Anda di halaman 1dari 21

TUGAS 2

HEALTH PROMOTION MEDIA AS A PREVENTIVE CARE TO


IMPROVING HEALTH CARE

Oleh:

KELOMPOK 3

Riyadhatul Jinan (70300117003)

Fatiha Izza Tuslamia (70300117010)

Adriana Febriani (70300117016)

Mia Maulydia (70300117022)

Indriyanti Arimurti Putri (70300117029)

Israwati (70300117036)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR


2019
1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang senantiasa
memberikan ilmu serta limpahan nikmat, rahmat, dan hidayah-Nya sehingga tugas Health
Promotion Media As A Preventive Care To Improving Health Care bisa terselesaikan. Sholawat
dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita nabi besar Muhammad SAW,
keluarga, para sahabat dan penegak risalahnya, semoga kita tetap menjadi umatnya sampai akhir
masa.

Dalam penulisan ini kami berusaha menyajikan bahan dan bahasa yang sederhana,
singkat serta mudah dicerna isinya oleh para pembaca. Kami menyadari bahwa paper ini jauh
dari sempurna serta masih terdapat kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan paper ini. Maka
kami berharap adanya masukan dari berbagai pihak untuk perbaikan di masa yang akan
mendatang.

     Akhir kata, semoga paper ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan dipergunakan dengan

layak sebagaimana mestinya.

Makassar, 4 Maret 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang..................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah................................................................................................ 1

C. Tujuan.................................................................................................................. 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................. 2

A. Konsep Promosi Kesehatan Sebagai Tindakan Pencegahan Terhadap Penyakit/Sakit 2

B. Prinsip Health Promotion..................................................................................... 4

C. Paradigma Health Promotion............................................................................... 9

D. Faktor yang Mempengaruhi Health Promotion.................................................... 12

E. Media Health Promotion ..................................................................................... 13

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 16

A. Kesimpulan.......................................................................................................... 16

B. Saran..................................................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK

dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit telah menggugurkan paradigma

pembangunan kesehatan yang lama yang mengutamakan pelayanan kesehatan yang

bersifat kuratif dan rehabilitatif. Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu

Paradigma Sehat merupakan upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang
bersifat proaktif.

Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka

panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga

kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang

bersifat promotif dan preventif.

B. Rumusan Masalah

Bagaimanakah “health promotion media as a preventive care to improving health

care” yang mencakup konsep promosi kesehatan sebagai tindakan pencegahan terhadap

penyakit/sakit, prinsip helath promotion, paradigma health promotion, factor yang

mempengaruhi health promotion serta media helath promotion.

C. Tujuan

Untuk mengetahui “health promotion media as a preventive care to improving

health care” yang mencakup konsep promosi kesehatan sebagai tindakan pencegahan

terhadap penyakit/sakit, prinsip helath promotion, paradigma health promotion, factor

yang mempengaruhi health promotion serta media helath promotion.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Promosi Kesehatan Sebagai Tindakan Pencegahan Terhadap

Penyakit/Sakit

Pencegahan penyakit adalah sebuah konsep dan kegiatan peningkatan kesehatan

masyarakat dengan cara mengontrol penyakit atau masalah kesehatan. Kegiatan ini di

bagi menjadi tiga yaitu pencegahan primer, sekunder ,dan tersier berdasarkan konsep

riwayat alamiah penyakit . Setiap level pencegahan ini dapat di lakukan dengan target
individu , keluarga, kelompok, dan masyarakat pada umumnya ( Maurier & Smith, 2013).

Winslow, Profesor Kesehatan Masyarakat dari Yale University pada tahun 1920

mengungkapkan bahwa untuk mengatasi masalah kesehatan termasuk penyakit, ada tiga

tahap pencegahan yang dikenal sebagai teori Five levels of prevention. Hal ini meliputi

pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier

1. Pencegahan primer

Prevensi primer merupakan sebuah kegiatan promosi kesehatan dan pencegahan

terjadi penyakit ( Maurier & Smith , 2013). Kegiatan prevensi primer pada populasi

target adalah memberikan program pemberian pendidikan kesehatan, pemeliharaan

lingkungan dan perlindungan terhadap individu dan masyarakat ( Hitchcock, et Al.

