Anda di halaman 1dari 3

Teknologi Bioremediasi Melalui Bioreaktor

Bioreaktor  atau dikenal juga dengan nama fermentor adalah


sebuah peralatan atau sistem yang mampu menyediakan sebuah lingkungan biologis yang
dapat menunjang terjadinya reaksi biokimia dari bahan mentah menjadi bahan yang dikehendaki.
Reaksi biokimia yang terjadi di dalam bioreaktor melibatkan organisme atau komponen biokimia
aktif (enzim) yang berasal dari organisme tertentu, baik secara aerobik maupun anaerobik.
Sementara itu, agensia biologis yang digunakan dapat berada dalam
keadaan tersuspensi atau terimobilisasi.Contoh reaktor yang menggunakan agensia terimobilisasi
adalah bioreaktor dengan unggun atau bioreaktor membran.

Bioreaktor memberikan lingkungan fisik sehingga sel/biokatalisdapat melakukan


interaksi dengan lingkungan dan nutrisi yang dimasukkan ke dalamnya.Bioreaktor sebagai
wahana bioproses memegang peranan penting untuk mendayagunakanreaksi-reaksi biokimiawi
yang dilakukan oleh enzim atau sel (mikroba, tanaman, dan hewan).

Pemilihan bioreaktor sangat ditentukan oleh jenis makhluk hidup yang digunakan, sifat
media tumbuh makhluk hidup tersebut, parameter bioproses yang akan dicapai, dan faktor-faktor
produksi. Optimasi bioproses dalam bioreaktor dapat dicapai dengan memasok:

•Sumber energy

• Nutrisi
• Inokulum sel atau makhluk hidup yang unggul

• Kondisi fisikokimiawi yang optimal

Teknik bioremediasi dengan menggunakan bioreaktor merupakan


pengembangan bioremediasi secara ex situ. Slurry bioreaktor tidak hanya digunakan untuk
mendegradasi limbah berbentuk fase cairan dan slurry namun juga limbah padat/tanah.
fase slurry dapat diperoleh dari limbah padat/tanah yang dicampurkan air sehingga slurry
memiliki tingkat kepadatan 10-40%. Slurry ini kemudian disimpan dalam bioreaktor. Dalam
bioreaktor slurry akan diberikan nutrisi dalam kondisi lingkungan yang terkontrol agar
mikroorganisme dapat melakukan proses degradasi dengan baik. Selain penambahan
nutrisi, ke dalam reaktor diberikan suplai gas atau oksigen untuk menjaga agar kondisi
aerobik pada bioreaktor tetap terjaga. Selain itu juga dilakukan pengadukan secara mekanik
atau pneumatik.

Syarat sebuah bioreaktor adalah sebagai berikut:

1.Dapat dioperasikan secara aseptic

2.Aerasi dan pengadukan memenuhi kebutuhan m.o dan tidak membunuh atau merusak
produk

3. Suhu, pH dan kecepatan pengadukan dapat diatur

 4. Memiliki sistem pengambilan contoh yang aseptik

5. Permukaan bagian dalam harus rata atau tanpa lubang – lubang ukuran mikro.

Berdasarkan pemasukan nutrisinya kedalam bioreaktor , ada tiga jenis bioreaktor, yaitu
bioreaktor kontinu , semikontinu, dan diskontinu.

1. Bioreaktor Kontinu

Pada bioreaktor kontinu, pemberian nutrisi dan pengeluaran sejumlah fraksi dari volume
kultur total terjadi secara terus menerus. Dengan metode kontinu memungkinan organisme
tumbuh pada kondisi setimbang (steady state), dimana pertumbuhan terjadi pada laju konstan
dan lingkungan stabil. Faktor seperti pH dan  konsentrasi nutrisi dan produk metabolit yang tidak
terelakkan berubah selama siklus pertumbuhan pada suatu diskontinu dapat dijaga konstan dalam
kultur kontinu.

Dalam suatu bioreaktor kontinu, medium steril dimasukkan kedalam biorekator dengan
laju aliran yang konstan, dan kultur yang keluar dari bioreaktor terjadi dengan laju yang sama,
sehingga volume kultur di dalam reaktor konstan.  Dengan pencampuran yang efisien, medium
yang masuk tersebut menyebar secara cepat dan merata pada seluruh bagian rekator. Contoh dari
biorektor kontinu yaitu Reaktor Tangki diaduk Kontinu (RTDK).
2. Bioreaktor Diskontinu

Pada bioreaktor diskontinu, inokulen dan nutrisi yang akan  diperlukan bagi pertumbuhan
dicampur dalam suatu bejana tertutup pada kondisi suhu, pH, dan pencampuran optimum.
System ini adalah tertutup, kecuali untuk organism aerobik dimana suplai udara kontinu
dialirkan kedalam bioreaktor. Pada bioreaktor diskontinu, laju pertumbuhan dan laju
pertumbuhan spesifik jarang konstan. Hal ini menunjukkan adanya perubahan karakteristik
nutrisi dari sistem.

3. Bioreaktor semikontinu

Bioreaktor semikontinu adalah suatu bentuk kultivasi dimana medium atau substratnya
ditambahkan secara kontinu atau berurutan ke dalam tumpukan diskontinu awal tanpa
mengeluarkan sesuatu dari system. Produk yang dihasilkan dari system seperti ini dapat melebihi
produk yang dihasilkan dari kultur diskontinu. Pendekatan ini secara luas diterapkan dalam
industry misalanya dalam produksi ragi yang dibutuhkan untuk pembuatan roti.

Berdasarkan kebutuhan oksigen, maka terdapat sel yang membutuhkan O2 untuk


hidupnya (bersifat aerobik) dan ada sel yang tidak membutuhkan O2 (bersifat
anaerobik).Bioreaktor yang menggunakan sel aerobik, oleh karena kelarutan oksigen dalam
media rendah, maka O2 harus selalu dipasok terus menerus. Oksigen dapat diberikan dengan
cara mendispersikan udara ke dalam media. Hal ini terkait dengan berbagai perlengkapan
bioreaktor yang berfungsi untuk memasok udara.Jenis dan ukuran sel sangat berpengaruh
terhadap bioreaktor dan pengoperasiannya. Sel tunggal seperti mikroba tidak tahan terhadap gaya
geser dan perlu pendispersian udara lebih tinggi. Bentuk dan ukuran tanaman atau hewan yang
bervariasi juga menentukan pengoperasian bioreaktor.

Pada bioreaktor, suhu dikendalikan dengan mekanisme tertentu agar bioproses


berlangsung optimal.Panas yang terbentuk biasanya dikendalikan menggunakan air pendingin
atau sel tahan panas (termofilik).Aktivitas biokatalis dipengaruhi pH.Kecepatan reaksi enzimatis
(biokatalisis) dan laju pertumbuhan terbaik pada pH optimal.Tingkat konsentrasi ion H+ atau pH
yang sesuai menjamin berlangsungnya bioproses secara optimal.Walaupun kadang-kadang pH
media serendah mungkin digunakan untuk mengurangi gangguan karena adanya kontaminasi
oleh makhluk hidup yang lain (kontaminan).

Anda mungkin juga menyukai