Oleh:
KELOMPOK 3
A. Topik
Pola Makan Sehat
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pendidikan kesehatan yang diberikan
mampu meningkatkan pengetahuan remaja tentang pola makan sehat.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan remaja mengetahui dan memahami serta
mampu menjalankan pola makan sehat dalam kehidupan sehari-hari.
C. Sasaran
Remaja di SMA Guppi Samata kelas XI (30 orang) dengan target 80%.
D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode : Metode ceramah dan tanya jawab
2. Media : Pemutaran Video, Booklet, Kuesioner, dan Games
3. Materi : a. Pengertian pola makan
AA AA AA
AA AA AA
AA AA AA
AA AA AA
AA AA AA
F O F
Keterangan:
P : Pemateri
M : Moderator
F : Fasilitator
O : Observer
A : Audience
F. Materi
1. Pengertian pola makan
2. Pola makan yang sehat bagi remaja
3. Kebutuhan zat gizi seimbang pada remaja
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan remaja
5. Masalah gizi pada remaja
G. Susunan Acara
KEGIATAN KEGIATAN
N WAKT
TAHAP
O PENYULUHAN U SASARAN
1 Pendahulu Membuka acara dengan 5 menit Menjawab
an mengucapkan salam kepada salam
(Pembukaa
sasaran Memperhatik
n)
Perkenalan an
Menyampaikan topik dan Mendengarka
tujuan penyuluhan n penyuluh
kesehatan kepada sasaran menyampaik
Kontrak waktu untuk an topik dan
kesepakatan pelaksanaan tujuan
dengan sasaran Menyetujui
kesepakatan
waktu
pelaksanaan
2 Pelaksana Membagikan kuesioner 30 Mengisi
an kepada sasaran menit kuesioner
(Penyajia
Mengkaji ulang sesuai
n)
pengetahuan sasaran tentang dengan
materi penyuluhan pengetahuan
Menjelaskan materi dan sikap
penyuluhan kepada sasaran sasaran
dengan menggunakan Menyampaik
pemutaran video dan an
booklet pengetahuann
Memberikan kesempatan ya tentang
kepada sasaran untuk materi
menanyakan hal-hal yang penyuluhan
belum dimengerti dari Mendengarka
materi yang dijelaskan n penyuluh
penyuluh menyampaik
an materi
Menanyakan
hal-hal yang
tidak
dimengerti
dari materi
penyuluhan
3 Evaluasi Memberikan kuesioner 10 Menjawab/m
kepada sasaran untuk menit engisi
mengevaluasi perubahan
pengetahuan seputar pola kuesioner
makan sehat yang
Menyimpulkan materi diajukan
penyuluhan yang telah
penyuluh
disampaikan pada sasaran
Mengadakan games Mendengarka
n
penyampaian
kesimpulan
Berpartisipasi
dalam
mengikuti
permainan
4 Terminasi Memberikan 5 menit Mengapresias
pujian/penghargaan positif i kegiatan
Memberikan ucapan terima penyuluhan
kasih dan salam penutup Memberi
salam
sebagai
bentuk
respon
terhadap
penyuluh
H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Lebih dari 75% peserta menghadiri promosi kesehatan sampai akhir acara
b. Tempat, media dan alat penyuluhan sesuai rencana
c. Setting sesuai dengan kegiatan
d. Suasana tenang dan tidak ada yang hilir mudik
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi hasil
Peserta memahami dan mengetahui serta mampu menjelaskan kembali tentang
pentingnya pola makan yang sehat dan konsumsi zat gizi seimbang pada remaja,
faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan dan masalah gizi yang terjadi pada
remaja.
