Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
1.3 Tujuan
1. Mengetahui proses pemisahan Pangea.
2. Mengetahui teori terbentuknya Kepulauan Indonesia.
3. Mengetahui hubungan Biogeografi dengan evolusi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pemisahan Pangea
Sekitar 250 juta tahun yang lalu, tujuh benua yang ada pada saat ini (Asia, Australia,
Afrika, Eropa, Amerika Utara, Amerika Selatan, dan Antartika) berada dalam satu
benua besar yang disebut Pangea atau Pangaea dan dikelilingi oleh satu samudera
besar yang disebut Samudera Phantalassa. Kata “Pangea” berasal dari bahasa Yunani
Kuno pan (semua, seluruh) dan gaia (daratan, bumi). Pada akhir zaman Trias, setelah
pembentukan benua Pangea selesai, superbenua mulai pecah dan rifting berkembang
diantara Amerika Utara, Afrika dan Amerika Selatan. Masa daratan yang sangat luas
yang mengalami pengangkatan dan hujan bayangan yang berasal dari beberapa jalur
pegunungan yang tinggi menjadikan iklim arid dan menghasilkan variasi temperatur
musim yang tinggi di seluruh superbenua selama zaman Trias.2
Kata “Pangea” muncul pertama kali dalam sebuah buku berjudul Die Entstehung
der Kontinente und Ozeane (Asal Mula Benua dan Samudera) edisi tahun 1920 oleh
Alfred Wegner, seorang ilmuwan geofisika asal Jerman. Dalam teorinya tentang
“Pergeseran / Perpindahan Benua” (Continental Drift), beliau berpendapat bahwa
pada awalnya semua benua yang ada saat ini berasal dari sebuah benua yang sangat
besar, yang dikenal dengan Super Continent (Benua Super). Benua ini terdiri dari
seluruh daratan yang ada di bumi dan terbentuk pada zaman Paleozoic hingga
Mesozoic.3
2
Nugroho, tanjung.Sebuah Keniscayaan menurut Kondisi Geologis Indonesia.Jurnal Agraria dan
Pertanahan.Vol 1.no. 38.2016. Hlm 254.
3
Noor, Djauhari. 2012. Pengantar Geologi. Bogor:Pakuan University Press. Hal 289.
Pada awalnya hanya terbentuk satu benua besar yang disebut Pangaea dan
dikelilingi satu samudera Panthalassa. Sekitar 200 juta tahun yang lalu benua ini
terbelah menjadi dua yakni Gondwanaland dan Laurasia. Gondwanaland kemudian
terbelah membentuk benua afrika, antartika, australia, Amerika Selatan, dan sub
benua India. Sedangkan Laurasia terbelah menjadi Eurasia dan Amerika Utara. Pada
saat benua ini terbelah-belah beberapa samudera baru muncul di sela-selanya.
Diperlukan waktu berjuta-juta tahun untuk membentuk posisi daratan yang seperti
sekarang ini.4
Bumi terdiri dari beberapa lapisan, lapisan luar Bumi disebut Lithosphere dan
terdiri dari 30 lapisan. Masing-masing lapisan terdiri dari bagian yang keras dan
mantel bagian atas, lapisan keras ini bergerak di atas sebuah lapisan batu yang sangat
panas di dalam lapisan mantel yang disebut asthenosphere. Pada saat lapisan-lapisan
ini bergerak mereka juga membawa benua-benua dan lantai dasar samudera bergerak
bersamanya.5
Lapisan-lapisan Bumi ini bergerak dengan tiga cara; pertama saling menjauh,
kedua saling mendekat dan ketiga saling melewati. Jika lapisan Bumi bergerak saling
menjauh di suatu tempat, maka mereka pasti bergerak saling mendekat di tempat
yang lain.
Benua Pangea terbentuk melalui proses selama ratusan juta tahun. Permulaan
pembentukannya terjadi pada 480 juta tahun yang lalu saat benua Laurasia bergabung
dengan benua-benua kecil membentuk Eurasia. Benua ini terdiri dari benua Amerika
utara, Asia, dan Eropa saat ini. Sebelum Pangea, bumi hanya diisi oleh dua benua
yaitu Laurasia dan Gondwana. Ketika Pangea mengalami pergeseran, ia membentuk
dua benua besar Laurasia dan Gondwana yang tidak bertahan lama kemudian
bergeser kembali menjadi beberapa lempengan. Lempengan itu terus bergeser hingga
terbentuk benua dan kepulauan seperti saat ini. Namun, adanya arus konveksi di
bagian mantel menyebabkan lapisan kerak bumi di atasnya bergerak secara perlahan.