1999; Maurier & Smith, 2013 ). Tujuan pencegahan primer adalah untuk mencegah

terjadinya gangguan kejiwaan, membantu mengurangi stressor yg ada di sekitar

individu , dan mengurangi derajat stress individu ( Hitchcock, et Al., 1999). Tingkat

pencegahan ini dapat di lakukan pada fase kepekaan dari sejarah alami dari suatu

penyakit . Pencegahan primer terdiri atas 2 kategori , yaitu :

a. Promosi kesehatan (health promotion) yang ditunjukan untuk meningkatkan daya

tahan tubuh terhadap masalah kesehatan.

b. Perlindungan khusus (specific protection) berupa upaya spesifik untuk mencegah

terjadinya penularan penyakit tertentu, misalnya melakukan imunisasi, dan

2
peningkatan keterampilan remaja untuk mencegah ajakan menggunakan narkotik,

penanggulangan stress.

2. Pencegahan sekunder

Prevensi sekunder bertujuan untuk mengidentifikasi Maslaah depresi , dan

penanganan awal depresi yg terjadi di masyarakat. Hal ini dilakukan untuk

mengurangi jumlah kasus yang terjadi di populasi berisiko dan rentan dan

memperpendek lamanya depresi yang terjadi di masyarakat ( Hitchcock et Al., 1999).

Target pada tahap ini adalah individu atau kelompok yang memiliki resiko tinggi
depresi atau memiliki gejala depresi yang datanya telah di peroleh ketika skrining.

Kegiatan yang dapat dilakukan adalah menetapkan penanganan yang dapat di lakukan

untuk mencegah terjadinya dampak jangka panjang terkait depresi yg terjadi

(Stanhopr & Lancaster, 2004 ) . Pencegahan ini dapat di lakukan pada fase preklinik

dan klinik yang termasuk yang termasuk dalam upaya ini adalah :

a. Diagnosis dini dan pengobatan segera (early diagnosis and prompt treatment).

Tujuan utama tindakan ini adalah mencegah penyebaran penyakit jika penyakit ini

merupakan penyakit menular, mengobati dan menghentikan proses penyakit,

menyembuhkan orang sakit dan mencegah terjadinya komplikasi dan cacat.

b. Pembatasan kecacatan (disability limitation) pada tahap ini, cacat yang terjadi

diatasi, terutama agar penyakit tidak berkelanjutan hingga mengarah pada cacat

yang lebih buruk.

3. Pencegahan tersier (rehabilitasi)

Pencegahan tersier dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi prevalensi terhadap

kejadian depresi dan disabilitas diakibatkan oleh depresi berat. Intervensi berfokus

pada rehabilitas dan pencegahan komplikasi . Peran aktif dan kerja sama antar

perawat, team kesehatan lain khususnya psikiatrik serta dukungan sosial masyakarat

dan keluarga sangat di butuhkan dalam kegiatan ini ( Allender et Al., 2014 ). Tingkat

3
pencegahan ini dapat di lakukan pada fase penyakit yg sudah lanjut atau fase

kecacatan . Pencegahan ini terdiri atas:

a. Membatasi kecacatan (disability limitation)


b. Rehabilitas (rehabilitaion).

B. Prinsip Health Promotion

Promosi kesehatan memiliki prinsip-prinsip yang berguna untuk dijadikan sebagai

dasar-dasar dari pelaksanaan program promosi kesehatan. Adapun prinsip-prinsip

promosi kesehatan dapat meliputi:

1. Promosi Kesehatan (Health Promotion), yang diberi definisi : Proses pemberdayaan

masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya (the

process of enabling people to control over and improve their health), lebih luas dari

pendidikan atau Penyuluhan Kesehatan. Promosi Kesehatan meliputi

Pendidikan/Penyuluhan Kesehatan, dan di pihak lain Penyuluh/Pendidikan Kesehatan

merupakan bagian penting (core) dari Promosi Kesehatan.

2. Promosi Kesehatan adalah upaya perubahan/perbaikan perilaku di bidang kesehatan

disertai dengan upaya mempengaruhi lingkungan atau hal-hal lain yang sangat

berpengaruh terhadap perbaikan perilaku dan kualitas kesehatan

3. Promosi Kesehatan juga berarti upaya yang bersifat promotif (peningkatan) sebagai

perpaduan dari upaya preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif

(pemulihan) dalam rangkaian upaya kesehatan yang komprehensif.

4. Promosi kesehatan, selain tetap menekankan pentingnya pendekatan edukatif yang

selanjutnya disebut gerakan pemberdayaan masyarakat, juga perlu dibarengi dengan

upaya advokasi dan bina suasana (social support).

