PENGERTIAN MATERIALITAS
Materialitas adalah besarnya nilai yang dihilangkan atau salah saji informasi akuntansi, yang
dilihat dari keadaan yang melingkupinya, dapat mengakibatkan perubahan atas atau
pengaruh terhadap pertimbangan orang yang meletakkan kepercayaan terhadap informasi
tersebut, karena adanya penghilangan atau salah saji itu.
Bab ini membahas penggunaan meteriality dalam auditing secara umum. Ketika
salah saji (terpisah atau tergabung) cukup signifikan untuk mengubah atau
mempengaruhi keputusan seseorang yang memahami entitas tersebut (informed
person), salah saji yang material telah terjadi. Di bawah ambang batas (threshold)
tersebut , salah saji tersebut umumnya tidak dianggap material. Jika ambang batas ini
dilampaui , laporan keuangan akan disalahsajikan secara material. Ambang batas ini
disebut “materialitas untuk laporan keuangan secara menyeluruh”.
Dalam merencanakan suatu audit, auditor harus menilai materialitas pada dua
tingkat berikut:
D. KONSEP MATERIALITAS
E. RISIKO AUDIT
Materialitas seperti dibahas di atas, berkaitan erat dengan risiko audit (audit risk).
Keduanya menjadi bahan pertimbangan penting dalam proses audit.
Resiko audit adalah kemungkinan auditor memberikan pendapat yang keliru
(inappropriate audit opinion) atas laporan keuangan yang mengandung asalah saji yang
material.
RMM (risiko salah saji yang material) RMM adalah resiko dimana laporan
keuangan disalah sajikan secara material
sebelum audit dimulai. Risiko-risiko ini
diperhitungkan atau menjadi
pertimbangan di tingkat laporan
keuangan (financial statement level) dan
pada tingkat asersi (assertion level). Pada
rtingkat laporan keuangan tinjauannya
adalah menyeluruh, menyangkut resiko
yang pervasif (dengan dampak
bermacam-macam asersi). RMM pada
tingkat asersi berkaitan dengan jenis
transaksi (classes of transaction), saldo
akun (account balances), dan
pengungkapan (disclosure). RMM
merupakan kombinasi dari risiko bawaan
atau inherent risk (IR) dan resiko
pengendalian atau control risk (CR), atau
dirumuskan sebagai IRxCR= RMM.
Detection Risk Detection Risk adalah risiko dimana
auditor gagal mendeteksi suatu salah saji
dalam asersi yang bisa berdampak
material. Detection risk (DR) ditangani
melalui:
Perencanaan audit dengan baik
(sound audit planning)
Pelaksanaan prosedur audit yang
tepat sebagai tanggapan terhadap
RMM yang diidentifikasi
Pembagian tugas yang tepat di
antara anggota tim audit
Supervisi dan review atas
pekerjaan audit
Detection risk tidak pernah dapat
diturunkan sampai ke angka nol, karena
adanya kendala bawaan (inherent
limitations) dalam prosedur audit, masih
diperlukannya professional judgments
(yang dibuat oleh manusis, yang secara
alamiah bisa berbuat salah), dan sifat dari
bukti yang diperiksa.
Risiko audit atau audit risk (AR) dapat dirumuskan sebagai berikut :
AR = RMM X DR
Materialitas dan risiko audit rik terus diperhatikan sepanjang audit, dengan:
Ketiga prosedur penilaian risiko ini dilakukan selama berlangsungnya audit. Dalam
banyak situasi, hasil dari prosedur akan membawa pada prosedur lain. Contoh, dalam
wawancara dengan manajer penjualan, terungkap adanya kontrak penjual yang tidak
biasa. Wawancara ini (prosedur inquiry) diikuti dengan prsedur inpeksi atas kontrak
penjualan dan dilanjutkan dengan analisis (analytical procedure) mengennai dampaknya
terhadap margin penjualan. Atau, temuan dari pelaksanaan analytical procedures atas
angka-angka dalam draf laporan laba rugi mungki memicu pertanyaan bagi manajemen.
Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu dan membawa auditor ke prosedur inspeksi
atas dokumen tertentu atau prsedur pengamatan atas kegiatan tertentu.