Hal ini menyebabkan bagian kerak tersebut terpecah-pecah dan membentuk suatu
4
Nugroho, tanjung.Sebuah Keniscayaan menurut Kondisi Geologis Indonesia.Jurnal Agraria dan
Pertanahan.Vol 1.no. 38.2016. Hlm 255.
5
Noor, Djauhari 2012 Pengantar Geologi. Bogor:Pakuan University Press. Hlm 290.
lempeng atau kerak yang lebih kecil dan menyebabkan Pangea terpisah menjadi
beberapa bagian, seperti Laurasia dan Gondwana.
Pergerakan lempeng atau kerak bumi juga menyebabkan gempa bumi;
pembentukan gunung berapi dan/atau pegunungan; dan pembentukan kepulauan.
(Lapisan-lapisan bumi)
Proses pemecahan Pangea menjadi Laurasia dan Gondwana dimulai sekitar 200
juta sampai sekitar 135 juta tahun yang lalu. Para ilmuwan percaya, bahwa pecahnya
Pangea disebabkan oleh adanya arus konveksi di mantel yang menggerakan kerak
bumi di atasnya dan akhirnya memisahkan Laurasia dan Gondwana. Laurasia terdiri
dari Benua Amerika Utara, Asia dan Eropa, serta pulau Greenland yang ada saat ini.
Sementara, Gondwana terdiri dari Benua Amerika Selatan, Australia, Afrika,
Antartika, serta India dan pulau Madagaskar yang ada saat ini. 6
.
(Laurasia & Gondwana 180 jt tahun lalu) (Laurasia & Gondwana 135 jt tahun lalu)
6
Nugroho, tanjung.Sebuah Keniscayaan menurut Kondisi Geologis Indonesia.Jurnal Agraria dan
Pertanahan.Vol 1.no. 38.2016. Hlm 255-256.
B. Pembentukkan Daratan
Daratan bisa berubah karena adanya suatu gaya. Ada 2 jenis gaya yaitu Gaya
Endogen, yaitu suatu gaya yang disebabkan oleh aktivitas dari dalam bumi dan Gaya
Eksogen, yaitu gaya yang disebabkan oleh aktivitas dari luar bumi. Gaya Endogen
dapat membentuk daratan dengan cara:
Tumbukkan antara lempeng benua dengan lempeng samudera menyebabkan
lempeng samudera masuk ke lempeng benua, mengakibatkan lempeng benua
tertekan ke arah atas dan dapat menghasilkan pegunungan atau membentuk
pulau-pulau gunung berapi
Adanya letusan gunung berapi dapat memperluas daratan, yaitu dengan cara
magma yang keluar dari gunung berapi akan mengeras dan membentuk
daratan baru.
Adanya patahan atau sesar naik di dasar laut juga akan membentuk
pegunungan di dasar laut dan akan membentuk pulau-pulau,
Sementara gaya Eksogen dapat merubah daratan dengan cara:
Erosi, adanya erosi menyebabkan rupa bumi di suatu daerah menjadi berubah
karena tertiup angin, terbawa oleh air, terkikis oleh gletser, dsb.
Pelapukan, adanya pelapukan oleh suhu, air, angin, dan tumbuhan
menyebabkan batuan tereduksi menjadi kerikil, tanah, atau pasir
Sedimentasi. Air sungai membawa serta sedimen bersamanya, dan akan
menumpuk di suatu tempat. Jika berkumpul di bagian muara, akan
membentuk delta.