5. Promosi kesehatan berpatokan pada PHBS yang dikembangkan dalam 5 tatanan yaitu

di rumah/tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja

(where we work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything) dan di

sarana kesehatan (where we get health services).

4
6. Pada promosi kesehatan, peran kemitraan lebih ditekankan lagi, yang dilandasi oleh

kesamaan (equity), keterbukaan (transparancy) dan saling memberi manfaat (mutual

benefit). Kemitraan ini dikembangkan antara pemerintah dengan masyarakat

termasuk swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat, juga secara lintas program dan

lintas sektor.

7. Promosi Kesehatan sebenarnya juga lebih menekankan pada proses atau upaya,

dengan tanpa mengecilkan arti hasil apalagi dampak kegiatan. Jadi sebenarnya sangat

susah untuk mengukur hasil kegiatan, yaitu perubahan atau peningkatan perilaku
individu dan masyarakat. Yang lebih sesuai untuk diukur: adalah mutu dan frekwensi

kegiatan seperti: advokasi, bina suasana, gerakan sehat masyarakat, dan lain-lain.

Promosi kesehatan juga mempunyai prinsip yang lebih spesifik dalam tiap ruang

lingkup promosi kesehatan atau setting. Misalnya, promosi kesehatan di keluarga,

fasilitas layanan kesehatan, tempat kerja, sekolah, dan tempat umum.

1. Prinsip Promosi Kesehatan di Keluarga

Dalam lingkup ini penerapan yang perlu diperhatikan antara lain:

a) Keluarga merupakan lingkup terkecil dalam suatu kelompok masyarakat,

sehingga promosi kesehatan yang dilakukan harus bias lebih spesifik juga.

Pendidikan kesehatan yang diberikan pun diharapkan akan lebih efektif karena

fokus pada satu keluarga sebagai satu sasaran.

b) Keluarga terdiri atas beberapa orang yang sudah terikat hubungan satu sama lain,

yaitu ayah, ibu, dan anak. Sehingga apabila promosi kesehatan yang dilakukan

sudah baik akan sangat berpengaruh pada perubahan perilaku pada masing-

masing anggota keluarga tersebut, dan nantinya perilaku itu akan terbawa ke

lingkungan diluarnya.

c) Setiap keluarga tentu memiliki nilai dan aturan tersendiri dalam lingkungannya,

yang masing-masing anggota keluarga sudah anut sejak lama, biasanya berupa

5
kebiasaan-kebiasaan tertentu. Dalam hal ini maka pemberi promosi kesehatan

harus mampu menyesuaikan diri dengan aturan tersebut agar keluarga tersebut

bsia lebih terbuka dalam menerima segala bentuk promosi yang dilakukan.

2. Prinsip Promosi Kesehatan di Fasilitas Layanan Kesehatan

Promosi kesehatan di fasilitas layanan kesehatan mempunyai prinsip-prinsip dasar

yaitu:

a) Ditujukan untuk individu yang memerlukan pengobatan dan atau perawatan,

pengunjung, keluarga pasien.


b) Memberikan pemahaman kepada pasien dan keluarga atas masalah kesehatan

yang diderita pasien.

c) memberdayakan pasien dan keluarga dalam kesehatan,

d) menerapkan “proses belajar” di fasilitas pelayanan kesehatan.

3. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Kerja

Promosi kesehatan di tempat kerja hendaknya dikembangkan dengan melibatkan

kerja sama dengan berbagai sektor yang terkait, dan melibatkan beberapa kelompok

organisasi masyarakat yang ada sehingga lebih mantap serta berkesinambungan.

Dalam ruang lingkup tempat kerja, promosi kesehatan juga mempunyai prinsip-

prinsip, diantaranya :

a. Komprehensif

Promosi kesehatan di tempat kerja merupakan kegiatan yang melibatkan beberapa

disiplin ilmu guna memaksimalkan tujuan yang ingin dicapai yaitu

berkembangnya tempat kerja yang sehat, aman dan nyaman sehingga dengan

lingkungan kerja yang mendukung tersebut diharapkan terjadi perubahan perilaku

individu dan kelompok kearah yang positif sehingga dapat menjaga lingkungan

agar tetap sehat.

