Anda di halaman 1dari 19

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kapasitas layanan transportasi jalan darat sudah tidak sebanding dengan
beban yang diterimanya, hal ini mengakibatkan moda transportasi kereta api
semakin menunjukkan keunggulan kompotitifnya. Perkeretaapian diselengarakan
dengan tujuan untuk mempelancar perpindahan orang dan/atau barang secara
massal dengan selamat, aman, nyaman, cepat dan lancar, tepat, tertib dan teratur,
efisien, serta menunjang pemerataan, pertumbuhan, stabilitas, pendorong, dan
penggerak pembangunan nasional. Dengan keunggulan dan karakteristik
perkeretaapian tersebut, faktor keselamatan perkeretaapian merupakan salah satu
komponen terpenting dalam upaya pengembangan sistem transportasi nasional
secara massal. Guna menjaga keselamatan dan kenyamanan disaat beroperasi,
kereta api memiliki sistem pengereman.
Rem digunakan untuk menghentikan putaran poros, mengatur putaran poros
dan juga mencegah putaran yang tidak dikehendaki. Sehingga keselamatan kereta
api dapat terjaga. Seperti halnya kereta api pada umumnya, Kereta Rel Listrik
(KRL) MRT Jakarta juga memiliki sistem pengereman untuk menunjang
keselamatannya. Setiap harinya KRL MRT Jakarta akan digunakan 65.000
penumpang setiap harinya, dengan 13 stasiun antara Lebak Bulus sampai dengan
Bundaran Hotel Indonesia. Waktu tempuh yang digunakan sepanjang Lebak
Bulus sampai dengan Bundaran Hotel Indonesia adalah 30 menit dengan jarak
kedatangan antar kereta 10 menit, sedang diwaktu sibuk akan dipercepat menjadi
3 menit. Oleh karena itu sistem pengereman sangat penting didalam pengoperasi
KRL MRT Jakarata guna mendukung keselamatan dan kenyamanan penumpang.
Ketepatan dalam merancang pengereman sangat diperlukan agar
pengeraman yang digunakan sesuai dengan yang dibutuhkan. Pengetahuan
seorang perancang yang mendalam mengenai pengereman sangat diperlukan.
Guna membentuk jiwa perancang yang handal, dalam mata kuliah Perancangan
Mesin I, maka akan dilakukan perhitungan rem blok tunggal KRL MRT Jakarta.

1
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana merancang rem blok tunggal Kereta Rel Listrik MRT Jakarta
dalam tugas perancangan mesin ini.

1.3 Maksud dan Tujuan


Tujuan penulisan laporan perancangan mesin ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui proses perancangan secara sistematis.
2. Memberikan gambaran mengenai perancangan.
3. Merancang rem blok tunggal berdasarkan data awal yang tersedia dan
mengambil data pendukung untuk menunjang dalam perancangan.

1.4 Batasan Masalah


Berdasarkan identifikasi masalah di atas, permasalahan yang ada cukup
luas, sehingga perlu adanya fokus kajian yang hendak dikaji. Oleh karena itu,
perlu dilakukan pembatasan masalah kajian sebagai berikut:
1. Pengereman yang digunkan rem blok tunggal dengan sumber udara tekan.
2. Jumlah beban yang digunakan adalah kondisi penumpang terpadat.
3. Hasil akhir penelitian ini adalah gambar teknik rem blok tunggal yang telah
dihitung hasil perancangan, bukan dalam produk rem blok tunggal
sebenarnya.

1.5 Sistematika Penulisan


Keselurahan dari laporan tugas ini terdiri dari 5 bab, untuk sistematika
penulisan laporan tugas ini adalah sebagai berikut,
BAB 1 PENDAHULUAN
Berisikan tentang latar belakang permasalahan, rumusan masalah, tujuan
penulisan, batasan masalah dan sistematika penulisan.
BAB 2 LANDASAN TEORI
Disajikan teori-teori mengenai rem seperti defenisi rem, macam-macam
rem.