C. Teori Terbentuknya Kepulauan Indonesia
Menurut para ahli bumi, posisi pulau-pulau di Kepulauan Indonesia terletak di
atas tungku api yang bersumber dari magma dalam perut bumi. Inti perut bumi
tersebut berupa lava cair bersuhu sangat tinggi. Makin ke dalam tekanan dan suhunya
semakin tinggi. Pada suhu yang tinggi itu material-material akan meleleh sehingga
material di bagian dalam bumi selalu berbentuk cairan panas. Suhu tinggi ini terus
menerus bergejolak mempertahankan cairan sejak jutaan tahun lalu. Ketika ada celah
lubang keluar, cairan tersebut keluar berbentuk lava cair. Ketika lava mencapai
permukaan bumi, suhu menjadi lebih dingin dari ribuan derajat menjadi hanya
bersuhu normal sekitar 30 derajat. Pada suhu ini cairan lava akan membeku
membentuk batuan beku atau kerak. Keberadaan kerak benua (daratan) dan kerak
samudra selalu bergerak secara dinamis akibat tekanan magma dari perut bumi.
Pergerakan unsur-unsur geodinamika ini dikenal sebagai kegiatan tektonis.
Sebagian wilayah di Kepulauan Indonesia merupakan titik temu di antara tiga
lempeng, yaitu lempeng Indo-Australia di selatan, Lempeng Eurasia di utara dan
Lempeng Pasifik di timur. Pergerakan lempeng-lempeng tersebut dapat berupa
subduksi (pergerakan lempeng ke atas), obduksi (pergerakan lempeng ke bawah) dan
kolisi (tumbukan lempeng). Pergerakan lain dapat berupa pemisahan atau divergensi
(tabrakan) lempeng-lempeng. Pergerakan mendatar berupa pergeseran lempeng-
lempeng tersebut masih terus berlangsung hingga sekarang. Perbenturan lempeng-
lempeng tersebut menimbulkan dampak yang berbeda-beda. Namun semuanya telah
menyebabkan wilayah Kepulauan Indonesia secara tektonis merupakan wilayah yang
sangat aktif dan labil hingga rawan gempa sepanjang waktu.
Pada masa Paleozoikum (masa kehidupan tertua) keadaan geografis Kepulauan
Indonesia belum terbentuk seperti sekarang ini. Di kala itu wilayah ini masih
merupakan bagian dari samudra yang sangat luas meliputi hampir seluruh bumi. Pada
fase berikutnya, yaitu pada akhir masa Mesozoikum, sekitar 65 juta tahun lalu,
kegiatan tektonis itu menjadi sangat aktif menggerakkan lempeng-lempeng Indo-
Australia, Eurasia dan Pasifik. Kegiatan ini dikenal sebagai fase tektonis (orogenesa
larami), sehingga menyebabkan daratan terpecah-pecah. Benua Eurasia menjadi
pulau-pulau yang terpisah satu dengan lainnya. Sebagian di antaranya bergerak ke
selatan membentuk pulau-pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi serta pulau-
pulau di Nusa Tenggara Barat dan Kepulauan Banda. Hal yang sama juga terjadi pada
Benua Australia. Sebagian pecahannya bergerak ke utara membentuk pulau-pulau
Timor, Kepulauan Nusa Tenggara Timur dan sebagian Maluku Tenggara. Pergerakan
pulau-pulau hasil pemisahan dari kedua benua tersebut telah mengakibatkan wilayah
pertemuan keduanya sangat labil. Kegiatan tektonis yang sangat aktif dan kuat telah
membentuk rangkaian Kepulauan Indonesia pada masa Tersier sekitar 65 juta tahun
lalu.
Sebagian besar daratan Sumatra, Kalimantan dan Jawa telah tenggelam menjadi
laut dangkal sebagai akibat terjadinya proses kenaikan permukaan laut atau
transgresi. Sulawesi pada masa itu sudah mulai terbentuk, sementara Papua sudah
mulai bergeser ke utara, meski masih didominasi oleh cekungan sedimentasi laut
dangkal berupa paparan dengan terbentuknya endapan batu gamping. Pada kala
Pliosen sekitar lima juta tahun lalu, terjadi pergerakan tektonis yang sangat kuat, yang
mengakibatkan terjadinya proses pengangkatan permukaan bumi dan kegiatan
vulkanis. Ini pada gilirannya menimbulkan tumbuhnya (atau mungkin lebih tepat
terbentuk) rangkaian perbukitan struktural seperti perbukitan besar (gunung), dan
perbukitan lipatan serta rangkaian gunung api aktif sepanjang gugusan perbukitan itu.
