Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH PSIKOLOGI

GANGGUAN PSIKOLOGI PADA WANITA

Disusun Oleh:

1. Opie Ghayatri I1D017011


2. Annisa Meutia. D I1D017017
3. Elita Putri Aulia I1D017020
4. Injih Prastiwi I1D017036
5. Noer Alita Eka Rianty I1D017040
6. Elsya Meliyana Gumelar I1D017047

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN

ILMU GIZI

PURWOKERTO

2017

1
KATA PENGANTAR....................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
Latar Belakang.................................................................................................................4
Rumusan Masalah............................................................................................................5
Tujuan..............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
Gangguan mood...............................................................................................................6
Gangguan kecemasan.....................................................................................................10
Gangguan makan............................................................................................................12
Gejala Gangguan Makan................................................................................................13
Diagnosis Gangguan Makan........................................................................................14
Penanganan Gangguan Makan...................................................................................14
BAB III.....................................................................................................................................17
Laporan Kasus....................................................................................................................17
BAB IV....................................................................................................................................19
Penutup..............................................................................................................................19
Kesimpulan....................................................................................................................19
Saran..............................................................................................................................19
Daftar Pustaka........................................................................................................................20

2
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Dengan menyebut nama


Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Inayah-Nya
sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah Psikologi ini dengan judul
“Gangguan Psikologi pada Wanita” tepat pada waktunya. Penyusunan makalah ini
semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung bantuan berbagai pihak, sehingga
dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam merampungkan
makalah ini.Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih terdapat kekurangan baik dari segi penyusunan bahasa dan aspek lainnya.
Akhirnya, penyusun sangat mengharapkan semoga makalah sederhana ini dapat
diambil manfaatnya. Terimakasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.

3
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Gangguan psikologi dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan
seseorang, seperti saat kita stress maka kesehatan kita akan terkena
dampaknya, yaitu dapat menimbulkan penyakit atau memperburuk kesehatan
dan sebaliknya penyakit dapat menurunkan daya tahan tubuh atau
kemampuan tubuh menghadapi stress. Modernisasi dan perkembangan
teknologi membawa perubahan tentang cara berpikir dalam pola hidup
bermasyarakat, sehingga perubahan tersebut membawa pada kosekuensi di
bidang kesehatan fisik dan bidang kesehatan jiwa.
Manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yang
selalu berubah-ubah. Manusia sebagaimana dia ada pada suatu ruang dan waktu,
merupakan hasil interaksi antara jasmani, rohani, dan lingkungan. Ketiga unsur
tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Dalam segala masalah, kita
harus mempertimbangkan ketiganya sebagai suatu keseluruhan (holistik)
sehingga manusia disebut makhluk somato-psiko-sosial.
Sumber gangguan jasmani (somatik) maupun psikologis adalah stress.
Penyesuaian yang berorientasi pada tugas disebut adaptasi dan yang berorientasi
pada pembelaan ego disebut mekanisme pertahanan diri. Pemahaman tentang
stres dan akibatnya penting bagi upaya pengobatan maupun pencegahan
gangguan kesehatan jiwa. Masalah stress sering dihubungka n dengan kehidupan
modern dan nampaknya kehidupan modern merupakan sumber gangguan stress
lainya. Perlu diperhatikan bahwa kepekaan orang terhadap stress berbeda. Hal
ini juga bergantung pada kondisi tubuh individu yang turut menampilkan
gangguan jiwa.

4
Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui dan memahami berbagai
macam masalah gangguan psikologi pada wanita serta untuk menghadapi masalah
gangguan ini

Rumusan Masalah
1. Apa saja masalah gangguan psikologi pada wanita?
2. Apa saja gejala yang tampak dari gangguan psikologi pada wanita?
3. Bagaimana cara menghadapi gangguan psikologi pada wanita?

Tujuan
1. Mengetahui berbagai macam masalah gangguan psikologi pada wanita
2. Memahami berbagai macam masalah gangguan psikologi pada wanita
3. Mengetahui cara menghadapi berbagai macam masalah gangguan psikologi
pada wanita

5
BAB II

PEMBAHASAN

Gangguan psikologi pada wanita ada berbagai macam, berikut ini adalah
beberapa macam gangguan psikologi yang terjadi pada wanita

1. Gangguan Mood
Mood sebenarnya adalah kondisi emosi tertentu. Sedangkan
yang dimaksud dengan emosi dalam bahasa Indonesia ialah
‘perasaan’, misalnya senang, sedih, takut, cemas, dan haru. Kondisi
emosi (mood) ini dapat mengalami gangguan, namun hal tersebut
tidak sama dengan yangdimaksud oleh bahasa umum ‘bad mood’. 

