Disusun Oleh:
ILMU GIZI
PURWOKERTO
2017
1
KATA PENGANTAR....................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN....................................................................................................................4
Latar Belakang.................................................................................................................4
Rumusan Masalah............................................................................................................5
Tujuan..............................................................................................................................5
BAB II........................................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................................6
Gangguan mood...............................................................................................................6
Gangguan kecemasan.....................................................................................................10
Gangguan makan............................................................................................................12
Gejala Gangguan Makan................................................................................................13
Diagnosis Gangguan Makan........................................................................................14
Penanganan Gangguan Makan...................................................................................14
BAB III.....................................................................................................................................17
Laporan Kasus....................................................................................................................17
BAB IV....................................................................................................................................19
Penutup..............................................................................................................................19
Kesimpulan....................................................................................................................19
Saran..............................................................................................................................19
Daftar Pustaka........................................................................................................................20
2
KATA PENGANTAR
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Gangguan psikologi dapat mengakibatkan terganggunya kesehatan
seseorang, seperti saat kita stress maka kesehatan kita akan terkena
dampaknya, yaitu dapat menimbulkan penyakit atau memperburuk kesehatan
dan sebaliknya penyakit dapat menurunkan daya tahan tubuh atau
kemampuan tubuh menghadapi stress. Modernisasi dan perkembangan
teknologi membawa perubahan tentang cara berpikir dalam pola hidup
bermasyarakat, sehingga perubahan tersebut membawa pada kosekuensi di
bidang kesehatan fisik dan bidang kesehatan jiwa.
Manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yang
selalu berubah-ubah. Manusia sebagaimana dia ada pada suatu ruang dan waktu,
merupakan hasil interaksi antara jasmani, rohani, dan lingkungan. Ketiga unsur
tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Dalam segala masalah, kita
harus mempertimbangkan ketiganya sebagai suatu keseluruhan (holistik)
sehingga manusia disebut makhluk somato-psiko-sosial.
Sumber gangguan jasmani (somatik) maupun psikologis adalah stress.
Penyesuaian yang berorientasi pada tugas disebut adaptasi dan yang berorientasi
pada pembelaan ego disebut mekanisme pertahanan diri. Pemahaman tentang
stres dan akibatnya penting bagi upaya pengobatan maupun pencegahan
gangguan kesehatan jiwa. Masalah stress sering dihubungka n dengan kehidupan
modern dan nampaknya kehidupan modern merupakan sumber gangguan stress
lainya. Perlu diperhatikan bahwa kepekaan orang terhadap stress berbeda. Hal
ini juga bergantung pada kondisi tubuh individu yang turut menampilkan
gangguan jiwa.
4
Makalah ini dibuat bertujuan untuk mengetahui dan memahami berbagai
macam masalah gangguan psikologi pada wanita serta untuk menghadapi masalah
gangguan ini
Rumusan Masalah
1. Apa saja masalah gangguan psikologi pada wanita?
2. Apa saja gejala yang tampak dari gangguan psikologi pada wanita?
3. Bagaimana cara menghadapi gangguan psikologi pada wanita?
Tujuan
1. Mengetahui berbagai macam masalah gangguan psikologi pada wanita
2. Memahami berbagai macam masalah gangguan psikologi pada wanita
3. Mengetahui cara menghadapi berbagai macam masalah gangguan psikologi
pada wanita
5
BAB II
PEMBAHASAN
Gangguan psikologi pada wanita ada berbagai macam, berikut ini adalah
beberapa macam gangguan psikologi yang terjadi pada wanita
1. Gangguan Mood
Mood sebenarnya adalah kondisi emosi tertentu. Sedangkan
yang dimaksud dengan emosi dalam bahasa Indonesia ialah
‘perasaan’, misalnya senang, sedih, takut, cemas, dan haru. Kondisi
emosi (mood) ini dapat mengalami gangguan, namun hal tersebut
tidak sama dengan yangdimaksud oleh bahasa umum ‘bad mood’.
6
Gangguan depresi terbagi lagi menjadi dua,diantaranya yaitu
7
waktu 2 (dua) tahun, separuh dari waktu tersebut
individu ini mengalami kondisi depresif, minimal
mengalami 2 (dua) dari gejala di bawah ini:
Kehilangan nafsu makana atau sebaliknya
Tidur terlalu banyak/terlalu sedikit
Merasa diri tidak berharga
Kesulitan berkonsentrasi dan mengambil keputusan
Merasa kehilangan harapan
Diagnosis Depresi :
Minimal 2 minggu kehilangan minat dan kesenangan dan mood
depresif.
Minimal muncul 4 diantara simptom additional berikut ini, yaitu:
gangguan tidur dan nafsu makan, hilang energi, worthlessness,
suicidal thought, dan sulit konsentrasi.
