Anda di halaman 1dari 12

A.

Pendahuluan

Seiring dengan perkembangan zaman, pergaulan bebas di kalangan remaja


telah mencapai taraf yang mengkhawatirkan. Kecanggihan teknologi dan
kemudahan berkomunikasi serta tersedianya beragam fasilitas justru membuat
para remaja mempunyai kebebasan yang melewati batas. Remaja mudah
mengakses beragam informasi yang menyesatkan dan tidak sesuai dengan norma
sosial yang berlaku. Remaja langsung menirunya karena menganggap hal tersebut
membuat mereka lebih hebat. Banyak orang tua yang memberikan akses internet
tanpa menyadari dampaknya terhadap anak yang terpengaruh akan sulit
menghindari pergaulan bebas.

B. Masalah
1. Tenggak Miras dan Pesta Seks, 29 Mahasiswa Diamankan
2. Seks Bebas Mahasiswa Semarang, dari Kos-kosan hingga Toilet
Umum
3. Pengakuan Mahasiswa Bandung Kecanduan Seks Bebas di Kos &
Hotel
4. Seks bebas mahasiswa Yogya, bebas bawa pasangan masuk kos-kosan
5. Mengintip Maraknya Seks Bebas di Kalangan Mahasiswa
6. Warga Bandung sudah biasa lihat mahasiswi keluar dari kos pria

C. Upaya
1. Walikota : Mengedukasi remaja soal pengetahuan seks, apa dampak
negatifnya jika dilakukan bagi mereka yang belum menikah.
2. Kementrian Kesehatan : Memberikan penyuluhan pengetahuan tentang
bahaya seks bebas bagi kaum wanita secara menyeluruh.
3. Kementrian Agama : Memberikan pendalaman agama masing-masing.
4. Kementrian Komunikasi dan Informasi: Memblokir konten pornografi
5. Sekolah : Memperbanyak kajian tentang agama di sekolah dan
mengadakan penyuluhan.

1
6. Komunitas Keagamaan :Membuat acara kebersamaan untuk
menghindari kegiatan yang negatif
7. RT/RW : Mengontrol warga di lingkungannya, rajin menjalin
silaturahmi dengan warga dan mengenal semua warganya.
8. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan : Memberikan materi
mengenai seks bebas dan kerugiannya dalam kurikulum pendidikan.
9. Kementrian Riset dan Teknologi : Mewajibkan pendidikan agama
dalam perguruan tinggi agar mahasiswa terhindar dari pikiran-pikiran
negatif
10. Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak :
Memberikan penyuluhan bagi kaum perempuan dan remaja tentang
seks bebas
11. Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional : Memberi
penyuluhan dan gerakan anti seks bebas.
12. Kepolisian Republik Indonesia : Melakukan sidak di tempat-tempat
yang berpotensi terjadi seks bebas
13. Keluarga : Memberikan pengawasan pada setiap anggota keluarganya
dan menerapkan atura
14. Kementrian pariwisata : Memberikan aturan yang ketat bagi hotel-
hotel dan penginapan
15. DPR : Memperketat undang-undang mengenai pornografi
16. BNN : Melakukan penyuluhan narkoba dan hiv/aids dengan gencar
dan mencegah peredaran narkoba di kampus-kampus
17. Pengelola kost: Memberikan aturan jam malam yang tekat bagi
pengunjung penghuni kost
18. MPR: Membuat peraturan perundang-undangan yang ketat tentang
seks bebas.
19. Orang tua: Memberikan aturan yang ketat dengan jam malam
20. Anak: pintar-pintar dalam memilih teman

2
D. Kesimpulan
 Menyediakan pendidikan tentang seks kepada para pemuda untuk
meningkatkan kesadaran tentang bahaya melakukan seks bebas dimasa
dini.
 Meningkatkan relasi dengan remaja dan melibatkannya dalam kegiatan
lain yang bersifat positif untuk mengalihkan perhatiannya dari hal-hal
negatif,terutama seks bebas.
 Meningkatkan sifat spiritual atau iman agar pikiran remaja jauh dari hal-
hal negatif dan destruktif, dan terutama seks bebas

