arahan tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
bagi pelaksana. Ide dan gagasan dari pemilik Barang dan Jasa Pemerintah (Pasal 1 ayat 16
dituangkan dalam suatu dokumen perencana- dan 17).
an yang terdiri dari spesifikasi dan gambar Kinerja menjadi salah satu faktor yang
untuk dilaksanakan oleh kontraktor. Kinerja terpenting yang bisa saja dapat menyebabkan
konsultan perencana dapat diukur dari kegagalan dari suatu proyek konstruksi. Hal
beberapa faktor yang ditinjau dari segi ini karena kinerja diandaikan sebagai bahan
pembuatan dokumen, waktu, biaya dan bakar yang dibutuhkan untuk menjalankan
kerangka acuan kerja. sebuah mesin. Kegagalan suatu proyek bisa

99
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (99-108)

saja diakibatkan karena kinerja perencana keterkaitan yang erat terhadap hasil suatu
yang kurang baik dalam komunikasi dan proses pelaksanaan proyek konstruksi.
koordinasi. Kelalaian kinerja dapat menjadi
penyebab error dalam proyek konstruksi. Tujuan Penelitian
Kompleksnya proyek serta banyaknya pihak Adapun tujuan penelitian ini adalah:
yang terlibat didalamnya menuntut adanya 1. Untuk menganalisa faktor-faktor peren-
suatu kinerja yang efektif antar pihak. canaan yang berpengaruh terhadap
Dalam pelaksanaan perencanaan pem- kinerja konsultan perencana.
bangunan di Indonesia masih banyak 2. Untuk menganalisa seberapa besar
dijumpai kendala-kendala di lapangan. pengaruh faktor perencanaan terhadap
Kendala-kendala tersebut dapat dike- kinerja konsultan perencana.
lompokkan dalam tiga hal pokok meliputi: 3. Untuk mengetahui faktor yang paling
a. Pengelolaan proyek, yaitu belum dominan mempengaruhi kinerja
terpenuhinya kualifikasi menyangkut konsultan perencana.
kemampuan pengelolaan proyek, terlam-
batnya waktu penyelesaian pekerjaan,
masih terjadinya perubahan kontrak, METODOLOGI PENELITIAN
kurang memadainya metode kerja dan
strategi pelaksanaan proyek, pengorgani- Lokasi penelitian ini dilakukan di Kota
sasian proyek yang kurang memadai, Manado, Propinsi Sulawesi Utara. Alasan
dan prosedur pengendalian tidak pemilihan lokasi tersebut adalah karena
dilaksanakan sebagaimana mestinya. mudah dan dapat dijangkau terutama dalam
b. Prasarana dan sarana, yaitu minimnya pengumpulan data.
sarana penunjang operasional proyek, Dalam penelitian ini pengambilan
terbatasnya sarana komunikasi di sampel dilakukan pada konsultan perencana
proyek, kurang memadainya jumlah dan yang memiliki strata seperti pada Tabel 1.
kapasitas peralatan yang dibutuhkan di Jumlah anggota sampel yang paling tepat
lapangan. digunakan dalam penelitian tergantung pada
c. Acuan dan pengendalian pelaksanaan, tingkat ketelitian atau kesalahan. Tingkat
yaitu kurang memadainya keahlian per- ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki
sonil yang menangani kontrak, syarat- sering tergantung pada sumber dana, waktu
syarat dan bentuk kontrak yang tidak dan tenaga yang tersedia.
tegas dan jelas, proses tender yang Pengumpulan data dilakukan sebagai
relatif lama dan belum diterapkannya berikut:
asas nyata kepada penyedia jasa sesuai 1. Data Sekunder, dikumpulkan lewat studi
ketentuan yang berlaku sehingga pustaka, melalui literatur seperti jurnal,
pengguna jasa mengalami kesulitan media dan laporan.
memilih dan menilai penyedia jasa yang 2. Data Primer, diambil langsung dari
benar-benar berkualitas dan memenuhi lapangan baik melalui wawancara
kriteria yang diinginkan. (interview) maupun melalui daftar
pertanyaan (kuisioner), termasuk hasil
Ketiga hal tersebut menunjukkan bahwa diskusi dengan para ahli.
perencanaan yang tidak tepat, investigasi
lokasi proyek yang tidak sempurna, kurang Pengumpulan data pada penelitian ini,
memadainya pengalaman dan kemampuan menggunakan metode kombinasi antara
pengelolaan proyek serta kurang profesional- wawancara dan kuisioner sehingga diperoleh
nya penyedia jasa, mempunyai keterkaitan hasil yang lebih akurat.
yang erat terhadap hasil suatu proses Untuk wawancara digunakan open
pelaksanaan proyek konstruksi. kurang ended question dan wawancara akan bersifat
profesionalnya penyedia jasa, mempunyai semi-structured.

