FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
UNIVERSITAS PAMULANG
Jl. Pajajaran No.1, Pamulang Bar., Kec. Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten 15417
1
BAB I
K3 (KESELAMATAN KERJA)
Pengertian K3
K3 atau yang kepanjangannya adalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja sendiri
memiliki pengertian yang yang terbagi dalam 3 bagian, yakni pengertian K3 secara keilmuan,
secara filosofis dan pengertian menurut para ahli.
2
C.Pengertian K3 Menurut Para Ahli
1. WHO (World HealthOrganization)
K3 adalah suatu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan fisik,mental dan sosial yang setinggi tingginya untuk pekerja di semua jenis
pekerjaan.Selain itu, juga merupakan upaya pencegahan terhadap gangguan kesehatan
pekerja yang disebabkan oleh pekerjaan. K3 dapat juga diartikan sebagai perlindungan bagi
pekerja dalam pekerjaannya dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan.
2. Widodo
Widodo mengemukakan pendapat bahwa K3 adalah bidang yang berhubungan dengan
kesehatan, keselamatan dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi maupun
lokasi proyek.
3. Ardana
Pengertian K3 oleh Ardana adalah upaya perlindungan yang ditujukan agar tenaga kerja
dan orang lain di tempat kerja selalu dalam keadaan selamat dan sehat, sehingga setiap
sumber produksi bisa digunakan secara aman dan efisien.
4. Hadiningrum
Menurut Hadiningrum K3 adalah pengawasan terhadap SDM, mesin, material dan
metode yang mencakup lingkungan kerja agar pekerja tidak mengalami kecelakaan.
5. Flippo
K3 adalah pendekatan yang spesifik, penentuan kebijakan pemerintah atas praktekpraktek
perusahaan di tempat kerja dan pelaksanaannya melalui surat panggilan, denda dan santai
lain.
6. Mathis dan Jackson
Mathis dan Jackson menyatakan bahwa keselamatan adalah merujuk pada perlindungan
terhadap kesejahteraan fisik seseorang terhadap cidera yang terkait dengan pekerjaan.
Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara
umum.
7. Simanjuntak (1994)
Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan
kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin,
peralatan keselamatan, dan kondisi pekerja
8. Mangkunegara
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya,
3
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan
makmur.
9. Ridley, John (1983)
Mengartikan kesehatan dan keselamatan kerja adalah suatu kondisi dalam pekerjaan yang
sehat dan aman baik itu bagi pekerjaannya, perusahaan maupun bagi masyarakat dan
lingkungan sekitar pabrik atau tempat kerja tersebut.
10. Lalu Husni, 2003: 138
Ditinjau dari sudut keilmuan, kesehatan dan keselamatan kerja adalah ilmu pengetahuan
dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit
akibat kerja di tempat kerja.
11. Suma’mur (1981:2)
Keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang
aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.
12. Johnson
Menjelaskan bahwa kesehatan dan keselamatan kerja menunjukkan kepada kondisi-
kondisi fisiologisfisikal dan psikologis tenaga kerja, yang diakibatkan oleh lingkungan kerja
yang disediakan oleh perusahaan.
Fungsi K3
Selain memiliki tujuan, penerapan K3 juga memiliki fungsi yang begitu banyak dan
pastinya bermanfaat baik untuk pekerja maupun perusahaan. Di bawah ini adalah beberapa
fungsi K3 secara umum:
a) Menjadi pedoman dalam melakukan identifikasi dan penilaian akan adanya risiko
serta bahaya bagi kesehatan dan keselamatan di lingkungan kerja
b) Membantu memberi saran untuk perencanaan, desain tempat kerja, proses organisir,
serta pelaksanaan kerja
c) Menjadi pedoman dalam membuat desain pengendalian bahaya, prosedur, metode dan
juga program
d) Menjadi pedoman untuk memantau kesehatan serta keselamatan para pekerja di area
lingkungan kerja
e) Memberikan saran tentang informasi, edukasi serta pelatihan mengenai keselamatan
dan kesehatan kerja
f) Sebagai acuan untuk mengukur keefektifan tindakan pengendalian bahaya serta
program pengendalian bahaya.