2
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
Bab ini berisikan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk melakukan
perancangan rem, mulai dari mendapatkan dimensi komponen rem yang
diperlukan sampai dengan proses perencanaan
BAB 4 PEMBAHASAN PERANCANGAN
Bab ini berisikan perhitungan-perhitungan yang dibutuhkan berkaitan
dengan proses perancangan rem
BAB 5 KESIMPULAN HASIL RANCANGAN
Memuat kesimpulan dari seluruh hasil perancangan yang ditulis secara
singkat dan padat berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan serta
kesimpulan hasil analisa yang dilakukan

3
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Kereta Rel Listrik (KRL)


Kereta Rel Listrik (KRL) menurut Peraturan Menteri Perhubungan Nomor
175 Tahun 2015 merupakan kereta yang mempunyai penggerak sendiri yang
menggunakan sumber tenaga listrik. Sumber tenaga listrik dapat diperoleh melalui
listrik aliran atas maupun rel ketiga (rel konduktor). Gambar 2.1 menunjukan
kereta rel listrik yang akan beroperasi di Jakarta.

Gambar 2.1 Kereta Rel Listrik MRT Jakarta


(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)

Kereta rel listrik harus memenuhi peryaratan teknis meliputi:


1. Kontruksi dan komponen.
2. Peralatan penunjang.
3. Perlengkapan penunjang.
Kontruksi dan komponen yang dimaksud adalah rangka dasar, badan kereta,
kabin masinis, peralatan penerus daya, peralatan penggerak, peralatan
penegereman, peralatan perangkai, peralatan pengendali, peralatan keselamatan,
peralatan penghalau rintangan dan bogie. Susunan rangkaian KRL MRT Jakarta
dapat dilihat pada Gambar 2.2.

4
Gambar 2.2 Susunan Rangakaian Kereta Rel Listrik MRT Jakarta
(Sumber: Manual Maintenance, 2018)

Jumlah kereta dalam satu rangkaian KRL MRT Jakarta adalah sebanyak 6
kereta per rangkaian, dengan jumlah rangkaian yang dimiliki saat ini adalah 16
rangkaian. Setiap kereta memiliki fungsi dan terdapat komponen masing-masing
disetiap keretanya. Spesifikasi teknis Kereta Rel Listrik MRT Jakarta dapat dilihat
pada Table 2.1.

Table 2.1 Spesifikasi Teknis Kereta Rel Listrik MRT Jakarta

Keterangan Spesifikasi

Tc1 M1 M2 M1’ M2’ Tc2


Berat Total Penumpang
Penuh [N] 496820 552920 555930 552920 555430 496830

100 km/jam (elevated)


Kecepatan Maksimum
80 km/jam (bawah tanah)
Material Carbody Stainless steel
L : 20,000 mm (intermediate car)
Dimensi Kereta W : 2,950 mm
H : 3,655 mm (kepala rel-Atap).

Dimensi Roda [mm] 860 (maks) 780 (min)

Sistem Traksi 1500 VDC

Daya Traksi Motor 126 kWh


Kecepatan 120 km/jam (maks)
Akselerasi 0,92 m/s2
Service Brake : 0,82 m/s2
Deselerasi
Emergency Brake : 1 m/s2
Beban Gandar
14000 N
Maksimum
(Sumber: Contruction Design Report MRTJ, 2017)