6
b. Partisipasi

Para peserta atau sasaran promosi kesehatan hendaknya terlibat secara aktif

mengindetifikasi masalah kesehatan yang dibutuhkan untuk pemecahannya dan

meningkatkan kondisi lingkungan kerja yang sehat. Partisipasi para pengambil

keputusan di tempat kerja merupakan hal yang sangat mendukung bagi para

pekerja untuk lebih percaya diri dalam meningkatkan kemampuan mereka dalam

merubah gaya hidup dan mengembangkan kemampuan pencegahan dan

peningkatan terhadap penyakit.


c. Keterlibatan berbagai sektor terkait

Kesehatan yang baik adalah hasil dari berbagai faktor yang mendukung. Berbagai

upaya untuk meningkatkan kesehatan pekerja hendaknya harus melalui

pendekatan yang integrasi yang mana penekanannya pada berbagai faktor tersebut

bila memungkinkan.

d. Kelompok organisasi masyarakat

Program pencegahan dan peningkatan kesehatan hendaknya melibatkan semua

anggota pekerja, termasuk kelomok organisasi wanita dan laki-laki yang ada,

termasuk juga tenaga honorer dan tenaga kontrak. Kebutuhan melibatkan dengan

berbagai organisasi masyarakat yang mempunyai pengalaman atau tenaga ahli

dalam membantu mengembangkan Promosi kesehatan Di Tempat kerja

hendaknya di perhitungkan dalam mengembangkan program sebelumnya

e. Berkesinambungan atau Berkelanjutan

Promosi kesehatan di tempat kerja yang berhubungan erat dengan kesehatan dan

keselamatan kerja mempunyai arti penting pada lingkungan tempat kerja dan

aktivitas manajemen sehari-hari. Program promosi kesehatan dan pencegahan

hendaknya terus menerus dilakukan dan tujuannya jangka panjang. Apabila

pelaksanaan promosi kesehatan di tempat kerja ingin lebih mentap, program

7
hendaknya sesuai dan responsif terhadap kebutuhan pekerja dan masalah yang

berhubungan dengan kondisi lingkungan kerja.

4. Prinsip Promosi Kesehatan di Sekolah

Sedangkan dalam ruang lingkup atau setting sekolah, promosi kesehatan juga

memiliki prinsip, diantara yaitu :

a. Melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah yaitu

peserta didik, orangtua dan para tokoh masyarakat maupun organisasi-organisasi

di masyarakat
b. Memberikan pendidikan kesehatan sekolah dengan :

a) Kurikulum yang mampu meningkatkan sikap dan perilaku peserta didik yang

positif terhadap kesehatan serta dapat mengembangkan berbagai ketrampilan

hidup yang mendukung kesehatan fisik, mental dan social

b) Memperhatikan pentingnya pendidikan dan pelatihan untuk guru maupun

orangtua

c. Mengupayakan agar sekolah mempunyai akses untuk di laksanakannya pelayanan

kesehatan di sekolah, yaitu :

a) Penjaringan, diagnosa dini, imunisasi serta pengobatan sederhana

b) Kerjasama dengan Puskesmas setempat

c) Adanya program-program makanan bergizi dengan memperhatikan

“keamanan” makanan

5. Prinsip Promosi Kesehatan di Tempat Umum

Sebagai lingkup yang sangat luas dan tidak tentu maka hal yang perlu diperhatikan

dalam penerapannya antara lain:


a. Tempat umum merupakan sarana yang dilalui oleh banyak orang, sehingga dapat
dikatakan bahwa sasaran dari tindakan promosi kesehatan ini juga tidak tetap.
Misalnya di tempat-tempat umum seperti halte, stasiun, dan lain-lain maka
penerapan yang paling efektif adalah dengan memanfaatkan media berupa poster,

8
spanduk, dan lain-lain. Dengan ini maka orang-orang yang saat itu berada di
tempat itu akan membaca dan mencoba memahami apa isi pesan yang ada.

C. Paradigma Health Promotion

1. Definisi Paradigma Kesehatan

Paradigma kesehatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita

melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap

berbagai fenomena yang ada dalam bidang kesehatan.