4
Manfaat K3 Bagi Perusaaan
1. Mengurangi Angka Kecelakaan Kerja Di Perusahaan
K3 merupakan sistem manajemen yang mengatur dan memuat segala persyaratan
terkait kesehatan dan keselamatan pekerja di perusahaan. Setiap perusahaan tentunya
memiliki lingkungan kerja yang berisiko mengakibatkan kecelakaan dan mengancam
kesehatan kerja. Oleh karena itu, sistem manajemen K3 hadir sebagai solusi permasalahan
tersebut.
Perusahaan yang menerapkan sistem manajemen ini dapat membangun proses yang
sistematis dalam mengurangi angka kecelakaan kerja. Hal tersebut dikarenakan, sistem
manajemen ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam memperhitungkan risiko dan bahaya
kerja. Dengan demikian, angka kecelakaan kerja bisa terkurangi karena risiko dan bahaya
telah diperhitungkan.
5
Hal tersebut tentunya akan membuat citra perusahaan di dalam dunia perdagangan
menjadi lebih baik. Bahkan, produk perusahaan yang telah menerapkan sistem manajemen
K3 ini akan lebih diminati oleh konsumen. Jika perusahaan tersebut merupakan perusahaan
jasa, maka perusahaan tersebut akan mampu bersaing dalam menemukan pelanggan.
Kondisi Peralatan
Memaksakan bekerja dengan menggunakan peralatan dengan kondisi tidak laik
menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan kerja. Termasuk misalnya
mengoperasikan tanki penyimpanan dengan indikator level yang tidak terkalibrasi.
Lokasi Kerja
Bekerja pada ketinggian tentu memiliki resiko tinggi. Bekerja di dalam sebuah
confined space jauh lebih berbahaya daripada bekerja pada ruangan terbuka. Karena itulah
faktor lokasi kerja menjadi salah satu penyebab kecelakaan kerja terjadi.
6
Desain Alat
Alat yang didesain dengan pertimbangan safety di dalamnya akan mampu mencegah
terjadinya kecelakaan kerja. Sebagai contoh, motor kompresor atau pompa biasanya didesain
dengan motor cover, untuk menghindari anggota tubuh terkena bagian berputar. Desain alat
seperti ini aman dari sisi K3. Sebaliknya, alat-alat putar yang tidak memiliki barrier
berpotensi bahaya bagi pekerja.
Budaya Safety
Perusahaan dengan budaya safety yang tidak baik akan memiliki potensi terjadinya
kecelakaan kerja yang lebih tinggi. Dan yang membuat sulit adalah proses mengubah budaya
safety yang kurang baik menjadi yang lebih baik memerlukan waktu, tenaga dan usaha yang
besar.
Komitmen Manajemen
Komitmen yang kuat serta dukungan penuh manajemen terhadap safety di dalam
perusahaan sangat besar pengaruhnya terhadap angka kecelakaan kerja yang terjadi.
Komitmen yang kuat bisa dilihat salah satunya dari seberapa besar alokasi anggaran yang
disediakan untuk membuat tempat kerja menjadi lebih aman.
Prinsip-Prinsip K3:
Pada umumnya prinsip prinsip K3 sama halnya kita menjawab pertanyaan mengenai
mengapa kita harus sehat, mengapa kita harus selamat, mengapa kita harus aman yaitu:
7
Ruang Lingkup:
1. Pekerja
Kesehatan para pekerja dalam suatu perusahaan harus dijaga dengan baik, karena hal
ini sangat penting untuk meningkatkan kinerja pekerja sehingga diperoleh tenaga kerja
yang produktif dan professional yang nantinya dapat membantu dalam mencapai tujuan
perusahaan.
2. Pekerjaan
Para pekerja dapat melaksanakan tugasnya dengan baik bila mengikuti prosedur yang
telah ditetapkan. upaya mengurangi resiko dalam pekerjaan dalam hubungannya dengan
K3 misalnya bisa dilakukan dengan perubahan pada metode kerja apabila ditemui adanya
kesalahan.
3. Tempat Kerja
Tempat kerja secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap kinerja karyawan,
suasana yang menyenangkan (Comfortable) dan aman (safe) akan
menimbulkan/meningkatkan gairah kerja karyawan. Hal ini dapat dilakukan dengan
menjaga hygiene dan sanitasi seperti misalnya :
a. Pengaturan penerangan atau pencahayaan di ruang kerja,
b. Pengawasan terhadap suhu, dan tekanan udara ruangan kerja,
c. Menjaga kebersihan lingkungan tempat kerja.
