PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana merancang rem blok tunggal Kereta Rel Listrik MRT Jakarta
dalam tugas perancangan mesin ini.
2
BAB 3 METODOLOGI PERANCANGAN
Bab ini berisikan tahapan-tahapan yang dilakukan untuk melakukan
perancangan rem, mulai dari mendapatkan dimensi komponen rem yang
diperlukan sampai dengan proses perencanaan
BAB 4 PEMBAHASAN PERANCANGAN
Bab ini berisikan perhitungan-perhitungan yang dibutuhkan berkaitan
dengan proses perancangan rem
BAB 5 KESIMPULAN HASIL RANCANGAN
Memuat kesimpulan dari seluruh hasil perancangan yang ditulis secara
singkat dan padat berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan serta
kesimpulan hasil analisa yang dilakukan
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
4
Gambar 2.2 Susunan Rangakaian Kereta Rel Listrik MRT Jakarta
(Sumber: Manual Maintenance, 2018)
Jumlah kereta dalam satu rangkaian KRL MRT Jakarta adalah sebanyak 6
kereta per rangkaian, dengan jumlah rangkaian yang dimiliki saat ini adalah 16
rangkaian. Setiap kereta memiliki fungsi dan terdapat komponen masing-masing
disetiap keretanya. Spesifikasi teknis Kereta Rel Listrik MRT Jakarta dapat dilihat
pada Table 2.1.
Keterangan Spesifikasi
5
2.2 Rem
Sistem rem adalah sistem yang berada pada kendaraan dan merupakan
sistem yang sangat penting perannya bagi kendaraan, disebut penting karena
sistem rem merupakan sistem vital yang menjaga kendaraan dari kerusakan yang
diakibatkan oleh benturan atau tabrakan pada saat kendaraan melaju. Semakin
tinggi kecepatan kendaraan melaju maka akan semakin buruk dampak kerusakan
yang terjadi pada kendaraan jika tidak menggunakan sistem rem. Dampak buruk
yang terjadi tidak hanya pada produk kendaraan itu tapi juga pada penumpang
yang berada pada kendaraan tersebut, dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Fungsi dari sistem rem yaitu untuk mengatur kecepatan laju kendaraan
dengan memanfaatkan perlambatan yang dilakukan pada roda kendaraan. Selain
untuk mengatur kecepatan pada kendaraan sistem rem juga berfungsi untuk
menghentikan laju kendaraan, sehingga dengan sistem rem maka pengemudi
dapat mengatur dimana dan kapan kendaraan akan berhenti. Ditinjau dari
fungsinya maka sistem rem merupakan sistem berfungsi sebagai sistem pengaman
yang mencegah hal yang merugikan terjadi pada kendaraan.
Prinsip kerja sistem rem adalah dengan memanfaatkan gesekan antara dua
permukaan benda yang menyebabkan perlambatan pada benda/objek yang
berputar, dalam hal ini adalah roda. Prinsip kerja sistem rem berawal dari gaya
yang diberikan pada pedal rem kemudian gaya diteruskan melalui media
penghantar menurut jenis sistem rem itu sendiri, pada mekanik maka digunakan
batang penghantar gaya pada hidrolik digunakan fluida cair, dan pada sistem rem
pneumatik digunakan fluida udara. Setelah gaya tersebut diteruskan maka
pad/kampas rem akan terdorong dan menekan tromol untuk bergesekan sehingga
menghasilkan perlambatan kecepatan pada kendaraan. Rem gesek dapat
dikalsifikasikan lebih lanjut atas:
1. Rem blok, yang dapat dibagi lagi atas rem blok tunggal dan ganda.
2. Rem drum.
3. Rem disk brake.
4. Rem pita.
6
Efek pengereman secara mekanis diperoleh dengan gesekan, dan secara
listrik dengan serbuk magnit, arus pusar, fasa yang dibalik, arus searah yang
dibalik atau penukaran katup.
2.2.1 Rem Blok Tunggal
Rem blok tunggal adalah jenis rem yang sederhana terdiri dari satu blok rem
yang ditekan terhadap drum rem. Biasanya pada blok rem tersebut pada
permukaan geseknya dipasang lapisan rem atau bahan gesek yang dapat diganti
bila telah aus. Gambar 2.3 menunjukan macam-macam rem blok tunggal
berdasarkan posisi engsel.
7
komponen yang sangat penting bagi kendaraan / alat transportasi. Semakin cepat
suatu kendaraan maka memerlukan kapasitas sistem pengereman yang efektif
pula.
8
BAB 3
METODE PERANCANGAN
Mulai
3. Koefisien gesek
antara roda dan rel
5. Ruang bebas
underfloor kereta
(panjang lengan rem)
7. Bahan gesek,
Sudut kontak
9
A
Selesai
10
BAB 4
PEMBAHASAN PERANCANGAN
Vt = Vo + a.t
dimana,
Vt : kecepatan akhir (0 m/s)
Vo : kecepatan awal (33,3 m/s)
a : percepatan (-1 m/s2)
maka,
t =
= = 33,3 s.
S = Vo.t + ⁄ .a.t2
maka,
S = 33,3 . (33,3) + ⁄ . (-1) . (33,3)2
= 1110,89 – 555,45 = 555,43 m.
11
dengan kecepatan Vo, lalu benda tersebut dilakukan pengereman sehingga
kecepatan menjadi Vt. Maka terjadi perubahan kecepatan akibat perubahan energi
kinetik (Ek) yang dapat dihitung dengan:
Ek = ⁄ . m. {(Vt) 2 – (Vo)2}
= ⁄ . (6949,125) . {(33,33) 2 – (0)2 } = 3852907,61 Nm.