Ungkapan ‘bad mood’  biasanya kita gunakan untuk


menggambarkan suasana perasaan yang sedang ‘tidak enak’ atau sedang
tidak bersemangat untuk melakukan aktivitas. Sedangkan yang  dimaksud
dengan ‘gangguan mood’ adalah gangguan pada emosi, dimana emosi
seseorang dapat berada dalam kondisi kesedihan yang sangat ekstrim atau
disebut juga kondisi depresif. Bisa juga emosinya berada pada kondisi
senang/bersemangat yang ekstrim dan mudah terstimulus yang disebut
dengan kondisi mania. Gangguan Mood merupakan salah satu gangguan
kesehatan mental.

Secara garis besarnya, gangguan mood terbagi dua, yaitu Gangguan


Depresi dan Gangguan Bipolar. 

1.1. Gangguan depresi

6
Gangguan depresi terbagi lagi menjadi dua,diantaranya yaitu

1.1.1. Major Depressive Disorder (MDD)


Ditandai dengan kondisi emosi sedih dan
kehilangan kemampuan untuk menikmati aktivitas yang
biasa dilakukan, bersama dengan minimal 4 (empat)
dari gejala di bawah ini:
 Tidur terlalu banyak (10 jam atau lebih) atau terlalu
sedikit (sulit untuk tertidur sering terbangun)
 Kekakuan motoric
 Kehilangan nafsu makan dan berat badan menurun
drastis atau sebaliknya makan berlebihan sehingga
berat badan meningkat drastis.
 Kehilangan energi. Tampilannya lemas, tidak
bersemangat, tidak tertarik melakukan apapun, bahu
menunduk, kepala lemas, seolah tidak kuat berjalan
 Merasa tidak berharga
 Kesulitan untuk berkonsentrasi, berpikir, dan
membuat keputusan
 Muncul pikiran tentang kematian berulang kali,
atau tentang bunuh diri. 

1.1.2. Dysthymic disorder (gangguan distimik/distimia)


Merupakan gangguan depresi yang kronis.
Individu yang didiagnosis mengalami gangguan
distimik mengalami kondisi depresif lebih dari separuh
waktu dari minimal 2 (dua) tahun. Jadi, dalam jangka

7
waktu 2 (dua) tahun, separuh dari waktu tersebut
individu ini mengalami kondisi depresif, minimal
mengalami 2 (dua) dari gejala di bawah ini:
 Kehilangan nafsu makana atau sebaliknya
 Tidur terlalu banyak/terlalu sedikit
 Merasa diri tidak berharga
 Kesulitan berkonsentrasi dan mengambil keputusan
 Merasa kehilangan harapan

Diagnosis Depresi :
 Minimal 2 minggu kehilangan minat dan kesenangan dan mood
depresif.
 Minimal muncul 4 diantara simptom additional berikut ini, yaitu:
gangguan tidur dan nafsu makan, hilang energi, worthlessness,
suicidal thought, dan sulit konsentrasi.
 Subclinical depression: individu yang simtomnya kurang dari 5,
memiliki kesulitan dalam fungsi psikologisà mirip
 Depresi 2-3x lebih sering pada wanita daripada pria; lebih sering
terjadi pada golongan ekonomi bawah; dewasa muda
 Depresi cenderung muncul berulang à 80 % penderita mengalami
episode lain
 
1.2 Ganguan Bipolar
Disebut bipolar karena ada episode manik dan depresif, keduanya
merupakan dua kutub yang berbeda. Episode ialah jangka waktu antara
kemunculan gejala. Manik/mania merupakan kondisi iritabilitas yang
tinggi. Individu dengan kondisi manik menunjukkan gejala mudah
terstimulasi, sangat bersemangat/energetik, sangat ‘bahagia’ (tertawa,

8
bercanda), kepercayaan diri berlebihan, impulsif (tidak memikirkan
konsekuensi tindakannya), berbicara tidak terkendali, cepat, dan
berpindah-pindah ide, serta dapat tidak tidur selama dua hari berturut-turut
selama ia mengalamikondisi manik ini.  