8
Biasanya dampak yang paling sering dijumpai adalah pekerja terinfeksi. Sebagai contoh
bahaya bisa ular, berbagai macam bakteri dan virus serta masih banyak lainnya.
C. Fisika
Bahaya fisika bisa di contohkan dalam gangguan yang terjadi karena operasi suatu mesin
yang menimbulkan kebisingan. Selain karena mesin, keadaan suhu ruangan yang terlalu
dingin atau panas juga bisa menimbulkan bahaya terhadap pekerja.
Contohnya adalah gangguan pendengaran karena terlalu lama mendengar suara bising dan
kerja di lokasi kerja, penerangan dan pencahayaan yang kurang bisa menyebabkan kerusakan
mata serta bahaya-bahaya lain yang disebabkan peralatan kerja atau mesin.
D. Mekanik
Bahaya mekanik ialah bahaya yang berasal dari benda-benda yang bergerak, benda-benda
yang ukurannya besar dan berat, benda yang tajam sera benda yang bisa menimbulkan risiko
terhadap pekerja. Semisal risiko pekerja terjepit oleh benda-benda di area kerja, risiko
tertusuk, tertabrak, terpotong dan lain sebagainya.
E. Bahaya Ergonomi
Selanjutnya ada bahaya ergonomi, yakni bahaya yang berasal dari ketidaksesuaian desain
alat atau fasilitas kerja yang kapasitasnya tubuh pekerja. Dalam kasus ini pekerja bisa merasa
tidak nyaman pada tubuhnya, semisal sakit pada otot, pegal-pegal, nyeri tulang dan juga
sendi.Contohnya ketika adanya gerakan repetitive (berulang-ulang) semisal membungkuk-
berdiri-membungkuk dengan frekuensi dan durasi yang melebihi batas.
9
dilakukan dengan penjagaan komitmen yang kuat dan perhatian yang besar terhadap aspek
K3 baik dari sisi manajemen perusahaan maupun pekerja
6.Analisis Bahaya Pekerjaan (JobHazardAnalysis)
JobHazardAnalysis adalah suatu proses untuk mempelajari dan menganalisa suatu jenis
pekerjaan kemudian membagi pekerjaan tersebut ke dalam langkah langkah menghilangkan
bahaya yang mungkin terjadi.
Oleh sebab itu keselamatan dan kesehatan kerja dibutuhkan untuk memunculkan rasa
aman dan nyaman bagi pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya sehingga produktivitas
pekerja dapat meningkat. Keselamatan dan kesehatan kerja berkaitan dengan produktivitas
kerja karyawan.
10
Produktivitas kerja adalah sikap mental yang berprinsip bahwa hari ini harus lebih
baik dari kemarin dan esok harus lebih baik dari hari ini. Dari definisi tersebut, perusahaan
seharusnya menjaga mutu kehidupan para karyawan dengan memberikan jaminan terhadap
keselamatan dan kesehatan karyawannya.
Dan apabila karyawan tidak mendapat fasilitas yang aman serta tidak mendapat
jaminan keselamatan akan dirinya maka, sudah dapat dipastikan karyawan/pekerja tidak akan
bekerja dengan maksimal dan pada akhirnya akan mempengaruhi produktifitas perusahaan.
11
BAB II
PEMBERHENTIAN HUBUNGAN KERJA
Pengertian :
.
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) memiliki berbagai pengertian, diantaranya :
1. Menurut Mutiara S. Panggabean
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) merupakan pengakhiran hubungan kerja antara
pekerja dan pengusaha yang dapat disebabkan oleh berbagai macam alasan, sehingga
berakhir pula hak dan kewajiban di antara mereka.
2. Menurut Malayu S.P. Hasibuan
Pemberhentian adalah fungsi operatif terakhir manajemen sumberdayamanusia.Dan
istilah ini mempunyai sinonim dengan separation, pemisahan atau pemutusan hubungan kerja
(PHK).
3. Menurut Sondang P. Siagian
Pemutusan hubungan kerja adalah ketika ikatan formal antara organisasi selaku
pemakai tenaga kerja dan karyawannya terputus.
