Anda di halaman 1dari 16

RESUME

Disusun sebagai Tugas Mata Kuliah Praktikum Pembangkit Energi Listrik Tenaga
Angin yang diampu oleh Anton Firmansyah, S.T., M.T.

Disusun Oleh:

Mutiara Putri 061950442829

Program Studi Magister Terapan Teknik Energi Terbarukan


Jurusan Teknik Kimia
2020
A. POTENSI ENERGI ANGIN

Angin merupakan udara yang bergerak yang terjadi karena adanya perbedaan suhu
antara udara panas dan udara dingin. Adanya perbedaan suhu udara ini karena adanya
perbedaan tekanan udara di permukaan bumi. Udara bergerak dari daerah yang memiliki
tekanan udara yang tinggi ke daerah yang memiliki tekanan udara yang rendah. Pada
dasarnya angin yang bertiup di permukaan bumi terjadi karena adanya penerimaan radiasi
surya yang tidak merata di permukaan bumi, sehingga mengakibatkan perbedaan suhu udara.
Daerah yang menerima lebih banyak penyinaran matahari, akan memiliki suhu yang lebih
tinggi dibandingkan dengan daerah lainnya. Pada daerah ini, udara bergerak mengembang
atau memuai sehingga tekanan udaranya rendah. Pada daerah yang suhu udaranya lebih
rendah, tekanan udaranya lebih tinggi. Perbedaan tekanan udara ini akan mengakibatkan
terjadinya gerakan udara dari daerah yang tekanan udaranya lebih tinggi ke daerah yang
tekanan udaranya lebih rendah yang menimbulkan gerakan udara. Perubahan panas antara
siang dan malam merupakan gerak utama sistem angin harian, karena beda panas yang kuat
antara udara di atas darat dan laut atau antara udara di atas tanah pegunungan dan tanah di
daerah lembah.

Daerah sekitar khatulistiwa, yaitu pada busur 0°, adalah daerah yang mengalami
pemanasan lebih banyak dari matahari dibanding daerah lainnya di Bumi, artinya udara di
daerah khatulistiwa akan lebih tinggi dibandingkan dengan udara di daerah kutub. Pertukaran
panas pada atmosfer akan terjadi secara konveksi. Berat jenis dan tekanan udara yang disinari
cahaya matahari akan lebih kecil dibandingkan jika tidak disinari. Perbedaan berat jenis dan
tekanan inilah yang akan menimbulkan adanya pergerakan udara (Trewartha :1995).

Angin diberi nama sesuai dengan dari arah mana angin datang, misalnya angin
timur adalah anginyang datang dari arah timur, angin laut adalah angin dari laut ke darat, dan
anginlembah adalah angin yang datang dari lembah menaiki gunung. Angin lokal disebabkan
perbedaan tekanan lokal dan juga dipengaruhi topograpy, gesekan permukaan disebabkan
gunung, lembah dan lain – lain. Variasi harian disebabkan perbedaan temperatur antara siang
dan malam. Perbedaan temperatur daratan dan lautan juga mengakibatkan angin sepoi –
sepoi, bagaimanapun angin tidak mengalir sangat jauh di daratan (Klara :2013).

Arah angin adalah arah dari mana angin berhembus atau dari mana arus angin
datang dan dinyatakan dalam derajat yang ditentukan dengan arah perputaran jarum jam dan
dimulai dari titik utara bumi dengan kata lain sesuai dengan titik kompas. Umumnya arus
angin diberi nama dengan arah darimana angin tersebut bertiup, misalnya angin yang
berhembus dari utara maka angin utara. Kecepatan angin adalah kecepatan dari menjalarnya
arus angin dan dinyatakan dalam knot atau kilometer per jam maupun dalam meter per detik
(Soepangkat, 1994 dalam Fadholi, 2013). Karena kecepatan angin umumnya berubah-ubah,
maka dalam menentukan kecepatan angin diambil kecepatan rata-ratanya dalam periode
waktu selama sepuluh menit dengan dibulatkan dalam harga satuan knot yang terdekat.

PENENTUAN POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ANGIN

Penggunaan tenaga angin diperkirakan dapat dilakukan untuk keperluan-keperluan


seperti membangkitkan tenaga listrik.

Gambar 1. Skema Pusat Listrik Tenaga Angin Skala Kecil.


Untuk pemanfaatan kincir angin bagi pembangkitan tenaga listrik skala kecil,
diperlukan sebuah pengatur tegangan, oleh karena kecepatan angin yang berubah-ubah,
sehingga tegangan juga berubah. Diperlukan sebuah baterai untuk menyimpan energi, karena
sering terjadi angin tidak bertiup. Bila angin tidak bertiup, perlu dicegah generator bekerja
sebagai motor: oleh karena itu perlu pula sebuah pemutus otomatik. Gambar 5.6
memperlihatkan skema sebuah kipas angin bagi pembangkit listrik yang kecil.

