A. Pengertian Puskesmas
B. Fungsi Puskesmas
RS Provinsi
RS Kabupaten
Puskesmas Kecamatan
Puskesmas Kelurahan
Posyandu
C. Tujuan Puskesmas
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah
untuk mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas Lesung Batu agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2023.
Wilayah kerja meliputi:
Kecamatan
Kepadatan penduduk
Luas daerah
Keadaan geografik
Infrastruktur
Sasaran penduduk 30.000 jiwa
E. Manajemen Puskesmas
a. Definisi Manajemen Puskesmas
Manajemen adalah ilmu atau seni bagaimana menggunakan sumber daya
secara efesien, efektif, dan rasional untuk mencapau tujuan organisasi yang telah
ditetapkan sebelumnya. Manajemen juga berarti suatu proses yang terdiri dari
tindakan – tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian
yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah
ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya.
Sedangkan menurut kebijakan dasar Puskesmas, yang dimaksud dengan manajemen
Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk
menghasilkan iuaran Puskesmas yang efektif dan efesien
b. Fungsi Manajemen Puskesmas
1) Perencanaan
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan Puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas. Rencana tahunan dibedakan
atas dua macam, pertama rencana tahunan upaya kesehatan wajib dan rencana tahunan
upaya kesehatan pengembangan .
a. Perencanaan Upaya Kesehatan Wajib
Jenis upaya kesehatan wajib adalah untuk setiap Puskesmas sama
yakni program Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu dan
Anak termasuk Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat, Pencegahan
dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Pengobatan. Langkah-langkah
perencanaan yang harus dilakukan oleh Puskesmas meliputi:
Menyususn usulan kegiatan
Mengajukan usulan kegiatan
Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.
b. Perencanaa Upaya Kesehatan Pengembangan
Jenis upaya kesehatan pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan
Puskesmas yang telah ada, atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri.
Langkah-lankah perencanaan upaya kesehatan pengembangan yang dilakukan
oleh Puskesmas mencakup sebagai berikut :
Identifikasi upaya kesehatan pengembangan
Menyususn usulan kegiatan
Mengajukan usulan kegiatan
Menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.
G. Kesehatan Kerja
1. Visi Kesehatan Kerja
Program kesehatan kerja merupakan bagian integral dari upaya untuk mencapai visi
“ Indonesia Sehat 2010“ maka visi kesehatan kerja yaitu :“ Masyarakat Pekerja
Sehat dan Produktip Tahun 2010 “ Visi tersebut mengandung cita cita bahwa pada
tahun 2010 telah terwujud masyarakat pekerja yang bekerja dalam lingkungan kerja
yang sehat dan dengan perilaku kerja sehat , memiliki kemampuan untuk
menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata , serta
memiliki derajat kesehatan dan produktivitas yang setinggi tingginya.
2. Misi Kesehatan Kerja
Untuk mewujudkan visi tersebut maka misi kesehatan kerja adalah :
Meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kerja pada institusi pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan baik di pusat , propinsi, dan kabupaten / kota
serta mendorong terbentuknya jaringan pelayanan kesehatan kerja dasar dan
rujukan yang sadar mutu.
Mendorong upaya terciptanya suasana lingkungan kerja yang sehat .
Mendorong kemandirian masyarakat pekerja untuk hidup sehat dan produktif
sesuai norma sehat dalam bekerja.
3. Kebijakan Kesehatan Kerja
Sedangkan sebagai kebijakan program kesehatan kerja adalah :
Menggali sumber daya untuk optimalisasi tugas dan fungsi institusi
pelayanan kesehatan dasar dan rujukan pemerintah maupun swasta di bidang
pelayanan kesehatan kerja.
Meningkatkan profesionalisme para pelaku dalam pembinaan dan pelayanan
kesehatan kerja di pusat , propinsi, kabupaten / kota.
Mengembangkan jaringan kerjasama pelayanan kesehatan kerja dan
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan kerja bagi angkatan kerja.
Mengembangkan tenaga ahli kesehatan kerja bagi angkatan kerja dan dokter
kesehatan kerja sebagai pemberi pelayanan kesehatan utama dengan
pelayanan kesehatan paripurna.
Mengembangkan kerjasama lintas sektor dan kemitraan dengan lembaga
swadaya masyarakat dan organisasi profesi.
Mendorong agar setiap angkatan kerja menjadi peserta dana sehat / asuransi
kesehatan sebagai perwujudan keikutsertaannya dalam upaya pemeliharaan
kesehatan diri, keluarga dan lingkungannya.