4. Menurut Suwatno
Pemutusan hubungan kerja adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal
tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan
pengusahan.
5. Menurut UU RI No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan Pasal 1 ayat 25
Pemutusan hubungan kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu
hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja atau buruh
dan pengusaha.
Maka dengan ini dapat disimpulkan bahwa Pemutusan Hubungan kerja (PHK) yang
juga dapat disebut dengan Pemberhentian, Separation atau Pemisahan memiliki pengertian
sebagai sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan alasan tertentu yang mengakibatkan
berakhir hak dan kewajiban pekerja dan perusahaan.
12
1. Mengurangi biaya tenaga kerja
2. Menggantikan kinerja yang buruk. Bagian integral dari manajemen adalah
mengidentifikasi kinerja yang buruk dan membantu meningkatkan kinerjanya.
3. Meningkatkan inovasi. PHK meningkatkan kesempatan untuk memperoleh keuntungan ,
yaitu :
a. Pemberian penghargaan melalui promosi atas kinerja individual yang tinggi.
b. Menciptakan kesempatan untuk level posisi yang baru masuk
c. Tenaga kerja dipromosikan untuk mengisi lowongan kerja sebgai sumber daya yang
dapat memberikan inovasi/menawarkan pandangan baru.
4.Kesempatan untuk perbedaan yang lebih besar. Meningkatkan kesempatan untuk
memperkerjakan karyawan dari latar belakang yang berbeda-beda dan mendistribusikan
ulang komposisi budaya dan jenis kelamin tenaga kerja.
13
Prinsip-prinsip dalam pemutusan hubungan kerja adalah mengenai alasan dan
mekanisme pemutusan hubungan kerja. Maka alasan pemutusan hubungan kerja (PHK)
antara lain sebagai berikut:
1. Undang-Undang :Undang-undang dapat menyebabkan seseorang harus berhenti seperti
karyawan WNA yang sudah habis izinnya.
2. Keinginan Perusahaan : Perusahaan dapat memberhentikan karyawan secara hormat
ataupun tidak apabila karyawan melakukan kesalahan besar
3. Keinginan karyawan :Buruh dapat memutuskan hubungan kerja sewaktu-waktu karena
alasan mendesak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
4. Pensiun :Ketika seseorang telah mencapai batas usia tertentu sesuai dengan peraturan
perusahaan yang disepakati.
5. Kontrak kerja berakhir
6. Kesehatan karyawan :Kesehatan karyawan dapat dijadikan alasan pemberhentian
karyawan. Ini bisa berdasarkan keinginan perusahaan atau keinginan karyawan yang juga
telah diatur berdasarkan perundang-undangan ketenagakerjaan yang berlaku.
7. Meninggal dunia
8. Perusahaan dilikuidisasi
9. Karyawan dilepas jika perusahaan dilikuidisasi atau ditutup karena bangkrut.
14
Jenis – Jenis Pemutusan Hubungan Kerja (PHK):
A.MenurutMangkuprawira
Pemutusan Hubungan kerja (PHK) ada 2 Jenis, yaitu pemutusan hubungan kerja sementara
dan pemutusan hubungan kerja permanen :
1. Pemutusan Hubungan Kerja Sementara, yaitu sementara tidak bekerja dan pemberhentian
sementara.
2. Sementara tidak bekerja
Terkadang para karyawan butuh untuk meninggalkan pekerjaan mereka sementara.
Alasannya bermacam-macam dapat berupa kesehatan, keluarga, melanjutkan pendidikan
rekreasi dan lain sebagainya. Keadaan ini disebut juga dengan cutipendek atau cuti panjang
namun karyawan tersebut masih memiliki ikatan dengan perusahaan dan memiliki aturan
masing-masing.
1. Pemberhentian sementara
Berbeda dengan sementara tidak bekerja pemberhentian sementara memiliki alasan
internal perusahaan, yaitu karena alasan ekonomi dan bisnis, misalnya kondisi moneter dan
krisis ekonomi menyebabkan perusahaan mengalami chaos atau karena siklus bisnis.
Pemberhentian sementara dapat minimumkan di beberapa perusahaan melalui perencanaan
sumber daya manusia yang hati-hati dan teliti.