Gambar 2. memperlihatkan suatu lengkung daya-waktu, berupa kecepatan


angin pangkat tiga sebagai fungsi dan waktu dalam jam setahun, dan suatu
tempat tertentu.

Sedangkan Gambar 3 memperlihatkan lama terjadinya angin sebagai fungsi


kecepatan angin tersebut. Lengkung-lengkung ini dengan sendirinya berbeda untuk
tempat-tempat lain.
Angin.
Gambar 3. Lama Waktu Angin Sebagai Fungsi Kecepatan.

Gambar 4 memperlihatkan daya daripada kipas angin sebagai fungsi kecepatan


angin, untuk tiga macam garis tengah sudu, yaitu 5, 10 dan 20 meter. Efisiensi daripada
sistem diperkirakan mencapai sekitar 20%.
Gambar 4. Daya Sebagai Fungsi Kecepatan Angin.

Tabel 1. Kecepatan Angin di Beberapa Kota di Indonesia

Sumber: Pusat Meteorologi dan Geofisika, Jakarta (1974).


LAPAN juga membuat suatu prototipe kincir model Darieus, yang mempunyai garis
tengah 7 meter, yang dapat membangkitkan 1870 watt, pada kecepatan angin rata-rata 6
meter per detik. Kincir ini dipasang di Pameungpeuk, dekat Garut, pantai selatan Jawa Barat.
Untuk keperluan start, kincir angin ini diperlengkapi kincir model Savonius, yang terdiri atas
belahan-belahan silinder.

Gambar 5. memperlihatkan secara skematis sebuah rumah, yang mendapatkan energi


yang diperlukannya dari matahari dan angin. Kolektor energi surya menyediakan air panas
(A), sedangkan kincir angin dan generator menyediakan tenaga listrik (B). Sebuah baterai
diperlukan.

Gambar 5. Rumah Mandiri Energi Memanfaatkan Energi Surya dan Energi Angin.

Dibawah ini disajikan tabel kekuatan angin yang dapat dimanfaatkan untuk aktivitas
manusia termasuk salah satunya adalah sebagai tenaga pembangkit. Angin kelas 3 adalah
batas minimum dan angin kelas 8 adalah batas maksimum energi angin yang dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Lebih daripada kelas 8 adalah angin yang
bukan dapat dimanfaatkan, tetapi membawa bencana.
Tabel 2. Tabel Kondisi angin
KETENTUAN KONDISI ANGIN PEMBANGKIT LISTRIK ENERGI ANGIN

Syarat dan kondisi angin yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik dengan
kincir angin dan jari-jari 1 meter dapat dilihat seperti pada tabel 3 berikut.

Tabel 3. Tingkatan kecepatan angin 10 meter permukaan tanah

Klasifikasi angin pada kelompok 3 adalah batas minimum dan angin pada kelompok 8
adalah batas maksimum energi angin yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan energi
listrik.
WIND ROSE View (Wind Rose Plot for Meteorological Data)

Untuk mengetahui distribusi angin baik arah maupun kecepatan dapat dihitung
dengan menggunakan software WRPLOT View berbasis Windows yang memunculkan
perhitungan wind rose dan tampilan grafis yang menggambarkan variable meteorologi untuk
rentang waktu dan tanggal sesuai kebutuhan pengguna. Wind rose menggambarkan frekuensi
kejadian angin pada tiap arah mata angin dan kelas kecepatan angin pada lokasi dan waktu
tertentu.

Wind rose dapat pula digunakan untuk menampilkan grafik dari kecenderungan arah
pergerakan angin pada suatu wilayah. Karena pengaruh dari kelerengan lokal, kemungkinan efek
pesisir, jangkauan alat, dan variabilitas temporal dari angin, perhitungan wind rose tidak selalu
mewakili pergerakan riil angin di wilayah tersebut.