MATERI PENYULUHAN
3) Sikap
Sikap merupakan suatu yang masih bersifat abstrak, dapat didasarkan pada
keyakinan yang ada pada setiap individu (yang berkaitan dengan kognitif) dan
sering kali sikap dipengaruhi oleh perasaan (yang merupakan komponen
emosional) sehingga dapat membawa atau menentukan perilaku tertentu
(Oppenheim, 2011). Perilaku terbentuk karena adanya sikap dalam diri seseorang
terhadap suatu objek. Menurut Blum dalam Notoadmojo (2007) perilaku
merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan
masalahnya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, keinginan, kehendak,
kepentingan, emosi, motivasi, reaksi dan presepsi.Makanan dan minuman dapat
memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang, tapi sebaliknya makanan dan
minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang, bahkan dapat
mendatangkan penyakit. Hal ini sangat bergantung pada perilaku orang terhadap
makanan dan minuman tersebut (Notoadmojo, 2007). Kebutuhan akan makan
bukan hanya untuk menumbuhkan badan secara fisik, tetapi juga mempunyai
pengaruh terhadap sanubari, kecerdasan, dan kebijaksanaan serta naluri.
b. Faktor Pendukung (enabling factor)
Faktor pendukung adalah faktor yang memungkinkan atau memfasilitasi
perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pendukung adalah sarana dan
prasarana atau fasilitas untuk terjadinya pola makan, seperti uang saku dan aktivitas.
1) Uang Saku
Pada Endromono (2006) menyatakan bahwa pemberian uang saku terhadap
remaja juga bisa menjadi pemicu mereka untuk membeli makanan cepat saji,
karena semakin besar uang saku yang mereka peroleh maka semakin besar
kemungkinan mereka untuk membeli atau mengkonsumsi makanan cepat saji,
karena harga makanan cepat saji di pasaran cenderung tinggi. Besarnya uang saku
yang diberikan kepada siswa dan kurangnya kontrol dari orang tua mengakibatkan
siswa sering mengkonsumsi makanan cepat saji yang dapat berdampak tidak baik
terhadap kesehatan mereka pada masa yang akan datang.
2) Aktivitas
Aktivitas remaja sebagian besar banyak dilakukan di sekolah selama 8 jam
meliputi kegiatan belajar dan bermain saat istirahat. Aktivitas berada di rumah
kurang lebih 5-6 jam meliputi: mengerjakan pekerjaan rumah, membantu orang tua
dan bermain di lingkungan sebayanya. Aktivitas fisik remaja membutuhkan asupan
pangan mengandung zat gizi yang cukup sehingga kondisi tubuh remaja akan tetap
baik.Tingkat aktivitas remaja laki-laki dan perempuan sangat berbeda, untuk
remaja laki-laki tingkat aktivitasnya lebih tinggi daripada perempuan.
c. Faktor Pendorong (reinforcing factor)
Faktor pendorong adalah faktor yang mendorong seseorang untuk berperilaku.
1) Teman
Teman sebaya mempunyai pengaruh yang sangat besar pada remaja dalam
hal memilih jenis makanan. Ketidakpatuhan terhadap teman dikhawatirkan dapat
menyebabkan dirinya terkucil dan akan merusak kepercayaan dirinya. (Arisman,
2004).
2) Iklan
Selain dari orangtua, guru, dan teman, konsumen yang masih muda
(remaja) biasanya akan dipengaruhi oleh iklan. Iklan di media massa dapat
mempengaruhi pilihan makanan pada remaja dan dapat mendorong konsumsi
makanan tidak sehat. Iklan di media masa juga dapat mendorong remaja untuk
menekan orangtua mereka untuk membeli makanan yang tidak sehat (Kelly et al,
2006). Melalui penggunaan tokoh kartun dan animasi yang popular makanan yang
diiklankan ditujukan pada remaja memberikan kesan bahwa konsumsi makanan
tersebut menyenangkan, hal ini mempengaruhi preferensi dan perilaku makan
remaja. Ditemukan juga hubungan yang signifikan antara jumlah jenis iklan
makanan yang diingat dengan jumlah makanan yang dimakan oleh remaja (Young,
2003). Semakin banyak jumlah jenis iklan makanan yang diingat semakin besar
pula jumlah makanan yang dimakan oleh remaja. Iklan merupakan setiap bentuk
komunikasi yang dimaksudkan untuk memotivasi seseorang agar melakukan
pembelian terhadap produk atau jasa (Belch, 2007 dalam Mery Decker, 2011).
Pendekatan daya tarik yang digunakan dalam iklan dirancang untuk menciptakan
motivasi pada seseorang untuk melakukan pembelian atas produk atau jasa yang
diiklankan atau memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu seperti yang ada
dalam iklan tersebut.
