Tekpuk Laprak

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI PUPUK DAN PEMUPUKAN

ACARA I

PEMBUATAN MOL

NAMA:

ABDUL GANI ZAKARIA

NIM:

2017610087

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pupuk merupakan nutrisi atau unsur hara yang ditambahkan kepada tanaman, dimana
tanaman kekurangan akan unsur hara. Nutrisi pupuk dapat berupa bahan organik atau non
organik ( mineral ). Pupuk berbeda dengan suplemen. Pupuk mengandung bahan bakar yang
diperlukan pertumbuhan tanaman, sementara suplemen seperti hormon tumbuhan membantu
kelancaran proses metabolisme.

Pupuk dapat berupa pupuk organik dan pupuk kimia.Pupuk kimia merupakan pupuk
berasal dari bahan-bahan kimia sehingga sangat berefek negatif pada lingkungan dan
menurunkan kuantitas dari tanaman, sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang berasal
dari sisa-sisa pembusukan atau pengomposan.Pupuk organik dapat berupa kompos, pupuk
hijau, ataupun kotoran ayam.Pupuk organik biasanya berupa zat padat.Akan tetapi, pupuk
organik juga dapat berupa pupuk cair.

Pupuk organik cair adalah larutan dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal
dari sisa tanaman, kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu
unsur.Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara,
tidak masalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara secara cepat.Salah satu
pupuk organik cair adalah MOL (Mikro Organisme Lokal).

Berdasarkan uraian diatas, pembuatan MOL (Mikro Prganisme Lokal) ini sengatlah


penting untuk dikembangkan bagi petani lebih lanjut, petani akan mampu membuatnya
sendiri karena mudah dalam pembuatannya serta bahan yang digunakan sangat tidak sulit
disediakan, bersumber dari bahan yang hendak dibuang/limbah/tidak bisa dikonsumsi lagi.
Disisi yag sama petani juga nantinya akan membutuhkan pupuk cair yang bersifat organik
dan murah sehingga penggunaan pupuk kimia akan berkurang.

Berdasarkan hasil pemikiran diatas, kami berencana untuk membuat pupuk organic
cair yang kemudian di perkenalkan cara pembuatannya agar dapat dikembangkan dan
digunakan dalam proses pertanian untuk dapat menjaga keseimbangan tanah dan mengurangi
kadar penggunaan pupuk kimia yang akan merusak tanah pada akhirnya.
1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktukum ini adalah

1.      untuk mengetahui cara membuat MOL

2.      untuk mengetahui manfaat dan keunggulan MOL

3.      memanfaatkan bahan-bahan yang sudah busuk,terutama buah-buahan

4.      untuk mengurangi pupuk sintetis atau kimia.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Larutan mikroorganisme lokal (MOL) adalah larutan hasil fermentasi yang


