Anda di halaman 1dari 14

JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN LIKUIDA-SEMISOLIDA NON

STERIL (FA 3132)

KELOMPOK : K-II-1 SHIFT : RABU


SOAL: Suspensi Rekonstitusi Salisilamid 50mg/5cc

I. LATAR BELAKANG
1. Penggunaan sediaan
Suspensi rekonstitusi adalah sediaan suspensi dalam bentuk serbuk selama waktu
penyimpanan dan didispersikan terlebih dahulu di dalam fasa pendispersi sebelum
digunakan. Suspensi rekonstitusi digunakan secara oral.
2. Efek farmakologi
Salisilamid menghasilkan efek analgesik dan antirematik.
3. Dosis
325 - 650 mg, tiga atau empat kali sehari
(Sumber: Martindale The Complete Drug Reference, ed. 36. Hal 121)

Pasien Penggunaan Umur/bobot Dosis lazim Dosis maksimum


badan Sekali Sehari Sekali Sehari
Anak Antipiretik 1 tahun ke 10 mg/ 30 mg –
bawah bulan, 40
maksimu mg/bulan
m 60 kg
1-3 tahun 50 mg-60 150 mg-
mg/tahun 240
mg/tahun
3-6 tahun 40 mg-50 120 mg-
mg/tahun 200
mg/tahun
6-12 tahun 30 mg-40 90 mg-
mg/tahun 160
mg/tahun
Antirematik 125
mg/kg
Dewasa Antirematik 1,5 g 6g 1g 8g
(Sumber: Farmakope Indonesia jilid 3, halaman 953 dan 989)

II. PERMASALAHAN FARMASETIKA DAN PENYELESAIAN MASALAH


1. Preformulasi Zat Aktif
Nama Zat Aktif Salisilamid (positif)

Struktur
Senyawa Asam
Sumber: https://tr.wikipedia.org/wiki/Kategori:Salisilamidler#/media/File:Salicylamide.svg
Rumus Molekul C7H7NO2
Pemerian Serbuk hablur, putih; praktis tidak berbau.
Kelarutan Sukar larut dalam air, larut dalam propilen glikol.
pH (tidak ditemukan data pH)
1,320 gr/mL (Sumber: Analytical Profiles of Drug Substances
Berat Jenis
and Excipient, Vol 13 Hal. 523)
Jarak Lebur Antara 139oC dan 142oC
 Kadar air tidak lebih dari 0,5%
Data Stabilita
 Kadar logam berat tidak lebih dari 10 bpj
Berat Molekul 137,14
Inkompatibilita
s Inkompatibel dengan asam askorbat

Tempat
Wadah tertutup dan terlindungi dari cahaya
Penyimpanan
(Sumber: Farmakope Indonesia jilid IV, halaman 753-754)

2. Permasalahan Farmasetika dan Penyelesaian Masalah


Permasalahan Farmasetika Penyelesaian masalah
Kekuatan sediaan lebih besar Sediaan dibuat dalam bentuk suspensi
dibandingkan kelarutan salisilamid di rekonstitusi.
dalam air dan salisilamida tidak boleh
mengandung lebih dari 0,5% air.
Salisilamida berbentuk serbuk halus Suspensi rekonstitusi salisilamida dibuat
bersifat voluminous karena memiliki dengan metode granulasi.
berat jenis yang kecil.
Suspensi digunakan secara berulang Metil paraben dan propil paraben
(multi dose) sehingga rentan terhadap dikombinasikan sebagai pengawet
kontaminasi mikroorganisme antimikroba dalam sediaan ini.
Serbuk salisilamida yang tidak Ditambahkan grape essens (essens
memiliki penampilan menarik untuk anggur) dan pewarna ungu
meningkatkan penerimaan pasien
Aliran suspensi rekonstitusi Suspending agent ditambahkan untuk
salisilamida dapat terjadi caking mencegah terjadinya caking. Suspending
sehingga menyebabkan dosis yang agent yang digunakan adalah Na CMC
tidak merata. FSH
Zat aktif harus terlindung dari cahaya Botol yang digunakan botol kaca
berwarna coklat