100
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (99-108)

Tabel 1. Kualifikasi Jasa Perencanaan Pekerjaan Bangunan (Konsultan)

Sumber: Peraturan LPJK Nomor 15 Tahun 2010 ttg Perpanjangan dan Registrasi Ulang
Sertifikasi Badan Usaha (SBU) Jasa Konstruski untuk Pelaksanaan Pengadaan
Pekerjaan Jasa Bangunan 2011. Pasal 5 ayat 3.

Maksudnya bahwa jawaban responden disebarkan kepada para konsultan


tidak ditentukan, dalam arti bisa beraneka perencana yang menjadi responden.
ragam, tidak dibatasi. Pertanyaan tidak 2. Tahap 2: Validasi. Untuk pembobotan
terpaku pada pertanyaan yang telah dibuat. nilai hasil penelitian menggunakan Skala
Boleh saja jika ditambahkan pertanyaan Nilai Perbandingan Berpasangan (AHP)
diluar yang telah ditentukan, namun tetap yang akan menilai perbandingan tingkat
harus berhubungan dengan penelitian. kepentingan suatu elemen dengan
elemen lain. Saaty (2005) menetapkan
Dalam pelaksanaannya, open ended skala nilai 1 sampai dengan 9 yang
question diusahakan tidak terlalu banyak seperti pada Tabel 2.
karena akan membosankan untuk responden
dan responden belum tentu memiliki waktu Tabel 2. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan
yang banyak. Sedangkan untuk kuesioner
digunakan close ended question, agar
responden dapat menjawab dengan mudah
karena telah diberi beberapa pilihan jawaban.
Teknik pengumpulan data dilakukan
dengan 2 tahap survei, yaitu:
1. Tahap 1: Survei Utama (Kuisioner
AHP). Variabel-variabel disusun dalam
bentuk model hirarki AHP dan Sumber: Saaty (2005)
berdasarkan model tersebut disusun
kuisioner yang berisi pertanyaan tentang Sedangkan skala pengukuran yang
perbandingan berpasangan (pairwise dipakai dalam penelitian dengan meng-
comparation) atas variabel-variabel gunakan metode AHP adalah Skala Rasio
tersebut. Kuisioner selanjutnya akan (ratio scale). Analisis korelasi peringkat

101
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (99-108)