berbahan dasar dari berbagai sumber daya yang tersedia disekitar kita. Larutan 
mikroorganisme lokal (MOL) mengandung unsur hara mikro dan makro dan juga
mengandung bakteri yang berpotensi sebagai perombak bahan organik, perangsang
pertumbuhan dan sebagai agens pengendali hama dan penyakit tanaman. Peranan 
mikroorganisme lokal (MOL) dalam kompos selain sebagai penyuplai nutrisi juga  berperan
sebagai komponen bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal.
Fungsi dari bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang  telah teridentifikasi antara lain
adalah penyuplai nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan
tanaman, bahkan kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman
(Purwasasmita,2009).
Mikroorganisme lokal (MOL) adalah mikroorganisme yang dimanfaatkan sebagai
starter dalam pembuatan pupuk organik padat maupun pupuk cair.  Bahan utama MOL terdiri
dari beberapa  komponen yaitu karbohidrat, glukosa, dan sumber mikroorganisme.  Bahan
dasar untuk fermentasi larutan MOL dapat berasal dari hasil pertanian, perkebunan, maupun
limbah organik rumah tangga. Karbohidrat sebagai sumber nutrisi untuk mikroorganisme
dapat diperoleh dari limbah organik seperti air cucian beras, singkong, gandum, rumput
gajah, dan daun gamal.  Sumber glukosa berasal dari cairan gula merah, gula pasir, dan air
kelapa, serta sumber mikroorganisme berasal dari kulit buah yang sudah busuk, terasi, keong,
nasi basi, dan urin sapi     (Hadinata, 2008).
Menurut Fardiaz(1992), semua mikroorganisme yang tumbuh pada    bahan-bahan
tertentu membutuhkan bahan organik untuk pertumbuhan dan proses metabolisme. 
Mikroorganisme yang tumbuh dan berkembang pada suatu bahan dapat menyebabkan
berbagai perubahan pada fisik maupun komposisi kimia, seperti adanya perubahan warna,
pembentukan endapan, kekeruhan, pembentukan gas, dan bau asam (Hidayat, 2006).   
2.2.   Penggunaandan Manfaat MOL
MOL dapat digunakan langsung disemprotkan ke tanaman dalam meningkatkan kesuburan
tanaman.dan juga dalam meningkatkan kesuburan tanah. Mol dapat langsung dimanfaatkan
tanaman karena sudah berupa larutan. MOL dapat digunakan dalam proses penguraian
pengomposan. Misalnya, pengomposan pupuk kandang ayam dan pupuk kandang sapi karena
MOL mengandung bakteri pengurai di dalam larutannya (Anonim, 2013).
Menurut (Anonim, 2013) Adapun manfaat dari MOL adalah sebagai berikut :
a.    Menyediakan ketersediaan unsur hara yang sangat cepat karena udah berupa larutan.
b.    Dapat disemprotkan langsung oleh tanaman, sehingga diserap melalui dedaunan
tanaman.
c.    Dapat digunakan sebagi dekomposer dalam pengomposan.
d.    Mengendalikan hama dan penyakit dan tanaman.
e.    Mengurangi penggunaan pestisida yang dapat menurunkan kualitas tanaman.
f.    Dengan adanya MOL maka buah-buahan yang busuk ataupun yang lain dapat
dimanfaatkan.
Peran MOL dalam kompos, selain sebagai penyuplai nutrisi juga berperan sebagai komponen
bioreaktor yang bertugas menjaga proses tumbuh tanaman secara optimal. Fungsi dari
bioreaktor sangatlah kompleks, fungsi yang telah teridentifikasi antara lain adalah penyuplai
nutrisi melalui mekanisme eksudat, kontrol mikroba sesuai kebutuhan tanaman, menjaga
stabilitas kondisi tanah menuju kondisi yang ideal bagi pertumbuhan tanaman, bahkan
kontrol terhadap penyakit yang dapat menyerang tanaman (Anonim, 2013) .
Larutan MOL ini dibuat sangat sederhana yaitu dengan memanfaatkan limbah dari rumah
tangga atau tanaman di sekitar lingkungan misalnya sisa-sisa tanaman seperti bonggol pisang,
gedebong pisang, buah nanas, jerami padi, sisa sayuran, nasi basi, dan lain-lain (Anonim,
2013).
BAB III

METODOLOGI

Waktu dan tempat


Praktikum Mikroorganisme lokal (MOL) dilaksanakan pada hari Jumat, tanggal 1 Oktober
2019 pukul 10 : 00 WIB sampai selesai, di Lahan Pertanian, Jurusan Agroteknologi, Fakultas
Pertanian, Universitas Muhammadiyah, Jakarta.