Kegiatan tektonis dan vulkanis terus aktif hingga awal masa Pleistosen, yang dikenal
sebagai kegiatan tektonis Plio-Pleistosen. Kegiatan tektonis ini berlangsung di
seluruh Kepulauan Indonesia.
Di dalamnya terdapat lebih dari 400 gunung berapi dan 130 di antaranya
termasuk gunung berapi aktif. Sebagian dari gunung berapi itu terletak di dasar laut
dan tidak terlihat dari permukaan laut (bahkan Indonesia merupakan tempat
pertemuan 2 rangkaian gunung berapi aktif/Ring of Fire, sehingga terdapat puluhan
patahan aktif yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia).
Aktifitas dari lempeng besar tersebut telah terjadi sejak zaman Neogen atau sekitar 50
juta tahun yang lalu dan hingga sekarang ketiga lempeng tersebut juga masih aktif
yang seringkali menyebabkan adanya guncangan gempa bumi yang berskala ringan
hingga berat.
Maka dari penjelasan di atas, wilayah dari kepulauan Indonesia terletak pada
jalur lempeng samudera dan benua dimana lempeng-lempeng tersebut dapat
beraktifitas layaknya ban berjalan atau convetor belt dan lempeng-lempeng tersebut
dapat dipisahkan oleh adanya suatu batas lempeng yang sifat pergerakannya adalah
konvergen atau saling bertumbukan dan divergen atau sebar pisah. 7
Akibat dari suatu aktifitas lempeng tersebut maka tidak mengherankan jika kepulauan
Indonesia sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi dimana dari dua
aktifitas alam ini menyebabkan beberapa hal, yaitu sebagai berikut ini :
Terbentuknya suatu pulau-pulau baru.
7
Nugroho, tanjung.Sebuah Keniscayaan menurut Kondisi Geologis Indonesia.Jurnal Agraria dan
Pertanahan.Vol 1.no. 38.2016. Hlm 257..
Adanya deformasi atau suatu perubahan struktur geomorfologi di sejumlah
wilayah Indonesia.
Adanya likuifaksi (tanah ambles) dan suatu pergeseran tanah.
Adanya perubahan topografi pada permukaan wilayah di Indonesia.
Beberapa daerah rawan gempa yang ada di Indonesia dan letusan gunung berapi
diantaranya adalah Pulau Krakatau, Pulau Alor, Pulau Sumatera, Pulau Sulawesi,
Pulau Jawa-Bali, Nusa Tenggara Barat dan Timur karena pulau tersebut berada di
jalur aktif suatu lempeng bumi dan jalur pegunungan berapi.8
2. Pulau Sulawesi :
Pulau Sulawesi terbentuk akibat pertemuan lempeng Filipina, Indo-Australia,
Eurasia dan lempeng mikro lain di daerah tersebut.
3. Pulau Papua dan Kalimantan :
Keduanya terbentuk dari pecahan super benua pada awal terbentuknya
permukaan bumi. Teori tektonik lempeng menyebutkan bahwa dahulu seluruh
daratan di muka bumi ini adalah satu daratan yang sangat luas bernama Pangea,
kemudian induk benua ini terpecah menjadi dua yaitu Gondwana (di Utara) dan
Laurasia (di Selatan). Seiring berjalannya waktu kedua lempeng besar tersebut
terpecah-pecah kembali menjadi benua-benua seperti sekarang.
4. Pulau-pulau kecil :
8
Nugroho, tanjung.Sebuah Keniscayaan menurut Kondisi Geologis Indonesia.Jurnal Agraria dan
Pertanahan.Vol 1.no. 38.2016. Hlm 258.
Proses terbentuknya pulau-pulau ini lebih sederhana dibanding yang lain.
Mereka berasal dari endapan pecahan kerang, koral dan binatang laut lainnya.
Semakin lama semakin besar dan akhirnya terbentuklah sebuah pulau baru.
