Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

CORPUS ALLENIUM (BENDA ASING) DI TELINGA

PADA ANAK

Oleh :

Adhitia Ambar Rukmy (14631441)

S1 KEPERAWATAN B

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO

2016
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Sistem Persepsi dan Sensori pada Anak


Sub Pokok Bahasan : Penanganan Benda Asing di Telinga
Sasaran : Masyarakat
Hari/Tanggal : Rabu, 29 Oktober 2016
Tempat : Balai Desa Mangunsuman
Waktu : 30 menit
Penyuluh : Mahasiswa S1 Keperawatan FIK UNMUH Ponorogo

A. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, diharapkan masyarakat
mengetahui, mengerti dan memahami masalah Penanganan Benda Asing di Telinga.

2. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah mengikuti proses penyuluhan selama 30 menit, keluarga diharapkan mampu :
a. Memahami pengertian benda asing di telinga.
b. Mengetahui penyebab adanya benda asing di telinga.
c. Mengetahui tanda dan gejala yang timbul akibat adanya benda asing di telinga.
d. Mengetahui Pencegahan masuknya benda asing kedalam telinga.
e. Mengetahui Penanganan untuk masalah adanya benda asing di telinga

B. MATERI
1. Pengertian benda asing di telinga.
2. Penyebab adanya benda asing di telinga.
3. Tanda dan gejala yang timbul akibat adanya benda asing di telinga.
4. Pencegahan masuknya benda asing kedalam telinga.
5. Penanganan untuk masalah benda asing di telinga.
C. MEDIA
1. Laptop
2. LCD/Proyektor
3. Power Point
4. Leaflet

D. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab

E. PENGORGANISASIAN
1. Pelaksana kegitan
a. Pemberi materi : Ria Indah Puspita
b. Moderator : Adhitia Ambar Rukmy
c. Notulen : Megawati Mafikasari
d. Fasilitator : Renivadila Putri Romalean
Dwi Yuda Utama
Suciati Ningsih
2. Setting tempat duduk

Keterangan :
: Penyaji : Notulen : Peserta

: Moderator : Fasilitator
F. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
Kegiatan Kegiatan perawat Kegiatan klien Media
Salam pembuka
Memperkenalkan diri
Menjelaskan maksud & Mendengarkan keterangan Ceramah
Pembukaan tujuan penyuluhan benda penyaji Tanya
(5 menit) asing di telinga Menjawab pertanyaan jawab
Memperhatikan &
Menyampaikan materi mendengarkan keterangan
tentang benda asing di penyaji
Penyajian telinga Bertanya materi yg belum
( 15 menit ) Menjawab pertanyaan jelas Ceramah
Melakukan tanya jawab
Menarik kesimpulan
Penutup Memberikan leaflet
( 10 menit ) Menutup pertemuan Mendengarkan & bertanya Ceramah

G. EVALUASI LISAN
1. Evaluasi Struktur :
a. Kesiapan mahasiswa sebagai pembicara dalam kegiatan penyuluhan.
b. Kesiapan peserta dalam mengikuti kegiatan penyuluhan.
c. Media yang digunakan sesuai dengan topik dan tepat guna.
d. Tempat yang sesuai dan kondusif untuk pelaksanaan kegiatan penyuluhan.
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas yang disepakati oleh mahasiswa.
2. Evaluasi proses :
a. Alat dan tempat bisa di gunakan sesuai rencana.
b. Peserta bersedia untuk mengikuti kegiatan yang telah direncanakan.

3. Evaluasi hasil :
a. Peserta mampu menjelaskan kembali definisi benda asing di telinga.
b. Peserta penyuluhan mengetahui penyebab benda asing di telinga.
c. Peserta penyuluhan bisa menyebutkan tanda gejala benda asing di telinga.
d. Peserta penyuluhan mengetahui pencegahan benda asing di telinga.
e. Peserta penyuluhan mengetahui penanganan benda asing di telinga.
LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian benda asing di telinga.


Benda asing merupakan benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam tubuh yang
dalam keadaan normal tidak ada.