3
REFERENSI

Artikel 1

Tenggak Miras dan Pesta Seks, 29 Mahasiswa Diamankan

MANADO - Operasi cegah pekat yang tengah digalakkan jajaran


Polresta Manado selama Ramadan menjaring sebanyak 29 mahasiswa salah
satu perguruan tinggi negeri yang kedapatan menenggak minuman keras
(miras) dan diduga terlibat pergaulan bebas.
Kapolsek Sario AKP I Made Santika yang memimpin operasi ini
mengatakan, anggotanya mengamankan 25 laki-laki dan empat perempuan
saat menyisir wilayahnya, pada Kamis dini hari, sekira pukul 03.30 Wita.
Di mana saat melintas di depan Showroom Pinaesaan (eks Nav), yang
rencananya akan dibuat sebagai sekretariat barisan militan pemenangan salah
satu calon wali kota, petugas mendapati adanya gangguan kamtibmas di lokasi
tersebut.
Dan benar saja, petugas mendapati sebanyak 29 mahasiswa di lokasi tersebut
berada dalam kondisi mabuk. "Kami juga menemukan dua kondom dan tiga
tisu magic di TKP," ujarnya, Kamis (18/6/2015).
Dalam penangkapan untuk mencegah penyakit masyarakat ini, petugas
juga mengamankan sejumlah barang bukti di lokasi, seperti satu galon cap
tikus, puluhan botol bir dan kasegaran, serta seperangkat alat musik dan dua
salon pengeras suara.
"Para pelaku menyetel musik dengan volume keras-keras dan menganggu
kamtibmas karena tengah mabuk," terangnya.
Adapun para ABG yang ditahan ini merupakan komunitas militan
muda dengan penanggungjawab Peter Kani Andre Wauran. "Para pelaku kami
sudah bawa di Mapolresta Manado untuk diproses lebih lanjut," ungkapnya.
Sementara itu, Kasubbag Humas Polresta Manado AKP Bartholomeus Dambe
mengatakan, para ABG tersebut mendapat pembinaan dan setelahnya kembali
di lepas setelah membuat surat pernyataan. "Sembilan di antaranya diproses
tipiring dan wajib lapor hingga tanggal sidang," kata Dambe.
Menurut dia, operasi ini akan terus dilakukan jajarannya, di mana
tindakan yang dilakukan aparat adalah secara tegas dan tidak pandang bulu.
"Kami akan terus berlakukan operasi ini setiap malamnya di seluruh wilayah,"
pungkasnya. (san)

4
(dikutip dari https://daerah.sindonews.com/read/1014245/174/tenggak-miras-
dan-pesta-seks-29-mahasiswa-diamankan-1434632245)

5
Artikel 2

Seks Bebas Mahasiswa Semarang, dari Kos-


kosan hingga Toilet Umum
SEMARANG – Perilaku seks bebas yang terjadi di kalangan pelajar dan
mahasiswa Semarang memang cukup memperihatinkan. Minimnya
pengawasan orang tua membuka peluang mereka untuk terlibat dalam
hubungan seks pranikah. Kos-kosan menjadii tempat ideal untuk saling
bercumbu, selain kamar hotel atau fasilitas umum di pusat keramaian.
Seperti yang diungkapkan BD (23), salah seorang mahasiswa perguruan tinggi
swasta Semarang, yang gemar melakukan hubungan seks di luar nikah.
Baginya,, seks sudah menjadi salah satu kebutuhan utama. Bahkan, dalam
hitungan bulan, ia mengaku bisa melakukan hubungan seks hingga sepuluh
kali. “Biasanya di kos pacar saya, tapi kalau pas punya uang ya kadang di
hotel,” tutur warga Semarang Barat tersebut kepada metrosemarang.com,
Sabtu (6/12).
Yang cukup mencengangkan, BD seringkali mencari sensasi baru dengan
menggunakan fasilitas umum untuk bercinta, seperti ruang ganti di mal atau
toilet umum. “Kalau pas tidak tahan, di mana aja jadi. Yang penting
memungkinkan,” imbuhnya. Hal senada juga diungkapkan FES (23) warga
Banyumanik. Menurutnya, kos adalah tempat terbaik untuk melakukan
hubungan intim. Selain tidak ada yang mengganggu, kos juga salah satu
tempat paling aman untuk berfantasi dalam bercinta. “Tapi sekarang ini kos
bebas jarang ditemui. “Saya biasanya juga pinjem kos temen di daerah
Sampangan. Di sana bebas,” tuturnya polos. (yas)

(dikutip dari https://metrosemarang.com/seks-bebas-mahasiswa-semarang-


dari-kos-kosan-hingga-toilet-umum-8144)

