Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang


Profesi keperawatan adalah profesi yang unik dan kompleks. Dalam melaksanakan
prakteknya, perawat harus mengacu pada model konsep dan teori keperawatan yang sudah
dimunculkan. Konsep adalah suatu ide dimana terdapat suatu kesan yang abstrak yang dapat
diorganisir dengan smbol-simbol yang nyata, sedangkan konsep keperawatan merupakan ide
untuk menyusun suatu kerangka konseptual atau model keperawatan. Teori adalah sekelompok
konsep yang membentuk sebuah pola yang nyata atau suatu pernyataan yang menjelaskan
suatu proses, peristiwa atau kejadian yang didasari fakta-fakta yang telah di observasi tetapi
kurang absolut atau bukti secara langsung. Yang dimaksud teori keperawatan adalah usaha-
usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan.
Teori keperawatan digunakan sebagai dasar dalam menyusun suatu model konsep
dalam keperawatan,dan model konsep keperawatan digunakan dalam menentukan model
praktek keperawatan. Berikut ini adalah ringkasan beberapa teori keperawatan yang perlu
diketahui oleh para perawat profesional sehingga mampu mengaplikasikan praktek
keperawatan yang didasarkan pada keyakinan dan nilai dasar keperawatan.

B.    Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui konsep teori dan model keperawatan.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui karakter teori keperwatan
b. Mengetahui factor yang mempengaruhi teori keperawatan
c. Mengetahui tujuan dari teori keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori, Konsep Dan  Model keperawatan

Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi yang
memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomena-fenomena dengan
menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk
menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat
diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian. Teori keperawatan
didefinisikan oleh Steven (1984), sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai
fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan
dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan,menjelaskan, memperkirakan dan
mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan.

Konsep adalah suatu keyakinan yang kompleks terhadap suatu objek, benda, suatu peristiwa
atau fenomena berdasarkan pengalaman dan persepsi seseorang berupa ide, pandangan atau
keyakinan. Kumpulan beberapa konsep ke dalam suatu kerangka yang dapat dipahami
membentuk suatu model atau kerangka konsep. Konsep dapat dianalogikan sebagai batu bata dan
papan untuk membangun sebuah rumah dimana rumah yang dibangun diibaratkan sebagai
kerangka konsep.

2.2    Karakteristik Teori Keperawatan


Teori keperawatan selain digunakan untuk menyusun suatu model yang berhubungan
dengan konsep keperawatan, juga mempunyai karakteristik diantaranya :

1. Teori keperawatan mengidentifikasi dan menjabarkan konsep khusus yang berhubungan


dengan hal- hal nyata dalam keperawatan. Sehingga teori keperawatan didasarkan pada
kenyataan-kenyataan yang ada di alam.
2. Teori keperawtan juga digunakan berdasarkan alas an-alasan yang sesuai dengan kenyataan
yang ada.
3. Teori harus konsisten sebagai dasar-dasar dalam mengembangkan model konsep
keperawatan.
4. Dalam menunjang aplikasi, teori harus sederhana dan sifatnya umum sehingga dapat
digunakan pada kondisi apapun dalam praktek keperawatan.
5. Teori dapat digunakan sebagai dasar dalam penelitian keperawatan  sehingga dapat
digunakan dalam pedoman praktek keperawatan.

2.3 Tujuan teori keperawatan


Teori keperawatan sebagai salah satu bagian kunci perkembangan ilmu keperawatan dan
pengmbangan profesi keperawatan memiliki tujuan yang ingin dicapai diantaranya :
1.  Adanya teori keperawatan diharapkan dapat memberikan alasan-alasan tentang kenyataan-
kenyataan yang di hadapi dalam pelayanan keperawatan, baik bentuk tindakan atau bentuk
model praktek keperawatan sehingga berbagai masalah dapat teratasi.
2.   Adanya teori keperawatan membantu para anggota profesi perawat untuk memahami
pegetahuan dalam pemberian asuhan keperawatan , kemudian dapat memberikan dasar
dalam penyelesaian berbagai masalah keperawatan.
3.   Adanya teori keperawatan membantu proses penyelesaian .asalah dalam keperawatan
dengan memberikan arah yang jelas bagi tujuan tindakan keperawatan, sehingg segala
bentuk dan tindakan dapat dipertimbangkan.
4.  Adanya teori keperawatan juga dapat memberikan dasar dari asumsi dan filosofi
keperawatan sehingga pengetahuan dan pemahaman dalam tindakan keperawatan dapat
terus bertambah dan berkurang.

2.4 Teori keperawatan terpilih


1.   Dorothea Orem
Pandangan teori orem dalam tatanan pelayanan keperawatan di tujukan kepada
kebutuhan individu dalam melakukan tindakan keperawatan mandiri dalam kebutuhannya.
Dalam konsep praktek keperawatan Orem mengembangkan bentuk teori slf care,diantaranya:

a. Perawatan Perawatan Diri Sendiri (self care)


Orem mengemukakan bahwa self care meliputi :

1. Self care sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari individu serta
dilaksanakan individu itu sendiri dalam memenuhiserta mempertahankan
kehidupan,kesehatan, dan kesejahteraan.
2. Self care agency merupakan suatu kemampuan individu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia perkembangan
sosiokulturasi, kesehatan dll.
3. Adanya tuntutan dan permintaan dalam perawatan diri sendiri, yang
merupakan tindakan mandiri yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk
perawatan diri sendiri dengan menggunakan metode dan alat dalam tindakan
yang tepat.
4. Kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat Universal dan
berhubungan dengan proses kehidupan manusia serta dalam upaya
mempertahankan fungsi tubuh self care yang bersifat universal itu adalah
aktivitas sehari-hari (ADL) dengan mengelompokan ke dalam kebutuhan
dasar manusianya, sifat dari self care selanjutnay adalah untuk perkembangan
kepercayaan diri serta ditujukan pada penyimpangan kesehatan yang memiliki
ciri perawatan yang diberikan dalan kondisi sakit atau dalam penyembuhan.
b. Self Care Defisit

Merupakan bagian penting dalam perawatan umum dimana segala perencanaan


keperawatandiberikan pada saat perawat dibutuhkan yang dapat di terapkan pada uang
belum dewasa, atau kebutuhan yang melebihi kemampuan serta adanya perkiraan
penurunan kemampuan dalam perawatan dan penuntutan dalam peningkatan self care baik
secara kualitas maupun kuantitas. Dalam pemenuhan perawatan diri serta membantu proses
penyelesaian masalah, Orem memiliki metode untuk proses tersebut, diantaranya bertindak
atau berbuat untuk orang lain, sebagi pembimbing orang lain, member support,
meningkatkan pengembangan lingkungan pribadi serta mengajarkan atau mendidik pada
orang lain.
Dalam praktek keperawatan Orem melakukan identifikasi kegiatan praktek dengan
melibatkan pasiendan keluarga dalam pemecahan masalah, menentukan kapan dan
bagaimana pasien memerlukan bantuan keperawatan, bertanggung jawab terhadap
keinginan, permintaan, serta kebutuhan pasien, mempersiapkan bantuan secara teratur bagi
pasien dan mengkoordinasi serta mengintegrasikan keperawatan dalam kehidupan sehari-
hari pada pasien.

c. Teori system keperawatan Orem

 Merupakan teori yang menguraikan secara jelas bagaimana kebutuhan perawatan diri
pasien terpenuhi oleh perawat atau pasien sendiri yang didasari Orem yaitu mengemukakan
tentang pemenuhan kebutuhan diri sendiri kebutuhan pasien dan kemampuan pasien dalam
melakukan perawatan mandiri. Dalam pandangan teori system ini Orem memberikan
identifikasi dalam system pelayanan keperawatan diantaranya

1.  System bantuan secara penuh (wholly Compensatory System)


Merupakan suatu tindakan keperawatan dengan memberikan bantuan secara
penuh pada pasien dikarenakan ketidakmampuan pasien dalam memenuhi tindakan
perawatan secara mandiri yang memrlukan bantuan dalam pergerakan,pengontrolan dan
ambulasi serta adanya manipulasi gerakan. Pemberian bantuan secara system ini dapat
dilakukan pada orang yang tidak mampu melakukan aktivitas dengan sengaja seperti
pada pasien koma pada pasien sadar dan mungkin masih dapat membuat suatu
pengamatan dan penilaian tentang cedera atau masalah yang lain akan tetapi tidak
mampu dalam melakukan yang memerlukan ambulasi atau manipulasi gerakan, seperti
pada pasien yang praktur vetebrata dan pada pasien yang tidak mampu mengurus
sendiri, membuat penilain serta keputusan dalam self carenya dan pasien tersebut masih
mampu melakukan ambulasi dan mungkin dapat melakukan beberapa tidakan self care-
nya melalui bimbingan secara continue seperti pada pasien retardasi mental.
2.  System bantuan sebagian (partially compensatory system)
Merupakan system dalam pemberian perawatan diri secara sebagian saja dan
ditujukan kepada pasien yang memerlukan bantuan secara minimal seperti pada pasien
yang post operasi abdomen di mana pasien ini memiliki kemampuan seperti cuci
tangan, gosok gigi, cuci muka akan tetapi butuh pertolngan perawat dalam ambulasi
dan melakukan perawatan luka.
3.  System suportif dan edukatif
Merupakan system bantuan yang diberikan pada pasien yang membutuhkan
dukungan pendidikan dengan harapan pasien mampu memrlukan perawatan secara
mandiri. System ini dilakukan agar pasien mampu melakukan tindakan eperawatan
setelah dilakukan pembelajaran. Pemberian system ini dapat dilakukan pada pasien
yang memerlukan informasi dalam pengaturan kelahiran.

Dalam pandangan tentang teori dan konsep keperawatan, orem mempunyai


pandangan bahwa teori dan konsep dilakukan untuk merefleksikan antara individu
dengan lingkungan, menggambarkan apa yang merekan lakukan, menggunakan kreasi
dalam berpikir dan berkomunikasi, serta dalam melakukan perbuatan seharusnya sesuai
dengan diri dan lingkungan sehingga dalam prakteknya Orem menggunakan langkah
dalam keperawatan yang dibutuhkan, menganalisis dan menginterpretasikan dengan
membuat keputusan, merancang system perawatan dengan merencanakan perawatan
sesuai dengan system perawatan uang akan diberikan dalam memenuhi keteratasan
perawatan diri sendiri mengatasi masalah keterbatasan serta mempertahankan dan
menjaga kemampuan pasien dalam perawatan diri.

2.  Sister Calista Roy


Merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu
meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaftif serta
mampu merubah perilaku yang mal adaftif. Sebagai individu dan makhluk holistic memiliki
system adaptif yang selalu beradaptasi secara keseluruhan. Dalam memahami model konsep
ini , CallistaRoy mengemukakan konsep keperawatan dengan model adaptasi yangmemiliki
beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya :

a. Manusia sebagai makhluk biologi, psikologi dan social yang selalu berinteraksi
dengan lingkungannya.
b. Untuk mencapai suatu hemeostatis atau terintegrasi, seseorang harus beradaptasi
sesuai dengan perubahan yang terjadi.
c. Terdapat tiga tingkatan adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh Roy
diantaranya:
1. Focal stimulasi yaitu stimulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan
akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seorang individu.
2. Konstektual stimulus, merupakan stimulus lain yang dialami seseorang, dan baik
stimulus internal maupun eksternal, yang dapat memengaruhi, kemudian
dilakukan observasi, diukur secara subjektif.
3. Residual stimulus, merupakan stimulus lain yang merupakan cirri tambahan yang
ada atau sesuai dengan situasi dalam proses penyesuaian dengan lingkungan yang
sukar dilakukan observasi.
d. System adaptasi memiliki 4 mode adaptasi diantaranya :
1. Fungsi fisioligi komponen system adaptasi ini yang adaptasi fisioligis diantaranya
oksigenasi, nutrisi, eleminasi, aktifita dan istirahat, integritas kulit, indera, cairan
dan fungsi neurologis dan fungsi endoktrin.
2. Konsep diri yang mempunyai pengrtian bagaimana seseorang mengenal pola-pola
interaksi social yang berhubungan dengan orang lain.
3. Fungsi peran merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dalam bagaimana
peran seseorang dalam mengenal pola-pola interaksi social dalam berhubunga
dengan orang lain.
4. Inter dependent merupakan kemampuan mengenal pola-pola tentang kasih saying,
cinta yang dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu
maupun kelompok.
e. Proses penyesuaian diri individu harus meningkatkan energy agar mampu
melaksanakan tujuan untuk kelangsungan kehidupan, perkembangn, reproduksi dan
keunggulan sehingga proses ini memiliki tujuan untuk meningkatkan respon adaptif.

3.   Virginia Herderson


Model konsep keperawatan yang dijelaskan oleh Virgiana  adalan model konsep
aktivitas sehari-hari dengan memberikan gambaran tugan perawat yaitu mengkaji individu
baik yang sakit atau sehat dengan memberikan dukungan kepada kesehatan, penyembuhan
serta agar meninggal dengan damai.
Pemahaman konsep tersebut dengan didasari keyakinan dan nilai yang dimilikinya
diantaranya :

a. Manusia akan mengalami perkembangan,pertumbuhan dan perkembangan dalam


rentang kehidupan
b. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu akan mengalami ketergantungan
sejak lahir hingga menjadi mandiri pada dewasa yang dapat dipengaruhi okeh pola
asuh, lingkungan dan kesehatan
c. Dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari individu dapat dikelompokan menjaditiga
kelompok diantaranya terhambat dalam melakukan aktivitas, belum dapat
melaksanakan aktivitas dan tidak dapat melakukan aktivitas.

Aktivitas sehari-hari yang disampaikan oleh handerson terseut adalan berikut


aktivitas bernafas secara normal, aktivitas minum dan makan sesuai dengan kebutuhan
aktivitas eleminasi secara normal, aktivitas bergerak dan memelihara postur tubuh aktivitas
tidur dan istirahat, aktivitas membuka dan memakai pakaian, aktifitas mempertahankan suhu
tubuh normal dengan berpakaian dan modifikasi lingkungan, aktivitas memelihara
kebersihan tubuh dan berhias diri, mencegah kecelakaan dan bahaya, berkomunikasi,
beribadah, bermain dan rekreasi. Bekerja, belajar, atau memuaskan keingintahuan.

4.   Betty Neuman
Model konsep yang dikemukakan oleh Betty Neumen ini adalah konsep healty care
system yaitu model konsep yang menggambarkan aktivitas keperawatn yagn di tujukan
kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara
fleksibel atau normal maupun resistan dengan sasaran pelayanan adalah komunitas.

Garis pertahanan diri pada komunitas tersebut meliputi garis pertahanan fleksibel
yaitu ketersediaan dana pelayanan kesehatan, iklim, pekerjaan, dll. Garis pertahanan normal
yang meliputi ketersediaan pelayanan, adanya perlindungan status nutrisi secara umum,
tingkat pendapatan, rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan dan garis pertahanan resistan yang meliputi adanya ketersediaan pelayanan
kesehatan, tingkat pendidikan masyakrakat, transportasi, tempat rekreasi dan cakupan dari
imunisasi di daerah yang ada. Intervensi keperawatan di arahkan pada garis pertahanan
dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan tersier. Model ini bertujuan agar
terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis. Sehingga Betty
Nouwman menggambarkan peran perawat dapat bersifat menyeluruh dan saling
ketergantungan (interdependensi).
Betty Nouwman dalam memahami konsep keperawatan ini memiliki dasar pemikiran
yang terkait dengan komponen paradigma yaitu memandang manusia sebagai suatu system
terbuka yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan satu kesatuan dari variable yang
utuh diantaranya : fisiologis. Psikologis,  sosiokultural, dan spiritual, juga memandang
pelayanan keperawatan akan dipengaruhi lingkungan sekitar klien serta memandang sehat
sebagai kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dan merupakan
keseimbangan  yang dinamis dari menghindari stressor.

Secara umu focus dari model konsep keperawatan menurut Neuman ini berfokkus
pada respons stressor serta factor-faktor yang mempengaruhi adaptasi pada pasien. Untuk
itu tindakan yang seharusnya dilakukan menurut Neuman adalah mencegah atau
mengurangi adanya reaksi tubuh akibat stressor. Upaya ersebut dapat juga dikatakan
pencegahan primer, sekunder dan tersier.

Pencgahan primer dapat meliputi berbagai tindakan keperawatan untuk


mengidentifikasi adanya stresseor, mencegah reaksi tubuh akibat stressor serta mendukung
koping pada pasien secara konstruktif. Pencegahan sekunder menurut Neuman meliputi
berbagai tindakan perawatan yang dapat mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit
serta reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor dari pencegahan tersier dapat meliputi
pengobatan secara rutin dan teratur serta pencegahan terhadap adanya kerusakan lebih
lanjut dari komplikasi sebuah penyakit. Upaya pencegahan tersebut dipentingkan dengan
adanya pendidikan kesehatan dan pemeliharaan kesehatan.

5.    Jean Waston


Jean Waston dalam memahami konsep keperawatan terkenal dengan teori
pengetahuan manusia dan merawat manusia. Tolak ukur pandangan Waston ini memahami
bahwa manusia memiliki empat cabang kebutuhan manuisa yang saling berhubungan
diantaranya kebutuhan dasar biofisikial (kebutuhan untuk hidup) yang meliputi kebutuhan
cairan dan makanan, kebutuhan eliminasi dan ventilasi, kebuthan psikofisikial(kebutuhan
fungsional) yang meliputi kebutuhan aktivitas dan istirahat, kebutuhan seksual, kebutuha
psikososial (kebutuhan untuk integrasi) yang meliputi kebutuhan untuk berprestasi,
kebutuhan organisasi, dan kebutuhan intra dan interpersonal (kebutuhan untuk
pengembangan) yaitu kebutuhan aktualisasi diri.
Berdasarkan empat kebutuhan tersebut, Jean Waston memahami bahwa manusia
adalah makhluk yang sempurna yang memiliki berbagai macam ragam perbedaan, sehinga
dalam upaya mencapai kesehatan, manusia seharusnya dalam keadaan sejahtera baik fisik,
muntal dan spiritual karena sejahtera merupakan keharmonisan antara pikiran, badan dan
jiwa sehingga untuk mencapai keadaan tersebut keperawatan harus berperan dalam
meningkatkan status kesehatan, mencegah terjadinya penyakit, mengobati berbagai
penyakit, dan penyembuhan kesehatan dan fokusnya pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit.

6.    King
King memahami model konsep dan teori keperawatan dengan menggunakan
pendekatan system terbuka dalm ubungan interaksi yang konstan dengan lingkungan,
sehingga King mengemukakan dalam model konsep interaksi.Dalam mencapai hubungan
interaksi, King mengemukakan konsep kerjanya yang meliputi adanya system personal,
interpersonal dan system social yang saling berhubungan yansatu dengan yang lain, yang
dapat di gambarkan sebagai berikut :

Menurut King system personal merupakan system terbuka di mana di dalamnya


terdapat persepsi, adanya pola tumbuh kembang, gambaran tubuh, ruang dan waktudan
individu dan lingkungan, kemudian hubungan interpersonal merupakan suatu hun\bungan
antara perawat dan pasien serta hubungan social yang mengandung arti bahwa suatu
interaksi perawat dan pasien dalam menegakkan system social sesuai dengan situasi yang
ada. Melalui dasar system tersebut maka King memandang manusia merupakan individu
yang reaktif yakni yang beraksi terhadap situasi, orang dan objek. Manusia sebagai
makhluk yang berorientasi terhadap waktu tidak lepas dari masa lalu dan sekarang yagn
dapat mempengaruhi masa yang akan datang dan sebagai makhluk social manusia akan
hidup bersama orang lain yang akan berinteraksi satu dengan yang lain.
7.      Peplau
Model konsep dan teori keperawatan yang dijelaskan oleh Hildegard Peplau ini
menjelaskan tentang kemampuan dalam memahami diri sendiri dan orang lain yang
menggunakan dasar hubungan antar manusia yang mencakup proses interpersonal,
perawat-klien dan masalah kecemasan yang terjadi akibat sakit.
Proses interpersonal yang dimaksud antara perawat dnegan klien memiliki empat
tahap, yaitu :
a. Tahap Orientasi
Dimana perawat dank lien melakukan kontrak untuk membangun kepercayaan dan
terjadi proses pengumpulan data
b. Tahap Identifikasi
Peran perawat disini apakah sudah bertindak sebagai fasilisator yang memfasilitasi
ekspresi perasaan klien serta melakukan asuhan keperawatan
c. Tahap Eksplorasi
Perawat telah membantu klien dalam memberikan gambaran kondisi klien.
d. Tahap Resolusi
Perawat berusaha untuk secara bertahap kepada klien untuk membebaskan diri dari
ketergantungan kepada tenaga kesehatan dan menggunakan kemampuan yang
dimilikinya agar mampu menjalankan secara sendiri.
Teori dan gagasan Peplau dikembangkan untuk memberikan bentuk praktik
keperawatan psikiari. Penelitian keperawatan tentang kecemasan, empti, instrument
perilaku dan instrument untuk mengevaluasi respon verbal dihasilkan dari model
konseptual peplau.
8.    Johnson
Model konsep dan teori keperawatan menurut Johnson adalah dengan pendekatan
system perilaki, dimna individu di pandang sebagai system perilaku yang ingin selalu
mencapai keseimbangan dan stabilitas, baik di lingkkungan internal maupun eksternal juga
memiliki keinginan dalam mengatur dan menyesuaikan dari pengaruh yang
ditimbulkannya. Sebagai suatu system tersebut, diantara komponen sub system yang
membentuk system perilaku menurut Johnson adalah :
a. Ingestif yaitu sumber dalam memelihara integritas serta mencapai kesenangan dalam
pencapaian pengakuan dari lingkungan.
b. Achievement, merupekan tingkat pencapaian prestasi melalui keterampilan yang
kreatif.
c. Agresif, merupakan bentuk mekanisme pertahanan diri atau perlindungan dalam
berbagai ancaman yang ada di lingkungan.
d. Eliminasi, merupakan bentuk pengeluaran dalam segala sesuatu dari sampah atau
barang yang tidak berguna secara biologis.
e. Seksual, digunakan dalam pemenuhan kebutuhan saling mencintai dan di cintai.
f. Gabungan/tambahan, merupakan bentuk pemenuhan tambahan dalam
mempertahankan lingkungan yang kondusif dengan penyesuaian dalm kehidupan
social, keamanan, dan kelangsungan hidup.
g. Ketergantungan, merupakan bagian yang membentuk system perilaku dalam
mendapatkan bantuan, kedamaian, keamanan, serta kepercayaan.

Berdasarkan subsistem tersebut di atas, maka akan terbentuk sebuah system perilaku
individu, sehingga Johnson memilki pandangan bahwa dalam mengatasi permasalahan
tersebut harus dapat berfungsi sebagai pengatur agar dapat menyeimbangkan system
perilaku tersebut. Klien dalam hal ini adalh manusia yang mendpat bantan perawatan
dengan keadaan terancam atau potensial oleh kesakitan atau ketidakseimbangan penyesuain
dengan lingkungan. Status kesehatan ingin dicapai adalah meraka yang mampu berprilaku
untuk memelihara keseimbangan atau stabilita dengan lingkungan.

9.   Martha E. Rogers
Pendapat Martha dikenal dengan nama manusia sebagai unit. Dalam memahami
konsep model dan teori ini, Marth berasumsi bahwa manusia adalah satu kesatuan yang
utuh, memiliki sifat dan karate yang berbeda-beda. Dalam proses kehidupan manusia yang
dinamis, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungan yang saling mempengaruhi dan
dipengaruhi, serta pada proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu
dengan yang lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.

Asumsi tersebut didasarkan pada kekekuatan yang berkembang secara alamiah yaitu
keutuhan manusia dan lilngkungannya, kemudian system ketersediaan sebagai suatu
kesatuan yang utuh serta proses kehidupan manusia berdasarkan konsep hemeodinamik
yang terdiri dari integritas,resonansi dan helicy.

a. Integritas , berarti individu sebagai satu kesatuan dengan lingkungan yang tidak dapat
di pisahkan, dan salig memengaruhi satu dengan yang lain.
b. Resonansi, mengandung arti bahwa proses kehidupan antara individu dengan
lingkungan berlangsung dengan berirama dengan frekuensi yang bervariasi.
c. Helicy, merupakan proses terjadinya interaksi antara manusia dengan lingkungan
akan terjadi perubahan baik perlahan-lahan maupun berlangsung dengan cepat.

2.5 Faktor pengaruh teori keperawatan

1. .  Kebudayaan

 Kebudayaan juga mempunyai pengaruh dalam perkembangan teori-teori


keperawatan diantaranya dengan adanya pandangan bahwa dalam memberikan pelayanan
keperawatan akan lebih baik dilakukan oleh wanita karena wanita mempunyai jiwa yang
sesuai dengan kebutuhan perawat, akan tetapi perubahan identitas dalam proses telah
berubah seiring dengan perkembangan keperawatan sebagai profesi yang mandiri,
demikian juga yang dahulu budaya perawat dibawah pengawasan langsung dokter, dengan
berjalannya dan diakuinya keperawatan sebagai profesi mandiri, maka hak dan otonomi
keperawatan telah ada sehingga peran perawat dan dokter bukan di bawah pengawasan
langsung akan tetapi sebagai mitra kerja yang sejajar dalam menjalankan tugas sebagai tim
kesehatan.
2. Sistem Pendidikan
Pada sistem pendidikan telah terjadi perubahan besar dalam perkembangan teori
keperawatan. Dahulu pendidikan keperawatan belum mempunyai sistem dan kurikulum
keperawatan yang jelas, akan tetapi sekarang keperawatan telah memiliki sistem
pendidikan keperawatan yang terarah sesuai dengan kebutuhan rumah sakit sehingga teori-
teori keperawatan juga berkembang dengan orientasi pada pelayanan keperawatan.
3. Pengembangan Ilmu Keperawatan
Pengembangan ilmu keperawatan ditandai dengan adanya pengelompokan ilmu
keperawatan dasar menjadi ilmu keperawatan klinik dan ilmu keperawatan komunitas
yang merupakan cabang ilmu keperawatan yang terus berkembang dan tidak menutup
kemungkinan pada tahun-tahun yang akan datang akan selalu ada cabang ilmu
keperawatan yang khusus atau subspesialisasi yang diakui sebagai bagian ilmu
keperawatan sehingga teori-teori keperawatan dapat dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan  atau lingkup bidang ilmu keperawatan.
BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Keperawatan sebagai bagian integral pelayanan kesehatan merupakan  suatu bentuk 
pelayanan professional yang didasarkan pada ilmu keperawatan. Pada perkembangannya  ilmu
keperawatan selalu mengikuti perkembangan ilmu lain, mengingat ilmu keperawatan
merupakan ilmu terapan yang selalu berubah mengikuti perkembangan zaman. Demikian juga
dengan pelayanan keperawatan di Indonesia, kedepan diharapkan harus mampu memberikan
pelayanan kepada masyarakat secara profesional sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat
serta teknologi bidang  kesehatan yang senantiasa berkembang. Pelaksanaan asuhan
keperawatan di sebagian besar  rumah sakit Indonesia umumnya telah menerapkan pendekatan
ilmiah melalui proses keperawatan. 

B.     Saran

Diharapkan  mahasiswa dapat mengetahui/menguasai  tentang Model, konsep dan 


teori keperawatan menurut para ahli dan mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Pratikum. Jakarta:


Salemba.

Hidayat a.aziz alimul.2009. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba


medika.

Anda mungkin juga menyukai