1.2.1 Gangguan Bipolar I


Ditandai dengan adanya episode tunggal manik atau
episode campuran (manik dan depresif) tunggal, selama hidup
pasien. Artinya pasien tetap akan didiagnosa Bipolar I meski ia
hanya mengalami 1 (satu) kali episode manik seumur
hidupnya. Jadi, pasien dengan diagnosa ini bisa menampilkan
atau tidak menampilkan perilaku manik seperti yang telah
dijelaskan tadi. Tingkat berulangnya tinggi, lebih dari 50%
individu dengan diagnosa Bipolar I mengalami 4 (empat) atau
lebih episode. 

1.2.2 Gangguan Bipolar II


Ditandai dengan adanya minimal 1 (satu) episode MDD
dan 1 (satu) episode hipomania (mania yang lebih ringan). 
 
1.2.3 Gangguan siklotimia
Merupakan gangguan bipolar yang kronis. Pada
individu yang mengalami siklotimia terdapat gejala-gejala
depresi yang ringan namun terus menerus dan silih berganti
dengan gejala manik yang ringan juga. 

9
Diagnosis Gangguan Bipolar

 Gangguan Bipolar I: episode mania/ campuran, terdapat simtom


mania dan depresi. Episode mania disini minimal muncul 3
simtom additional (4 simptom jika mood hanya irrirable).
 Gangguan bipolar lebih jarang muncul daripada depresi mayor
 Rata-rata onset: umur 20an, seimbang antara pria dan wanita

Bila Anda atau anggota keluarga Anda mengalami gangguan mood,


apa yang harus Anda lakukan? 
Gangguan mood dapat diatasi dengan psikoterapi dan perawatan medis.
Psikoterapi  ialah terapi psikologis yang diberikan oleh tenaga profesional
psikolog. Psikoterapi  yang dapat diberikan antara lain psikoterapi
interpersonal, terapi kognitif, dan terapi  tingkah laku. Psikoterapi yang
diberikan disesuaikan dengan kebutuhan pasien. Psikoterapi bukanlah
proses yang instan. Untuk perawatan pasien dengan gangguan mood,
psikoterapi dilakukan minimal 16 kali pertemuan, satu kali seminggu.
Perawatan medis dilakukan dengan pemberian obat antidepresan oleh
dokter spesialis kedokteran jiwa (psikiater). Minimal pengobatan 6 bulan
dan lebih lama bagi pasien yang telah mengalami beberapa episode
gangguan. Penanganan yang cepat dan tepat dapat mencegah timbulnya
permasalahan yang lebih buruk.  Segera periksakan keluarga Anda ke
tenaga profesional psikolog atau psikiater apabila terdapat gejala-gejala
gangguan mood sebagaimana yang diterangkan dalam tulisan ini.

2. Gangguan kecemasan
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak
didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman

10
atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka
padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi.
Neurotransmiter utama terhadap gangguan kecemasan adalah
peningkatan norepinefrin, serotonin, dan gamma aminobutyric acid
(GABA). Perkiraan yang diterima untuk prevalensi gangguan
kecemasan umum dalam satu tahun terentang dari 3 sampai 8 persen. Rasio
wanita dan laki-laki adalah kira-kira 2:1, usia onset sukar untuk
ditentukan, karena sebagian besar pasien melaporkan bahwa mereka
mengalami kecemasan selama yang dapat mereka ingat. Ny. W, 56 tahun
dengan keluhan merasa cemas, dadanya berdebar, keringat dingin, dan sulit
tidur. Perasaan cemas ini berlangsung beberapa saat dan hilang timbul.
Keluhan muncul sejak ± 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, diawali
oleh perubahan dalam pekerjaan atau kegiatan pasien yang semakin
berat. Pasien didiagnosa mengalami gangguan cemas menyeluruh.
Pasien diterapi dengan psikofarmakologi berupa alprazolam 2x0,25
mg dan dilakukan intervensi psikososial kepada keluarga
dan pasiennya. Tatalaksana gangguan cemas menyeluruh dapat
dilakukan dengan psikoterapi dan pemberian obat golongan
Benzodiazepine.