2. Transisi Paradigma Kesehatan

Dewasa ini di Indonesia terdapat beberapa masalah kesehatan penduduk yang masih

perlu mendapat perhatian secara sungguh-sungguh dari semua pihak antara lain:

anemia pada ibu hamil, kekurangan kalori dan protein pada bayi dan anak-anak,

kekurangan vitamin A pada anak dll. Perubahan masalah kesehatan ditandai dengan

terjadinya berbagai macam transisi kesehatan berupa:

a. Transisi demografi, misalnya mendorong peningkatan usia harapan hidup yang

meningkatkan proporsi kelompok usia lanjut sermentara masalah bayi dan

BALITA tetap menggantung.

b. Transisi epidemiologi, menyebabkan beban ganda atas penyakit menular yang

belum pupus ditambah dengan penyakit tidak menular yang meningkat dengan

drastis.

c. Transisi gizi, ditandai dengan gizi kurang dibarengi dengan gizi lebih.

d. Transisi perilaku, masalah kesehatan tidak hanya ditandai dengan keberadaan

penyakit, tetapi ditandai juga dengan adanya perasaan terganggu fisik, mental dan

spiritual serta lingkungan dapat memberikan gangguan kesehatan atau sakit.

3. Faktor Pendorong Adanya Paradigma Sehat

Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat antara lain :

a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak

efektif

9
b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehat dimasukkan unsur

sehat produktif sosial ekonomis

c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degeneratif

d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan

khusus

e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan

penduduk

4. Faktor Penentu Keberhasilan Pelaksanaan Paradigma Sehat


a. Wawasan kesehatan sebagai asas pembangunan nasional.

b. Paradigma sehat sebagai komitmen gerakan nasional.

c. Sistem yang mendorong aspek promotif dan preventif dalam pemeliharaan

kesehatan komprehensif.

d. Dukungan sumber daya yang berkesinambungan. Depkes menyadari

sepenuhnya bahwa sumber daya adalah penentu keberhasilan implementasinya

paradigma sehat.

e. Sosialisasi internal dan eksternal.

f. Restrukturisasi dan revitalisasi infrastruktur yang terkait dengan rencana

desentralisasi. Strategi paradigma sehat adalah pembangunan berwawasan

kesehatandalam kehidupan sehari-hari yang tidak akan terwujud bila tidak

didukung oleh organisasi yang sesuai, sumber daya manusia (SDM) yang

berkualitas, dan proses serta sistem yang menunjang.

5. Paradigma Baru Kesehatan

Kesehatan bukanlah “statis”, bukan sesuatu yang dikotomi sehat dan sakit, tetapi

dinamis, progesif dan kontinum. Hal ini telah disadari oleh WHO, yang akhirnya

pada tahun 1988 merumuskan kembali definisi kesehatan. Kemudian rumusan WHO

tersebut diangkat dalam UU.No.23/1992 yakni: ”Kesehatan atau sehat adalah keadaan

sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup

10
produktif baik secara ekonomi maupun sosial”. Hal ini berarti bahwa kesehatan tidak

hanya mempunyai dimensi fisik, mental, dan sosial saja, tetapi juga mencakup

dimensi ekonomi. Orientasi pelayanan kesehatan harus digeser dari pelayanan

kesehatan yang konvensional (paradigma sakit) ke pelayanan kesehatan yang sesuai

dengan paradigma baru (paradigma sehat). Pelayanan Kesehatan Konvensional yang

mempunyai karakteristik: (Konsursium Ilmu Kesehatan Indonesia, 2003)

a. Sehat dan sakit dipandang sebagai dua hal seperti “hitam” dan “putih”

b. Pelayanan kesehatan diasosiasikan dengan pengobatan dan penyembuhan


c. Pelayanan kesehatan diidentikkan dengan rumah sakit dan poliklinik

d. Tujuan pelayanan kesehatan untuk meringankan penderitaan dan menghidarkan

dari kesakitan dan kematian.

e. Tenaga pelayanan kesehatan utamanya dokter Sasaran utama pelayanan kesehatan

adalah individu yang sakit Oleh sebab itu program-program pelayanan kesehatan

hanya untuk kelangsungan hidup saja (Health Programs for Survival), dan harus

digeser ke Pelayanan Kesehatan Paradigma Baru atau Paradigma Sehat, yang

mempunyai karakteristik :

a) Sehat dan sakit bukan sesuatu yang hitam dan putih, sehat bukan berarti tidak

sakit, dan sakit tidak berarti tidak sehat

b) Pelayanan kesehatan tidak hanya penyembuhan dan pemulihan, tetapi

mencakuppreventif dan promotif 

c) Pelayanan kesehatan bukan hanya Rumah Sakit, dan Poliklinik

d) Tujuan pelayanan kesehatan utamanya peningkatan kesehatan (promotif), dan

pencegahan penyakit (preventif)

e) Tenaga pelayanan kesehatan utamanya untuk kesehatan masyarakat

f) Sasaran utama pelayanan adalah kelompok atau masyarakat yang sehat.