Manfaat Wind rose biasa digunakan dalam bidang Pelayaran dan Penerbangan
(rancang bangun), Angin Musim (perubahan arah angin musiman), sebagai analisa untuk
pengembangan sumber energi (PLT Angin) dan lain-lain. Gambar 1 menunjukkan tampilan awal
dari software yang digunakan untuk mengolah data angin berupa wind rose dan klasifikasi
kecepatan serta frekuensi angin pada suatu wilayah.
Gambar 6. Wind Rose Plot View Software
TAHAPAN PENELITIAN POTENSI ENERGI ANGIN

Penelitian ini menggunakan metode survey eksploratif dengan pengukuran langsung


di lapangan. Berdasarkan tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui besar potensi energy
angin yang dapat dikonversi menjadi energy listrik di Kota Gorontalo, maka perlu analisis
lapangan dan analitik. Energy angin ini merupakan suatu energy kinetis yang disebabkan oleh
kecepatan angin, sehingga dapat memutar sudu-sudu kincir angin. Untuk itu telah dilakukan
pengukuran kecepatan angin dan arah angin, besar tekanan udara, tekanan dan temperatur
udara dengan menggunakan AWS. Pengukuran di lapangan dilakukan selama 3 (tiga) bulan
yaitu Juni, Juli, dan Agustus baik pagi, siang maupun malam hari. Berdasarkan referensi
Pembangkit Listrik Tenaga Angin di Gorontalo, maka tahapan pengukuran potensi energi
angin adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan
a. Survey lokasi penelitian yang memenuhi kriteria pengukuran angin yaitu lokasi
yang cukup luas, landai, tidak terhalang oleh tebing, pohon-pohon maupun gedung-
gedung. Lokasi yang dipilih dari hasil survey adalah Kelurahan Wumialo Kota
Tengah Kota Gorontalo.
b. Instalasi dan pemasangan alat ukur yaitu AWS beserta digital monitoring di lokasi
penelitian.
c. AWS dipasang dengan ketinggian 7 m, dengan digital monitoring diletakkan di
tempat terpisah dan aman sehingga data yang terekam tidak terganggu.

2. Tahap Pengukuran
AWS yang telah dipasang dengan ketinggian 7 m dapat memberikan beberapa
informasi parameter yang diperlukan dalam penelitian ini terutama kecepatan, dan arah
angin di digital monitoring. Data dikumpulkan selama 3 bulan yaitu pada Bulan Juni,
Juli, dan Agustus sepanjang 24 jam.

3. Tahap Analisis
Data yang diperoleh saat pengukuran dianalisis dengan tahapan-tahapan berikut :

a. Menghitung besar potensi energy angin dengan menggunakan formula ;

…………….. (1.1)

b. Mengitung massa udara yang mengalir tiap detik dengan formula ;


………………. (1.2)

c. Menghitung energy angin yang dihasilkan per satuan waktu yaitu :

P  E / Satuan waktu

(watt) …. (1.3)

d. Menghitung daya efektif dari angin yang mungkin dihasilkan oleh suatu kincir angin
dengan prediksi diameter 4 m menggunakan formula :

1
Ea  cp..D 2 .v3 (watt) … (1.4)
2

e. Menghitung konversi energy angin untuk membangkitkan tenaga listrik dihitung


dengan formula :

2)
(P syst/A)Wp  cp xtr x gxb 1/2 x  x v 3 (watt/m …………………….. (1.5)

Dengan : cp: koefisien daya = 0,4


tr : Efisiensi transmisi = 0,95
g : Efisiensi transmisi = 0,85
b : Efisiensi baterai = 0,75
3
 : kerapatan udara =1,2 kg/m
V : kecepatan angin (m/det)
4. Tahap Konversi ke Software Analysis

Gambar 7. Flowchart Tahapan Analisa

Gambar 8. Diagram Alir Penelitian


KESIMPULAN

Berdasarkan informasi pada resume diatas dapat disimpulkan:

1. Kincir angin mampu mengikuti datangnya arah angin sehingga hasil yang diperoleh
cukup maksimal.
2. Hasil pengukuran kecepatan angin untuk lokasi diperoleh rata-rata kecepatan angin.
3. Generator akan menghasilkan tegangan keluaran minimal kecepatan angin sebesar 2,5
m/s.
4. Dapat diperoleh juga Daya maksimal dengan efisiensi daya inverter sebesar 80%.
DAFTAR PUSTAKA

1) Rizkyan, G.A. (2009). Studi Pembangkit Listrik Tenaga Angin Laut Untuk Memenui Kebutuhan
Penerangan Jembatana Suramadu. Thesis. Intitiut Teknologi Surabaya. Surabaya.
2) Soeripno. (1994). Analisis Data Angin Desa Bulak Baru Jepara. Oktober 1993-Juni1994. LAPAN.
Jakarta.
3) Daryanto Y. (2007). Kajian Potensi Angin Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Bayu. Balai PPT
AGG. Yogyakarta.
4) Herlina. (2009). Analisis Dampak Lingkungan dan Pembangkitan Listrik Tenaga Hibrida di Pulau
Sebesi Lampung Selatan. Thesis. Universitas Indonesia. Jakarta.
5) Djojodiharjo H., Darwin S. (1980). Analisa Data Angin di Beberapa Tempat Indonesia. LAPAN. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai