Oleh :
Nama : Sovia Lorenza
NIM : G1B219002
Pembimbing Akademik:
Ns. Yuliana, S.Kep., M.Kep
Pembimbing klinik:
Ns. Dermanto,S.Kep
UNIVERSITAS JAMBI
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan proposal
ini tepat pada waktunya. Proposal ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Jiwa. Dalam proposal ini kami membahas tentang “Asuhan
Keperawatan pada klien dengan halusinasi”.
Dalam pembuatan proposal ini, kami menyadari adanya berbagai
kekurangan, baik dalam isi materi maupun penyusunan kalimat. Namun demikian,
perbaikan merupakan hal yang berlanjut sehingga kritik dan saran untuk
penyempurnaan proposal ini sangat saya harapkan.
Akhir kata, tak lupa saya mengucapkan terima kasih kepada dosen pengajar,
pembimbing klinis, serta teman-teman sekalian yang telah membaca dan mempelajari
proposal ini.
Februari 2020
I. Latar Belakang
Halusinasi adalah perubahan sensori dimana pasien merasakan sensasi yang
tidak ada berupa suara, penglihatan, pengecapan, dan perabaan (Damaiyanti,
2012). Menurut Valcarolis dalam Yosep Iyus (2009) mengatakan lebih dari 90%
pasien dengan skizofrenia mengalami halusinasi, halusinasi yang sering terjadi
yaitu halusinasi pendengaran, halusinasi penglihatan, dan halusinasi penciuman.
Dirumah sakit jiwa di Indonesia, sekitar 70% pasien gangguan jiwa mengalami
halusinasi pendengaran, 20% halusinasi penglihatan, dan 10% halusinasi
penghindu, pengecap dan perabaan (Departemen Tenaga Kesehatan 2013).
Menurut Videbeck dalam Yosep Iyus (2009) tanda pasien mengalami
halusinasi pendengaran yaitu pasien tampak berbicara ataupun tertawa sendiri,
pasien marah-marah sendiri, menutup telinga karena pasien menganggap ada yang
berbicara dengannya. Halusinasi terjadi karena adanya reaksi emosi berlebihan
atau kurang, dan perilaku aneh (Damaiyanti, 2012). Bahaya secara umum yang
dapat terjadi pada pasien dengan halusinasi adalah gangguan psikotik berat
dimana pasien tidak sadar lagi akan dirinya, terjadi disorientasi waktu, dan ruang
(Iyus Yosep, 2009).
Berdasarkan pengkajian yang dilakukan kepada Tn.M didapatkan data bahwa
pasien mengatakan mendengar suara orang berbisik, berbicara dan ribut
kepadanya, suara ini muncul setiap hari ketika pasien sedang sendirian. Ketika
suara ini muncul, pasien menjadi gelisah dan mengamuk. Pasien mengatakan,
pernah dirawat di Rumah sakit tahun 2014 dan selama keluar dari rumah sakit
mengalami putus obat. Dari hasil pengkajian dan data yang diperoleh diatas,
maka kelompok tertarik untuk melakukan kunjungan rumah untuk memberikan
penyuluhan tentang keadaan pasien kepada keluarga dengan harapan setelah
pasien pulang keluarga mampu merawat pasien dan mencegah timbulnya gejala-
gejala awal.
A. Identitas Klien
a. Nama : Tn. M
Usia : 30 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Status : Menikah
Tanggal masuk : 24 Februari 2020
No RM : 0743xx
Alamat : Dsn. Arang-Arang, Kumpeh/ Kasang Pudak,
Kumpeh
C. Media
1. Leaflet
2. Lembar Balik
D. Rencana Tindakan Keperawatan
1. Strategi Komunikasi
a. Fase Orientasi
“Selamat pagi pak / bu, nama saya Sovia Lorenza, saya adalah
mahasiswi profesi Ners Unja, saya sekarang lagi praktek di RSJ
Jambi, saya mendapat tugas untuk mengunjungi bapak/ibu yang
merupakan keluarga dari Tn. M. Nama bapak/ibu siapa? Baiklah pak
/ bu, saya akan menjelaskan kedatangan saya kesini bertujuan untuk
menvalidasi data dari klien serta menyampaikan cara perawatan
dirumah, ketika pasien dipulangkan.
a) Evaluasi Validasi
Bapak/ibu bagaimana kondisi Tn.M sebelum dibawa ke RSJ?
b) Kontrak
1).Topik : Berbincang-bincang dengan keluarga klien tentang
pengertian halusinasi, jenis, tanda dan gejala dari halusinasi
dan cara merawat pasien halusinasi.
2).Waktu : Bapak / Ibu Kita akan berbincang-bincang selama
60 Menit.
3).Tempat : Bapak/Ibu, dimana kita kira-kira dapat berbincang-
bincang? Diteras, apa diruang tamu ?
4).Tujuan : Keluarga mampu merawat klien di rumah dengan
halusinasi.
1) Fase Kerja
“Apa yang bapak/ibu ketahui tentang masalah Tn.M ? “Ya,
memang benar sekali pak? Ya pak/bu gejala yang dialami oleh
Tn.M disebut halusinasi, yaitu halusinasi dengar yang
sebenarnya tidak ada suaranya. Jadi, jika Tn.M mengatakan
mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak ada. Oleh
karena itu, kita diharapkan membantunya dengan beberapa cara.
Terdapat beberapa cara untuk membantu Tn.M agar bisa
mengendalikan halusinasi. Cara tersebut adalah :
Pertama, jika ada tanda-tanda halusinasi muncul, putus
halusinasi dengan cara menepuk punggung Tn.M kemudian
suruh Tn.M menghardik suara tersebut. Tn.M sudah saya
ajarkan untuk menghardik halusinasi. Sekarang, mari kita
latihan memutus halusinasi Tn.M sambil menepuk punggung
Tn.M bapak/ibu katakan: Tn.M, sedang apa kamu? Kamu ingat
apa yang di ajarkan perawat jika suara-suara itu datang? Ya, usir
suara itu, Tn.M! Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu
saya tidak mau dengar! Ucapkan berulang-ulang Tn.M.
Kedua, bantu Tn.M minum obat secara teratur. Jangan
menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat ini,
saya juga sudah melatih Tn.M untuk minum obat secara teratur.
Jadi, bapak/ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada yang
namanya Risperidone berwarna merah muda gunanya untuk
menghilangkan suara-suara, obat trihexiphenidil berwarna putih
gunanya untuk otot yang tidak bisa dikendalikan diminum 2 kali
sehari jam 7 pagi dan 7 sore, Lorazepam untuk mengatasi
kecemasan.
Ketiga dan keempat, jangan biarkan Tn.M melamun dan
sendiri karena kalau melamun halusinasi akan muncul lagi.
Upayakan ada orang yang mau bercakap-cakap dengannya. Buat
kegiatan keluarga seperti makan bersama dan ibadah bersama.
Terkait dengan kegiatan, saya telah melatih Tn.M untuk
membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong bapak/ibu pantau
pelaksanaannya dan berikan pujian jika Tn.M berhasil
melakukannya.
Sekarang coba bapa/ibu praktikkan cara yang baru saya
ajarkan. Bagus pak/bu!!” Baiklah bu, tolong Tn.M sering
diingatkan untuk tetap minum obat secara rutin dan cepat
kontrol jika obat habis.’’
2) Fase Terminasi
a) Evaluasi respon keluarga
1) Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan bapak/ibu setelah kita berdiskusi
tentang pengertian, jenis, tanda dan gejala dan cara
merawat pasien dengan halusinasi.’’
2) Evaluasi Objektif
“Dapatkah bapak /ibu menjelaskan kembali masalah
tentang pengertian halusinasi, tanda dan gejala dan cara
merawat pasien dengan halusinasi.
b) Rencana tindak lanjut
a) Memotivasi kepada keluarga agar memberikan obat
secara teratur atau mengingat dan memantau pasien
dalam minum obat.
b) Memberikan jadwal kegiatan yang dapat dilanjutkan di
rumah
4. Evaluasi
a. Istri klien mampu menyebutkan tanda dan gejala dari halusinasi
b. Istri klien mampu mempraktekkan kembali cara menghardik
c. Istri klien mampu menyebutkan kembali 6 benar minum obat
d. Istri klien juga bisa menyebutkan kembali cara mengontrol halusinasi
dengan bercakap-cakap.