Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS STRATIGRAFI PADA SINGKAPAN UNTUK PENENTUAN

REGIME ALIRAN, MEKANISME TRANSPORTASI DAN


LINGKUNGAN PENGENDAPAN DI DAERAH BATU BESAUNG,
SEMPAJA UTARA, KECAMATAN SAMARINDA UTARA, KOTA
SAMARINDA, KALIMANTAN TIMUR

KELOMPOK 2

Program Studi Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman

ABSTRAK

Batu Besaung merupakan daerah yang terletak di utara Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
Daerah ini termasuk kedalam cekungan kutai dengan formasi Bebuluh. Kondisi geologi yang
cukup beragam pada daerah penelitian memungkinkan beragam informasi geologi yang
terkait di daerah tersebut. Metode penelitian yang digunakan yaitu pengumpulan data dan
menganalisis data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
menggunakan observasi dan dokumentasi. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui regim aliran, mekanisme transportasi, dan lingkungan pengendapan di daerah
penelitian.
Kata kunci : Stratigrafi, regim aliran, mekanisme transportasi, lingkungan pengendapan

PENDAHULUAN lima kumpulan fasies, yaitu darat,


Cekungan Kutai secara regional terletak fasies delta, fasies laut dangkal, fasies
pada bagian tepi tenggara dari craton paparan karbonat dan, fasies laut
Sunda. Termasuk di dalamnya Selat batulempung serpih dan turbidit.
Makasar dan memanjang ke arah daratan - Fase pembebanan pada Eosen Akhir
di bagian barat dan baratlaut sejauh 2700 sampai Oligosen Akhir, yang terdiri
km . Luas daerah cekungan Kutai meliputi dari dua kumpulan fasies yaitu
luasan ± 130.000 km2 mulai dari daratan endapan cekungan batulempung serpih
memanjang sampai ke laut sampai dan batuan karbonat. Pada fasies yang
kedalaman 1000 km. Cekungan ini dibatasi pertama terdiri dari monoton
oleh dua jalur sesar berarah baratlaut- batulempung serpih dan batulempung
tenggara yaitu zona sesar Sangkulirang di dengan sangat jarang berselingan
bagian utara dan zona sesar Adang di batupasir sedangkan asosiasi batuan
bagian selatan. Pada bagian barat dibatasi karbonat terdiri dari fasies paparan
oleh tinggian Kuching yang termasuk ke karbonat dan pertumbuhan karbonat
dalam bagian rangkaian pegunungan yang terisolasi.
Kalimantan. - Fase pemekaran kedua yang diikuti
Proses sedimentasi pada Cekungan Kutai dengan aktivitas vulkanik pada
dibagi menjadi lima fase utama, yaitu : Oligosen akhir, terdiri dari dua
- Fase pemekaran pada Eosen Tengah kumpulan fasies yang terbentuk
sampai Eosen Akhir, yang terdiri dari selama fase ini yaitu kumpulan fasies
batulempung serpih bersifat laut dan Jenis Penelitian
kumpulan fasies paparan karbonat. Dalam menyelesaikan jurnal ini, jenis
Batulempung serpih endapan laut penelitian yang dilakukan adalah sebagai
tersusun terutama dari batulempung berikut :
serpih sebagai hasil kelanjutan dari 1. Penelitian Pustaka, yaitu penelitian
fase pembebanan dengan batulempung yang dilakukan menggunakan beberapa
serpih konglomerat litoklastik buku maupun E-book sebagai referensi
bioklastik, batugamping dan untuk penulisan
perselingan dari turbidit 2. Penelitian Lapangan, yaitu penelitian
vulkanoklastik. dilakukan dengan cara pengambilan data
- Fasies karbonat yang dominan pada lokasi kejadian secara langsung.
terbentuk pada fase ini adalah
batugamping laut dangkal yang Sumber Data
terbentuk sebelum pembentukan Dalam suatu penelitian harus disebutkan
paparan karbonat pada oligosen akhir. darimana data diperoleh. Data penelitian
Fase pembentukan delta secara progradasi- adalah segala fakta dan angka yang dapat
agradasi pada miosen awal, terdiri dari dua dijadikan bahan untuk menyusun suatu
kumpulan fasies yaitu : informasi (Suharsimi Arikunto,2002)
(1) kumpulan fasies laut dalam tersusun Sumber data penelitian dibagi menjadi dua,
dari batu-lempung serpih bathyal yang yaitu sumber data primer dan sumber data
berselingan dengan batupasir yang sekunder (sugiyono,2015). Sumber data
diendapkan dengan arus turbidit dan yang digunakan dalam penelitian ini
arus gravitasi. adalah data primer dan data sekunder.
(2) Kumpulan fasies delta terdiri dari Dalam menguji reliabilitas informasi yang
delta sampai ke batupasir endapan didapatkan di lapangan akan dilakukan
limpahan banjir, batulempung serpih, penetuan formasi batuan berdasarkan Peta
batubara dan batugamping yang Geologi Regional Lembar Samarinda(S.