11
D. Faktor yang Mempengaruhi Health Promotion

Beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi promosi kesehatan, yaitu:

1. Tingkat Pendidikan

Semakin tinggi tingkat pendidikan, maka semakin mudah seseorang menerima

informasi yang didapatnya.

2. Tingkat Sosial Ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi, maka semakin mudah seseorang menerima

informasi yang didapatnya.


3. Adat Istiadat

Masyarakat sangat menghargai dan menganggap bahwa adat istiadat adalah sesuatu

yang tidak boleh diabaikan.

4. Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang

mereka kenal karena sudah ada kepercayaan masyarakat dengan penyampai

informasi.

5. Ketersediaan Waktu di Masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat

untuk menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam promkes.

6. Umur

Semakin cukup umur individu, tingkat kematangan dan kemampuan berpikir dan

bekerja seseorang akan lebih matang.

7. Lingkungan

Mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang ketika diberi promosi

kesehatana.

8. Sistem sosial budaya

Sistem yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi sikap masyarakat dalam

menerima informasi.

12
9. Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu yang harus dilakukan untuk menunjang keberlangsungan
hidup seseorang. Pekerjaan individu berpengaruh terhadap informasi yang diterima.

E. Media Health Promotion

Media promosi kesehatan adalah semua sarana atau upaya untuk menampilkan

pesan atau informasi yang ingin disampaikan oleh komunikator, baik itu melalui media

cetak, elektronik (TV, radio, komputer, dll) dan media luar ruang, sehingga sasaran dapat

meningkat pengetahuannya yang akhirnya diharapkan dapat berubah perilakunya kearah

positif terhadap kesehatannya (DEPKES RI, 2006)

1. Tujuan Media Promosi Kesehatan

Adapun tujuan media promosi kesehatan diantaranya (Notoatmodjo, 2005):

a. Media dapat mempermudah penyampaian informasi.

b. Media dapat menghindari kesalahan persepsi.

c. Dapat memperjelas informasi

d. Media dapat mempermudah pengertian.

e. Mengurangi komunikasi yang verbalistik

f. Dapat menampilkan obyek yang tidak bisa ditangkap dengan mata.

g. Memperlancar komunikasi.

2. Jenis Media Promosi Kesehatan

a. Berdasarkan bentuk umum penggunaan (Notoatmodjo, 2005)

a) Bahan bacaan: Modul, buku rujukan/bacaan, folder, leaflet, majalah, buletin,

dan sebagainya.

b) Bahan peragaan: Poster tunggal, poster seri, plipchart, tranparan, slide, film,

dan seterusnya.

b. Berdasarkan cara produksinya, media promosi kesehatan dikelompokkan menjadi:

a) Media cetak, yaitu suatu media statis dan mengutamakan pesan-pesan visual.

Media cetak pada umumnya terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau

13
foto dalam tata warna. Fungsi utama media cetak ini adalah memberi

informasi dan menghibur.

Adapun macam-macamnya adalah poster, leaflet, brosur, majalah, surat kabar,

lembar balik, sticker, dan pamflet.

Kelebihan media cetak diantaranya: Tahan lama, Mencakup banyak orang,

Biaya tidak tinggi, Tidak perlu listrik, Dapat dibawa ke mana-mana, Dapat

mengungkit rasa keindahan, Meningkatkan gairah belajar,

Kelemahan media cetak yaitu: Media ini tidak dapat menstimulir efek suara
dan efek gerak, dan Mudah terlipat (Notoatmodjo, 2005)

b) Media elektronika yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat dan

didengar dalam menyampaikan pesannya melalui alat bantu elektronika.

Adapun macam-macam media tersebut adalah TV, radio, film, video film,

cassete, CD, VCD.

Kelebihan media elektronika diantaranya: Sudah dikenal masyarakat,

Mengikutsertakan semua panca indra, Lebih mudah dipahami, Lebih menarik

karena ada suara dan gambar bergerak, Bertatap muka, Penyajian dapat

dikendalikan, Jangkauan relatif lebih besar, Sebagai alat diskusi dan dapat

diulang-ulang.