6
Artikel 3
Pengakuan mahasiswa Bandung kecanduan seks bebas di kos
& hotel
Merdeka.com - Hubungan seks di luar nikah seolah tak lagi tabu. 54 Persen
mahasiswa Bandung mengaku sudah pernah melakukan hubungan seks
bebas.Sebut saja Tri bukan nama sebenarnya-. Pria 20 tahun ini indekos di
bilangan Jalan Tubagus Ismail, Bandung. Kawasan ini cukup dikenal sebagai
kawasan kos-kosan mahasiswa. Lokasinya berada di tengah-tengah kampus
negeri dan swasta ternama.
Tri yang berasal dari Makassar ini sudah dua tahun ini menjalin kasih dengan
wanita asal Jakarta, sebut saja bunga (20). Satu tahun memadu kasih dia
lakukan layaknya kebanyakan remaja akhir lainnya. "Standar saja, awalnya
cuma pegang tangan, ciuman," terang pria berbadan gempal ini. Namun
bertambahnya usia mereka berpacaran, kian berani juga melakukan hal-hal
yang tidak seharusnya dilakukan. Kosan pun menjadi tempat favorit untuk
memadu kasih.
"Sudah hampir satu tahun ini pacar saya sering tidur di kosan, awalnya sekali,
dua kali tapi sekarang sudah hampir setiap hari," jelasnya.Dia mengakui
hubungan dengan kekasihnya telah mencapai pada tahap hubungan intim,
yang biasanya dilakukan oleh pasangan suami istri. "Karena kita sering satu
kamar, jadi ya bisa disimpulkan sendiri kalau pria dan perempuan disatu
kamar mereka ngapain," jawabnya kalem.
Dia sama sekali tidak takut dengan resiko dari hubungan seks di luar nikah.
"Kita sudah tahu resikonya, kita jalani saja dan yang aman-aman saja,"
ucapnya. Kekasihnya sendiri menurut Tri indekos di bilangan Dago. Dengan
dalih agar lebih sering bertemu dan mudah untuk pulang pergi ke kampus,
akhirnya mereka memutuskan untuk bersama-sama. "Paling pacar saya kalau
pulang ke kosannya seminggu sekali," ujarnya.
Lain hal dengan Sarah (21) bukan nama sebenarnya- mahasiswi di salah satu
perguruan tinggi negeri di Bandung ini memang beberapa kali melakukan
hubungan intim dengan pacarnya. Berhubung rumahnya tidak dimungkinkan
untuk melakukan seks, hotel pun menjadi alternatif."Tidak sering memang,
hanya sesekali, tapi itu ibarat sudah menjadi kebutuhan, ketika kita sama-sama
mau, kenapa tidak, kita juga lihat budget karena kita tidak mau sembarang
hotel untuk jadi kita tidur bersama," ungkapnya.
Untuk meminimalisir adanya penyakit penggunaan alat kontrasepsi menjadi
mutlak digunakan untuk berhubungan. "Kita selalu pakai kondom karena kita
sadar penularan itu bisa menjadi bahaya ke setiap individunya," kata wanita
bermata bulat dengan rambut yang terurai panjang ini. [ian]
(dikutip dari https://www.merdeka.com/peristiwa/pengakuan-mahasiswa-
bandung-kecanduan-seks-bebas-di-kos-hotel.html)