didominasi oleh koral terbentuk secara Supriatna., Sukardi dan E. Rustam, 1995).
mekanisme tumbuh pada beberapa
tempat. Teknik Pengumpulan data
Fase pembentukan delta berlanjut yang Menurut sugiyono (2013;224) teknik
disertai dengan pembalikan tektonik pada pengumpulan data merupakan langkah
miosen tengah sampai sekarang. akhir dari yang paling strategis dalam penelitian,
miosen awal atau awal dari miosen Tengah karena tujuan utama dari pengamatan
ditandai dengan periode utama pembalikan adalah pengambilan data.
cekungan di Cekungan Kutai. Even ini 1. Teknik pengamatan
diawali dengan periode pendek kenaikan Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2013;143)
aktivitas vulkanik , yang disertai dengan mengemukakan bahwa observasi
pergerakan ke arah timur dari rendahan merupakan suatu proses yang kompleks
dan progradasi mahakam delta sejak suatu proses yang tersusun dari berbagai
miosen tengah sampai sekarang. proses biologis dan psikologis.
2. Teknik Dokumentasi
METODOLOGI PENELITIAN Menurut sugiyono (2013;240) dokumen
Waktu dan Lokasi Penelitian merupakan catatan peristiwa yang sudah
Lokasi pengambilan data dilaksanakan di berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan
Kelurahan Batu besaung, samarinda, atau gambar. Dokumen yang berbentuk
Kalimantan Timur. Waktu penelitian tulisan meliputi catatan lapangan dan
dilakukan pada bulan oktober 2019. sejarahnya. Sedangkan dokumen yang
berbentuk gambar meliputi foto maupun
sketsa lapangan.
HASIL PENELITIAN sampai dengan lempung dengan struktur
1. Mekanisme Transportasi lentikuler terjadi pada regime aliran atas.
Mekanisme transportasi merupakan proses Kemudian dari batas batulempung dengan
transportasi yang terjadi pada sedimen struktur lentikuler hingga serpih terjadi
klastik pada saat masa pembentukannya. pada regime aliran bawah. Dari batas batu
Adapun secara umum mekanisme serpih hingga batulempung dengan struktur
transportasi pada batuan sedimen klastik lentikuler tidak terjadi pada regime aliran.
terdiri dari Suspensi, Bedload Transport, Dari batas batulempung dengan struktur
Saltation. Pada singkapan daerah Batu lentikuler hingga batulanau laminasi terjadi
Besaung berdasarkan hasil deskripsi yang pada regime aliran atas ditandai dengan
didasarkan pada jenis material penyusun material pasir yang dominan. Dari batas
batuan dan struktur dapat dibagi menjadi batulanau dengan struktur laminasi hingga
kedalam beberapa kelompok yaitu batupasir kasar dengan struktur imbricate
batupasir, batulanau, serpih, batulempung fossiliferous terjadi pada regime aliran
dan batupasir gampingan. Adapun atas. Pada litologi batulempung dengan
mekanisme yang didapatkan berdasarkan struktur masif pembentukannya tidak
data deskripsi dibagi menjadi dua terjadi pada regime apapun. Dari batas
kelompok, yang pertama adalah kelompok batulempung masif hingga batulanau
serpih, batulanau serta batulempung dengan struktur laminasi terjadi pada
dipengaruhi oleh mekanisme transportasi regime aliran atas ditandai dengan struktur
suspensi dimana material yang ditranspor dan material pasir yang dominan.
mengambang pada arus, dan pada
umumnya berukuran halus serta ditandai 3. Lingkungan Pengendapan
dengan persentase massa dasar yang tinggi. Lingkungan pengendapan merupakan
Dan pada kelompok kedua yaitu batupasir wilayah dimana terdapat material yang
gampingan dan batupasir terjadi terendapkan atau terdapat deposit.
mekanisme transportasi bedload transport Lingkungan pengendapan dapat dibedakan
dengan arus traksi dimana pada saat berdasarkan karakteristik biologi, kimia
pembetukannya material ditranspor dan fisiknya. Secara umum lingkungan
melalui arus dan bergerak atau menyentuh pengendapan dibagi menjadi lingkungan
dasar, ditandai dengan ukuran butir, pengendapan darat, transisi, dan laut.
struktur serta pada batupasir gampingan Berdasarkan hasil analisis stratigrafi pada
banyaknya fragmen berupa fossil yang singkapan daerah Batu Besaung diyakini
berasal dari pelapukan batuan terdahulunya bahwa singkapan di daerah tersebut
yaitu batugamping kemudian terendapkan pada laut dangkal berdasarkan
tertransportasi dan akhirnya mengalami pada geologi regional cekungan kutai
pengendapan lagi dengan massa dasar dimana singkapan tersebut berada dalam
pasir. formasi Bebuluh (Tmb).

