Anda di halaman 1dari 5

Mengidentifikasi perbedaan standar praktik keperawatan anestesi menurut American

Anesthesia Nurses Association (AANA) dengan American Society of PeriAnesthesia


Nurses (ASPAN)/ America Society of Anesthesiologists (ASA)

Setiap tindakan asuhan keperawatan anestesi (ASKAN) yang telah ditetapkan oleh AIPKAnI
beberapa waktu yang lalu, memuat 5 tahap, yaitu

1. Pengkajian;

2. Analisis dan Penetapan Masalah (symptom-etiology problem);

3. Rencana Intervensi;

4. Implementasi;

5. Evaluasi.

Lingkup keperawatan anestesi sendiri terdiri dari preanestesi, intraanestesi, pascaanestesi,


kegawatdaruratan dan kritis, serta manajemen nyeri sesuai kewenangannya. Dalam
praktiknya, asuhan keperawatan anestesi mengacu pada standar praktik keperawatan anestesi
yang telah ditetapkan oleh dua organisasi seminat yang berbeda namun masih dalam lingkup
yang sama, yaitu Anesthesia Nurses Association (AANA) dan American Society of
PeriAnesthesia Nurses (ASPAN)/ America Society of Anesthesiologists (ASA). Berikut
standar praktik keperawatan anestesi yang diusung oleh masing – masing pihak.

A. Standar praktik keperawatan anestesi

1. Standar praktik perianestesi

American Society of PeriAnesthesia Nurses (ASPAN)

Standar tersebut diterapkan pada semua pasien yang menerima perawatan


anestesi. Dalam keadaan luar biasa, standar tersebut dapat diubah. Saat menjadi suatu
kasus, keadannya harus di dokumentasikan pada laporan pasien.Perawat anestesi
harus bertanggungjawab untuk memastikan status medis pasien dan mengembangkan
rencana keperawatan anestesi.Perawat anestesi, sebelum di pindahkan pada perawatan
anestesi, bertanggungjawab untuk:
1. Mengkaji ulang catatan medis yang tersedia
2. Melakukan pengkajian dan penelaahan pada pasien untuk:
a. Mendiskusikan riwayat kesehatan, termasuk pengalaman anestesi sebelumnya
dan terapi kesehatan
b. Menilai aspek kondisi fisiologi pasien yang mungkin mempengaruhi
penetapan resiko perioperatif dan manajemen
3. Meninjau tes dan konsultasi terkait yang diperlukan sebagaimana diperlukan
untuk pemberian perawatan anestesi.
4. Melakukan medikasi preoperatif yang tepat
5. Memastikan hal tersebut sudah memuat perawatan anestesi
6. Dokumentasikan dalam tabel yang telah di tampilkan

2. Standar praktik pos-anestesi/pascaanestesi

American Society of PeriAnesthesia Nurses (ASPAN)

Ada beberapa standar yang diterapkan pada keperawatan pos anestesi di semua lokasi.
Standar ini mungkin melebihi dasar pada pertimbangan tanggung jawab penata anestesi.
Standar ini bertujuan mendorong kualitas perawatan pasien, tetapi tidak menjamin akibat
dari pasien yang spesifik. Standar ini adalah subjek yang berubah dari waktu ke waktu
sebagai penjamin perubahan dalam teknologi dan praktiknya.
 Standar 1
Semua pasien yang telah menerima anestesi umum, regional atau perawatan anestesi
termonitor harus mendapat menajemen pos anestesi yang sesuai.
 Standar 2
Pasien yang dipindahkan ke PACU harus ditemani oleh anggota tim perawatan
anestesi yang memiliki pengetahuan tentang kondisi pasien. Pasien yang di evalusi
secara kontinyu dan dilayani selama pemindahan dengan bantuan dan monitor yang
sesuai dengan kondisi pasien.
 Standar 3
Setibanya di PACU, pasien harus di evaluasi ulang dan membutuhkan laporan
verbal yang diperuntukan untuk pertanggungjawaban perawat PACU oleh anggota
tim keperawatan anestesi yang menemani pasien.
 Standar 4
Kondisi pasien harus di evaluasi secara berkesinambungan di PACU.
 Standar 5
Dokter bertanggungjawab saat pemulangan pasien dari PACU.