disini dilakukan berdasarkan peringkat dari Matriks yang digunakan bersifat


semua variabel penelitian, tanpa memper- sederhana, memiliki kedudukan kuat
hatikan bagaimana perbandingan antar untuk kerangka konsistensi, mendapat-
peringkat itu sendiri. Formasi pertanyaan kan informasi lain yang mungkin
dalam kuisioner terdiri dari 4 (empat) aspek dibutuhkan dengan semua perbandi-
utama Kinerja Konsultan Perencana, yaitu: ngan yang mungkin dan mampu
1. Kualitas Dokumen Perencanaan menganalisis kepekaan prioritas secara
2. Waktu Perencanaan keseluruhan untuk perubahan pertim-
3. Biaya Perencanaan bangan.
4. Term of Reference (Kerangka Acuan 4. Melakukan, mendefinisikan perban-
Kerja) dingan berpasangan sehingga diperoleh
Hasil akhir analisis adalah mengklasifi- jumlah penilaian seluruhnya sebanyak
kasi tingkat kinerja konsultan perencana n[(n-1)/2] buah, dengan n adalah
berdasarkan nilai yang diperoleh, meng- banyaknya elemen yang dibandingkan.
gunakan teknik rating score (skala Hasil perbandingan dari masing-masing
peringkat). Oleh karena itu diharapkan elemen akan berupa angka dari 1 sampai
responden dapat memberikan jawaban/ 9 yang menunjukkan perbandingan
komentar maksimal sesuai dengan tingkat kepentingan suatu elemen.
pertanyaan yang diberikan sebagai 5. Menghitung nilai eigen dan menguji
masukkan. konsistensinya. Jika tidak konsisten
maka pengambilan data diulangi lagi.
Metode Analisa Data 6. Mengulangi langkah 3,4, dan 5 untuk
Dalam metode AH dilakukan langkah- seluruh tingkat hirarki.
langkah sebagai berikut: Menghitung vektor eigen dari setiap
1. Mendefinisikan masalah dan menentu- matriks perbandingan berpasangan yang
kan solusi yang diinginkan. merupakan bobot setiap elemen untuk
Dalam tahap ini kita berusaha penentuan prioritas elemen-elemen pada
menentukan masalah yang akan kita tingkat hirarki terendah sampai
pecahkan secara jelas, detail dan mudah mencapai tujuan. Penghitungan dilaku-
dipahami. Dari masalah yang ada kita kan lewat cara menjumlahkan nilai
coba tentukan solusi yang mungkin setiap kolom dari matriks, membagi
cocok setiap nilai dari kolom dengan total
2. Membuat struktur hierarki yang diawali kolom yang bersangkutan untuk
dengan tujuan utama. memperoleh normalisasi matriks, dan
Setelah menyusun tujuan utama sebagai menjumlahkan nilai-nilai dari setiap
level teratas akan disusun level hirarki baris dan membaginya dengan jumlah
yang berada di bawahnya yaitu kriteria- elemen untuk mendapatkan rata-rata.
kriteria yang cocok untuk mempertim- 7. Memeriksa konsistensi hirarki. Yang
bangkan atau menilai alternatif yang kita diukur dalam AHP adalah rasio
berikan dan menentukan alternatif konsistensi dengan melihat index
tersebut. Tiap kriteria mempunyai konsistensi. Konsistensi yang diharap-
intensitas yang berbeda-beda. Hirarki kan adalah yang mendekati sempurna
dilanjutkan dengan subkriteria (jika agar menghasilkan keputusan yang
mungkin diperlukan). mendekati valid. Walaupun sulit untuk
3. Membuat matriks perbandingan berpa- mencapai yang sempurna, rasio
sangan yang menggambarkan kontri- konsistensi diharapkan kurang dari atau
busi relatif atau pengaruh setiap elemen sama dengan 10%.
terhadap tujuan atau kriteria yang
setingkat di atasnya.

102
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (99-108)

Bagan Alir Penelitian

Gambar 2. Bagan Alir Penelitian

Variabel Penelitian

Tabel 3. Variabel kinerja yang akan dipakai dalam penelitian

103
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (99-108)

HASIL PENELITIAN Membuat matrik perbandingan berpasa-


ngan yang menggambarkan kontribusi relatif
Data atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan
1. Sampel Konsultan Perencana atau kriteria yang setingkat di atasnya.
Pengumpulan data dilakukan dengan
cara mendata semua Konsultan Perencana di 4. Perbandingan Berpasangan.
Kota Manado, yang masih tercatat aktif
dalam organisasi Inkindo Sulawesi Utara Tabel 5. Matriks Berpasangan Level 2
sampai dengan tahun 2012. Selanjutnya
dilakukan penyebaran angket kuisioner
kepada masing-masing konsultan perencana
yang ada (mewakili (54 sampel). Dari 54
konsultan perencana yang ada dilakukan
penelitian mengenai kinerja konsultan
dengan menggunakan metode AHP.

2. Tabulasi Data
Semua data hasil kuisioner yang telah Menghitung nilai eigen dan menguji
diisi oleh responden tentang penilaian kinerja konsistensinya.
konsultan perencana ditabulasikan. Tiap
kuisioner berisi 1 variabel terikat dan 3
Tabel 6. Menghitung Nilai Eigen dan Uji Konsistensi
variabel bebas. Data tersebut kemudian
digunakan sebagai input data untuk
perhitungan AHP, untuk dilakukan analisa
lebih lanjut.