5
2.2 Rem
Sistem rem adalah sistem yang berada pada kendaraan dan merupakan
sistem yang sangat penting perannya bagi kendaraan, disebut penting karena
sistem rem merupakan sistem vital yang menjaga kendaraan dari kerusakan yang
diakibatkan oleh benturan atau tabrakan pada saat kendaraan melaju. Semakin
tinggi kecepatan kendaraan melaju maka akan semakin buruk dampak kerusakan
yang terjadi pada kendaraan jika tidak menggunakan sistem rem. Dampak buruk
yang terjadi tidak hanya pada produk kendaraan itu tapi juga pada penumpang
yang berada pada kendaraan tersebut, dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Fungsi dari sistem rem yaitu untuk mengatur kecepatan laju kendaraan
dengan memanfaatkan perlambatan yang dilakukan pada roda kendaraan. Selain
untuk mengatur kecepatan pada kendaraan sistem rem juga berfungsi untuk
menghentikan laju kendaraan, sehingga dengan sistem rem maka pengemudi
dapat mengatur dimana dan kapan kendaraan akan berhenti. Ditinjau dari
fungsinya maka sistem rem merupakan sistem berfungsi sebagai sistem pengaman
yang mencegah hal yang merugikan terjadi pada kendaraan.
Prinsip kerja sistem rem adalah dengan memanfaatkan gesekan antara dua
permukaan benda yang menyebabkan perlambatan pada benda/objek yang
berputar, dalam hal ini adalah roda. Prinsip kerja sistem rem berawal dari gaya
yang diberikan pada pedal rem kemudian gaya diteruskan melalui media
penghantar menurut jenis sistem rem itu sendiri, pada mekanik maka digunakan
batang penghantar gaya pada hidrolik digunakan fluida cair, dan pada sistem rem
pneumatik digunakan fluida udara. Setelah gaya tersebut diteruskan maka
pad/kampas rem akan terdorong dan menekan tromol untuk bergesekan sehingga
menghasilkan perlambatan kecepatan pada kendaraan. Rem gesek dapat
dikalsifikasikan lebih lanjut atas:
1. Rem blok, yang dapat dibagi lagi atas rem blok tunggal dan ganda.
2. Rem drum.
3. Rem disk brake.
4. Rem pita.

6
Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan, dan secara
listrik dengan serbuk magnit, arus pusar, fasa yang dibalik, arus searah yang
dibalik atau penukaran katup.
2.2.1 Rem Blok Tunggal
Rem blok tunggal adalah jenis rem yang sederhana terdiri dari satu blok rem
yang ditekan terhadap drum rem. Biasanya pada blok rem tersebut pada
permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau bahan gesek yang dapat diganti
bila telah aus. Gambar 2.3 menunjukan macam-macam rem blok tunggal
berdasarkan posisi engsel.

Gambar 2.3 Macam-Macam Posisi Engsel Rem Blok Tunggal


(Sumber: Sularso, 2004)
Suatu hal yang kurang menguntungkan pada rem blok tunggal adalah gaya
tekan yang bekerja dalam satu arah saja pada drum, sehingga pada poros timbul
momen lentur serta gaya tambahan pada bantalan yang tidak dikendaki. Demikian
pula, untuk untuk pelayanan manual jika diperlukan gaya pengereman yang besar,
tuas perlu dibuat sangat panjang sehingga kurang ringkas. Karena alasan-alasan
inilah maka blok rem tunggal tidak banyak dipakai pada mesin-mesin yang
memerlukan momen pengereman yang besar.
Rem merupakan salah satu dari bagian kendaraan yang mempunyai
peranan penting untuk kenyamanan dan keselamatan pengendara sepeda motor.
Rem adalah suatu piranti untuk memperlambat atau menghentikan gerakan roda
yang berputar. Gerak roda yang diperlambat otomatis gerak kendaraan menjadi
lambat. Fungsi rem adalah menyerap baik energi kinetik dari bagian yang
bergerak atau energi potensial yg ditimbulkan oleh komponen lain (K.M.Jossy,
2011). Dengan kata lain rem adalah komponen yang mengubah energi mekanik
menjadi energi thermal / panas melalui gesekan. Selain itu rem adalah suatu

7
komponen yang sangat penting bagi kendaraan / alat transportasi. Semakin cepat
suatu kendaraan maka memerlukan kapasitas sistem pengereman yang efektif
pula.

8
BAB 3
METODE PERANCANGAN

3.1 Diagram Alir Perhitungan Rem Blok Tunggal


Diagram alir yang akan digunakan dalam perancangan ini dapat dilihat pada
Gambar 3.1.