3. Standar praktik keperawatan


American Anesthesia Nurses Association (AANA)
Standar ini dimaksudkan untuk mendukung pemusatan penerimaan pasien,
konsistensi, kualitas tinggi, dan perawatan anestesi yang aman dan membantu
masyarakat untuk paham peran CRNA dalam keperawatan anestesi. Standar ini
mungkin melebihi keleluasan dari CRNA dan/atau organisasi kesehatan.Standar ini
dipakai saat pelayanan anestesi dibutuhkan tidak hanya pada ruang operasi, ruang
anestesi non operasi, pusat pembedahan rawat jalan, dan ruang standar paraktik.
Standar ini dapat diterapkan di pelayanan anestesi sebagai prosedur, yang termasuk,
tapi tidak tebatas pada pembedahan, obstetri anestesi, diagnosa, terapetik, dan
manajemen nyeri.
Meskipun standar tersebut dimaksudkan untuk mendukung perawatan pasien
dengan kualitas tinggi, standar tersebut tidak bisa memastikan hasil yang spesifik.
Ada beberapa keadaan pasien yang spesifik (IC yang memuat kasus darurat yang
mungkin agak susah untuk disertakan, insiden korban masal) yang memerlukan
perubahan standar.
 Standar 1 : Hak Pasien
Menghargai otonomi pasien, kemuliaan, dan privasi, dan bantuan yang pasien
butuhkan dan keamanan pasien.
 Standar 2 : Pengkajian dan evaluasi pre anestesi
Verifikasi dokumen, kondisi kesehatan secara umum, alergi, riwayat medis,
kondisi pasien sebelumnya, riwayat anestesi, dan tes diagnosa lain yang relevan.
Semua hal tersebut di maksudkan untuk menyusun rencana keperawatan anestesi.
 Standar 3 : Rencana keperawatan anestesia
Setelah pasien menerima kesempatan untuk mempertimbangkan pilihan
perawatan anestesi, formulasikan rencana keperawatan yang spesifik.
 Standar 4 : Informed Consent untuk keperawatan anestesi dan pelayanan yang
sesuai
Verifikasi dokumen diberikan IC untuk rencana keperawatan anestesi atau
pelayanan yang sesuai dalam kaitannya dengan hukum, standar akreditasi, dan
kebijakan intitusi.
 Standar 5 : Dokumentasi
Komunikasi data keperawatan anestesi harus dapat dipercaya, tepat waktu, akurat,
dan dokumentasi lengkap pada rekam medis pasien.
 Standar 6 : Peralatan
Patuhi petunjuk pengoperasian pabrik dan tindakan pencegahan keselamatan
lainnya untuk menyelesaikan pemeriksaan harian peralatan anestesi. Verifikasi
fungsi peralatan anestesi sebelum melakukan tindakan anestesi. Operasikan
peralatan anestesi untuk meminimalkan kebakaran, ledakan, konslet listrik, dan
kerusakan alat.
 Standar 7 : Implementasi dan Manajemen rencana anestesi
Implementasi dan, jika dibutuhkan, rencana perawatan anestesi oleh penilaian
kontinyu pada respon pasien pada tindakan anestesi dan pembedahan atau
prosedur intervensi. CRNA menyediakan perawatan anestesi sampai
kewajibannya telah dipenuhi oleh petugas anestesi lainnya.
 Standar 8 : Posisi pasien
Kolaborasi dengan dengan tim bedah perihal posisi, penilaian, dan mengamati
posisi yang tepat. Gunakan pengukuran yang tepat untuk mempertahankan perfusi
dan melindungi titik tekan dan saraf.
 Standar 9 : Mengamati, alarm
Mengamati, mengevaluasi, dan dokumen kondisi fisiologis pasien sebagai
penyesuaian prosedur dan teknik anestesi. Saat alat monitor fisiologis dihunakan,
variabel alarm nada dan ambang diaktifkan dan terdengar. Laporan mengenai
tekanan darah, curah jantung, dan pernapasan setidaknya setiap 5 menit untuk
semua tindakan anestesi.
 Standar 10 : Kontrol dan pencegahan infeksi
Patuhi dan verifikasi kebijakan kontrol infeksi dan prosedur yang didirakan dalam
pengaturan praktik untuk meminimalisir resiko infeksi pada pasien, CRNA , dan
penyedia pelayanan kesehatan lainnya.
 Standar 11 : Pemindahan perawatan
Evaluasi status pasien dan tentukan kapan waktu yang tepat untuk memindahkan
tanggungjawab pada perawatan ke penyedia pelayanan kesehatan yang lain.
Komunikasikan kondisi pasien dan informasi yang penting untuk perawatan yang
berkelanjutan.
 Standar 12 : Proses peningkatan kualitas
Partisipasi dalam evaluasi lanjutan pada evaluasi keperawatan anestesi untuk
menilai kualitas kesesuaiannya untuk meningkatkan hasil.
 Standar 13 : Kesehatan
Secara fisik dan mental mampu melakukan tugas peran tersebut.
 Standar 14 : Budaya keselamatan
Memelihara kolaborasi dan kerjasama lingkungan perawatan pasien melalui
hubungan antar disiplin, komunikasi yang terbuka, budaya keselamatan, dan
kepemimpinan yang membantu.

B. Perbedaan Standar Praktik Keperawatan Anestesi


Meskipun berada di lingkup yang sama, antara standar praktik keperawatan anestesi yang
diusung oleh American Anesthesia Nurses Association (AANA) dengan American
Society of PeriAnesthesia Nurses (ASPAN)/ America Society of Anesthesiologists (ASA)
memiliki perbedaannya masing – masing. Berikut beberapa perbedaan tersebut.

1. Standar praktik anestesi pada American Anesthesia Nurses Association (AANA)


fokus pada standar praktik anestesi saat perianestesi, intranestesi, dan pos-anestesi,
sedangkan standar praktik anestesi yang diusung oleh American Society of
PeriAnesthesia Nurses (ASPAN), dalam hal ini menggunakan standar dari America
Society of Anesthesiologists (ASA), lebih memfokuskan pada preanestesi, pos-
anestesi, pembedahaan rawat jalan, dan manajemen nyeri.

2. Pada standar praktik anestesi ASPAN tidak terdapat asuhan keperawatan anestesi
pada fase intraanestesi

3. Pada standar praktik keperawatan AANA terdapat pengkajian yang dimaksudkan


untuk membuat rencana keperawatan anestesi, sedangkan pada ASPAN tidak memuat
hal tersebut, hanya dimuat pengkajian melalui riwayat operasi/ anestesi pasien.

4. Pada standar praktik keperawatan anestesi AANA, memuat adanya standar pada
pemenuhan Inform Consent, sedangkan pada standar praktik keperawatan ASPAN
tidak ada.

5. Dalam penyusunanASKAN jika menggunakan standar ASPAN maka akan


mempersulit penyusuna ASKAN karena konsep dalam penyusunannyatidak sesuai
dengan lingkup keperawatan anestesi yang terdiri dari preanestesi, intraanestesi,
pascaanestesi, kegawatdaruratan dan kritis, serta manajemen nyeri sesuai
kewenangannya.

6. Jika standar praktek keperawatan AANA diterapkan dipelayanan Anestesi sebagai


prosedur, yang termasuk, tetapi tidak terbatas pada pembedahan, obstetri anestesi,
diagnose, teraupetik, dan managemen nyeri, sedangkan pada standar praktik
keperawatan ASPAN, pelayanan anestesi hanya terbatas pada Pre anestesi, post
anestesi, dan management nyeri

7. Padastandarpraktik keperawatan menurut ASPAN memuat adanya pemenuhan hak


pasien pada tahap post anestesi yang diimplementasikan pada managemen post
anestesi, sedangkan padastandarpraktik keperawatan menurut AANA itu dimuat
didalamnya mulai dari proses peri anestesi sampai post anestesi.

8. Pada standarpraktik keperawatan menurut ASPAN dominan pada pelayanan evaluasi


pasien.
9. Praktik standarkeperawatan pada AANA lebih komprehensif, sedangkan pada standar
praktik keperawatan menurut ASPAN lebih memuat pada procedural pemberian
pelayanan anestesi

10. Pada standar praktik keperawatan anestesi menurut AANA terdapat standar mengenai
pemeliharaan kolaborasi dan kerja sama lingkungan perawatan pasien melalui
hubungna antar disiplin, komunikasi yang terbuka, dan kepemimpinan, sedangkan
pada standar praktik keperawatan anestesi menurut ASPAN hanya berpusat pada
pemberian pelayanan intra profesi

Daftar Pustaka:
[1][1] American Association of Nurse Anesthetists, “Scope and Standards for Nurse
Anesthesia Practice Scope and Standards for,” pp. 1–6, 2010.
American Society of PeriAnesthesia Nurses, “BASIC STANDARDS FOR
PREANESTHESIA CARE,”2015.
American Society of PeriAnesthesia Nurses, “STANDARDS FOR POSTANESTHESIA
CARE,” 2014.

Anda mungkin juga menyukai