3. Analisa Data
Penggunaan metode AHP dalam
penilaian kinerja konsultan perencana
mencakup penilaian terhadap kinerja dan
menentukan skala prioritas yang paling
penting dalam kegiatan perencanaan
pekerjaan konstruksi. Tujuan utama
penelitian ini adalah menganalisa faktor-
faktor perencanaan yang berpengaruh
terhadap kinerja proyek, menganalisa Langkah berikutnya adalah:
seberapa besar pengaruh faktor perencanaan Mengulangi langkah Tabel 5 dan Tabel
terhadap kinerja proyek dan mengetahui 6 untuk seluruh tingkat hirarki. Kemudian
faktor yang paling dominan mempengaruhi memeriksa konsistensi hirarki. Yang diukur
kinerja proyek. dalam AHP adalah rasio konsistensi dengan
melihat index konsistensi (CI).
Tabel 4. Matriks Berpasangan Level 2 Semua nilai vektor eigen yang diperoleh
disalin kedalam perhitungan nilai tabel
Hirarki yang telah disusun untuk
mendapatkan skor berdasarkan skala ordinal
yang telah ditetapkan, seperti pada Tabel 7.

104
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (99-108)

Tabel 7. Penilaian Kinerja Konsultan Perencana

PEMBAHASAN Dengan memperhitungkan aspek


terpenting dalam pengambilan keputusan,
Indikator variabel kinerja konsultan maka diperoleh hasil sebagai berikut:
perencana yang diteliti terdiri dari aspek a. Untuk kriteria pada level 2 dapat
dokumen perencanaan, aspek waktu disimpulkan bahwa yang paling penting
perencanaan, aspek biaya perencanaan dan untuk kelompok kriteria adalah kualitas
aspek kerangka acuan kerja. Hasil analisa dokumen perencanaan dengan bobot
data dan pengujian hipotesis memper- 48,15%.
lihatkan bahwa aspek kualitas dokumen b. Untuk kriteria pada level 3 dapat
perencanaan berpengaruh terhadap pening- disimpulkan bahwa yang paling penting
katan kinerja perencana. Jika dokumen untuk tiap-tiap kelompok kriteria adalah
perencanaan dipersiapkan sebaik-baiknya keakuratan dokumen perencanaan
maka kinerja konsultan akan semakin baik. dengan bobot 40,74%, diikuti oleh
Berturut-turut mengikuti nilai persentase kriteria realisasi jadwal 72,22%, kriteria
terbesar adalah kualitas dokumen biaya langsung non personil 64,81% dan
perencanaan, aspek waktu perencanaan, kriteria tercapainya sasaran pada tahap
aspek biaya perencanaan dan yang terakhir pengembangan rencana 33,33%.
adalah aspek kerangka acuan kerja.

105
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (99-108)

Tabel 8. Bobot Paling Berpengaruh Dalam Pengambilan Keputusan Setiap Kriteria

Level 1 Level 2 Level 3 Level 4


48.15 38.89 38.89
Kualitas Dokumen Perencanaan Konsistensi Dokumen Perencanaan Konsistensi antara dokumen, RKS dan Engineer Estimate
40.74
Konsistensi antara gambar arst., gambar struktur dan gambar ME
20.37
Konsistensi penggunaan symbol, notasi dan satuan
40.74 27.78
Keakuratan Dokumen Perencanaan Ketepatan skala gambar
20.37
Kesesuaian perencanaan dan peraturan pemerintah
51.85
Hasil perhitungan BOQ dan Estimasi biaya perencanaan
20.37 37.04
Kemudahan Dokumen Perencanaan Sistematika penyajian dokumen perencanaan
62.96
Penggunaan visualisai 3D/Maket
27.78 27.78
22.22 Penyusunan Jadwal Sistematika Penyusunan Jadwal
Aspek Waktu Perencanaan 72.22
Penetapan alokasi waktu yang rasional
72.22 61.11
Realisasi Jadwal Ketepatan penyelesaian dokumen pada setiap tahapan perencanaan
38.89
Ketepatan waktu penyerahan dokumen perencanaan
Penilaian Kinerja Konsultan Perencana Bangunan

11.11 35.19 31.48


Aspek Biaya Perencanaan Biaya Langsung Personil Kesesuaian jenis biaya dengan kebutuhan proyek
68.52
Kesesuaian metode perhitungan biaya dengan peraturan
64.81 35.19
Biaya Langsung non Personil Kesesuaian jenis biaya dengan kebutuhan proyek
64.81
Kesesuaian metode perhitungan biaya dengan peraturan
18.52 22.22 46.30
Term of Reference (Kerangka Acuan Tercapainya
Kerja) sasaran pada tahap persiapan
Pengumpulan data
16.67
Konsep rancangan
37.04
Program kerja perencanaan
25.93 33.33
Tercapainya sasaran pada tahap pra rencana
Perencanaan site
25.93
Susunan program ruang
16.67
Perkiraan biaya pengurusan perizinan
24.07
Laporan perencanaan
33.33 22.22
Tercapainya sasaran pada tahap pengembangan
Kelayakanrencana
desain dari segi arsitektur
25.93
Kelayakan desain dari segi struktur dan utilitas
33.33
Penjelasan penggunaan bahan bangunan
18.52
Rincian estimasi biaya
18.52 29.63
Tercapainya sasaran pada tahap penyusunan
Pembuatan
rencana
gambar
detaildetail
5.56
RKS
37.04
Rincin volume pelaksanaan pekerjaan
27.78
Laporan akhir perencanaan

c. Untuk kriteria pada level 4 dapat pulan data 46,30%, kriteria perencanaan
disimpulkan bahwa kriteria yang paling site 33,33%, kriteria penjelasan
penting untuk tiap-tiap kelompok penggunaan bahan bangunan 33,33%
kriteria adalah konsistensi antara dan kriteria rincian volume pelaksanaan
Gambar Arsitektur, Gambar Struktur pekerjaan 37,04%.
dan Gambar ME 40,74%, diikuti oleh
kriteria hasil perhitungan BOQ dan Berdasarkan hasil penilaian dengan
estimasi biaya perencanaan 51,85 %, sistem AHP, konsultan perencana diklasifi-
kriteria penetapan alokasi waktu yang kasikan berdasarkan tingkat kinerjanya.
rasional 72.22%, ketepatan penyele- Pengklasifikasian ini menggunakan teknik
saian dokumen pada setiap tahap skala peringkat. Interval nilai dalam sistem
perencanaan 61,11%, kriteria kesesuai- peringkat ini adalah 0 sampai dengan 100.
an metode perhitungan biaya dengan Berdasarkan hasil perhitungan di atas,
peraturan 68,52%, kriteria pengum- konsultan yang mendapat nilai 59,99 ke

106
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (99-108)

bawah dikategorikan memiliki kinerja perencana yang secara kuantitatif dapat


“sangat kurang”, sedangkan penilaian untuk diterima untuk pemilihan prioritas pada
kriteria yang lain, dibagi menjadi 4 interval tiap perusahaan.
yang sama antara 60 sampai dengan 100. 2. Faktor-faktor perencanaan yang berpe-
Klasifikasi ini dibagi menjadi: ngaruh terhadap kinerja konsultan
a. Nilai 90 – 100 : berarti kinerja perencana dapat diketahui dengan
konsultan “sangat baik”. membuat matriks hirarki kepentingan
b. Nilai 80 – 89,99 : berarti kinerja berdasarkan empat aspek perencanaan
konsultan “baik”. yaitu kualitas dokumen perencanaan,
c. Nilai 70 – 79,99 : berarti kinerja waktu perencanaan, kerangka acuan
konsultan “cukup”. kerja dan biaya perencanaan.
d. Nilai 60 – 69,99 : berarti kinerja 3. Besarnya pengaruh faktor perencanaan
konsultan “kurang”. terhadap kinerja konsultan perencana
dapat dilihat pada nilai/bobot persentase
Tabel 9. Daftar skor yang diperoleh menggunakan yang diperoleh dari perhitungan dengan
penilaian hirarki metode AHP
metode AHP. Pengaruh faktor-faktor
No. Nama Perusahaan Skor No. Nama Perusahaan Skor perencanaan ini dapat dilihat pada
1 A 80,87 28 AB 81,37 kriteria level 3 dan yang paling
2 B 82,55 29 AC 81,35
3 C 79,87 30 AD 81,31
berpengaruh untuk tiap-tiap kelompok
4 D 81,30 31 AE 81,84 kriteria adalah konsistensi dokumen
5 E 80,58 32 AF 80,81
6 F 83,52 33 AG 80,84
perencanaan dengan bobot 38,89%,
7 G 78,87 34 AH 80,28 diikuti oleh kriteria realisasi jadwal
8 H 80,51 35 AI 81,02
9 I 81,23 36 AJ 80,17
72,22%, kriteria biaya langsung personil
10 J 81,55 37 AK 81,24 64,81% dan kriteria tercapainya sasaran
11 K 70,85 38 AL 80,57
pada tahap pra rencana 25,93%.
12 L 80,55 39 AM 80,77
13 M 80,63 40 AN 80,18 Sedangkan untuk level 4, kriteria yang
14 N 75,85 41 AO 80,77 paling berpengaruh untuk tiap-tiap
15 O 80,58 42 AP 79,81
16 P 79,81 43 AQ 80,74
kelompok kriteria adalah hasil
17 Q 84,31 44 AR 80,54 perhitungan BOQ dan estimasi
18 R 81,84 45 AS 80,84
19 S 79,68 46 AT 81,73
perencanaan dengan bobot 51,85%,
20 T 81,20 47 AU 80,72 diikuti oleh kriteria penetapan alokasi
21 U 81,31 48 AV 79,92
22 V 81,52 49 AW 79,95
waktu yang rasional dengan bobot 62,22
23 W 83,65 50 AX 80,94 %, kriteria kesesuaian biaya dengan
24 X 79,43 51 AY 81,84
jenis proyek 64,81% dan kriteria
25 Y 82,29 52 AZ 80,74
26 Z 82,35 53 BA 80,55 pengumpulan data 64,30%.
27 AA 81,01 54 BB 81,43 4. Kualitas dokumen perencanaan me-
rupakan kriteria yang paling dominan
dalam menilai kinerja konsultan
PENUTUP perencana dengan bobot sebesar
48,15%, diikuti oleh kriteria aspek
Kesimpulan waktu 22,22%, kesesuaian kerangka
Dari uraian dan pembahasan yang telah acuan kerja 18,52 % dan yang terakhir
dilakukan dapat disimpulkan: adalah aspek biaya 11,11%.
1. Penggunakan metode AHP dapat
membantu dalam proses pengambilan Saran
keputusan terhadap penilaian kinerja Untuk penggunaan metode AHP ini, ada
beberapa konsultan perencana yang beberapa hal prinsip yang harus diperhatikan,
memiliki skor penilaian. Hal ini terbukti yaitu:
dengan penerapan metode AHP pada 1. Metode penilaian kinerja dengan
model penilaian kinerja konsultan menggunakan AHP ini dapat dilan-