2.Pemutusan Hubungan Kerja Permanen
Pemberhentian ini ada 3 jenis, yaitu :
a.Atrisi
Atau pemberhentian tetap seseorang dari perusahaan secara tetap karena alasan pengunduran
diri, pensiun, atau meninggal. Fenomena ini diawali oleh pekerja individual, bukan oleh
perusahaan. Dalam perencanaan sumber daya manusia, perusahaan lebih menekannkan pada
atrisi daripada pemberhentian sementara karena proses perencanaan ini mencoba
memproyeksikan kebutuhan karyawan di masa depan.
15
b.Terminasi
Istilah luas yang mencakup perpisahan permanen karyawan dari perusahaan karena alasan
tertentu. Biasnya istilah ini mengandung arti orang yang dipecat dari perusahaan karena
faktor kedisiplinan. Ketika orang dipecat karena alasan bisnis dan ekonomi. Untuk
mengurangi terminasi karena kinerja yang buruk maka pelatihan dan pengembangan
karyawan merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh karena dapat mengajari karyawan
bagaimana dapat bekerja dengan sukses.
c. Kematian
Karyawan yang meninggal dunia secara otomatis hubungan kerjanya dengan perusahaan akan
terputus. Perusahaan tersebut akan memberikan pesangon atau uang pensiun bagi keluarga
yang ditinggalkannya sesuai dengan peraturan yang ada.
B.Menurut Sedarmayanti
Jenis Pemberhentian Hubungan Kerja (PHK) ada 2 jenis, yaitu :
1. Permberhentian Sementara biasanya terjadi pada karyawan tidak tetap yang
hubungan kerjanya bersifat tidak tetap, perusahaan yang bergerak pada produk musiman,
Karyawan yang dikenakan tahanan sementara oleh yang berwajibkarenadisangkatelah
berbuat tindak pidana kejahatan.
2. Pemberhentian Permanen sering disebut pemberhentian, yaitu terputusnya ikatan
kerja antara karyawan dengan perusahaan tempat bekerja.
16
Dari beberapa sumber tersebut maka dapat disimpulkan bahwa jenis
17
Namun sebelum pemberhentian hubungan kerja harus berusaha untuk meningkatkan
efisiensi dengan:
1. Mengurangi shift kerja
2. Menghapuskan kerja lembur
3. Mengurangi jam kerja
4. Mempercepat pension
5. Meliburkan atau merumahkan karyawan secara bergilir untuk sementara
18
Alasan Diperbolehkan PHK
Ada beberapa alasan pengusaha membolehkan pengusaha melakukan pemutusan kerja
dengan karyawan dengan alasan pekerja telah melakukan kesalahan berat seperti :
1.Melakukan penipuan, pencurian atau penggelapan dan/atau uang milik perusahaan.
2. Memberikan keterangan palsu atau yang dipalsukan sehingga merugikan perusahaan.
3.Mabuk, minum-minuman kerjasmemabukan, memakai atau mengedarkan narkotika,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan karja.
4.Melakukan perbuatan asusiala atau perjudian di lingkungan karja.
5.Menyerang menganiaya, mengancam astau mengintimidasi teman sekerja atau pengusaha
di lingkungan kerja.
6.Membujuk temasn sekerja atau pengusaha untuk melakukan perbuatan yang bertentangan
dengan peraturan perundang-undangan.
7.Dengan ceroboh astau sengaja merusak atau mebiarkan dalam keadaan bahaya barng milik
perusahaan yang menimbulkan rugi bagi perusahaan.
8.Dengan ceroboh atau membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di
tempat kerja.
9.Membongkar atau membocorkan rahasia perusahaan yang harusnya dirahasiakan kecuali
untuk kepentingan Negara.
10.Melakukan perbuatan lainnya di lingkungan perusahaan yang diancam pidana 5 tahun atau
lebih Semua kegiatan seperti di atas, baru pengusaha memutuskan melakukan pemutusan
hubungan hubungan kerja dengna karyawan, apabila memang benar-benar terbukti dengan
didukung oleh bukti-bukti, atau tertangkap tasngan dan adanya pengakuan dari karyawan.
Kompensasi PHK
Dalam hal terjadi pemutusan hubungan kerja, pengusaha diwajibkan membayar uang
pesangon (UP) dan atau uang penghargaan masa kerja (UPMK) dan uang penggantian hak
(UPH) yang seharusnya diterima.UP, UPMK, dan UPH dihitung berdasarkan upah karyawan
dan masa kerjanya.