Kelemahan media elektronika diantaranya: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit,

Perlu listrik, Perlu alat canggih untuk produksinya, Perlu persiapan matang,

Peralatan selalu berkembang dan berubah. Perlu keterampilan penyimpanan,

Perlu terampil dalam pengoperasian (Notoatmodjo, 2005).

c) Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya di luar ruang

secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis, misalnya:

Papan reklame yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat dilihat secara

umum di perjalanan, spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan

disertai gambar yang dibuat di atas secarik kain dengan ukuran tergantung

14
kebutuhan dan dipasang di suatu tempat yang strategi agar dapat dilihat oleh

semua orang, pameran, banner dan TV layar lebar (DEPKES RI, 2006).

Kelebihan media luar ruang diantaranya: Sebagai informasi umum dan

hiburan, Mengikutsertakan semua panca indra, Lebih mudah dipahami, Lebih

menarik karena ada suara dan gambar bergerak, Bertatap muka, Penyajian

dapat dikendalikan, Jangkauan relatif lebih besar, Dapat menjadi tempat

bertanya lebih detail, Dapat menggunakan semua panca indra secara langsung,

dan lain-lain.
Kelemahan media luar ruang diantaranya: Biaya lebih tinggi, Sedikit rumit,

Ada yang memerlukan listrik, Ada yang memerlukan alat canggih untuk

produksinya, Perlu persiapan matang, Peralatan selalu berkembang dan

berubah, Perlu keterampilan penyimpanan, Perlu keterampil dalam

pengoperasian (DEPKES RI, 2006).

c. Dilihat dari sifatnya media dapat dibagi ke dalam

a) Media auditif yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau media yang

hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman suara.

b) Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandung

unsur suara. Jenis media yang tergolong ke dalam media visual adalah: film

slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang

dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.

c) Media audiovisual yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga

mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video,

berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya. Kemampuan media ini

dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab mengandung kedua unsur jenis

media yang pertama dan kedua.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pencegahan penyakit adalah sebuah konsep dan kegiatan peningkatan kesehatan

masyarakat dengan cara mengontrol penyakit atau masalah kesehatan, ada tiga tahap

pencegahan yang dikenal sebagai teori Five levels of prevention. Hal ini meliputi

pencegahan primer, pencegahan sekunder dan pencegahan tersier.

Promosi kesehatan mempunyai prinsip yang lebih spesifik dalam tiap ruang
lingkup promosi kesehatan atau setting. Misalnya, promosi kesehatan di keluarga,

fasilitas layanan kesehatan, tempat kerja, sekolah, dan tempat umum.

Paradigma kesehatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita

melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan terhadap

berbagai fenomena yang ada dalam bidang kesehatan. Paradigma kesehatan mengalami

transisi dan juga terdapat faktor pendorong dan Penentu Keberhasilan Pelaksanaan

Paradigma Sehat.

Beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi promosi kesehatan, yaitu:

tingkat pendidikan, sosial ekonomi, adat istiadat, kepercayaan masyarakat, ketersediaan

waktu di masyarakat, umur, lingkungan, sosial budaya, dan pekerjaan,

Media health promotion memiliki beberapa tujuan dan jenis berdasarkan bentuk

umum penggunaan, berdasarkan cara produksinya, dan dilihat dari sifatnya media.

B. Saran

Disarankan kepada mahasiswa keperawatan untuk dapat memahami dan

mengaplikasikan materi Health Promotion ini dalam kehidupan sehari-hari. Dengan

demikian dapat memberikan jalan keluar yang terbaik bagi individu/masyarakat dalam

pelayanan kesehatan.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ewles, Linda Dan Simnett, Ina. 2017. Promosi Kesehatan : Petunjuk Praktik. Edisi 2.

Penerjemah Ova Emilia.Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

De Leew, Ejj, 2016. The Sane Revolution : Healt Promotion Bacgrounds,Scope,

Prospects.Assen / Maastrich : Van Gorcum.

Departemen Kesehatan RI,2016.Penerapan Promosi Kesehatan Dalam Keluarga.Jakarta :

Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat. Direktorat Promosi Kesehatan.

Green,Lawrence, And Marshall W , Kreuter, 2017. Healt Promotion Planning : An Education

And Environmental Approach. Mountainview, Ca : Mayfiled.

Machfoedz, Suryani, E, Sutrisno, Santoso, S, 2018. Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi

Kesehatan.Yogyakarta : Fitramaya.

Maulana,Heri,2017.Promosi Kesehatan.Jakarta: EGC.

17

Anda mungkin juga menyukai