2. Regime Aliran KESIMPULAN


Regime aliran merupakan merupakan suatu Berdasarkan analisis stratigrafi pada
bentuk aliran yang mempengaruhi singkapan daerah Batu Besaung didapat
konfigurasi lapisan. Regime aliran dapat beberapa kesimpulan:
dibagi menjadi upper flow regime, - Pada singkapan ini berdasarkan
transition flow regime, dan lower flow data deskripsi mekanisme
regime. Penelitian pada singkapan di transportasi yang dominan
daerah Batu Besaung berdasarkan struktur terjadi adalah traksi (untuk
sedimen dan tekstur sedimennya dibagi ukuran butir pasir kasar-pasir
dari litologi yang umurnya paling tua yaitu halus) dan suspensi (untuk
batupasir halus dengan struktur flaser
ukuran butir lempung dan
lanau).
- Berdasarkan hasil deskripsi,
litologi di singkapan ini pada
masa pembentukannya terjadi
beberapa regime aliran. Yang
pertama adalah regime aliran
atas dan regime aliran bawah.
Ditandai dengan struktur pada
batuan di singkapan tersebut.
- Berdasarkan hasil analisis
diyakini bahwa singkapan yang
diteliti terendapkan pada
lingkungan laut dangkal
didasarkan pada geologi
regional dimana lokasi
penelitian berada dalam formasi
Bebuluh (Tmb).
- Hasil analisis pada singkapan
didapatkan perubahan fasies
vertikal adalah coarsing
-upward succsession dimana
ukuran butir mengkasar ke arah
atas.

DAFTAR PUSTAKA

Supriatna,S.,dkk.1995.Peta Geologi.
Lembar Samarinda Kalimantan.
Samarinda : Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi.

Surjono,Sugeng.S.2017.Sedimentologi.
Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press
LAMPIRAN

Gambar. 1 Foto singkapan beserta litologinya


Gambar. 2 Measuring section singkapan

Anda mungkin juga menyukai