Jurnal Ertha Cahyaputra (FIK Universitas Yogyakarta) tahun 2016 tentang Hubungan Antara Pola
Jurnal Leny Budhi Harti, Inggita Kusumastuty, dan Irwan Hariadi yang dirilis oleh Indonesian
Journal Of Human Nutrition,Vol. 3 No. 1 Suplemen: 54-62 tahun 2016 tentang Hubungan Status
Keumalasari, Kartini Hasballah, dan Imran tahun 2017 tentang Promosi Kesehatan Pola Makan
Jurnal Ilma Anidya Kusuma, Saifuddin Sirajuddin, Nurhaedar Jafar (FKM UNHAS) tahun 2017
Nurhayati Dewi Mursida (Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta) tahun 2016 tentang Pengaruh
Media Booklet Terhadap Pengetahuan dan Sikap tentang Pola Makan Sehat Pada Remaja..
Rulliyati Nurjanah dan Wika Rinawati tahun 2017 tentang Faktor-Faktor Pola Makan pada
Remaja di SMKN 4 Yogyakarta.
Abdul Ridha dan Andri Dwi Hernawan tahun 2016 tentang Efektifitas Booklet pada Perilaku Pola
Makan Remaja.
PRE PLANNING
PENYULUHAN KESEHATAN
A. Latar Belakang
Remaja merupakan individu baik pria atau wanita yang berada pada masa atau
usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa remaja akan
mempengaruhi status kesehatan dan gizi remaja tersebut (Sulistyoningsih, 2012).
Remaja dikategorikan rentan terhadap masalah gizi sehingga berisiko terhadap
kesehatan. Pada usia remaja percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh
memerlukan energi lebih banyak selain itu, pada remaja terjadi perubahan gaya hidup
dan kebiasaan yang suka mencoba-coba makanan sehingga terjadi ketidaksesuaian
asupan energi (Marmi, 2013).
Permasalahan gizi akibat pola makan yang tidak sehat banyak dijumpai pada
usia remaja, diantaranya gizi lebih, obesitas, gizi kurang, anemia, pola makan yang
salah dan sebagainya. Berdasarkan data riset kesehatan dasar (Riskesdas, 2018)
menyatakan prevalensi gizi buruk tak berkurang banyak, dari 19,6 % menjadi 17,6% .
kemudian angkaa sunting dari 37,2% menjadi 30,8% selama lima tahun. Disisi lain,
angka obesitas justru mengalami peningkatan dari 14,8% menjadi 21,8%. Menurut
penelitian Arimurti (2012), menyatakan prevalensi kurangnya mengkonsumsi buah dan
sayur pada usia remaja masih tergolong tinggi yaitu sebanyak 93,6% dan aktifitas fisik
pada remaja masih tergolong rendah sebesar 66,9%. Pada usia remaja lebih suka
mengkonsumsi jajanan fastfood dengan frekuensi lebih dari 7 kali per minggu
(Oktaviani, 2012). Kristianti dkk (2009), menyatakan pada remaja di Surakarta dari
keseluruhan sampel yang diteliti sebanyak 75 responden lebih banyak mengkonsumsi
jajanan fastfood sebesar 54,7%.
Masalah pola makan yang tidak sehat yang timbul pada usia sekolah khususnya
remaja dipicu oleh beberapa faktor seperti kebiasaan makan yang buruk, pemahaman
gizi yang salah, kesukaan yang berlebihan terhadap satu jenis makanan, promosi yang
berlebihan tentang produk makanan di media masa dan maraknya produk impor
makanan. Tingkat pengetahuan pada remaja akan berpengaruh terhadap sikap dan
perilaku dalam memilih makanan disekolah maupun dirumah yang menentukan mudah
tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang
dikonsumsi. Pengetahuan gizi yang baik dapat mempengaruhi konsumsi makanan yang
baik sehingga mencapai status gizi yang baik.