Mulai

1. Energi yang diserap rem


(Energi potensial & energi
kinetik)

2. Gaya pengereman tangensial (Ft)

3. Koefisien gesek
antara roda dan rel

4. Gaya normal menekan rem blok


terhadap roda (RN)

5. Ruang bebas
underfloor kereta
(panjang lengan rem)

6. Gaya yang diterima diujung. batang


rem (P)

7. Bahan gesek,
Sudut kontak

Gambar 3.1 Alur Perancangan Rem Blok Tunggal

9
A

8. Dimensi remblok tunggal

9. Kapasitas rem (µpv)

10. Pendinginan rem


blok tunggal

11. Perhitungan luas bidang gesek


(Afl)

12. Perhitungan kecepatan sudut (ɷ)

13. Perhitungan momen gesek (MG)

14. Perhitungan kerja yang hilang


akibat gesekan (Ag),

15. Perhitungan besar kerja yang


hilang (Ng),

16. Tebal rem blok


tunggal baru (t’) dan
angka kerusakan (Ak)
bahan gesek

17. Perhitungan umur rem blok


tunggal (Lh)

Selesai

Gambar 3.1 Alur Perancangan Rem Blok Tunggal (Lanjutan)

10
BAB 4
PEMBAHASAN PERANCANGAN

4.1 Perhitungan Energi yang Diserap Rem


Berdasarkan spesifikasi teknis dari Kereta Rel Listrik dapat dilakukan
perhitungan awal yaitu waktu pengereman KRL MRTJ sebagai berikut:

Vt = Vo + a.t
dimana,
Vt : kecepatan akhir (0 m/s)
Vo : kecepatan awal (33,3 m/s)
a : percepatan (-1 m/s2)
maka,

t =

= = 33,3 s.

Waktu pengereman yang dibutuhkan adalah 33,3 detik untuk sampai


berhenti. Perlambatan (deselerasi) yang digunakan adalah disaat pengereman
darurat, dimana nilainya lebih besar daripada service brake. Sehingga waktu
pengereman disaat pengereman darurat lebih cepat. Dari perhitungan di atas dapat
dilanjutkan perhitungan guna mencari jarak pengereman (S) yang dibutuhkan
sebagai berikut:

S = Vo.t + ⁄ .a.t2
maka,
S = 33,3 . (33,3) + ⁄ . (-1) . (33,3)2
= 1110,89 – 555,45 = 555,43 m.

Perhitungan waktu dan jarak pengereman digunakan untuk mencari energi


yang yang diserap saat pengereman. Energi yang diserap oleh pengereman
tergantung dari gerak dari benda tersebut. Ketika benda memiliki berat (m)

11
dengan kecepatan Vo, lalu benda tersebut dilakukan pengereman sehingga
kecepatan menjadi Vt. Maka terjadi perubahan kecepatan akibat perubahan energi
kinetik (Ek) yang dapat dihitung dengan:

Ek = ⁄ . m. {(Vt) 2 – (Vo)2}
= ⁄ . (6949,125) . {(33,33) 2 – (0)2 } = 3852907,61 Nm.

Berat yang digunakan adalah berat kereta M2 karena memiliki berat yang
lebih besar dari susunan yang lain, lalu dibagi 8 karena memiliki roda sebanyak 8
buah sebagai penerus beban kereta. Selanjutnya menghitung energi potensial
dikarenakan rem juga harus mampu menyerap energi ketika benda bergerak
diturunan atau bidang yang memiliki perbedaan ketinggian (miring). Dimana jalur
yang dilintasi oleh KRL MRTJ memiliki gradien kemiringan terbesar yaitu 35‰,
yang berarti setiap 1000 m ketinggian naik 35 m dan memiliki sudut (α) sebesar
2,23o. Ketinggian kemiringan pengereman (H) dapat dihitung sebagai berikut:

H = S.sin α
= 555,43 sin (2,23o) = 19,43 m.