107
Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 3, No. 2, Juli 2013 ISSN 2087-9334 (99-108)

jutkan dengan menyempurnakan sistem DAFTAR PUSTAKA


perhitungan dan penilaian.
2. Perhitungan dan penilaian yang dilaku- Peraturan LPJK Nomor 15 Tahun 2010.
kan disesuaikan dengan kebutuhan Perpanjangan dan Registrasi Ulang
perencanaan atau pengguna jasa dan Sertifikasi Badan Usaha (SBU) Jasa
spesifikasi bangunan yang ada. Konstruki untuk Pelaksanaan Peng-
3. Prinsip penyusunan hirarki dapat adaan Pekerjaan Jasa Bangunan. Pasal
digunakan untuk berbagai bidang ilmu 5 ayat 3.
yang memerlukan pengambilan kepu- Peraturan Presiden RI No. 54 Tahun 2010,
tusan yang dianggap perlu sebagai Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
pembanding. Barang dan Jasa Pemerintah. Fokus
4. Kriteria yang dibuat harus sesuai dengan Media. Bandung.
variabel terikat, sehingga dapat
mengarahkan penilaian sesuai dengan Peraturan Menteri PU No. 45 Tahun 2007.
tujuan akhir dari penelitian. Pilih kriteria Pedoman Teknis Pembangunan
yang benar-benar penting sesuai dengan Bangunan Gedung Negara, Direktorat
pada variabel bebasnya. Jenderal Cipta Karya, Departemen
5. Setiap hasil sintesa pembanding matriks Pekerjaan Umum. Jakarta.
berpasangan perlu dilakukan uji Saaty, T. L., 2005, Pengambilan Keputusan
konsistensi sebagai acuan keakuratan Bagi Para Pemimpin. PT. Pustaka
keputusan yang dihasilkan. Dapat juga Binaman Pressindo, Jakarta.
menggunakan software yang dapat Undang-Undang RI No. 18 Tahun 1999.
menunjang perhitungan, sehingga dapat Jasa Bangunan Departemen Pekerjaan
mendukung perhitungan yang lebih Umum. Penerbit PT. Mediatama
rumit pada analisa matriks. Saptakarya, Jakarta.

108

Anda mungkin juga menyukai