Anda di halaman 1dari 6

Uji Siklamat

A. Dasar Teori

Siklamat pertama kali ditemukan dengan tidak sengaja oleh Michael Sveda pada tahun
1937.Sejak tahun 1950 siklamat ditambahkan ke dalam pangan dan minuman.Siklamat biasanya
tersedia dalam bentuk garam natrium dari asam siklamat dengan rumus molekul C6H11NHSO3Na.
Nama lain dari siklamat adalah natrium sikloheksilsulfamat atau natrium siklamat. Dalam
perdagangan, siklamat dikenal dengan nama assugrin, sucaryl, atau sukrosa(Cahyadi, 2006).

Siklamat merupakan pemanis buatan yang tidak menghasilkan energi. Siklamat biasa
terdapat sebagai garam natrium atau kalsium. kemanisannya kurang dari 30 kali lebih manis
daripada sukrosa, sehingga biasanya terdapat dalam makanan atau minuman dengan kadar relatif
kecil (Sumatri, 2007).

Menurut Yuliarti (2007), berbeda dengan sakarin yang memiliki rasa manis dengan
meninggalkan rasa pahit, siklamat hanya berasa manis tanpa ikutan rasa pahit. Pemanis ini
mempunyai rasa manis 30 kali sukrosa. Pada berbagai industri makanan, siklamat seringkali
digunakan untuk mrnggantikan sukrosa atau yang sering kitaa kenal dengan gula pasir atau gula
tebu.Pemanis ini sering digunakan untuk makanan kaleng ataupun makanan kaleng merupakan
pemanis yang tahan panas. Di Indonesia penggunaan siklamat masih diizinkan, tetapi sebenarnya
hasil metabolisme siklamat yaitu sikloheksamin merupakan senyawa karsinogen. Ekskresi
sikloheksamin melalui urin dapat merangsang tumbuhnya tumor kandung kemih pada tikus.
Meskipun demikian, uji ulang siklamat yang dilakukan terhadap beberapa galur tikus dan
hamster ternyata menunjukkan hasil negatif terhadap sifat merangsang terjadinya tumor kandung
kemih (Sumatri, 2007).

B. Tujuan:
Untuk mengetahui kandungan siklamat dalam sebuah bahan makanan.
C. Metode:
Uji Kualitatif Metode Pengendapan
D. Prinsip:
Prinsip identifikasi adanya siklamat dalam sampel yaitu dengan cara pengendapan.
Pengendapan dilakukan dengan cara menambahkan Barium klorida (BaCl2)dalam suasana
asam kemudian ditambah Natrium nitrit (NaNO2) sehingga akan terbentuk endapan Barium
sulfat. Penambahan HCl 10% dalam sampel berfungsi untuk mengasamkan larutan.
Larutan dibuat dalam keadaan asam agar reaksi yang akan terjadi dapat lebih mudah
beraksi. Penambahan BaCl2 berfungsi untuk mengendapkan pengotor-pengotor yang ada
dalam larutan, seperti adanya ion karbonat. Penambahan NaNO2 berfungsi untuk
memutuskan ikatan sulfat dalam siklamat (BPOM RI, 2003).

E. Alat dan Bahan


Alat :

Neraca Pipet Beaker glass Stopwatch Tabung reaksi


analitik tetes dan rak tabung

Bahan:

Sampel es degan jelly Siklamat Test Kit Aquadest


F. Cara Kerja
1. Siapkan sampel-sampel yang hendak dilakukan uji siklamat.
2. Timbang berat sampel terlebih dahulu agar berat sampel kurang lebih 25gr.

3. Siapkan beaker glass.


4. Masukkan 25gr sampel makanan ke dalam 50ml aquadest.

5. Homogenkan larutan.
6. Siapkan tabung reaksi dan masukkan 0,5 - 1 ml sampel ke dalam tabung reaksi
tersebut.

7. Tambahkan reagent “Siklamat-1” sebanyak 2 tetes ke dalam tabung reaksi berisi


sampel

8. Diamkan tabung reaksi tersebut selama 2 - 3 menit.


9. Tambahkan reagent “Siklamat-2” sebanyak 5 tetes ke dalam tabung reaksi sampel

10. Diamkan tabung reaksi tersebut selama 2 - 3 menit.


11. Tambahkan reagent “Siklamat-3” sebanyak 3 tetes ke dalam tabung reaksi sampel .

12. Diamkan kedua tabung reaksi tersebut selama 2 - 3 menit.


13. Bandingkan dengan standars, Jika ada siklamat, maka akan terbentuk endapan putih
seperti pada standard.

G. Hasil Pengamatan

Terdapat sedikit endapan putih berupa barium sulfat yang merupakan hasil dari
siklamat yang bereaksi.