Mengembangkan iklim yang mendorong dunia usaha yang partisipatif dalam
kelembagaan K3 di tempat kerja.
Mengembangkan peran serta masyarakat pekerja dengan meningkatkan
pembentukan UKBM maupun mengaktifkan kegiatan pos UKK yang sudah
ada .
Mengembangkan sistem informasi manajemen K3 sebagai upaya pemantapan
survailans epidemiologi penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
4. Strategi Kesehatan Kerja
Mengembangkan kebijakan dan pemantapan manajemen program kesehatan
Kerja.
Meningkatkan SDM kesehatan kerja.
Mengaktifkan jaringan komunikasi efektif lintas disiplin ilmu , lintas
lembaga / Lintas sektoral dan lintas program.
Intensifikasi penatalaksanaan PAK dan PAHK
Survailan epidemiologi PAK dan PAHK
Mengembangkan SIM-KK
Pengembangan model lingkungan kerja sehat berbasis wilayah.
Menggali, mengembangkan dan memanfaatkan potensi spesifik daerah.
Menghimpun potensi yang dimiliki para pelaku K3 dalam asas kebersaman
dan saling menguntungkan.
Menerapkan dan membangun kemitran sebagai landasan kerja dan promosi
kesehatan kerja.
Proaktif terhadap segala perubahan dalam mengantisipasi dampak
globalisasi.
5. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan oleh Puskesmas
Visi dan misi Puskesmas di Indonesia merujuk pada program Indonesia Sehat
2010. Hal ini dapat kita lihat pula dalam SPM (Standar Pelayanan Minimal).
Standar Pelayanan Minimal adalah suatu standar dengan batas-batas tertentu untuk
mengukur kinerja penyelenggaraan kewenangan wajib daerah yang berkaitan
dengan pelayanan, dasar kepada masyarakat yang mencakup: jenis pelayanan,
indicator dan nilai (benchmark). Pelaksanaan urusan wajib dan standar pelayanan
minimal (UW-SPM) diatur dalam surat keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia No.1457/MENKES/SK/X/2003 dibedakan atas: UW-SPM yang wajib
diselenggarakan oleh seluruh kabupaten kota diseluruh Indonesia dan UW-SPM
spesifik yang hanya diselenggaran oleh kabupaten kota tertentu sesuai keadaan
setempat. UW-SPM wajib meliputi penyelenggaraan pelayanan kesehatan dasar.
Penyelenggaraan perbaikan gizi masyarakat, penyelenggaraan pemberantasan
penyakit menular, penyelenggaraan promosi kesehatan,dll. Sedangkan UW-SPM
spesifik meliputi pelayanan kesehatan kerja, pencegahan dan pemberantasan
penyakit malaria, dll. Hal ini diperkuat dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia No. 65 Tanhun 2005 tentang pedoman penyusunan dan Penerapan
Standard Pelayanan Minimal.
Rancangan Kewenangan Wajib dan Standard Pelayanan Minimal
1. Azas pertanggungjawaban
2.
•
ilmu pengetahuan
Rujukan upaya kesehatan masyarakat
•
rujukan sarana dan logistik
•
rujukan tenaga
•
rujukan operasional
3.3 Masalah-Masalah yang Muncul di Lingkup Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan ujung tombak
pelayanank e s e h a t a n b a g i m a s y a r a k a t k a r e n a c u k u p e f e k t i f m e m b a n
t u m a s y a r a k a t d a l a m memberikan pertolongan pertama dengan standar
pelayanan kesehatan. Pelayanankesehatan yang dikenal murah seharusn
ya menjadikan Puskesmas sebagai tempat p e l a y a n a n k e s e h a t a n u t a m a
b a g i m a s y a r a k a t , n a m u n p a d a k e n y a t a a n n y a b a n y a k masyarakat
yang lebih memilih pelayanan kesehatan pada dokter praktek swasta atau petugas
kesehatan praktek lainnya. Kondisi ini didasari oleh persepsi awal
yang negatif d a r i m a s y a r a k a t t e r h a d a p p e l a y a n a n P u s k e s m a s , m i s a l n y a a n
ggapan bahwa mutu pelayanan yang terkesan seadanya, artinya Puskesm
a s t i d a k c u k u p m e m a d a i d a l a m memberikan pelayanan kepada masyarakat,
baik dilihat dari sarana dan prasarananya maupun dari tenaga medis atau anggaran yang
digunakan untuk menunjang kegiatannyasehari-hari. Sehingga banyak sekali
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat itu tidak sesuai dengan Standar
Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan.
Misalnya:s i k a p t i d a k d i s i p l i n p e t u g a s m e d i s p a d a u n i t p e l a y a n a n p u s k e s m
a s P e u d a d a , y a n g dikeluhkan masyarakat. Mereka selalu diperlakukan kurang baik oleh
para petugas
medisy a n g d i n i l a i c e n d e r u n g a r o g a n , b e r d a l i h t e r b a t a s n y a p e r s e d i a a n o b a
t-obatan pada puskesmas telah menyebabkan banyak diantara pasien
terpaksa membeli obat padaapotik. Di samping itu, ketika membawa sal
a h s e o r a n g w a r g a y a n g j a t u h s a k i t s a a t mengikuti kegiatan perkampungan
pemuda, kemudian warga yang lain mengantarnya kePuskesmas Peudada, pasien itu tidak
dilayani dengan baik bahkan mereka (perawat-red)mengaku telah kehabisan stok obat.
Hal tersebut, tentu telah merusak citra Puskesmassebagai pemberi layanan
kesehatan kepada masyarakat yang dianggap dapat
membantud a l a m m e m b e r i k a n p e r t o l o n g a n p e r t a m a y a n g s e s u a i d e n
g a n s t a n d a r p e l a y a n a n kesehatan. Selain itu, tidak berjalannya tugas e
d u k a t i f d i P u s k e s m a s y a n g b e r k a i t a n dengan penyuluhan kesehatan yang sekaligus
berkaitan dengan tugas promotif. Menurutmasyarakat, petugas puskesmas sangat
jarang berkunjung, kalaupun ada, yaitu ketika keluarga mempunyai masalah kesehatan
seperti anggota keluarga mengalami gizi
buruk a t a u p e n d e r i t a T B . B e r a r t i t u g a s i n i l e b i h u n t u k m e m b e r i k a n
l a p o r a n d a n k u r a t i f dibanding upaya promotif. Kemudian, perawat pu
skesmas biasanya aktif dalam BP, puskesmas keliling, dan puskesmas p
e m b a n t u . J e l a s d a l a m t u g a s t e r s e b u t , p e r a w a t melakukan pemeriksaan pasien,
mendiagnosa pasien, melakukan pengobatan pada pasiendengan membuat resep pada pasien.
Namun, ketika melakukan tugas tersebut tidak adasupervisi dari siapapun, khususnya
penanggung jawab dalam tindakan pengobatan/medis.Tenaga perawat seolah-olah tidak
menghargai kegiatan-kegitan formalnya sendiri,
karenam u n g k i n t u g a s k u r a t i f l e b i h p e n t i n g . H a l i n i b e r d a m p a k k e p
a d a s t a t u s k e s e h a t a n masyarakat, status gizi, penyakit infeksi menular dan mungkin
upaya kesehatan ibu dananak tidak mendapatkan porsi yang sesuai sehingga
berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat. Kalaulah memang tugas tenaga
kesehatan di Puskesmas lebih banyak ke arahkuratif, maka Puskesmas menjadi
unit dari pelayanan Rumah sakit karena Rumah
Sakita k a n m e m i l i k i b a n y a k s u m b e r d a y a m a n u s i a d a n f a s i l i t a s m e
d i k . T a p i k a l a u l a h Puskesmas ini menjadi lebih dominan dalam tugas
promotif dan preventif maka tugaseksekutif bagi perawat haruslah digiatkan, dan
puskesmas menjadi bagian dari unit
Dinask e s e h a t a n , a t a u b a g i a n t e r s e n d i r i y a n g m e m i l i k i o t o n o m i y a n g k u a t
d a l a m m e n g a t u r program-programnya, sedangkan Dinas kesehatan hanya sebagai
regulator, pemberi
danad a n p e n g a d a a n p e t u g a s , u n t u k p e l a y a n a n k e s e h a t a n m a s y a r a k a t d i b e r
i k a n k e p a d a Puskesmas, atau pelayanan kesehatan
dapat ditenderkan kepada pihak swasta. Tidak hanya hal-hal yang telah
diungkapkan di atas, lebih dari itu, masih ada permasalahan yang muncul di lingkup
puskesmas, misalnya: Jam kerja Puskesmas yang sangat singkathanya sampai jam 14.00
WIB, kemampuan keuangan daerah yang terbatas, puskesmas yang kurang memiliki
otoritas untuk memanfaatkan peluang yang ada, puskesmas belumterbiasa mengelola
kegiatannya secara mandiri, serta kurangnya kesejahteraan karyawanyang berpengaruh
terhadap motivasi dalam melaksanakan tugas di puskesmas