D. Biogeografi
Biogeografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang pola distribusi organisme
seiring dengan perubahan dan waktu.9 Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan
spesies-spesies berasal dari suatu tempat, namun selanjutnya menyebar ke
berbagai daerah.Organisme tersebut kemudian mengadakan diferensiasi menjadi
subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Terdapat
beberapa prinsip dasar yang digunakan untuk menjelaskan peyebaran organisme
tersebut, khususnya hewan dan tumbuhan, yaitu:
1. Evolusi
Berkaitan dengan pemisahan Pangea, teori pergeseran benua (Teori Wegener)
dan perubahan pola benua. Menurut teori ”Apungan” dan ”Pergeseran Benua” yang
disampaikan oleh Alfred Lothar Wegener (1880-1930), kurang lebih 265 juta tahun
yang lalu, bumi hanya terdiri atas satu benua besar yang disebut ”Pangaea” dan satu
samudera besar ”Panthalassa”, karena adanya tenaga endogen benua besar itu
terpecah membentuk Benua Eurasia di bagian utara (Amerika Utara,Eropa, Asia
bagian utara, dan Asia bagian tengah) dan Gondwana di bagian selatan (Amerika
Selatan, Afrika, India, Australia, dan Antartika). Adanya pergeseran benua yang terus
berlangsung akibat tenaga endogen, kurang lebih 20-50 juta tahun yang lalu Afrika
dan Asia selatan bergabung dengan Eurasia, sedang Australia memisahkan diri
dengan Antartika.
Proses pemisahan benua-benua tersebut menyebabkan terpisah pula flora dan
fauna saat itu. Sebagai contoh, para ahli palentologi telah menemukan fosil reptilia
masa Trias di Ghana (Afrika Barat) yang sama persis dengan yang ditemukan di
Brazil. Kedua bagian dunia ini, sekarang dipisahkan oleh lautan sepanjang 3000 km,
merupakan daratan yang menyatu selama awal zaman Mesozoikum. Pergeseran
9
Hassan said Munif, dkk.Pengantar Biologi Evolusi.Jakarta:Erlangga.2014
benua juga menjelaskan banyak mengenai penyebaran organisme saat ini, seperti
mengapa fauna dan flora Australia jauh berbeda dengan fauna dan flora yang berasal
dari bagian dunia yang lain. Keanekaragaman marsupial (mamalia berkantung) yang
sangat tinggi, yang menjadi peran ekologi analog dengan peran ekologis yang diiisi
oleh mamalia berplasenta pada benua yang lain.
2. Perubahan Iklim
Iklim merupakan faktor utama yang menentukan tipe tanah maupun spesies
tumbuhan yang tumbuh di daerah tersebut. Sebaliknya, jenis tumbuhan yang ada
menentukan jenis hewan dan mikroorganisme yang akan menghuni daerah tersebut.
Pada dasarnya iklim tergantung pada matahari. Matahari bertanggung jawab tidak
hanya untuk intensitas cahaya yang tersedia untak proses fotosintesis, tetapi
juga untuk temperatur umumnya.
Suhu dan kelembapan udara berpengaruh terhadap proses perkembangan fisik
flora dan fauna, sedangkan sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk
fotosintesis dan metabolisme tubuh bagi beberapa jenis hewan. Angin sangat
berperan dalam proses penyerbukan atau bahkan menerbangkan beberapa biji-bijian
sehingga berpengaruh langsung terhadap persebaran flora. Kondisi iklim yang
berbeda menyebabkan flora dan fauna berbeda pula. Di daerah tropis sangat kaya
akan keanekaragaman flora dan fauna, karena pada daerah ini cukup mendapatkan
sinar matahari dan hujan, keadaan ini berbeda dengan di daerah gurun. Daerah gurun
beriklim kering dan panas, curah hujan sangat sedikit menyebabkan daerah ini sangat
minim jenis flora dan faunanya. Flora dan fauna yang hidup di daerah gurun
mempunyai daya adaptasi yang khusus agar mampu hidup di daerah tersebut.
3. Daratan
Daratan memiliki peranan yang sangat penting bagi penyebaran hewan dan
tumbuhan. Pola distribusi hewan dan tumbuhan sangat dipengaruhi oleh kondisi
benua di masa lampau. Sebagai contoh, pada masa awal terbentuknya daratan di
Indonesia. Wilayah indonesia bagian barat yang disebut juga Dataran Sunda masih
menyatu dengan Benua Asia, sedangkan Indonesia bagian timur yang disebut juga
Dataran Sahul menyatu dengan Benua Australia. Dataran Sunda dan Dataran Sahul
juga masih berupa daratan yang belum dipisahkan oleh laut dan selat. Keadaan
tersebut menyebabkan keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia bagian Barat
seperti Jawa, Bali Kalimantan, dan Sumatera pada umumnya menunjukkan kemiripan
dengan flora di Benua Asia.