3. Preformulasi eksipien
a. Metil Paraben
Struktur Senyawa

Rumus Molekul C7H5NaO2


Pemerian Kristal tidak berwarna atau serbuk kristalin putih, tidak
berbau atau hampir tidak berbau.
Kelarutan 1 gr metil paraben larut dalam 3 ml etanol 95% pada
suhu 25oC. 1 gr metil paraben larut dalam 400 ml air
pada suhu 25oC.
Stabilita Kondisi stabil pada pH 3-6, pada pH di atas 8 akan
terhidrolisis sebesar 10% per 60 hari.
Tempat Metil paraben disimpan di wadah tertutup rapat pada
Penyimpanan tempat kering dan dingin.
Inkompatibiltas Aktivitas antimikroba metilparaben berkurang jika ada
surfaktan nonionik. Inkompatibel dengan senyawa
antara lain bentonit, magnesium trisilikat, talk, tragakan,
natrium alginat, minyak esensial, sorbitol, dan atropin.
Penggunaan dalam 0,015-0,2%
Sediaan Oral
(Sumber: Hand Book of Pharmaceutical Excipients 6th ed., 2009, hal 441-443)

b. Propil Paraben
Pemerian Serbuk kristalin putih, tidak berbau, dan tidak berasa.
Kelarutan 1 dalam 3,9 bagian propilen glikol pada suhu 25oC.
1 dalam 2500 bagian air pada suhu 25oC.
Stabilita Kondisi stabil pada pH 3-6, pada pH di atas 8 akan
terhidrolisis sebesar 10% per 60 hari.
Tempat Propil paraben disimpan di wadah tertutup rapat pada
Penyimpanan tempat kering dan dingin.
Inkompatibiltas Aktivitas antimikroba metilparaben berkurang jika ada
surfaktan nonionik. Inkompatibel dengan senyawa
antara lain magnesium aluminium silikat, magnesium
trisilikat, besi oksida kuning, dan biru ultramarin karena
dapat menyerap propil paraben sehingga menurunkan
efektivitas antimikrobanya. Propil paraben dapat
terhidrolisis dengan adanya basa lemah dan asam kuat.
Penggunaan dalam 0,01-0,02%
Sediaan Oral
(Sumber: Hand Book of Pharmaceutical Excipients 6th ed., 2009, hal 596-597)

c. Na CMC (FSH)
Struktur Senyawa

Pemerian Serbuk granul putih sampai hampir putih, tidak berbau,


tidak berasa. Higroskopis setelah dikeringkan.
Kelarutan Mudah didispersikan di dalam air pada semua
temperatur membentuk larutan koloidal jernih.
Stabilita Na CMC stabil walaupun higroskopis. Dapat menyerab
air dalam jumlah besar pada kondisi kelembaban tinggi.
Stabil pada pH 2-10. Terbentuk endapan pada di bawah
pH 2 dan viskositas larutan menurun di atas pH 10.
Larutan memiliki viskositas dan stabilitas maksimum
pada pH 7-9.
Tempat Di simpan di wadah tertutup, sejuk dan kering.
Penyimpanan
Inkompatibiltas Inkompatibel dengan asam kuat dan garam besi dan
beberapa metal seperti aluminium, merkurim, dan zink.
Tidak cocok juga dengan xanthan gum. Endapan
terbentuk saat dicampur dengan etanol 95%.
Penggunaan dalam 0,1-1%
Sediaan Oral
(Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipients, ed. 6th, halaman 118-120)