Maka energi potensial (Ep) dapat dihitung sebesar:

Ep = m.g.H = w.H
= 69491,25. (19,43) = 1350086,7 Nm.

Energi total (Etot) yang diserap oleh rem adalah:

Etot = Ek + Ep
= 3852907,61 + 1350086,7 = 5202994,31 Nm.

4.2 Perhitungan Dimensi Rem Blok Tunggal


Karena KRL harus berhenti dijarak (S) 555,43 m, maka gaya pengereman
tangensial (Ft) yang harus diberikan sebesar:

12
Ft =

= = 9367,51 N.

Torsi rata-rata (Tb) yang dibutuhkan untuk menghentikan KRL adalah

Tb = Ft.r
= 9367,51 x 0,43 = 4028,03 Nm.

Gaya normal menekan rem blok terhadap roda (RN) dengan µ adalah koefisien
gesek antara roda dan rel saat kondisi basah (hujan) sebesar 0,15, sehingga dapat
dihitung dengan:

RN =

= = 62450,07 N.

Gambar 4.1 Diagram Gaya Rem Blok Tunggal


(Sumber: R.S. Kurmi, 2005)

Ruang yang tersisa dibawah frame kereta sangat sempit sehingga desain rem
blok tunggal harus efesien dan batang rem yang digunakan tidak boleh terlalu
panjang. Panjang batang rem total (l) yang akan digunakan sebesar 0,3 m dan
panjang batang rem dari ujung tuas ke pusat rem blok tunggal (x) sebesar 0,27 m
dan jarak a sebesar 0,3 m. Sehingga dapat dihitung besar gaya yang diterima
diujung batang rem (P) dengan putaran roda melawan arah jarum jam dan gaya-

13
gaya yang bekerja dapat dilihat pada Gambar 4.1. Perhitungan besar P dapat
dilihat sebagai berikut:

Besar gaya P untuk roda berputar searah jarum jam:

∑Mo = 0
0 = P.l – Ft.a - RN.x
0 = P.0,3 – 9367,51.0,3 - 62450,07.0,27
0,3P = 19671,77
P = 65572,57 N.

Besar gaya P untuk roda berputar berlawanan jarum jam:

∑Mo = 0
1 = P.l + Ft.a - RN.x
1 = P.0,3 + 9367,51.0,3 - 62450,07.0,27
0,3P = 14051,27
P = 46837,55 N.

Rn

Gambar 4.2 Rem Blok


(Sumber: Sularso, 1985)

Dalam memilih bahan rem harus memenuhi persyaratan keamanan,


ketahanan, dan dapat mengerem dengan halus. Roda kereta yang terbuat dari besi
forging maka bahan rem harus lebih lunak dari bahan roda karena penggantian
roda yang aus lebih sulit dari penggantian rem yang aus. Bahan rem yang
digunakan adalah steel on cast iron dengan tekanan kontak (p) 1,75 N/mm2
(Kurmi, 2005:923). Sudut kontak α (2θ) diambil 50o. Panjang h adalah

h = D sinθ

14
= 860 sin (25o) = 363,45 mm.

Diketahui tekanan kontak (p), maka dimensi rem blok sebagai berikut:

p =

1,75=

bh = 35685,75 mm2.
Perhitungan besar b adalah

b =

= = 98,19 mm.

4.3 Kapasistas Rem Blok Tunggal


Energi yang dirubah menjadi panas juga harus diperhatikan, terutama dalam
hubungannya dengan bahan gesek yang dipakai. Pemanasan yang berlebihan
bukan hanya akan merusak bahan lapisan rem, tetapi juga akan menurunkan
koefisian geseknya. Bila suatu rem terus menerus bekerja, jumlah panas yang
timbul pada setiap L (mm2) permukaan gesek tiap detik adalah sebanding dengan
besarnya kapasitas rem. Kapasitas rem (µpv) dapat dihitung sebagai berikut:

Kapasitas rem = µ.p,v


= 0,15.1,75.33,3 = 3,7 Nm/mm2s

Berdasarkan harga batas untuk pendinginan secara alamiah adalah 1


Nm/mm2s (Sularso, 1985:79), sehingga hasil rem blok perancangan perlu
modifikasi konstruksi guna pendinginan. Pendinginan yang dapat dilakukan
dengan cara membuat celah ditengah rem blok sehingga panas cepat teradiasi
kelingkungan.

