Kelompok 4 PSAK 16
Kelompok 4 PSAK 16
B. Pengakuan
Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika :
a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan
mengalir ke entitas; dan
b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Suku cadang dan peralatan pemeliharaan (service equipment) biasanya dicatat sebagai
persediaan dan diakui dalam laba rugi pada saat dikonsumsi. Namun demikian, suku cadang
utama dan peralatan siap pakai memenuhi kriteria aset tetap ketika entitas memperkirakan akan
menggunakan aset tersebut selama lebih dari satu periode. Sama halnya jika suku cadang dan
peralatan pemeliharaan yang hanya bisa digunakan untuk suatu aset tetap tertentu, hal ini juga
dicatat sebagai aset tetap.
Entitas harus mengevaluasi berdasarkan prinsip pengakuan ini terhadap semua biaya
perolehan aset tetap pada saat terjadinya. Biaya-biaya tersebut termasuk biaya awal untuk
memperoleh atau mengkonstruksi aset tetap dan biaya-biaya selanjutnya yang timbul untuk
menambah, mengganti, atau memperbaikinya.
Contoh
PT. Melati menyewa gedung selama 5 tahun mulai tahun 2010. Perusahaan mengeluarkan uang
sebear 500 juta untuk membuat partisi ruang tersebut sesuai keinginan perusahaan.
Dalam kontrak disebutkan bahwa perusahaan harus mengembalikan ruangan seperti kondisi
semula. Biaya untuk melakukan restorari sebeasr 60 juta dengan tingkat diskon yang berlaku 6%.
Biaya untuk partisi ruangan sebesar 500juta ditambah biaya untuk membongkar kembali partisi
tersebtu harus ditambahkan sebagai biaya aset tetap.
60 juta : (1 + 6%)5 = 44,835 jt)
Biaya partisi diakui dalam neraca dengan jurnal berikut:
Dr Aset Tetap 544,835jt
Cr Kas 500,000jt
Kewajiban 44,835jt
Entitas menentukan apakah suatu transaksi pertukaran memiliki substansi komersial atau tidak
dengan mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan diharapkan dapat berubah sebagai
akibat dari transaksi tersebut.
Untuk tujuan menentukan apakah transaksi pertukaran memiliki substansi komersial,
nilai spesifik entitas dari bagian operasi entitas yang dipengaruhi oleh transaksi
mencerminkan arus kas setelah pajak. Hasil analisis ini dapat menjadi jelas tanpa entitas
melakukan perhitungan lebih rinci.
Nilai Wajar
Nilai wajar adalah jumlah yang dipakai untuk mempertukarkan suatu aset antara pihak-
pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan memadai dalam suatu transaksi dengan
wajar (arm’s length transaction).
Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai karena sifat aset yang khusus dan
jarang diperjualbelikan, maka Entitas perlu mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan
penghasilan (depreciated replacement cost)
Revaluation Model
Revaluasi harus dilakukan secara regular. Untuk memastikan jumlah tercatat tidak berbeda
secara material dengan nilai wajar pada tanggal neraca. Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
akumulasi penyusutan pada tanggal revaluasi diperlakukan dengan salah satu cara berikut ini:
(a) Disajikan kembali secara porposional dengan perubahan dalam jumlah tercatat bruto aset
sehingga jumlah tercatat aset setelah revaluasi sama dengan jumlah revaluasiannya. Metode
ini sering digunakan apabila aset direvaluasi dengan cara memberi indeks untuk menentukan
biaya pengganti yang telah disusutkan.
(b) Dieliminasi terhadap jumlah tercatat bruto aset dan jumlah tercatat neto setelah eliminasi
disajikan kembali sebesar jumlah revaluasian dari aset tersebut. Metode ini sering digunakan
untuk bangunan.
Contoh :
Metode Proporsional
Aset senilai $ 10.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2008 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun
tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2008 nilai wajar aset adalah $ 12.000.
1/1/08 Aset tetap 10,000
Kas 10,000
31/12/08 Beban Penyusutan 2,000
Akumulasi Penyusutan 2,000
31/12/08 Aset Tetap 5,000
Akumulasi Penyusutan 1,000*
Surplus Revaluasi 4,000
*((12.000-8.000)/8.000) x 2.000
Metode Eliminasi
Aset senilai $ 10.000 diperoleh tanggal 1 Januari 2008 dengan masa manfaat ekonomis 5 tahun
tanpa nilai sisa. tanggal 31 Desember 2008 nilai wajar aset adalah $ 12.000.
1/1/08 Aset tetap 10,000
Kas 10,000
31/12/08 Beban Penyusutan 2,000
Akumulasi Penyusutan 2,000
31/12/08 Akumulasi Penyusutan 2,000
Aset Tetap 2,000
Aset Tetap 4,000
Surplus Revaluasi 4,000
Surplus revaluasi yang disajikan di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba pada
saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan penggunaan aset oleh
entitas. (partially realized)
Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian dan penyusutan dengan biaya
perolehan. (atau nilai surplus revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba
Metode Penyusutan
Metode penyusutan yang digunakan harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Harus mencerminkan ekspektasi pola konsumsi manfaat ekonomis masa depan atas aset
oleh entitas.
Harus di-review minimum setiap akhir tahun buku, dan
Perubahan metode diperlakukan sebagai perubahan estimasi.
H. Pengungkapan
Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap kelompok aset tetap:
1. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto;
2. Metode penyusutan yang digunakan;
3. Umur manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan;
4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi
penurunan nilai) pada awal dan akhir periode; dan
5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
- Penambahan;
- aset diklasifikasi sebagai tersedia untuk dijual atau termasuk dalam kelompok lepasan
yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual sesuai PSAK 58 (revisi 2009): Aset
Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan dan pelepasan
lainnya;
- akuisisi melalui kombinasi bisnis;
- peningkatan atau penurunan akibat dari revaluasi sesuai paragraf 31, 39, dan 40 serta dari
rugi penurunan nilai yang diakui atau dijurnal balik dalam pendapatan komprehensif lain
sesuai PSAK No. 48 (revisi 2009): Penurunan Nilai Aset;
- penyusutan;