B. Penyebab benda asing di telinga.


Ada beberapa Faktor yang dapat menyebabkan benda asing diliang telinga yaitu :
 Faktor kesengajaan, biasanya terjadi pada anak-anak balita.
 Faktor kecerobohan sering terjadi pada orang dewasa sewaktu menggunakan alat.
 Alat pembersih telinga misalnya kapas, tangkai korek api atau lidi yang tertinggal
di dalam telinga.
 Faktor ketidaksengajaan, dimana benda asing masuk kedalam telinga contoh
masuknya serangga, kecoa, lalat dan nyamuk.
 Pendengaran terganggu : Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula
bersifat campuran.
 Beratnya ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta
keutuhan dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.
 Rasa nyeri telinga / otalgia.
 Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret,
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan
abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi telinga akibat benda
asing.
 Pada inspeksi telinga akan terdapat benda asing.

C. Tanda gejala benda asing di telinga.


1. Merasa tidak enak di telinga.
Karena benda asing yang masuk pada telinga, tentu saja membuat telinga merasa
tidak enak, dan banyak orang yang malah membersihkan telinganya, padahal
membersihkan akan mendorong benda asing yang masuk ke dalam menjadi masuk
lagi.
2. Tersumbat.
Karena terdapat benda asing yang masuk kedalam liang telinga, tentu saja
membuat telinga terasa tersumbat.
3. Pendengaran terganggu.
Biasanya dijumpai tuli konduktif namun dapat pula bersifat campuran. Beratnya
ketulian tergantung dari besar dan letak perforasi membran timpani serta keutuhan
dan mobilitas sistem pengantaran suara ke telinga tengah.
4. Rasa nyeri telinga / otalgia.
Nyeri dapat berarti adanya ancaman komplikasi akibat hambatan pengaliran sekret,
terpaparnya durameter atau dinding sinus lateralis, atau ancaman pembentukan
abses otak. Nyeri merupakan tanda berkembang komplikasi telinga akibat benda
asing.

D. Pencegahan benda asing di telinga.


Usaha pencegahan :
 Kebiasaan terlalu sering memakai cotton bud untuk membersihkan telinga
sebaiknya dijauhi karena dapat menimbulkan beberapa efek samping : kulit telinga
kita yang ditumbuhi bulu-bulu halus yang berguna untuk membuat gerakan
menyapu kotoran di telinga kita akan rusak, sehingga mekanisme pembersihan
alami ini akan hilang. Jika kulit kita lecet dapat terjadi infeksi telinga luar yang
sangat tidak nyaman dan kemungkinan lain bila anda terlalu dalam mendorong
Cotton bud, maka dapat melukai atau menembus gendang telinga.
 Hindarkan memberi mainan berupa biji-bijian pada anak-anak, dapat tejadi bahaya
di atas atau juga dapat tertelan dan yang fatal dapat menyumbat jalan nafas.

E. Penanganan benda asing di telinga.


 Ekstrasi benda asing dengan menggunakan pengait atau pinset atau alligator
(khususnya gabah). Pada anak yang tidak kooperatif, sebaiknya dikeluarkan dalam
narcosis umum, agar tidak terjadi komplikasi pada membrane timapani.
 Bila benda asing berupa binatang atau serangga yang hidup, harus dimatikan dulu
dengan meneteskan pantokain, xylokain, minyak atau alcohol kemudian dijepit
dengan pinset.
 Benda asing seperti kertas, busa, bunga, kapas, dijepit dengan pinset dan ditarik
keluar.
 Benda asing yang licin dan keras seperti batu, manik-manik, biji-bijian pada anak
yang tidak kooperatif dilakukan dengan narkose. Dengan memakai lampu kepala
yang sinarnya terang lalu dikeluarkan dengan pengait secara hati-hati karena dapat
menyebabkan trauma pada membran timpani.
Daftar Pustaka

Alpers, Ann. 2006. “Buku Ajar Pediatri Rudolph: Ed. 2, Vol. 2”.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Arsyad, Efiaty Soepardi, dkk. 1995. “Penatalaksanaan Penyakit Dan Kelainan THT”.
Jakarta : Gaya Baru.

Lucente, Frank E. 2011. “Ilmu THT Esensial: Ed. 5”. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Mancini, Mary.E. 1994. “Prosedur Keperawatan Darurat”. Jakarta : Buku Kedokteran


EGC.

Ngastiyah. 1997. “Perawatan Anak Sakit”. Jakata : EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2002. “Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 vol 3”. Jakarta :
EGC

Anda mungkin juga menyukai