Subclinical depression: individu yang simtomnya kurang dari 5,
memiliki kesulitan dalam fungsi psikologisà mirip
Depresi 2-3x lebih sering pada wanita daripada pria; lebih sering
terjadi pada golongan ekonomi bawah; dewasa muda
Depresi cenderung muncul berulang à 80 % penderita mengalami
episode lain
1.2 Ganguan Bipolar
Disebut bipolar karena ada episode manik dan depresif, keduanya
merupakan dua kutub yang berbeda. Episode ialah jangka waktu antara
kemunculan gejala. Manik/mania merupakan kondisi iritabilitas yang
tinggi. Individu dengan kondisi manik menunjukkan gejala mudah
terstimulasi, sangat bersemangat/energetik, sangat ‘bahagia’ (tertawa,
8
bercanda), kepercayaan diri berlebihan, impulsif (tidak memikirkan
konsekuensi tindakannya), berbicara tidak terkendali, cepat, dan
berpindah-pindah ide, serta dapat tidak tidur selama dua hari berturut-turut
selama ia mengalamikondisi manik ini.
9
Diagnosis Gangguan Bipolar
2. Gangguan kecemasan
Kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak
didukung oleh situasi. Ketika merasa cemas, individu merasa tidak nyaman
10
atau takut atau mungkin memiliki firasat akan ditimpa malapetaka
padahal ia tidak mengerti mengapa emosi yang mengancam tersebut terjadi.
Neurotransmiter utama terhadap gangguan kecemasan adalah
peningkatan norepinefrin, serotonin, dan gamma aminobutyric acid
(GABA). Perkiraan yang diterima untuk prevalensi gangguan
kecemasan umum dalam satu tahun terentang dari 3 sampai 8 persen. Rasio
wanita dan laki-laki adalah kira-kira 2:1, usia onset sukar untuk
ditentukan, karena sebagian besar pasien melaporkan bahwa mereka
mengalami kecemasan selama yang dapat mereka ingat. Ny. W, 56 tahun
dengan keluhan merasa cemas, dadanya berdebar, keringat dingin, dan sulit
tidur. Perasaan cemas ini berlangsung beberapa saat dan hilang timbul.
Keluhan muncul sejak ± 1 tahun sebelum masuk rumah sakit, diawali
oleh perubahan dalam pekerjaan atau kegiatan pasien yang semakin
berat. Pasien didiagnosa mengalami gangguan cemas menyeluruh.
Pasien diterapi dengan psikofarmakologi berupa alprazolam 2x0,25
mg dan dilakukan intervensi psikososial kepada keluarga
dan pasiennya. Tatalaksana gangguan cemas menyeluruh dapat
dilakukan dengan psikoterapi dan pemberian obat golongan
Benzodiazepine.
11
- sering berdebar tanpa sebab yang jelas;
- sakit kepala.
3. Gangguan makan
Gangguan makan adalah sikap yang berbeda tehadap makanan yang menyebabkan
seseorang mengubah perilaku dan kebiasaan makannya. Hal ini dapat menjadi kondisi
serius yang berdampak negatif pada kesehatan, emosi dan kemampuan seseorang
dalam berbagai area kehidupan yang penting.
12
Gangguan makan cenderung lebih terjadi pada wanita yang terlalu berfokus pada
berat badan dan bentuk tubuh. Gangguan makan juga mengganggu fungsi jantung,
sistem pencernaan, tulang, gigi, dan mulut . Selain itu, jika gangguan ini terjadi dalam
skala yang serius kondis dapat menimbulkan komplikasi serius yang mengancam
nyawa
Terdapat beberapa jenis penyakit yang disebabkan karena gangguan makan, namun
tiga penyakit yang paling sering dijumpai adalah anoreksia nervosa, bulimia nervosa,
dan gangguan makan berlebihan.
13
Seperti hanya bulimia, penderita akan merasa jijik pada dirinya sendiri dan
malu atas perilakunya, namun penderita tidak berusaha melakukan olahraga
berlebihan atau memuntahkan makanannya.
Penderita biasanya cenderung makan sendirian agar gangguannya ini tidak
diketahui oleh orang lain.
Anoreksia nervosa
Gangguan ini ditunjukkan dengan berat badan rendah yang tidak normal.
Merasa sangat takut jika berat badan bertambah dan memiliki persepsi yang
salah tentang berat badan atau bentuk tubuh dirinya.
Penderita anoreksia berupaya keras menjaga asupan makanan guna menjaga
berat dan bentuk tubuhnya,hingga terkadang dapat mati karena kelaparan.
Gejala anoreksia lainnya dapat berupa: tubuh kurus, insomnia, kelelahan yang
berlebihan, pusing, kuku berwarna biru, kuku dan rambut rapuh, sembelit,
kulit kering, dan detak jantung tidak teratur.
Diagnosis Gangguan Makan
Diagnosis gangguan makan ini dibuat berdasarkan tanda, gejala dan kebiasaan makan
seseorang. Jika dicurigai mengalami gangguan makan, maka seseorang diminta
menjalani beberapa pemeriksaan oleh dokter dan psikolog/psikiater untuk
menentukan keberadaan gangguan tersebut. Diagnosis dilakukan dengan cara:
Pemeriksaan fisik menyeluruh, seperti tinggi, berat badan dan tanda-tanda
vital yang lain, termasuk detak jantung, tekanan darah, denyut nadi dan kondisi perut.
14
Pemeriksaan psikologi yang akan dilakukan oleh psikolog atau psikiater untuk
mengetahui sikap pasien terhadap makanan, cara makan dan pandangannya pada
tubuh. Sangat penting mendapatkan jawaban yang jujur untuk menentukan
pengobatan yang tepat.
Pengobatan untuk gangguan ini yang utama adalah psikoterapi atau disebut juga
terapi bicara untuk menggantikan kebiasaan tidak sehat menjadi lebih sehat. Salah
satunya adalah terapi perilaku kognitif (cognitive behavioral therapy). Terapi ini
terutama , dilakukan untuk penderita bulimia dan gangguan makan berlebihan. Terapi
perliaku kognitif akan mengubah pandangan seseorang saat menghadapi sebuah
situasi, termasuk mencari penyelesaian masalah dan cara sehat mengatasi tekanan
sehingga pada akhirnya dapat mengubah sikap seseorang menjadi lebih baik.
Jenis terapi bicara lain yang bisa dilakukan adalah terapi interpersonal yang
memfokuskan pada masalah yang berkaitan dengan hubungan dengan orang
lain, terapi keluarga yang melibatkan seluruh keluarga untuk membahas gangguan
yang dialami penderita, hubungan di antara mereka dan pengaruh gangguan ini
terhadap keluarga.
Selain kedua terapi tersebut, juga dilakukan terapi pola makan untuk membantu
seseorang memperoleh kembali dan mempertahankan pola makan yang sehat. Terapi
15
ini dilakukan oleh ahli gizi dan dokter, terutama untuk pasien dengan berat badan
yang kurang akibat gangguan makan.
Dukungan keluarga dan teman sangat penting untuk keberhasilan pengobatan pada
penderita gangguan makan.
16
BAB III
Laporan Kasus
17
ditatalaksana dengan terapi psikofarmaka dan terapi intervensi
psikoterapi.Terapi psikofarmaka meliputi risperidon 2x2mg selama 5 hari,
dipertimbangkan peningkatan dosis berdasarkan tanda dan gejala yang
ditemukan.litiumkarbonat 3x300mg selama 5 hari Terapi intervensi dilakukan
kepada pasien dan keluarganya meliputi edukasi dan motivasi.
18
BAB IV
Penutup
Kesimpulan
Dari makalah ini dapat disimpulkan bahwa gangguan psikologi yang terjadi
pada wanita ada berbagai macam, yaitu gangguan mood yang meliputi
blablabla, gangguan kecemasan, dan gangguan makan dan lain-lain. Gangguan
psikologi ini bila tidak di tangani dengan cepat dan benar akan menyebebabkan
masalah yang serius hal ini dikarenakan kebanyakan wanita yang telah
menderita gangguan ini akan merasa tertekan
Saran
Masalah psikologis dan perilaku memainkan peran penting dalam
pengembangan dan konsekuensi dari obesitas. Pendekatan multidisiplin untuk
pengobatan obesitas yang membahas faktor-faktor psikologis, sosial, lingkungan
dan hayati sangat penting untuk memastikan perawatan yang komprehensif,
serta praktek-praktek terbaik, dan hasil. Pentingnya menangani aspek psikologis
pengobatan menjadi masalah penting bagi seorang tenaga kesehatan khususnya
ahli gizi. Gaya hidup sehat, pikiran positif, dan kemampuan mengendalikan
emosi akan membuat kita menjadi pribadi yang lebih baik.
19
Daftar Pustaka
Gangguan mood.
http://www.psikologikita.com/?q=psikologi/gangguan-mood
Diunduh pada 10 Oktober 2017 pukul 19.34
Tia Norma Pratiwi. 2016. Wanita Usia 37 Tahun dengan Gangguan Afektif Bipolar
Episode Kini Manik dengan Gejala Psikotik. Fakultas Kedokteran, Universitas
Lampung
20