15
4.4 Perhitungan Umur Pakai Rem Blok Tunggal
Dalam perancangan rem gesek juga perlu dilakukan perhitungan umur pakai
sehingga penggunaan rem blok tunggal lebih efisien dan efektif. Berikut adalah
tahap-tahap perhitungan umur pakai rem blok tunggal:

Perhitungan luas bidang gesek (Afl) adalah

Afl =( D.b

= .860. 98,19 =11728,25 mm2

Perhitungan kecepatan sudut (ɷ) adalah

ɷ =

= = 77,44 rad/s

Perhitungan momen gesek (MG) adalah

MG = (2 – 1,5).Tb
= (2 – 1,5).4028,03 = 2014,015 Nm.

Perhitungan kerja yang hilang akibat gesekan (Ag), dimana waktu yang
dibutuhkan sekali mengerem (tc) adalah 33,8 s adalah

Ag = 0,5. MG.ɷ.tc
= 0,5. 2014,015.77,44.33,8 = 2635813.935 Nm

Perhitungan besar kerja yang hilang (Ng), dimana jumlah dilakukan pengereman
(z) 28 kali adalah
Ng =

= = 19,03 Kw

16
Perhitungan umur rem blok tunggal (Lh) jika tebal rem blok tunggal baru (t’)
sebesar 5,5 cm dan angka kerusakan (Ak) bahan gesek 6 kW/cm3 adalah

Lh =

= = 428,59 jam

Jika diasumsikan waktu penggunaan rem blok tunggal dalam 1 jam adalah 11,7
menit (704 detik) dan dalam 1 hari bekerja selama 7 jam, 1 hari rem bekerja
selama 82,6 menit, sehingga dalam satu bulan bekerja selama 2478,8 menit dan 1
tahun bekerja dengan total waktu (ttot) 29745,76 menit.

Maka, umur rem blok sesungguhnya (L) adalah

L =

= = 0,8 tahun = 10 bulan

17
BAB 5
PENUTUPAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari perancangan ini adalah
1. Energi total (Etot) yang diserap oleh rem KRL MRT Jakarta adalah sebesar
5202994,31 Nm
2. Bahan rem yang digunakan dalam perancangan rem blok tunggal KRL
MRT Jakarta adalah steel on cast iron dengan dimensi dari perancangan
adalah panjang (h) 363,45 mm dan dimensi (b) 98,19 mm.
3. Berdasarkan harga batas untuk pendinginan secara alamiah adalah 1
Nm/mm2s (Sularso, 1985:79), sehingga hasil rem blok perancangan perlu
modifikasi konstruksi guna pendinginan
4. Umur rem blok sesungguhnya (L) adalah 10 bulan

5.2 Saran
Saran dalam penulisan ini adalah
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai koefiisen gesek dari rem blok
tunggal yang dipakai yang merupakan bahan komposit.
2. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah dikemudian hari.

18
DAFTAR PUSTAKA

Khurmi, R.S, dan J.K. Gupta. 2005. Machine Design. New Delhi

MRTJ CP 108. 2018. Maintenance Manual: Chapter 6 Brake & Pneumatic


Equipment. Jakarta

Tedja, Kumala. 2015. Dasar Perencanaan Elemen Mesin. Jakarta: Universitas


Trisakti

Sularso, dan Kiyokatsu Suga. 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin. Jakarta: PT. Pradnya Pramita

19

Anda mungkin juga menyukai