Begitu pula denga flora dan fauna di Indonesia bagian Timur seperti Irian Jaya
dan pulau-pulau disekitarnya pada umumnya mempunyai kemiripan dengan flora dan
fauna di benua Australia. Jadi Indonesia pada masa itu menjadi jembatan penghubung
persebaran hewan dari Asia dan Australia. Kemudian, pada akhir zaman es, suhu
permukaan bumi naik sehingga permukaan air laut naik kembali. Naiknya permukaan
air laut mengakibatkan Jawa terpisah dengan Benua Asia, kemudian terpisah
dari Kalimantan dan terakhir dari Sumatera. Selanjutnya Sumatera terpisah
dari Kalimantan kemudian dari Semenanjung Malaka dan terakhir Kalimantan
terpisah dari Semenanjung Malaka.
a. Bioma Tundra
Bioma tundra mempunyai karakteristik iklim regional yang sangat ekstrim
dengan suhu rata-rata rendah, bersalju, dan mempunyai musim panas yang pendek.
Jenis vegetasi yang tumbuh adalah lumut yang membentuk suatu hamparan yang luas
atau sering disebut sebagai ”hamparan bantalan”. Jenisjenis lumut tersebut yaitu dark
red, rumput kipas, dan lain-lain. Tersebar di kutub utara dan di Pegunungan Alpine.
f. Bioma Gurun
Bioma gurun dicirikan dengan kondisi iklim musim kering yang sangat ekstrim
dengan suhu udara yang tinggi. Bioma gurun ini tersebar di Amerika Utara yang
disebut praire, di Asia disebut steppa, Amerika Selatan disebut pampas, dan Afrika
Selatan disebut veld. Sesuai dengan kondisi alamnya, maka tidak semua jenis vegetasi
bisa tumbuh di gurun. Jenis vegetasi yang bisa bertahan hidup di daerah gurun antara
lain adalah kaktus, liliaceae, aloe, kaktus saguora, dan cholla.
8. Provinsi Antartik
Provinsi ini mencakup kawasan di kutub Selatan, jenis fauna yang hidup di
daerah ini memiliki bulu lebat untuk menahan dingin serta memiliki lapisan lemak
yang tebal pula. Fauna daerah ini di antaranya rusa kutub, burung penguin, anjing
laut, kelinci kutub, dan beruang kutub.10
10
Noor, Djauhari 2012 Pengantar Geologi. Bogor:Pakuan University Press. Hal 300.
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini sebagai berikut :
1. Sekitar 250 juta tahun yang lalu terdapat benua besar di muka bumi atau yg
disebut pangea. Benua ini terpecah menjadi dua bagian yaitu Gondwana dan
Laurasia beberapa bagian dikarenakan pergeseran lapisan bumi. Seiring
berjalannya waktu daratan-daratan tersebut terpecah menjadi 7 benua besar
seperti sekarang.
2. Dari sekian banyaknya daratan yang ada di muka bumi, daratan yang kita
tinggali yaitu gugusan kepulauan Indonesia juga memiliki proses yang cukup
panjang dalam pembentukannya. Kepulauan Indonesia sendiri terbentuk pada
periode Tertiary yaitu sekitar 50 juta tahun yang lalu.
3. Seperti yang kita ketahui bahwa di muka bumi tersebar berbagai spesies
organisme yang sama maupun spesies-spesies organisme endemik yang hanya
ada di tempat tertentu. Dalam penyebarannya, tidak jarang spesies-spesies
organisme tersebut mengalami evolusi yang disebabkan oleh banyak faktor.
4.2 Saran
Penulis mengharapkan bagi para pembaca untuk menggali informasi dari
sumber-sumber lain materi pemisahan pangea, teori terbentuknya kepulauan
Indonesia dan biogeografi. Selain itu, penulis juga mengharapkan kritik dan saran
untuk mengevaluasi hasil penyusunan makalah ini dan agar dapat disempurnakan
kembali.
DAFTAR PUSTAKA