Penyuluhan pola makan sehat pada remaja sangat penting untuk menambah
pengetahuan gizi remaja agar dapat merubah kebiasaan makan yang salah dan tidak
menimbulkan masalah gizi (Sediaoetama, 2000). Upaya untuk meningkatkan
pengetahuan tentang pola makan sehat pada remaja memerlukan cara pendekatan yang
strategis agar tercapai secara efektif dan efisien sehingga diperlukan strategi atau
metode yang tepat untuk menyampaikan. Metode penyuluhan kesehatan merupakan
salah satu pendekatan yang sering digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi sehingga informasi yang diberikan dapat diterima dan dipahami dengan baik
oleh audien. Berbagai media yang digunakan sebagai penunjang dan alat bantu untuk
metode penyuluhan salah satunya adalah media audiovisual yang dapat memberikan
stimulasi secara nyata berisi gambar gerak dan unsur suara dengan durasi waktu relatif
pendek yang ditayangkan dalam bentuk video (Notoatmodjo, 2007), media lain yang
dapat digunakan untuk penyuluhan adalah media booklet. Penelitian Erviana dkk
(2012), menyatakan bahwa responden yang diberikan penyuluhan dengan video
memiliki pengetahuan baik karena informasi yang disampaikan lebih mudah dipahami.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pendidikan kesehatan yang diberikan
mampu meningkatkan pengetahuan remaja tentang pola makan sehat.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan remaja mengetahui dan memahami serta
mampu menjalankan pola makan sehat dalam kehidupan sehari-hari.
C. Pelaksanaan Kegiatan
Cabang Ilmu : Keperawatan (Health Promotion)
Topik : Pola Makan Sehat
Hari/ tanggal : Rabu/13 Maret 2019
Waktu : 09.00 WITA - selesai
Tempat : Ruang Kelas
Sasaran : Remaja di SMA Guppi Samata kelas XI (30 orang) dengan target
80%
Metode : Metode ceramah dan tanya jawab
Media : Pemutaran Video, Booklet, Kuesioner, dan Games
Materi : 1. Pengertian pola makan
2. Pola makan yang sehat bagi remaja
3. Kebutuhan zat gizi seimbang pada remaja
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola makan remaja
5. Masalah gizi pada remaja
D. Pengorganisasian
1. Moderator : Riyadhatul Jinan
Tugas :
a. Membuka acara.
b. Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
c. Menjelaskan tujuan dan topik.
d. Menjelaskan kontrak waktu.
e. Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada pemateri.
f. Mengarahkan alur diskusi.
g. Memimpin jalannya diskusi.
h. Menutup acara.
2. Pemateri: Fatiha Izza Tuslamia
Tugas:
a. Menjelaskan materi
b. Menjawab pertanyaan
c. Mengevaluasi pengetahuan remaja
3. Fasilitator : Mia Maulydia, Adriana Febriani, Indriyanti Arimurti Putri
Tugas:
a. Mempersiapkan tempat penyuluhan
b. Mempersiapkan dan menyediakan alat dan media penyuluhan
c. Memfasilitasi kebutuhan saat penyuluhan berlangsung
d. Memotifasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan
4. Observer: Israwati
Tugas :
a. Mengamati jalannya kegiatan
b. Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
c. Mencatat perilaku verbal dan nonverbal peserta selama kegiatan
berlangsung
DAFTAR PUSTAKA
A., Abdul Kadir. 2016. Kebiasaan Makan dan Gangguan Pola Makan serta Pengaruhnya
Cahyaputra, Ertha. 2016. Hubungan Antara Pola Makan, Status Gizi, dan Tingkat Kebugaran
Harti, Leny Budhi dkk. 2016. Hubungan Status Gizi dan Pola Makan Terhadap Penambahan
Berat Badan. Indonesian Journal Of Human Nutrition, Vol. 3 No. 1 Suplemen: 54-62.
Keumalasari, dkk. 2017. Promosi Kesehatan Pola Makan Sehat Terhadap Pengetahuan dan
Kusuma, Ilma Anindya dkk. 2017. Gambaran Pola Makan dan Status Gizi Remaja. FKM
UNHAS.
Mursida, Nurhayati Dewi. 2016. Pengaruh Media Booklet Terhadap Pengetahuan dan Sikap
Tentang Pola Makan Sehat Pada Remaja. Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta.
Nurjanah, Rulliyati dan Wika Rinawati. 2017. Faktor-Faktor Pola Makan pada Remaja di SMKN
4 Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Teknik Boga.
Ridha, Abdul dan Andri Dwi Hernawan. 2016. Efektifitas Booklet pada Perilaku Pola Makan