7
Artikel 4
Seks bebas mahasiswa Yogya, bebas bawa pasangan masuk
kos-kosan
Merdeka.com - Pada 2002, Yogyakarta pernah digegerkan oleh hasil
penelitian Lembaga Studi Cinta dan Kemanusiaan serta Pusat Pelatihan Bisnis
dan Humaniora (LSCK PUSBIH). Saat itu penelitian menunjukkan hampir
97,05 persen mahasiswi di Yogyakarta sudah hilang keperawanannya saat
kuliah.Masyarakat banyak yang tak percaya dan menuding penelitian itu
mengada-ada. Kontroversi pun muncul berhari-hari. Hingga kini, banyak yang
masih bertanya benarkah hasil penelitian yang membuka aib budaya seks
bebas di kalangan mahasiswa Yogyakarta itu.
Meskipun mungkin angkanya tak seratus persen benar, berbagai fakta dan
kesaksian menunjukkan budaya seks bebas di kalangan mahasiswa
Yogyakarta benar adanya. Bagi anak muda zaman sekarang seks bukan lagi
hal tabu. Apalagi di Yogya, tempat berkumpul ribuan mahasiswa dari berbagai
daerah di Nusantara.
Di Yogyakarta, masyhur dengan sebutan kota pendidikan dan kebudayaan
perlahan ikut tergeser dengan modernitas. Di Yogya kini mulai tumbuh tempat
hiburan malam yang terjangkau bagi mahasiswa.
Bukan saja tumbuh subur di pusat kota, namun di sekitaran kampus, tempat
hiburan malam sudah ibarat kampus kedua bagi mahasiswa. Di kawasan
Babarsari misalnya pergaulan bebas dari kafe ke kafe tak lagi terbendung.
Biasanya, pergaulan malam itu berlanjut ke kos-kosan tempat tinggal para
mahasiswa.
Heri salah satu penjual angkringan di sekitar kos-kosan di kawasan Seturan
menjadi saksi pergaulan bebas anak-anak muda. Dari angkringannya, dia
menunjukkan beberapa kos-kosan di Yogyakarta yang bebas tanpa aturan bagi
penghuninya. Di kos-kosan itu, setiap malam hilir mudik para penghuninya
dengan membawa teman wanitanya.
"Kalau malam kelihatan ada yang bawa mobil, berangkat sendiri, pulang
malam bawa cewek," ujar Heri.
Meski tidak tahu jelas apa yang dilakukan sepasang laki-laki perempuan di
dalam kos, Heri menebak tidak jauh dari aktivitas seks. "Belum pernah lihat
sih, tapi ya bisa ditebak, mahasiswa rata-rata yang tinggal di situ," kata Heri
sambil menunjuk arah salah satu kos bebas di Seturan.
Hal tersebut bukan cuma diakui oleh heri, beberapa mahasiswa yang sedang
nongkrong di angkringan Heri pun turut memberikan informasi tambahan.
Menurut mahasiswa salah satu perguruan tinggi swasta yang enggan
menyebutkan namanya, kos bebas yang identik dengan pergaulan bebas bukan
lagi hal baru.

8
Dia mengaku sejak kos di daerah sini, banyak mahasiswa yang kerap
mengajak pacarnya untuk menginap bersama di kos bebas. "Itu dari sini ke
barat, ada kos bebas, ya biasa aja bawa cewek ke kamar," ujarnya.
Menanggapi fenomena perilaku seks bebas di kalangan anak muda di
Yogyakarta, aktivis Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI),
sebuah LSM yang bergerak pada edukasi hak reproduksi, Putri Katulistiwa
mengatakan salah satu penyebabnya karena sistem sosial masyarakat dan juga
kebijakan pemerintah yang mulai melempem. "Di lokasi banyak pendatangnya
seperti Babarsari dan Seturan, itu ya sulit, pemerintahnya tidak tegas,
masyarakatnya cuek," ujarnya kepada merdeka.com, Sabtu (9/2). [tts]

(dikutip dari https://www.merdeka.com/peristiwa/seks-bebas-mahasiswa-


yogya-bebas-bawa-pasangan-masuk-kos-kosan.html/)

9
Artikel 5
Mengintip Maraknya Seks Bebas di Kalangan Mahasiswa
WARTAKOTA, KEBON JERUK -- Minimnya pengawasan induk semang
membuat penyalah guanaan kos oleh penyewanya kerap terjadi.
Seperti yang terjadi di sejumlah indekos di sekitar Universitas Bina Nusantara
misalnya. Lokasi kos yang berjejer di di Jalan Anggrek, Kebon Jeruk, Jakarta
Barat ini sudah tidak asing lagi bahwa sering disalahgunakan oleh mahasiswa
yang menyewanya.
Kabarnya para mahasiswa yang notabene belum berstatus menikah kerap
melakukan aktifitas seks bebas di kos tersebut.
Dari hasil wawancara Wartawan Wartakotalive kepada beberapa mahasiswa
dan alumni universitas swasta tersebut, mereka mengakui bahwa seks bebas
yang dilakukan mahasiswa di kos adalah hal yang sudah menjadi rahasia
umum.
"Iya di kosan Binus itu udah bukan rahasia umum lagi kalau sex bebas udah
hal yang ‘biasa’ terjadi" ujar salah satu mahasiswa angkatan 2011 yang tidak
mau menyebutkan identitasnya kepada Wartawan Wartakotalive,
(18/11/2017).
Hal tersebut diungkapkan oleh mahasiswa yang sering mendengar tentang
kegiatan sex bebas dilakukan oleh teman-temannya yang menyewa tempat kos
disekitar Universitas Bina Nusantara, Kebon Jeruk, Jakarta.
"Banyak kok temen yang sex bebas sama pacarnya atau ada juga sama yang
bukan pacarnya" tuturnya.
Hal yang sama disebutkan oleh mahasiswa angkatan 2013 yang mengaku
sering mendengar temannya yang lawan jenis tinggal di satu kamar kos.
"Biasa itu mah. Banyak yang pacaran sering nginep di kos pacarnya misalnya.
Ada juga ya yang tinggal bareng. Ya abisnya gimana ya katanya sih yang jaga
kos juga gak pernah negur atau gimana. Jadi bebas-bebas aja," ujar mahasiswa
Universitas Bina Nusantara angkatan 2013.
Pernyataan mahasiswa tersebut diperkuat dengan investigasi Wartawan
Wartakotalive ke kos yang berada di sekitatan kampus tersebut untuk
mengetahui pengawasan di kos tersebut.
"Ya kalau di sini sih bebas aja mau bawa teman asal jangan banyak-banyak"
ujar salah satu penjaga kos di dekat Universitas Bina Nusantara, Asep.
Tidak ada jam kunjung yang ditetapkan oleh banyak kos, bahkan penyewa
bebas untuk membawa temannya.
"Di sini kalau berkunjung bebas aja tapi pintu gerbang utama akan ditutup jam
2 pagi," ujar penjaga kos lainnya yang berada di Jalan Anggrek, Citra.

10
Tidak hanya itu, beberapa masyarakat yang berada di sekitaran kampus
tersebut pun sudah tidak asing dengan pengawasan kos yang longgar.
"Iya kalau di sini emang saya tau bebas-bebas gitu. Kadang suka liat cewek
cowok masuk ke kos. Kan ada juga kos yang campur gitu jadi bebas," ujar
salah satu pemilik warung yang berada dekat dengan area kos tersebut.
Minimnya pengawasan dan penjagaan kos yang mayoritas dihuni mahasiswa
ini membuat potensi terjadinya sex bebas sangat besar.(*)
Penulis: Yosia Margaretta
Editor: murtopo

(dikutip dari http://wartakota.tribunnews.com/2017/11/19/mengintip-


maraknya-seks-bebas-di-kalangan-mahasiswa?page=2)

11
Artikel 6
Warga Bandung sudah biasa lihat mahasiswi keluar dari kos pria
Merdeka.com - Pergaulan mahasiswa Bandung kian memprihatinkan. Perilaku
seks bebas dan tinggal bersama di indekos kini marak terjadi. Warga Bandung
pun resah. B (30) warga Dago Pojok seolah sudah menutup mata dengan perilaku
moral mahasiswa saat ini yang sudah 'sakit'.
B yang kesehariannya juga menjadi petugas parkir di salah satu kampus negeri di
Bandung mengaku sudah tak berdaya dengan perilaku mahasiswa saat ini.
Diakuinya asal tidak terang-terangan dan tidak ada laporan yang merugikan
masyarakat maka dia dan kebanyakan warga lainnya menutup mata.
"Sedikit demi sedikit warga Dago Pojok ini sudah habis dengan mereka yang
punya duit. Mereka membeli lahan untuk dijadikan kos-kosan. Penduduk asli pun
makin tersingkirkan, kami pun kadang bingung melihat kondisi tersebut,"
ungkapnya.
Dampak secara ekonomi memang cukup terasa, tapi lebih dari itu warga di
Bandung semakin asing dengan daerahnya sendiri. Yang bisa dilakukan saat ini ia
berharap bahwa pendatang itu bisa lebih menghargai penduduk asli.
Ihwal mahasiswa dengan perilaku seks bebasnya, B berharap pengawasan di
kamar kos bisa lebih diperketat oleh pemilik. Saat mahasiswa merasa terancam
karena malam hari dilarang memasukan lawan jenisnya ke kamar, siang hari pun
harusnya dilakukan serupa.
"Saat ini orang merasa aman kalau datang ke kamar indekos siang, padahal itulah
yang sebenarnya bisa dikatakan rawan pergaulan bebas, saya memang tidak tahu
kalau memergoki perempuan keluar dari kosan pria itu habis ngapain, tapi itu
seharusnya tidak boleh dilakukan," jelasnya.
Dia berharap banyak kepada Pemerintah Kota Bandung untuk mengambil upaya
preventif kepada perilaku mahasiswa ini.
"Semuanya mari dirangkul, Ridwan Kamil Wali Kota yang baru sekarang ini
sudah mulai menghidupkan Jumat Bersih, nah semoga ini juga bisa melibatkan
mahasiswa, karena kalau penyuluhan-penyuluhan sudah bosan, di situlah kita
susupi bahaya seks bebas," harapnya. [ian]

(dikutip dari https://www.merdeka.com/peristiwa/warga-bandung-sudah-biasa-


lihat-mahasiswi-keluar-dari-kos-pria.html)

12

Anda mungkin juga menyukai