d. PVP-Povidon
Struktur Senyawa

Rumus Molekul (C6H9NO)n


Pemerian Serbuk putih sampai berwarna krem keputihan, tidak
berbau sampai hampir tidak berbau, higroskopis.
Kelarutan Mudah larut dalam etanol 95% dan air.
Stabilita PVP berubah warna menjadi lebih gelap bila dipanaskan
pada 150oC dengan reduksi kelarutan dalam air. Stabil
pada pemaparan panas yang singkat pada suhu 110-
130oC. Larutan mudah ditumbuhi jamur hingga perlu
penambahan pengawet.
Tempat Wadah sejuk, kering, dan kedap udara.
Penyimpanan
Inkompatibiltas Kompatibel pada larutan yang mengandung garam
anorganik, resin sintesis dan alami, dan senyawa kimia
lainnya. Efektivitas beberapa pengawet seperti timerosal
dapat menimbulkan efek berlawanan karena
terbentuknya kompleks dengan povidon.
Penggunaan dalam 0,5-5%
Sediaan Oral
(Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipients, ed. 6th, halaman 581-583)

e. Aerosil
Rumus Molekul SiO2
Pemerian Serbuk amorf, berwarna putih kebiru-biruan, tidak
berbau, tidak berasa, ukuran partikel 15 nm.
Kelarutan Praktis tidak larut dalam air
Stabilita Bersifat higroskopis tapi mengadsorpsi air dalam jumlah
besar.
Tempat Wadah tertutup
Penyimpanan
Inkompatibiltas Inkompatibel dengan dietilbestrol
Penggunaan dalam 0,5-2%
Sediaan Oral
(Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipients, ed. 6th, halaman 185-187)

f. Sukrosa
Struktur Senyawa

Rumus Molekul C12H22O11


Pemerian Kristal tidak berwarna, sebagai massa kristalin atau
serbuk kristalin, tidak berbau dan mempunyai rasa
yang manis.
Kelarutan 1 gram sukrosa larut dalam 0,5 ml air
1 gram sukrosa larut dalam 0,2 ml air pada suhu 100oC
Stabilita Stabil pada suhu kamar dan pada kelembaban relatif.
Sukrosa mengalami karamelisasi jika dipanaskan pada
suhu di atas 160oC
Inkompatibiltas Serbuk sukrosa dapat terkontaminasi dengan adanya
logam berat karena dapat menyebabkan
ketidakcocokan dengan zat aktif, contoh asam askorbat.
Sukrosa dapat terhidrolisis jika terdapat asam encer.
Penggunaan dalam 30%
Sediaan Oral

g. Etanol 96%
Struktur molekul

(https://en.wikipedia.org/wiki/Ethanol_fuel)
Rumus molekul C2H5OH
Berat molekul 46,07 g/mol
Pemerian Cairan mudah menguap, jernih, tidak berwarna. Berbau
khas yang menyebabkan rasa terbakar pada lidah
Kelarutan Bercampur dengan air
Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat, jauh dari api
Kegunaan Pelarut, pelarut propil paraben
Inkompatibilitas Dalam kondisi asam dpat bereaksi dengan bahan
pengoksidasi. Ketika bercampur dengan basa warna
akan berubah gelap akibat bereaksi dengan residual
dari aldehid
Stabilitas Tahan dengan pemanasan dalam autoklaf
Penggunaan 10 % (v/v) pada produk untuk 12 tahun keatas
maksimum dalam 5% (v/v) pada produk untuk anak-anak usia 6-12 tahun
sediaan oral 0,5% (v/v) pada produk untuk anak-anak usia dibawah
6 tahun
Konstanta Pada suhu 20oC : 25
dielektrik (http://pharmlabs.unc.edu/labs/solubility/structure.htm
)
(Sumber: Handbook of Pharmaceutical Excipients, ed. 6th, halaman 17-18)

III. KESIMPULAN FORMULA


No Bahan Jumlah Fungsi / alasan penambahan bahan
1 Salisilamida 50 mg/5 ml Zat aktif sebagai antipiretik dan antirematik (FI
III, halaman 953)
Pengawet antimikroba. (Handbook of
2 Metil Paraben 0,015% (b/v)
Pharmaceutical Excipients 6th ed., 2009, hal 441)
Propil Pengawet antimikroba. (Handbook of
3 0,01% (b/v)
paraben Pharmaceutical Excipients 6th ed., 2009, hal 596)
Pemanis (Handbook of Pharmaceutical
4 Sukrosa 30% (b/v)
Excipients 6th ed., 2009, hal 703)
Na CMC Suspending agent (Handbook of Pharmaceutical
5 0,5%
(FSH) Excipients 6thed., 2009, halaman 119)
Pengikat Padat (Handbook of Pharmaceutical
6 PVP 2%
Excipients 6th ed., 2009, hal 581)
Adsorben (Sumber: Handbook of
7 Aerosil 1% Pharmaceutical Excipients, ed. 6th, halaman
185)
Pelarut PVP (Handbook of Pharmaceutical
8 Etanol 96% qs
Excipients 6thed., 2009, hal 17)
9 Pewarna ungu qs Pewarna
10 Grape essens qs Flavouring agent
Pelarut (Farmakope Indonesia ed. III, 1979, hal
11 Aquades ad 100 ml
96)

IV. PENIMBANGAN BAHAN


a. Jumlah sediaan yang dibuat : 2 botol @ 60 ml.
b. Volume sediaan yang akan dibuat yaitu 400 mL
Jumlah yang ditimbang Jumlah yang ditimbang
No Nama bahan
(60 ml) (400 ml)
1 Salisilamid 50 mg/5 ml x 60 ml= 600 mg 50 mg/5 ml x 400 ml= 4 g
2 Metil Paraben 0,015/100 x 60= 9 mg 0,015/100 x 400 = 60 mg
3 Propil paraben 0,01/100 x 60=6 mg 0,01/100 x 400 = 40 mg
4 Sukrosa 30/100 x 60 =18 g 30/100 x 400 = 120 g
5 PVP 1% 1,241 g
6 Na CMC (FSH) 0,5% 1,7985 gr
7 Aerosil 1% 1,15 gr
8 Etanol 96% qs qs
9 Pewarna ungu qs qs
10 Grape essens qs qs
11 Aquades ad to 60 ml ad to 359,7 mL

 Bahan-bahan yang digranulasi: salisilamid, metil paraben, propil paraben, sukrosa.


 Bobot total bahan yang digranulasi = 4 gr + 0,06 gr+ 0,04 gr+ 120 gr = 124,1 gr
 Jumlah PVP yang digunakan: 1% dari bobot total bahan yang digranulasi = 1/100 x
124,1 g= 1,241 gr
 Total massa yang digranulasi teoritis = 124,1 + 1,241= 125,341 g
 Misal, jumlah granul yang diperoleh= 115 gr dengan kadar air 2% maka,
Jumlah granul kering= 98/100 x 115= 112,7 gr
112,7
Berat zat aktif pada granul kering= x 4 = 3,597 gr
125,341
3,597
Volume yang dapat dibuat dari granul yang didapat = x 400 = 359,7 mL
4

 Jumlah botol= 359,7/61,2 mL = 5,87745 botol


NB: Volume ekstra ditambahkan sebanyak 2% dari volume total sediaan untuk
mengantisipasi volume terpindahkan.
 CMC Na (FSH)= 0,5/100 x 359,7 = 1,7985 gr
 Aerosil = 1/100 x 115 = 1,15 gr
 Berat total serbuk= 115 + 1,7985 + 1,15= 117,9485 gr
 Bobot serbuk perbotol= 117,9485/5,87745= 20,0679717 gr

V. PROSEDUR PEMBUATAN
1. Persiapan alat dan bahan
a. Wadah botol yang akan digunakan ditara pada volume 61,2 ml, diberikan
penanda batas tara pada dinding bagian luar botol.
b. Botol dibilas dengan aquades sebanyak dua kali, lalu dikeringkan.
c. Timbangan ditara, lalu dilakukan penimbangan dan pengukuran bahan-bahan
yang tertera pada kesimpulan formulasi, antara lain ditimbang salisilamid
sebanyak 4 g, metil paraben 60 mg, propil paraben 40 mg, dan sukrosa 120 g.
2. Proses granulasi
a. Sukrosa dimasukkan ke dalam mortar, lalu digerus hingga halus.
b. Salisilamida dicampurkan ke dalam mortar, lalu digerus hingga homogen.
c. Propil paraben dan metil paraben dicampurkan ke dalam mortar, lalu digerus
hingga homogen.
d. Grape essens dan pewarna ungu ditambahkan secukupnya ke dalam mortar, lalu
digerus hingga homogen.
e. Diukur 10 ml etanol 96%.
f. PVP dilarutkan dalam 10ml etanol 96%, kemudian ditambahkan sedikit demi
sedikit dengan pipet tetes ke dalam mortar sampai terbentuk massa yang dapat
digranulasi.
g. Massa granul diayak dengan menggunakan ayakan nomor 16, kemudian
dikeringkan sampai kadar air dalam granul kurang dari 2%.
h. Ke dalam massa granul yang sudah kering, ditambahkan fines (Na CMC (FSH))
sebagai suspending agent dan aerosil sebagai adsorben, lalu campuran diaduk
hingga tercampur merata.
i. Dilakukan evaluasi in process control sesuai dengan spesifikasi sediaan yang
dijelaskan pada Bab VII.
j. Campuran massa granul dan fines ditimbang sesuai dengan jumlah yang
dibutuhkan tiap botol, lalu dimasukkan ke dalam botol 100 ml yang sudah ditara.
k. Botol ditutup dan diberi etiket, lalu dimasukkan ke dalam kemasan sekunder.
l. Aquades dimasukkan ke dalam botol yang berisi campuran tersebut hingga
penanda batas tara (jika langsung direkonstitusi).
m. Dilakukan evaluasi sediaan akhir suspensi rekonstitusi sesuai dengan spesifikasi
sediaan yang dijelaskan pada Bab VIII.

VI. HASIL PERCOBAAN

VII. EVALUASI SAAT PROSES (IN PROCESS CONTROL)


1. Penentuan organoleptis sediaan, meliputi warna, bau, dan rasa
Metode Penentuan
 Warna sediaan diamati
 Bau sediaan dihirup
 Sediaan dirasakan

2. Penentuan kadar bahan aktif (homogenitas sediaan) di dalam sediaan


Metode penentuan dilakukan dengan instrumen yang sesuai dan dapat dilihat dari
gradasi warna dari pewarna yang digunakan.

3. Ukuran partikel dan distribusi ukuran partikel zat padat


Metode penentuan: ukuran partikel seragam secara fisik.

4. Waktu rekonstitusi
Waktu rekonstitusi merupakan waktu yang dibutuhkan pada saat pencampuran
granul suspense rekonstitusi dengan fasa pendispersi. Waktu rekonstitusi harus cepat,
yaitu kurang dari 30 detik.

VIII. EVALUASI SEDIAAN AKHIR


1. Penentuan viskositas dan sifat aliran sediaan dengan alat Brookfield (aliran Non
Newton)
Pengukuran viskositas sediaan suspensi dilakukan menggunakan alat viskometer
Brookfield dengan ukuran spindel yang sesuai pada berbagai kecepatan putaran. Dari
kecepatan yang terukur dapat dibuat kurva profil aliran sediaan suspensi dan tipe
alirannya pun dapat diketahui.
(Sumber: Modul Praktikum Farmasi Fisika)

2. Penentuan pH larutan
Uji pH dilakukan dengan menggunakan pH meter atau kertas indikator pH

3. Penentuan bobot jenis sediaan


 Piknometer dibilas dengan etanol lalu di oven hingga kering
 Dilakukan kalibrasi piknometer dengan cara sebagai berikut.
 Piknometer kosong ditimbang (w1), bobot hasil penimbangan dicatat
 Piknometer diisi dengan aquades yang telah didihkan, kemudian dilakukan
penimbangan bobot (w2)
 Piknometer diisi dengan sediaan yang dibuat, kemudian dilakukan penimbangan
bobot (w3)
 Bobot jenis sediaan ditentukan melalui perhitungan dengan rumus berikut.
(W3- W1)/(W2- W1)
(Sumber : Farmakope Indonesia IV tahun 1995 Hal. 1030)

4. Penentuan organoleptis sediaan, meliputi warna, bau, dan rasa


Metode Penentuan:
 Warna sediaan diamati
 Bau sediaan dihirup
 Sediaan dirasakan

5. Penentuan stabilita sediaan dipercepat dengan suhu 40oC, 75% RH dengan


menentukan kadar zat aktif selama 0,1,3,6 bulan. Metode penentuan: dengan
menggunakan retained sample.

6. Penentuan volume terpindahkan (merujuk pada Farmakope Indonesia IV)


Metode Penentuan:
a. Dipilih tidak kurang dari 30 wadah (dalam praktikum ini hanya digunakan 4
wadah)
b. Sediaan dari dalam tiap botol dituang perlahan secara hati-hati ke dalam gelas
ukur kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak boleh dari dua setengah
kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi. Pastikan tidak terbentuknya
gelembung udara pada waktu penuangan.
c. Sediaan dalam gelas ukur didiamkan selama tidak lebih dari 30 menit
d. Setelah terbebas dari gelembung udara, volume sediaan dalam gelas ukur diukur

7. Waktu rekonstitusi
Waktu rekonstitusi merupakan waktu yang dibutuhkan pada saat pencampuran
granul suspense rekonstitusi dengan fasa pendispersi. Waktu rekonstitusi harus cepat,
yaitu kurang dari 30 detik.

Evaluasi pada saat Proses (In Process Control)


Jenis Evaluasi Syarat Keberterimaan Hasil
Penentuan organoleptis Bau: seperti jahe Bau: seperti jahe
Warna: kuning kecoklatan Warna: coklat
Rasa: manis, tidak terlalu kekuningan
pahit Rasa: manis dengan rasa
pahit samar-samar.
Penentuan kadar bahan aktif -
Ukuran partikel dan distribusi Ukuran partikel seragam
ukuran partikel zat padat secara fisik
Penentuan waktu rekonstitusi Kurang dari 30 detik

Evaluasi Sediaan Akhir


Jenis Evaluasi Syarat Keberterimaan Hasil
Penentuan berat jenis -
Penentuan viskositas larutan Mudah dituang, memiliki
aliran tiksotropik
Penentuan pH larutan 5-8
Penentuan Organoleptis Warna: ungu
Bau: aroma anggur
Rasa: manis, sedikit asam
Penentuan stabilitas sediaan Sediaan stabil saat
penyimpanan
Penentuan Volume Volume yang diukur harus
terpindahkan sesuai dengan volume yang
tertera pada etiket. Volume
rata-rata larutan yang
diperoleh dari 10 wadah
tidak kurang dari 100% dari
yang tertera dan tidak
satupun volume wadah yang
kurang dari 95% dari
volume yang dinyatakan
pada etiket.
(Sumber : Farmakope
Indonesia IV tahun 1995
Hal. 1089)
Penentuan waktu rekonstitusi Kurang dari 30 detik

IX. ANALISIS TITIK KRITIS PEMBUATAN SEDIAAN


1. Granul yang dibuat harus homogen saat direkonstitusi.
2. Kadar air pada granul kurang dari 2%.

X. PUSTAKA ACUAN
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Queen, M. E. 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients 6th ed. London: Pharmaceutical Press (PhP). Halaman 17-18, 118-120,
185-187, 441-443, 581-583, dan 596-597.
Staff Penyusun Farmakope. 1979. Farmakope Indonesia III. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 953 dan 989
Staff Penyusun Farmakope. 1995. Farmakope Indonesia IV. Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia. Halaman 753-754
Sweetman, S.C. Martindale The Complete Drug Reference ed. 36th. London:
Pharmaceutical Press (PhP), halaman 121.

Anda mungkin juga menyukai