Berat yang digunakan adalah berat kereta M2 karena memiliki berat yang
lebih besar dari susunan yang lain, lalu dibagi 8 karena memiliki roda sebanyak 8
buah sebagai penerus beban kereta. Selanjutnya menghitung energi potensial
dikarenakan rem juga harus mampu menyerap energi ketika benda bergerak
diturunan atau bidang yang memiliki perbedaan ketinggian (miring). Dimana jalur
yang dilintasi oleh KRL MRTJ memiliki gradien kemiringan terbesar yaitu 35‰,
yang berarti setiap 1000 m ketinggian naik 35 m dan memiliki sudut (α) sebesar
2,23o. Ketinggian kemiringan pengereman (H) dapat dihitung sebagai berikut:
H = S.sin α
= 555,43 sin (2,23o) = 19,43 m.
Ep = m.g.H = w.H
= 69491,25. (19,43) = 1350086,7 Nm.
Etot = Ek + Ep
= 3852907,61 + 1350086,7 = 5202994,31 Nm.
12
Ft =
= = 9367,51 N.
Tb = Ft.r
= 9367,51 x 0,43 = 4028,03 Nm.
Gaya normal menekan rem blok terhadap roda (RN) dengan µ adalah koefisien
gesek antara roda dan rel saat kondisi basah (hujan) sebesar 0,15, sehingga dapat
dihitung dengan:
RN =
= = 62450,07 N.
Ruang yang tersisa dibawah frame kereta sangat sempit sehingga desain rem
blok tunggal harus efesien dan batang rem yang digunakan tidak boleh terlalu
panjang. Panjang batang rem total (l) yang akan digunakan sebesar 0,3 m dan
panjang batang rem dari ujung tuas ke pusat rem blok tunggal (x) sebesar 0,27 m
dan jarak a sebesar 0,3 m. Sehingga dapat dihitung besar gaya yang diterima
diujung batang rem (P) dengan putaran roda melawan arah jarum jam dan gaya-
13
gaya yang bekerja dapat dilihat pada Gambar 4.1. Perhitungan besar P dapat
dilihat sebagai berikut:
∑Mo = 0
0 = P.l – Ft.a - RN.x
0 = P.0,3 – 9367,51.0,3 - 62450,07.0,27
0,3P = 19671,77
P = 65572,57 N.
∑Mo = 0
1 = P.l + Ft.a - RN.x
1 = P.0,3 + 9367,51.0,3 - 62450,07.0,27
0,3P = 14051,27
P = 46837,55 N.
Rn
h = D sinθ
14
= 860 sin (25o) = 363,45 mm.
Diketahui tekanan kontak (p), maka dimensi rem blok sebagai berikut:
p =
1,75=
bh = 35685,75 mm2.
Perhitungan besar b adalah
b =
= = 98,19 mm.
15
4.4 Perhitungan Umur Pakai Rem Blok Tunggal
Dalam perancangan rem gesek juga perlu dilakukan perhitungan umur pakai
sehingga penggunaan rem blok tunggal lebih efisien dan efektif. Berikut adalah
tahap-tahap perhitungan umur pakai rem blok tunggal:
Afl =( D.b
ɷ =
= = 77,44 rad/s
MG = (2 – 1,5).Tb
= (2 – 1,5).4028,03 = 2014,015 Nm.
Perhitungan kerja yang hilang akibat gesekan (Ag), dimana waktu yang
dibutuhkan sekali mengerem (tc) adalah 33,8 s adalah
Ag = 0,5. MG.ɷ.tc
= 0,5. 2014,015.77,44.33,8 = 2635813.935 Nm
Perhitungan besar kerja yang hilang (Ng), dimana jumlah dilakukan pengereman
(z) 28 kali adalah
Ng =
= = 19,03 Kw
16
Perhitungan umur rem blok tunggal (Lh) jika tebal rem blok tunggal baru (t’)
sebesar 5,5 cm dan angka kerusakan (Ak) bahan gesek 6 kW/cm3 adalah
Lh =
= = 428,59 jam
Jika diasumsikan waktu penggunaan rem blok tunggal dalam 1 jam adalah 11,7
menit (704 detik) dan dalam 1 hari bekerja selama 7 jam, 1 hari rem bekerja
selama 82,6 menit, sehingga dalam satu bulan bekerja selama 2478,8 menit dan 1
tahun bekerja dengan total waktu (ttot) 29745,76 menit.
L =
17
BAB 5
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari perancangan ini adalah
1. Energi total (Etot) yang diserap oleh rem KRL MRT Jakarta adalah sebesar
5202994,31 Nm
2. Bahan rem yang digunakan dalam perancangan rem blok tunggal KRL
MRT Jakarta adalah steel on cast iron dengan dimensi dari perancangan
adalah panjang (h) 363,45 mm dan dimensi (b) 98,19 mm.
3. Berdasarkan harga batas untuk pendinginan secara alamiah adalah 1
Nm/mm2s (Sularso, 1985:79), sehingga hasil rem blok perancangan perlu
modifikasi konstruksi guna pendinginan
4. Umur rem blok sesungguhnya (L) adalah 10 bulan
5.2 Saran
Saran dalam penulisan ini adalah
1. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai koefiisen gesek dari rem blok
tunggal yang dipakai yang merupakan bahan komposit.
2. Kritik dan saran dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
penulisan makalah dikemudian hari.
18
DAFTAR PUSTAKA
Khurmi, R.S, dan J.K. Gupta. 2005. Machine Design. New Delhi
Sularso, dan Kiyokatsu Suga. 2004. Dasar Perencanaan dan Pemilihan Elemen
Mesin. Jakarta: PT. Pradnya Pramita
19