Alat dan bahan 

Bahan:

1. 1kg buah(pepaya,nanas,apel,pisang dll)


2. 1 ons gula merah
3. 1 liter air kelapa

Cara pembuatan:

1. Limbah buah-buahan di cincang atau dilumat


2. Larutkan gula merah dengan air kelapa
3. Masukan bahan kedalam dirijen dan tutup rapat
4. Buka tutup setiap pagi kurang lebih 5 menit agar gas yang terbentuk tidak meledak

Catatan:

Untuk pembuatan kompos campurkan 1 liter MOL kedalam 5 liter air tambahkan gula merah
aduk dan semprotkan pada setiap lapisan kompos.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Minggu pertama

Bahan Aroma warna gelembung


Buah pepaya Adanya aroma Cokelat keruh Sedang
seperti tape

Minggu kedua

Bahan aroma warna gelembung


Buah pepaya Adanya aroma kecoklatan banyak
seperti tape
Pembahasan
MOL (Mikro Organisme Lokal) yang dibuat pada praktikum kali ini berasal limbah berupa
buah-buahan. Semakin busuk dan halus buah-buahan yang akan difermentasikan maka akan
semakin cepat untuk terurai sehingga akan lebih cepat menjadi MOL. Untuk mempercepat
penguraian di dalam larutan MOL, maka ditambahkan sumber makanan bagi bakteri yang
terdapat dalam larutan MOL. Sumber makanan dapat berupa glukosa dan karbohidrat. yang
digunakan dalam praktikum ini sebagai sumber makanan bagi bakteri adalah gula merah.
Sumber makanan digunakan bakteri sebagai energi dalam dekomposer limbah yang akan
dijadikan MOL.

Dari praktikum yang telah di lakukan mengenai pembuatan Mikro Organisme Lokal (MOL)
yang terbuat dari limbah buah, dan gula merah. Maka diperoleh hasil seperti yang terlihat
pada table di atas, bahwa bahan-bahan setelah difermentasikan memiliki karakteristik seperti
bau yang menyengat seperti tape, berwarna coklat keruh hingga kecoklatan jernih (limbah
buah) dan terjadi perubahan morfologi berupa serasah-serasah gumpalan halus tinggal sedikit
di dasar jirigen.

BAB V
KESIMPULAN

Kesimpulan

MOL (Mikro Organisme Lokal) merupakan pemanfaatan bakteri yang bermanfaat di sekitar
yang berguna sebagai dekomposer. MOL dapat berasal dari hasil pembusukan yang telah
difermentasikan. Semakin busuk dan halus bahan yang difermentasikan maka akan semakin
cepat menjadi MOL.

MOL berperan terhadap kesuburan tanaman karena memiliki kandungan unsur hara mikro
dan makro.

MOL juga dapat digunakan dalam pengomoposan yang berfungsi sebagai mempercepat
dekomposer.

Saran
Sebaiknya kerjasama asisten dan praktikan lebih baik lagi lebih  dan asisten lebih serius dan
lebih aktif menjelaskan kepada praktikan mengenai percobaan-percobaan yang akan
dilakukan.dan sebaiknya dan kebersihan pada saat praktikum lebih di jaga.

DAFTAR PUSTAKA
Anonima.2013. mikro-organisme-lokal. http://fiqhiardiansyah.blogspot.com/ mikro-
organisme-lokal.Diunduh pada tanggal 3 mei 2014.
Anonimb. 2013. mikro-organisme-lokal.  http://papinkprapti.wordpress.com
/2013/07/03/mikro-organisme-Lokal mol.Diunduh pada tanggal 3  mei 2014, pukul 19.30.
Fardiaz, S. 1989. Mikrobiologi Pangan. Depdikbud Dirjen Dikti. IPB, Bogor.
Hadinata, I. 2008. Membuat Mikroorganisme Lokal. Http://Ivanhadinata. blogspot.com/. 
Tanggal akses 5 September 2010
Hidayat. 2006. Mikrobiologi industri. Andi offset, Yogyakarta.
Purwasasmita, M. 2009. Mikroorganisme lokal sebagai pemicu siklus kehidupan dalam
bioreaktor tanaman. seminar nasional teknik kimia indonesia-SNTKI.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai