FIX Jurnal Non Steril - Rabu - KII-1 - Suspensi Rekonstitusi Salisilamid
FIX Jurnal Non Steril - Rabu - KII-1 - Suspensi Rekonstitusi Salisilamid
I. LATAR BELAKANG
1. Penggunaan sediaan
Suspensi rekonstitusi adalah sediaan suspensi dalam bentuk serbuk selama waktu
penyimpanan dan didispersikan terlebih dahulu di dalam fasa pendispersi sebelum
digunakan. Suspensi rekonstitusi digunakan secara oral.
2. Efek farmakologi
Salisilamid menghasilkan efek analgesik dan antirematik.
3. Dosis
325 - 650 mg, tiga atau empat kali sehari
(Sumber: Martindale The Complete Drug Reference, ed. 36. Hal 121)
Struktur
Senyawa Asam
Sumber: https://tr.wikipedia.org/wiki/Kategori:Salisilamidler#/media/File:Salicylamide.svg
Rumus Molekul C7H7NO2
Pemerian Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau.
Kelarutan Sukar larut dalam air, larut dalam propilen glikol.
pH (tidak ditemukan data pH)
1,320 gr/mL (Sumber: Analytical Profiles of Drug Substances
Berat Jenis
and Excipient, Vol 13 Hal. 523)
Jarak Lebur Antara 139oC dan 142oC
Kadar air tidak lebih dari 0,5%
Data Stabilita
Kadar logam berat tidak lebih dari 10 bpj
Berat Molekul 137,14
Inkompatibilita
s Inkompatibel dengan asam askorbat
Tempat
Wadah tertutup dan terlindungi dari cahaya
Penyimpanan
(Sumber: Farmakope Indonesia jilid IV, halaman 753-754)
3. Preformulasi eksipien
a. Metil Paraben
Struktur Senyawa
b. Propil Paraben
Pemerian Serbuk kristalin putih, tidak berbau, dan tidak berasa.
Kelarutan 1 dalam 3,9 bagian propilen glikol pada suhu 25oC.
1 dalam 2500 bagian air pada suhu 25oC.
Stabilita Kondisi stabil pada pH 3-6, pada pH di atas 8 akan
terhidrolisis sebesar 10% per 60 hari.
Tempat Propil paraben disimpan di wadah tertutup rapat pada
Penyimpanan tempat kering dan dingin.
Inkompatibiltas Aktivitas antimikroba metilparaben berkurang jika ada
surfaktan nonionik. Inkompatibel dengan senyawa
antara lain magnesium aluminium silikat, magnesium
trisilikat, besi oksida kuning, dan biru ultramarin karena
dapat menyerap propil paraben sehingga menurunkan
efektivitas antimikrobanya. Propil paraben dapat
terhidrolisis dengan adanya basa lemah dan asam kuat.
Penggunaan dalam 0,01-0,02%
Sediaan Oral
(Sumber: Hand Book of Pharmaceutical Excipients 6th ed., 2009, hal 596-597)
c. Na CMC (FSH)
Struktur Senyawa
d. PVP-Povidon
Struktur Senyawa
e. Aerosil
Rumus Molekul SiO2
Pemerian Serbuk amorf, berwarna putih kebiru-biruan, tidak
berbau, tidak berasa, ukuran partikel 15 nm.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air
Stabilita Bersifat higroskopis tapi mengadsorpsi air dalam jumlah
besar.
Tempat Wadah tertutup
Penyimpanan
Inkompatibiltas Inkompatibel dengan dietilbestrol
Penggunaan dalam 0,5-2%
Sediaan Oral
(Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipients, ed. 6th, halaman 185-187)
f. Sukrosa
Struktur Senyawa
g. Etanol 96%
Struktur molekul
(https://en.wikipedia.org/wiki/Ethanol_fuel)
Rumus molekul C2H5OH
Berat molekul 46,07 g/mol
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Berbau
khas yang menyebabkan rasa terbakar pada lidah
Kelarutan Bercampur dengan air
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api
Kegunaan Pelarut, pelarut propil paraben
Inkompatibilitas Dalam kondisi asam dpat bereaksi dengan bahan
pengoksidasi. Ketika bercampur dengan basa warna
akan berubah gelap akibat bereaksi dengan residual
dari aldehid
Stabilitas Tahan dengan pemanasan dalam autoklaf
Penggunaan 10 % (v/v) pada produk untuk 12 tahun keatas
maksimum dalam 5% (v/v) pada produk untuk anak-anak usia 6-12 tahun
sediaan oral 0,5% (v/v) pada produk untuk anak-anak usia dibawah
6 tahun
Konstanta Pada suhu 20oC : 25
dielektrik (http://pharmlabs.unc.edu/labs/solubility/structure.htm
)
(Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipients, ed. 6th, halaman 17-18)
V. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Persiapan alat dan bahan
a. Wadah botol yang akan digunakan ditara pada volume 61,2 ml, diberikan
penanda batas tara pada dinding bagian luar botol.
b. Botol dibilas dengan aquades sebanyak dua kali, lalu dikeringkan.
c. Timbangan ditara, lalu dilakukan penimbangan dan pengukuran bahan-bahan
yang tertera pada kesimpulan formulasi, antara lain ditimbang salisilamid
sebanyak 4 g, metil paraben 60 mg, propil paraben 40 mg, dan sukrosa 120 g.
2. Proses granulasi
a. Sukrosa dimasukkan ke dalam mortar, lalu digerus hingga halus.
b. Salisilamida dicampurkan ke dalam mortar, lalu digerus hingga homogen.
c. Propil paraben dan metil paraben dicampurkan ke dalam mortar, lalu digerus
hingga homogen.
d. Grape essens dan pewarna ungu ditambahkan secukupnya ke dalam mortar, lalu
digerus hingga homogen.
e. Diukur 10 ml etanol 96%.
f. PVP dilarutkan dalam 10ml etanol 96%, kemudian ditambahkan sedikit demi
sedikit dengan pipet tetes ke dalam mortar sampai terbentuk massa yang dapat
digranulasi.
g. Massa granul diayak dengan menggunakan ayakan nomor 16, kemudian
dikeringkan sampai kadar air dalam granul kurang dari 2%.
h. Ke dalam massa granul yang sudah kering, ditambahkan fines (Na CMC (FSH))
sebagai suspending agent dan aerosil sebagai adsorben, lalu campuran diaduk
hingga tercampur merata.
i. Dilakukan evaluasi in process control sesuai dengan spesifikasi sediaan yang
dijelaskan pada Bab VII.
j. Campuran massa granul dan fines ditimbang sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan tiap botol, lalu dimasukkan ke dalam botol 100 ml yang sudah ditara.
k. Botol ditutup dan diberi etiket, lalu dimasukkan ke dalam kemasan sekunder.
l. Aquades dimasukkan ke dalam botol yang berisi campuran tersebut hingga
penanda batas tara (jika langsung direkonstitusi).
m. Dilakukan evaluasi sediaan akhir suspensi rekonstitusi sesuai dengan spesifikasi
sediaan yang dijelaskan pada Bab VIII.
4. Waktu rekonstitusi
Waktu rekonstitusi merupakan waktu yang dibutuhkan pada saat pencampuran
granul suspense rekonstitusi dengan fasa pendispersi. Waktu rekonstitusi harus cepat,
yaitu kurang dari 30 detik.
2. Penentuan pH larutan
Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH meter atau kertas indikator pH
7. Waktu rekonstitusi
Waktu rekonstitusi merupakan waktu yang dibutuhkan pada saat pencampuran
granul suspense rekonstitusi dengan fasa pendispersi. Waktu rekonstitusi harus cepat,
yaitu kurang dari 30 detik.
X. PUSTAKA ACUAN
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Queen, M. E. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th ed. London: Pharmaceutical Press (PhP). Halaman 17-18, 118-120,
185-187, 441-443, 581-583, dan 596-597.
Staff Penyusun Farmakope. 1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 953 dan 989
Staff Penyusun Farmakope. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 753-754
Sweetman, S.C. Martindale The Complete Drug Reference ed. 36th. London:
Pharmaceutical Press (PhP), halaman 121.