1. Perhitungan Uang Pesangon (UP) paling sedikit sebagai berikut :
Masa Kerja Uang Pesangon
• Masa kerja kurang dari 1 tahun, 1 (satu) bulan upah.
• Masa kerja 1 – 2 tahun, 2 (dua) bulan upah.
• Masa kerja 2 – 3 tahun, 3 (tiga) bulan upah.
• Masa kerja 3 – 4 tahun 4 (empat) bulan upah.
19
• Masa kerja 4 – 5 tahun 5 (lima) bulan upah.
• Masa kerja 5 – 6 tahun 6 (enam) bulan upah.
• Masa kerja 6 – 7 tahun 7 (tujuh) bulan upah.
• Masa kerja 7 – 8 tahun 8 (delapan) bulan upah.
• Masa kerja 8 tahun atau lebih, 9 (sembilan) bulan upah.
Bolehkah Tidak Memberikan Karyawan yang di-PHK Pesangon atas Dasar Peraturan
Perusahaan?
Soal alasan perusahaan yang tidak memberikan Pesangon karena atas dasar peraturan
perusahaan itu tidak dapat dibenarkan menurut hukum. Pasal 111 ayat (2) UUK mengatakan,
“Ketentuan dalam peraturan perusahaan tidak boleh bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku”.
Dengan kata lain peraturan perusahaan yang bertentangan dengan UU batal demi
hukum sehingga yang berlaku adalah ketentuan yang ada dalam UU. Jika ada peraturan
perusahaan ataupun ketentuan-ketentuan dalam peraturan perusahaan yang bertentangan
20
dengan UU Ketenagakerjaan maka peraturan perusahaan ataupun ketentuan-ketentuan yang
bertentangan tersebut batal demi hukum.
Sehingga yang dipakai sebagai acuan adalah yang apa yang diatur dalam UUK. Jadi
perusahaan Wajib membayarkan pesangon kepada Anda sebagai akibat PHK sekalipun
peraturan perusahaan mengatur berbeda.
Jika anjuran Disnaker yang menganjurkan perusahaan membayar pesangon tidak
dilaksanakan perusahaan, langkah selanjutnya adalah mengajukan gugatan ke Pengadilan
Hubungan Industrial dalam hal ini Pengadilan Industrial di mana perusahaan berdomisili.
21
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
K3 merupakan suatu upaya yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara derajat
kesehatan fisik,mental dan sosial yang setinggi tingginya untuk pekerja di semua jenis
pekerjaan.Selain itu, juga merupakan upaya pencegahan terhadap gangguan kesehatan
pekerja yang disebabkan oleh pekerjaan. K3 dapat juga diartikan sebagai perlindungan bagi
pekerja dalam pekerjaannya dari resiko akibat faktor yang merugikan kesehatan.
Sedangkan PHK dapat disimpulkan bahwa Pemutusan Hubungan kerja (PHK) yang juga
dapat disebut dengan Pemberhentian, Separation atau Pemisahan memiliki pengertian sebagai
sebuah pengakhiran hubungan kerja dengan alasan tertentu yang mengakibatkan berakhir hak
dan kewajiban pekerja dan perusahaan
Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan dalam makalah ini, hendaknya dalam pemutusan
hubungan kerja harus sesuai dengan undang undang yang berlaku agar tidak ada perselisihan
dan tidak ada pihak yang merasa di rugikan.
Dan mengenai K3, Bagi pihak perusahaan disarankan untuk menekankan seminimal mungkin
terjadinya ecelakaan kerja, dengan jalan antara lain meningkatkan dan menerapkan
keselamatan dan kesehatan kerja (k3) dengan baik dan tepat.
Dan Bagi karyawan lebih memperhatikan program keselamatan dan kesehatan kerja (k3)
dengan bekerja secara disiplin dan berhati-hati.
22
FORMULIR PERMOHONAN CUTI
Jenis Cuti
Melahirkan Istri Melahirkan Ibadah Haji Khitanan/ Baptis
Pernikahan Anak Menikah Cuti Besar Tahunan Karyawan Tetap
Keluarga Serumah Meninggal Keluarga Serumah Meninggal
( ) ( )
23