H. Pembahasan
Uji kualitatif yang dilakukan pada sample es dengan jelly melalui metode pengendapan
menunjukkan bahwa sampel menghasilkan endapan putih. Endapan putih tersebut adalah
endapan barium sulfat yang merupakan hasil dari reaksi antara natrium siklamat dengan barium
klorida dan natrium nitrit, endapan tersebut merupakan siklamat. Pengendapan dilakukan dengan
cara menambahkan barium klorida (BaCl2) dalam suasana asam kemudian ditambah natrium
nitrit (NaNO2) sehingga akan terbentuk endapan putih.

Dampak penggunaan siklamat dapat berakibat positif maupun negatif bagi masyarakat.
Dampak positif siklamat yakni dapat digunakan untuk membantu dalam manajemen berat badan,
pencegahan karies gigi, kontrol glukosa darah penderita diabetes melitus/DM, dan juga dapat
digunakan untuk menggantikan gula dalam makanan. Dampak negatif penggunaan BTP berlebih
untuk jangka pendek adalah sakit perut, diare, demam, sakit kepala, mual, dan muntah,
sedangkan efek jangka panjang dapat menyebabkan memicu timbulnya kanker atau
karsinogenik, gangguan saraf, gangguan fungsi hati, iritasi lambung, dan perubahan fungsi sel.

Sesuai dengan Peraturan BPOM RI Nomor 4 tahun 2014 dalam hal pemakaian siklamat,
penggunaan maksimum siklamat dalam miligram per kilogram bahan adalah 1000 mg/kg.
Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, sekalipun pemanis buatan dinyatakan aman untuk
dikonsumsi, tetapi bila penggunaannya tidak sesuai aturan maka akan menimbulkan efek yang
merugikan. Beberapa efek penggunaannya perlu kita kenal mengingat beberapa jenis bahan
tambahan makanan aman dikonsumsi dalam jumlah sedikit, dan baru akan membahayakan
kesehatan bila dikonsumsi dalam jumlah berlebihan. Dengan mengenalnya pula kita dapat
mempertimbangkan mana yang lebih diperlukan: menggunakan pemanis buatan ataukah
menggunakan pemanis alami yang dirasa jauh lebih aman bagi kesehatan kita (Yuliarti, 2007).

Semua senyawa additif atau bahan tambahan pangan tidak akan bisa
diproses/dimetabolisme oleh tubuh. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Tahun 1998
pemanis buatan hanya ditujukan untuk produk rendah energi atau bagi penderita diabetes
mellitus dan bukan untuk konsumsi umum apalagi untuk anak – anak. Hasil metabolisme
siklamat yaitu sikloheksilamin yang bersifat karsinogenik. Oleh karena itu, ekskresi siklamat
dalam urine dapat merangsang tumor dan mampu mneyebabkan atropi yaitu pengecilan
testikular dan kerusakan kromosom. Pengkonsumsian siklamat dalam dosis yang lebih akan
mengakibatkan kanker kandung kemih. Selain itu akan menyebabkan tumor paru, hati, dan limfa.
Pemakaian pemanis buatan siklamat harus diawasi penggunaanya mengingat dampak bagi
tubuh yang ditimbulkan bermacam – macam. Oleh sebab itu pengawasan yang lebih ketat harus
dilakukan oleh instansi terkait.kemudahan untuk mendapatkan pemanis buatan siklamat yang
harganya relatif murah dibandingkan dengan gula asli, pemakaian pemanis buatan banyak
dipakai pedagang kecil dan industri rumah tangga karena dapat menghemat biaya produksi dan
dijadikan kesempatan bagi pedagang minuman untuk mendapatkan keuntungan yang banyak.

H. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat disimpulkan bahwa pada uji siklamat yang dilakukan
pada es degan jelly, terjadi endapan putih di bagian bawah. Hal ini menunjukkan bahwa es
degan jelly terbukti mengandung siklamat.

Penggunaan siklamat masih diperbolehkan dengan kadar yang sesuai. Menurut BPOM
(2014), penggunaan maksimum siklamat dalam miligram per kilogram bahan adalah 1000
mg/kg.

I. Daftar Pustaka
Setiawan, Egi Aldi, Ibrahim, Moh. Nuh, dan Wahab, Djukrana. 2016. Analisis Kandungan Zat
Pemanis Sakarin Dan Siklamat Pada Minuman Yang Di Perdagangkan Di Sekolah
Dasar Di Kelurahan Wua-Wua Kota Kendari. J. Sains dan Teknologi Pangan 1(1): p. 45-
50. ISSN: 2527-6271
Zulfikar Thamrin, Saifuddin Sirajuddin, dan Zakaria. 2014. Analysis of Artificial Sweeteners
(Saccharin and Cyclamate) on Food Products in Elementary School Complex
Lariangbangi The City of Makassar. [Online]. Diakses pada 15 maret melalui :
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/11379/ZULFIKAR
%20THAMRIN%20K21110903.pdf?sequence=1
Lusi Marlina dan Annisa Rani Sa’adah. 2016. Identifikasi Kandungan Siklamat pada Minuman
yang Dijual Di Pinggir Jalan Cihampelas Sampai Jalan Batujajar. TEDC, 10(3): 181-185

Anda mungkin juga menyukai