Gejala ganggaun kecemasan meliputi:


- seperti kecemasan;
- ketegangan motoric;
- hiperaktivitas otonomik;
- kewaspadaan kognitif;
- kekhawatiran terhadap sesuatu hal yang tidak pasti;
- sulit berkonsentrasi;
- gelisah;
- kesulitan tidur;

11
- sering berdebar tanpa sebab yang jelas;
- sakit kepala.

Diagnosis pada gangguan kecemasan meliputi:


- Kehadiran kecemasan yang berlebihan tentang peristiwa atau kegiatan yang
terjadi di hampir setiap hari selama setidaknya 6 bulan;
- Kehilangan kontrol atas intensitas khawatir;
- Setidaknya tiga gejala termasuk gelisah atau jumpiness, kelelahan,
kurangnya konsentrasi, mudah marah, otot ketegangan dan tidur masalah;
- Signifikan gangguan gejala dengan sosial dan pekerjaan terkait berfungsi
atau menuju signifikan tertekan;
- Tidak ada gangguan suasana hati atau masalah psikiatri.
Penanganan gangguan kecemasan
Penggunaan obat anti kecemasan haruslah melalui control dari dokter secara ketat,
penggunaan obat-obat anti kecemasan dapat mengakibatkan beberapa efek
samping. Pasien dengan riwayat penyakit hati kronik, ginjal, dan paru haruslah
diperhatikan pemakaian obat-obatannya.
Pasien diterapi dengan obat golongan Benzodiazepine (alprazolam 2x0,25 mg). Jenis
obat-obat golongan Benzodiazepineini adalah Diazepam, Klordiazepoksid,
Lorazepam, Klobazam, Bromazepam, Oksazolam, Klorazepat, Alprazolam atau
Prazepam.

3. Gangguan makan
Gangguan makan adalah sikap yang berbeda tehadap makanan yang menyebabkan
seseorang mengubah perilaku dan kebiasaan makannya. Hal ini dapat menjadi kondisi
serius yang berdampak negatif  pada kesehatan, emosi dan kemampuan seseorang
dalam berbagai area kehidupan yang penting.

12
Gangguan makan cenderung lebih terjadi pada wanita yang terlalu berfokus pada
berat badan dan bentuk tubuh. Gangguan makan juga  mengganggu fungsi jantung,
sistem pencernaan, tulang, gigi, dan mulut . Selain itu, jika gangguan ini terjadi dalam
skala yang serius kondis dapat menimbulkan komplikasi serius yang mengancam
nyawa

Terdapat beberapa jenis penyakit yang disebabkan karena gangguan makan, namun
tiga penyakit yang paling sering dijumpai adalah anoreksia nervosa, bulimia nervosa,
dan gangguan makan berlebihan.

Gejala Gangguan Makan


Gejala ini bervariasi tergantung dari jenis gangguan yang dialami, diantaranya:
 Bulimia nervosa atau sering disebut bulimia
 Bulimia nervosa atau bulimia adalah salah satu jenis gangguan pola makan
yang serius dan berpotensi mengancam jiwa. Pengidap bulimia memiliki
kebiasaan untuk menjaga berat badan dengan tidak makan sama sekali atau
makan dalam jumlah kecil, kemudian makan dalam jumlah yang sangat
banyak, lalu mengeluarkan makanan tersebut dari tubuh secara paksa dengan
cara memuntahkannya atau menggunakan obat pencahar. 
 Penggunaan suplemen penurunan berat badan secara ekstrem, penggunaan
pencahar, mengonsumsi obat diuretik atau enema secara teratur.
 Penderita bulimia cenderung menilai kekurangan pada dirinya dengan terlalu
keras, meski sebenarnya berat badannya normal atau sedikit berlebih.
 Banyak penderita bulimia juga membatasi makan dalam siang hari sehingga
meningkatkan jumlah makanan pada malam hari, kemudian dimuntahkan
kembali.
 Gangguan makan berlebihan
 Makan dalam jumlah banyak lalu merasa kehilangan kendali dengan pola
makannya.

13
 Seperti hanya bulimia, penderita akan merasa jijik pada dirinya sendiri dan
malu atas perilakunya, namun penderita tidak berusaha melakukan olahraga
berlebihan atau memuntahkan makanannya.
 Penderita biasanya cenderung makan sendirian agar gangguannya ini tidak
diketahui oleh orang lain.
 Anoreksia nervosa
 Gangguan ini ditunjukkan dengan berat badan rendah yang tidak normal.
 Merasa sangat takut jika berat badan bertambah dan memiliki persepsi yang
salah tentang berat badan atau bentuk tubuh dirinya.
 Penderita anoreksia berupaya keras menjaga asupan makanan guna menjaga
berat dan bentuk tubuhnya,hingga terkadang dapat mati karena kelaparan.
 Gejala anoreksia lainnya dapat berupa: tubuh kurus, insomnia, kelelahan yang
berlebihan, pusing, kuku berwarna biru, kuku dan rambut rapuh, sembelit,
kulit kering, dan detak jantung tidak teratur.
Diagnosis Gangguan Makan
Diagnosis gangguan makan ini dibuat berdasarkan tanda, gejala dan kebiasaan makan
seseorang. Jika dicurigai mengalami gangguan makan, maka seseorang diminta
menjalani beberapa pemeriksaan oleh dokter dan psikolog/psikiater untuk
menentukan keberadaan gangguan tersebut. Diagnosis dilakukan dengan cara:
 Pemeriksaan fisik menyeluruh, seperti tinggi, berat badan dan tanda-tanda
vital yang lain, termasuk detak jantung, tekanan darah, denyut nadi dan kondisi perut.

 Pemeriksaan darah dan urine diperlukan untuk memeriksa darah seluruhnya,


fungsi hati, ginjal, dan tiroid.

 Dokter juga akan mengajukan pemeriksaan sinar-X dan elektrokardiogram


untuk memeriksa tulang patah, detak jantung yang tidak teratur atau tanda-tanda
pembusukan pada gigi yang menjadi ciri anoreksia atau bulimia.

14
 Pemeriksaan psikologi yang akan dilakukan oleh psikolog atau psikiater untuk
mengetahui sikap pasien terhadap makanan, cara makan dan pandangannya pada
tubuh. Sangat penting mendapatkan jawaban yang jujur untuk menentukan
pengobatan yang tepat.

Penanganan Gangguan Makan


Gangguan makan biasanya ditangani oleh sebuah tim yang meliputi dokter,
psikolog atau psikiater, ahli gizi, dan semua yang berpengalaman dalam gangguan
makan. Pengobatan ini dilakukan berdasarkan jenis gangguan yang dialami namun
jika kondisi ganggguan sudah mengancam nyawa, maka diperlukan perawatan di
rumah sakit.

Pengobatan untuk gangguan ini yang utama adalah psikoterapi atau disebut juga
terapi bicara untuk menggantikan kebiasaan tidak sehat menjadi lebih sehat. Salah
satunya adalah terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy). Terapi ini
terutama , dilakukan untuk penderita bulimia dan gangguan makan berlebihan. Terapi
perliaku kognitif akan mengubah pandangan seseorang saat menghadapi sebuah
situasi, termasuk mencari penyelesaian masalah dan cara sehat mengatasi tekanan
sehingga pada akhirnya dapat mengubah sikap seseorang menjadi lebih baik.

Jenis terapi bicara lain yang bisa dilakukan adalah terapi interpersonal yang
memfokuskan pada masalah yang berkaitan dengan hubungan dengan orang
lain, terapi keluarga yang melibatkan seluruh keluarga untuk membahas gangguan
yang dialami penderita, hubungan di antara mereka dan pengaruh gangguan ini
terhadap keluarga.

Selain kedua terapi tersebut, juga dilakukan terapi pola makan untuk membantu
seseorang memperoleh kembali dan mempertahankan pola makan yang sehat. Terapi

15
ini dilakukan oleh ahli gizi dan dokter, terutama untuk pasien dengan berat badan
yang kurang akibat gangguan makan.

Pemberian obat-obatan mungkin akan dipertimbangkan. Meskipun obat tidak dapat


menyembuhkan gangguan makan, tapi dapat membantu mengendalikan keinginan
untuk makan banyak, muntah, atau kecemasan berlebihan yang menyangkut pola
makan dan makanan. Obat-obatan yang diberikan umumnya adalah obat antidepresan
dan anticemas.

Dukungan keluarga dan teman sangat penting untuk keberhasilan pengobatan pada
penderita gangguan makan.

16
BAB III

Laporan Kasus

Pasien Ny. AS, 37 tahun, terlihat sesuai usianya memakai seragam


Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Provinsi Lampung. Pasien dibawa ke RSJ oleh suami
pasien karena pasien sering mengamuk dan emosi tidak stabil sejak 5 tahun
yang lalu.Sejak saat itu, pasien mulai sering mengamuk tanpa alasan yang jelas.
Menurut pasien, ia sangat bahagia dan selalu bersemangat dalam bekerja.
dimiliki oleh orang lain.
Selain itu terdapat keluhan sulit tidur dan banyak bicara.Ia mengatakan
bahwa dirinya tidak dalam keadaan sakit. Pasien sudah tiga kali dirawat di RSJ,
yang petama kali karena pasien mengamuk dengan membanting kandang ayam
karena merasa kesal pesanan ayamnya kurang. Kedua, pasien di bawa karena
tidak mau lagi minum obat dan merasa bahwa dirinya tidak sakit. Pada usia
pasien kanak-kanak tidak didapatkan informasi. Menurut pasien, pada usia
tersebut ia memiliki banyak teman baik di sekolah maupun lingkungan sekitar.
Pada status mental didapatkan: pada gambaran umum perawatan baik,
bersikap kooperatif selama wawancara. Moodhipertimia, afek meluas,
keserasian appropriate serasi. Bicara spontan, lancar, intonasi cepat, volume
keras, kualitas baik, kuantitas banyak (logore), artikulasi jelas, amplitudo jelas,
sebagian besar menjawab sesuai pertanyaan. Isi pikiran terdapat waham
kebesaran dimana dia meyakini bahwa dirinya dapat berbicara dengan hewan.
Penilaian realita terganggu, dengan tilikan derajat satu.
Diagnosis multiaksial pasien menurut Pedoman Penggolongan dan
Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ) III adalah aksis I: Gangguan Afektif
Bipolar, Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik (F.31.2), aksis II: belum
ada diagnosis, aksis III: tidak ada diagnosis, aksis IV: masalah dengan Primary
Support Group, aksis V: current GAF 50-41 (HLPY) HLPY GAF 80-71. Pasien

17
ditatalaksana dengan terapi psikofarmaka dan terapi intervensi
psikoterapi.Terapi psikofarmaka meliputi risperidon 2x2mg selama 5 hari,
dipertimbangkan peningkatan dosis berdasarkan tanda dan gejala yang
ditemukan.litiumkarbonat 3x300mg selama 5 hari Terapi intervensi dilakukan
kepada pasien dan keluarganya meliputi edukasi dan motivasi.

18
BAB IV

Penutup

Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa gangguan psikologi yang terjadi
pada wanita ada berbagai macam, yaitu gangguan mood yang meliputi
blablabla, gangguan kecemasan, dan gangguan makan dan lain-lain. Gangguan
psikologi ini bila tidak di tangani dengan cepat dan benar akan menyebebabkan
masalah yang serius hal ini dikarenakan kebanyakan wanita yang telah
menderita gangguan ini akan merasa tertekan

Saran
Masalah psikologis dan perilaku memainkan peran penting dalam
pengembangan dan konsekuensi dari obesitas. Pendekatan multidisiplin untuk
pengobatan obesitas yang membahas faktor-faktor psikologis, sosial, lingkungan
dan hayati sangat penting untuk memastikan perawatan yang komprehensif,
serta praktek-praktek terbaik, dan hasil. Pentingnya menangani aspek psikologis
pengobatan menjadi masalah penting bagi seorang tenaga kesehatan khususnya
ahli gizi. Gaya hidup sehat, pikiran positif, dan kemampuan mengendalikan
emosi akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik.

19
Daftar Pustaka

Gangguan mood.
http://www.psikologikita.com/?q=psikologi/gangguan-mood
Diunduh pada 10 Oktober 2017 pukul 19.34

Gangguan makan pada wanita.


http://www.alodokter.com/gangguan-makan
Diunduh pada 10 Oktober 2017 pukul 18.12 wib

Okta Diferiansyah, Tendry Septa, Rika Lisiswanti. 2016. Gangguan Cemas


Menyeluruh. Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung Rumah Sakit Jiwa
Provinsi Lampung,

Tia Norma Pratiwi. 2016. Wanita Usia 37 Tahun dengan Gangguan Afektif Bipolar
Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik. Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung

20

Anda mungkin juga menyukai