Anda di halaman 1dari 25

Jenis Akun Lain Dalam Siklus Akuisisi dan Pembayaran

Jenis asset, beban, dan kewajiban bagi banyak perusahaan akan berbeda,
terutama yang berkecimpung dalam industry selain ritel, grosir, dan manufaktur.
Masalah yang berkaitan dengan beberapa akun kunci lainnya dalam siklus ini
akan dibahas, terutama audit atas:

a. Property, pabrik, dan peralatan


b. Beban dibayar di muka
c. Kewajiban lainnya
d. Akun laba dan beban

Audit Atas Properti, Pabrik, dan Peralatan

Properti, pabrik, dan peralatan adalah asset yang memiliki umur yang diharapkan
lebih dari satu tahun, dan digunakan dalam bisnis, dan tidak diperoleh untuk dijual
kembali. Tujuan dari penggunaan asset itu sendiri sebagai bagian dari operasi
bisnis klien dan umur diharapkannya yang lebih dari satu tahun merupakan
karakteristik yang signifikan yang membedakan asset tersebut dengan persediaan,
investasi, dan beban dibayar dimuka.

Aset Beban Kewajiban


Kas Harga Pokok Penjualan Utang Usaha
Persediaan Beban Sewa Utang Sewa
Perlengkapan Pajak Properti Biaya Profesional Akrual
Properti, pabrik, dan Beban Pajak Penghasilan Pajak Properti Akrual
peralatan
Paten, Merek dagang, hak Beban Asuransi Beban Akrual Lainnya
cipta
Sewa dibayar di muka Biaya Profesional Utang Pajak Penghasilan
Pajak dibayar di muka Tunjangan Pensiun
Asuransi dibayar di muka Utilitas
Tabel diatas merupakan akun akun yang umumnya digunakan untuk
peralatan. Pendebetan ke peralatan berasal dari siklus akuisisi dan pembayaran,
karena sumber debet akun asset adalah jurnal akuisisi, sistem akuntansi biasanya
telah diuji untuk mencatat penambahan peralatan p[ada periode berjalan sebagai
bagian dari pengujian atas siklus akuisisi dan pembayaran.

Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan serta akun property, pabrik,
dan peralatan lainnya adalah berupa file induk asset tetap (fixed asset master file).
File induk ini meliputi catatan yang terinci atas setiap bagian peraltan dan jenis
property lainnya yang dimiliki. File induk juga berisi informasi mengenai
property yang diperoleh dan dibuang selama tahun bersangkutan.

Auditor membedakan cara memverifikasi peralatan dengan akun asset lancer


karena tiga alasan, yaitu:

1. Biasanya akuisisi peralatan jarang dilakukan pada periode berjalan,


terutama peralatan berat yang digunakan dalam proses manufaktur.
2. Jumlah setiap akuisisi sering kali material.
3. Peralatan mungkin tetap disimpan dan dicatat dalam catatan akuntansi
selama beberapa tahun.

Berdasarkan perbedaan tersebut, audit atas peralatan lebih menekankan pada


verifikasi akuisisi yang dilakukan pada periode berjalan dan bukan saldo akun
yang dibawa dari tahun sebelumnya. Walaupun pendekatan untuk memverifikasi
peralatan berbeda dengan yang digunakan untuk asset lancer, beberapa akun asset
lainnya diverifikasi dengan cara yang sama. Dalam audit atas peraltan dan akun-
akun terkait, auditor harus memisahkan pengujian ke dalam kategori berikut:

a. Melaksanakan prosedur analitis


b. Memverifikasi akuisisi tahun berjalan
c. Memverifikasi pelepasan atau pembuangan tahun berjalan
d. Memverifikasi saldo akhir akun asset
e. Memverifikasi beban penyusutan
f. Memverifikasi saldo akhir akumulasi penyusutan

Melaksanakan Prosedur Analitis

Jenis prosedur analitis bergantung pada sifat operasi klien. Sebagian besar
prosedur analitis yang tipikal menilai kemungkinan salah saji yang material dalam
beban penyusutan dan akumulasi penyusutan.

Prosedur Analitis Salah Saji yang Mungkin


Membandingkan Beban Penyusutan Salah saji beban penyusutan dan
yang dibagi dengan biaya peralatan akumulasi penyusutan
kotor dengan tahun sebelumnya
Membandingkan akumulasi penyusutan Salah saji akumulasi penyusutan
yang dibagi dengan biaya peralatan
kotor dengan tahun sebelumnya
Membandingkan reparasi dan Membedakan jumlah yang arus
pemeliharaan bulanan atau tahunan, dikapitalisasi
beban perlengkapan, beban peralatan
kecil, dan akun-akun serupa dengan
tahun sebelumnya
Membandingkan biaya manufaktur Peralatan yang menganggur atau
kotor yang dibagi dengan beberapa peralatan yang disingkirkan tetapi
ukuran produksi dengan tahun belum dihapus
sebelumnya

Pada area audit lainnya saat implementasi bergantung pada materialitas


kinerja, risiko turunan, dan penilaian risiko pengendalian. Materialitas kinerja
penting untuk memverifikasi tambahan atas tahun berjalan karena nilainya mulai
daru jumlah immaterial hingga jumlah yang signifikan.

Tes Biasa atas Detail untuk


Tujuan Audit terkait Saldo Komentar
Prosedur Saldo
Akuisisi tahun berjalan  Hitung skedul akuisisi.  Footing skedul
dalam skedul akuisisi  Telusuri akuisisi akuisisi dan
disetujui dengan jumlah individual pada file penelusuran
file utama yang berkaitan, utama untuk jumlah akuisisi individual
dan total yang disetujui dan deskripsi harus dibatasi
dengan buku besar (detail  Telusuri total ke buku kecuali kontrolnya
tie-in) besar kurang.
 Semua peningkatan
dalam saldo buku
besar untuk tahun
tersebut harus
sesuai dengan
skedul
Akuisisi tahun berjalan di-  Mengeksaminasi Jarang dilakukan
list ada (existence) invoice vendor dan eksaminasi fisik aset
laporan penerimaan. kecuali kontrolnya kurang
 Eksaminasi fisik atas atau jumlahnya material.
aset
Akuisisi yang terjadi  Mengeksaminasi Tujuan ini adalah yang
tercatat (completeness) invoice vendor atas paling penting untuk
akun amat terkait peralatan.
seperti perbaikan dan
perawatan unuk
membuka barang yang
harus direkan sebagai
peralatan.
 Mereviu persetujuan
lease dan rental.
Akuisisi tahun berjalan di- Mengeksaminasi invoice Perpanjangan berdasarkan
list ternyata akurat vendor. risiko turunan dan
(accuracy) efektivitas dari internal
kontrol.
Akuisisi tahun berjalan  Mengeksaminasi Objektif berkaitan erat
yang di-list invoice vendor dalam pada tes kelengkapan.
diklasifikasikan dengan berbagai akun Dilakukan dengan
benar (classification) peralatan untuk konjungsi dengan objektif
mengusut barang yang dan tes untuk akurasi.
harus diklasifikasi
sebagai peralatan
manufaktur atau
kantor, bagian dari
gedung, atau
perbaikan.
 Mengeksaminasi
invoice vendor atas
akun yang terkait
seperti perbaikan
untuk mengusut
barang yang harus
dicatat sebagai
peralatan.
 Mengeksaminasi sewa
dan lease untuk
kapitalisasi lease.
Akuisisi tahun berjalan Reviu transaksi dekat tanggal Biasanya dilakukan
dicatat dalam periode yang neraca untuk periode yang sebagai bagian dari tes
benar (cutoff) benar. cutoff utang.
Klien memiliki hak hingga Mengeksaminasi invoice Biasanya perhatian utama
akuisisi tahun berjalan vendor adalah apakah peralatan
(rights) dimiliki dieksaminasi
untuk peralatan dan
property, abstrak, dan
tagihan pajak dicek untuk
tanah dan bangunan utama.

Titik awal untuk verifikasi atas akuisisi tahun berjalan biasanya berupa
skedul yan didapat dari klien atas semua akuisisi yang tercatat dalam buku besar
akun properti, pabrik, dan peralatan selama tahun tersebut. Klien mendapatkan
informasi ini dari file utama properti. Skedul berisi pemisahan dan termasuk
tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, notasi apakah benda tersebut baru atau bekas.
Tes audit yang umum untuk verifikasi tambahan adalah untuk
mengeksaminasi invoice vendor. Tes tambahan, dilakukan sebagai bagian tes
kontrol dan tes substantive atas transaksi, perlu karena kompleksitas dari
banyaknya transaksi peralatan dan jumlah materialitas. Normal untuk auditor
memverifikasi transaksi besar dan tidak biasa untuk setahun juga sampel
representative tambahan. Penambahan tes tergantung pada penilaian auditor untuk
konrol risiko akuisisi dan materialitas atas penambahan.
Dalam tes akuisisi, auditor harus memahami standar untuk memastikan
klien mengikuti standar yang dibutuhkan. Auditor juga harus tahu kebijakan
kapitalisasi klien untuk mendeterminasi apakah akuisisi diberlakukan secara
konsisten dengan yang lainnya di tahun berjalan.
Auditor harus memverifikai catatan transaksi untuk klasifikasi yang benar
diantara berbagai akun peralatan. Dalam beberapa kasus, jumlah tercatat sebagai
peralatan manufaktur harus diklasifikasikan sebagai peralatan kantor sebagai
bagian dari bangunan. Juga klien dapat diperbaiki kapitalisasi yang tidak benar,
atau beban yang sama.
Klien biasanya termasuk transaksi yang harus direkam sebagai aset dalam
oerbaikan dan beban perbaikan, beban lease, perlengkapan, peralatan kecil, dana
kun terkait. Salah saji mungkin hasil dari kurangnya pemahaman dari standar
akunting atau dari keinginan klien untuk menghindari pajak penghasilan.
Memverifikasi Pembuangan di Tahun Berjalan
Transaksi terkait pembuangan peralatan sering terjadi salah saji ketika
kontrol internal perusahaan kekurangan metode formal untuk menginformasi
manajemen penjualan, pertukaran, pembuaran, atau pencurian atas mesin dan
peralatan yang tercatat. Metoda formal untuk melacak pembuangan atau
pengawasan untuk otorisasi yang sesuai untuk penjualan atau pembuangan
peralatan lainnya membantu mengurangi risiko salah saji.
Tujuan utama auditor dalam verifikasi penjualan, perdagangan, atau
pengabaian peralatan adalah untuk mengumpulkan bukti yang cukup dan
memadai bahwa semua pelepasan dicatat dan pada jumlah yang benar. Titik awal
untuk memverifikasi pembuangan adalah jadwal klien dari pembuangan yang
direkam. Jadwal biasanya mencakup tanggal ketika aset dibuang, nama orang atau
perusahaan yang mendapatkan aset, harga jual, biaya asli, tanggal akuisisi, dan
akumulasi penyusutan.
Diperlukan uji tie-in terperinci dari jadwal pelepasan yang direkam,
termasuk menyusun jadwal, melacak total pada jadwal hingga pelepasan yang
tercatat dalam buku besar, dan melacak biaya dan akumulasi penyusutan
pelepasan ke file utama properti.
Karena kegagalan untuk mencatat pelepasan peralatan yang tidak lagi
digunakan dalam bisnis dapat secara signifikan mempengaruhi laporan keuangan,
pencarian untuk pelepasan yang tidak tercatat sangat penting. Sifat dan kecukupan
kontrol atas pelepasan mempengaruhi tingkat pencarian. Prosedur berikut sering
digunakan untuk memverifikasi pembuangan:
 Tinjau apakah aset yang baru diperoleh menggantikan aset yang ada
 Analisis keuntungan dan kerugian dari pelepasan aset dan pendapatan lain-
lain untuk penerimaan dari pelepasan aset
 Meninjau modifikasi pabrik dan perubahan dalam lini produk, perubahan
pada peralatan utama yang berhubungan dengan komputer, pajak properti,
atau cakupan asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan
 Membuat pertanyaan dari personel manajemen dan produksi tentang
kemungkinan pembuangan aset
Ketika aset dijual atau dibuang tanpa ditukar untuk pergantian aset, akurasi
transaksi dapat diverifikasi dengan eksaminasi invoice penjualan terkait dan file
utama properti. Auditor harus membandingkan biaya dan akumulasi depresiasi
dalam file utama dengan entri tercatat dalam jurnal umum dan dikomputasi ulang
untung dan rugi pada pembuangan aset untuk perbandingan dengan pencatatan
akunting.

Memverifikasi saldo
Dua tujuan auditor ketka mengaudit saldo akhir akun peralatan termasuk
menentukan bahwa:

1. Semua peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca.
2. Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat.

Ketika merancang pengujian audit untuk memenuhi tujuan tersebut, pertama


auditor mempertimbangkan sifat pengendalian internal terhadap peralatan.
Idealnya, auditor mampu menyimpulkan bahwa pengendalian cukup efektif untuk
memungkinkannya bergantung pada saldo yang dicatat dari tahun sebelumnya.
Pengendalian yang penting meliputi penggunaan file induk untuk setiap aset tetap,
pengendalian fisik yang memadai terhadap aset yang mudah dipindahkan (seperti
komputer, perkakas, dan kendaraan), penulisan nomor identifikasi pada setiap aset
tetap, serta perhitungan fisik periodik atas aset tetap dan rekonsiliasinya oleh
personil akuntansi. Metode formal untuk memberi tahu departemen akuntansi
tentang semua pelepasan aset tetap juga merupakan pengendalian yang penting
terhadap saldo aset yang dicatat ke tahun berjalan.

Pada umumnya, langkah audit yang pertama berkenaan dengan tujuan detail
tie-in: Peralatan, seperti yang tercantum dalam file induk, sama dengan buku
besar. Memeriksa printout file induk untuk melihat bahwa totalnya sama dengan
saldo buku besar biasanya sudah mencukupi. Auditor mungkin saja memilih
menggunakan perangkat lunak audit untuk memfooting versi elektronik file induk
atau menguji footing beberapa halaman secara manual.

Setelah menilai risiko pengendalian untuk tujuan eksistensi, auditor


memutuskan apakah perlu memverifikasi eksistensi setiap item peralatan yang
tercantum dalam file induk. Jika terdapat kemungkinan yang besar bahwa aset
tetap yang hilang yang berjumlah material masih tercantum dalam file induk,
auditor dapat sampel dari file induk dan memeriksa aset aktual. Demikian juga,
berdasarkan penilaian auditor atas risiko pengendalian untuk tujuan kelengkapan,
auditor dapat memeriksa secara fisik sampel item peralatan utama dan
menelusurinya ke file induk. Dalam kasus yang jarang terjadi, auditor mungkin
memutuskan bahwa perlu bagi klien untuk menghitung semua persediaan fisik
aset tetap guna memastikan bahwa semuanya memang ada. Ketika persediaan
fisik dihitung, biasanya auditor mengamati perhitungannya.

Biasanya auditor tidak perlu menguji keakuratan atau klasifikasi aset tetap
yang dicatat pada periode sebelumnya karena sudah diverifikasi dalam audit
sebelumnya ketika diperoleh. Akan tetapi, auditor harus menyadari bahwa
perusahaan kadang kadang mungkin memiliki peralatan di tangan yang tidak lagi
digunakan dalam operasi. Jika jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi
apakah peralatan itu harus dicatat pada nilai realisasi bersih (tujuan nilai realisasi)
atau setidaknya diklasifikasikan secara terpisah sebagai “peralatan nonoperasi."

Selain melakukan prosedur untuk memperoleh bukti yang terkait dengan


tujuan audit yang berkaitan dengan saldo aset tetap, auditor juga melaksanakan
prosedur audit yang terkait dengan empat tujuan penyajian dan pengungkapan aset
tetap. Pertimbangan utama dalam memverifikasi pengungkapan yang terkait
dengan aset tetap adalah kemungkinan adanya rintangan hukum. Auditor dapat
menggunakan beberapa metode untuk menentukan apakah peralatan terbebani,
termasuk:

 Membaca syarat-syarat dalam perjanjian pinjaman dan kredit.


 Mengirimkan permintaan konfirmasi pinjaman kepada bank dan institusi
pemberi pinjaman lainnya.
 Melakukan diskusi dengan klien atau mengirimkan surat ke penasihat
hukum.

Penyajian dan pengungkapan yang tepat atas peralatan dalam laporan


keuangan harus dievaluasi secara hati-hati untuk memastikan bahwa standar
akuntansi diikuti. Peralatan itu harus meliputi biaya kotor dan biasanya harus
terpisah dari aset tetap lainnya. Properti yang dilease juga harus diungkapkan
secara terpisah, dan semua hak gadai atas properti itu harus dicantumkan dalam
catatan kaki. Auditor harus melaksanakan pengujian yang mencukupi untuk
memverifikasi bahwa keempat tujuan penyajian dan pengungkapan dipenuhi.
Beban penyusutan merupakan salah satu dari beberapa akun beban yang tidak
diverifkasi sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substantif
atas transaksi. Jumlah yang tercatat ditentukan dengan alokasi internal oleh
transaksi pertukaran dengan pihak luar. Jika beban penyusutan berjumlah
material, diperlukan lebih banyak pengujian yang terinci atas beban penyusutan
ketimbang untuk akun yang telah diverifikasi melalui pengujian pengendalian dan
pengujian substantif atas transaksi.

Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting untuk beban
penyusutan adalah keakuratan. Auditor berfokus pada penentuan apakah klien
mengikuti kebijakan penyusutan yang konsisten dari periode ke periode, dan
apakah perhitungan klien sudah benar.
Dalam menentukan hal yang pertama, auditor harus mempertimbangkan
empat aspek:

1. Umur manfaat akuisisi periode berjalan.


2. Metode penyusutan
3. Estimasi nilai sisa
4. Kebijakan penyusutan aset dalam tahun akuisisi dan disposisi

Kebijakan klien dapat ditentukan melalui diskusi dengan personil yang


berwenang dan membandingkan responsnya dengan informasi yang ada dalam file
permanen auditor. Dalam memutuskan kelayakan umur manfaat yang dibebankan
ke aset yang baru saja diakuisisi, auditor harus mempertimbangkan umur fisik
aset, umur yang diharapkan, (dengan memperhatikan keusangan atau kebijakan
normal perusahaan untuk meningkatkan mutu peralatan), dan kebijakan
perusahaan yang ditetapkan menyangkut pertukaran peralatan.

Kadang-kadang, situasi yang berubah dapat saja mengharuskan perusahaan


untuk mengevaluasi kembali umur manfaat aset. Jika hal ini terjadi, revaluasi
harus melibatkan perubahan estimasi akuntansi dan bukan perubahan prinsip
akuntansi. Dampak dari hal tersebut terhadap penyusutan harus dievaluasi.

Metode yang berguna untuk mengaudit penyusutan adalah pengujian prosedur


analitis atas kelayakan yang dilakukan dengan mengalikan aset tetap yang belum
disusutkan dengan tingkat penyusutan tahun tersebut. Dalam melakukan
perhitungan auditor harus melakukan penyesuaian terhadap penambahan dan
pelepasan tahun berjalan, aset dengan umur yang berbeda, dan aset dengan
metode penyusutan yang berbeda. Banyak kantor akuntan membuat spreadsheet
elektronik dalam file permanennya yang mencantumkan rincian aset tetap dengan
metode penyusutan dan umurnya. Jika perhitungan dengan perangkat lunak
mendekati total klien dan jika penilaian risiko pengendalian untuk penyusutan
adalah rendah, pengujian terinci atas penyusutan dapat dieliminasi.

Jika pengujian kelayakan secara keseluruhan tidak dapat dicapai, biasanya


diperlukan pengujian yang lebih terinci. Untuk melakukan hal tersebut, auditor
akan menghitung kembali beban penyusutan atas aset tertentu untuk menentukan
apakah klien mengikuti kebijakan penyusutan yang benar dan konsisten. Agar
relevan, perhitungan yang terinci harus dikaitkan dengan perhitungan total
penyusutan dengan memfooting beban penyusutan pada file induk properti dan
merekonsiliasi totalnya dengan buku besar umum. Karena standar akuntansi
mengharuskan catatan kaki yang berhubungan dengan penyusutan aset tetap,
termasuk pengungkapan metode penyusutan dan umur manfaat terkait
berdasarkan kelas aset, auditor akan menjalankan prosedur guna memperoleh
bukti bahwa empat tujuan audit yang berkaitan dengan penyajian dan
pengungkapan untuk penyusutan telah dipenuhi. Sebagai contoh, auditor
membandingkan informasi yang pengungkapan diperoleh melalui pengujian audit
atas akun beban penyusutan dengan informasi yang diungkapkan dalam catatan
kaki guna memastikan informasi yang disajikan konsisten dengan metode aktual
dan asumsi yang digunakan untuk menghitung serta mencatat penyusutan.

Dalam menentukan hal yang pertama, auditor harus mempertimbangkan


empat aspek, yaitu:

1. Umur mandaat akuisisi periode berjalan


2. Metode penyusutan
3. Estimasi nilai sisa
4. Kebijakan penyusutan asset dalam tahun akuisisi dan disposisi

Dalam memutuskan kelayakan umur manfaat yang dibebankan ke aset yang baru
saja diakuisisi, auditor harus mempertimbangkan umur fisik suatu aset, dan umur
yang diharapkan. Metode yang berguna untuk mengaudit penyusutan adalah
pengujian prosedur analitis atas kelayakan yang dilakukan dengan mengalukan
aset tetap yang belum disusutkan dengan tingkat penyusutan tahun tersebut. Jika
pengujian kelayakan secara keseluruhan tidak dapat dicapai, biasanya diperlukan
pengujian yang lebih terperinci.
Memverifikasi Saldo Akhir Akumulasi Penyusutan

Pendebetan ke akumulasi penyusutan biasanya diuji sebagai bagian dari


audit atas pelepasan aset, sementara kredit diverifikasi sebagai bagian dari beban
penyusutan. Dua tujuan yang biasanya ditekankan dalam audit atas saldo akhir
akumulasi penyusutannya adalah:

1. Akumulasi penyusutan yang dinyatakan pada file induk property sama


dengan buku besar umum
2. Akumulasi penyusutan dalam file induk sudah akurat

Dalam beberapa kasus, untuk peralatan narkoba mungkin saja berkurang secara
signifikan karena menurunnya permintaan pelanggan atas produk.

Audit Beban dibayar Dimuka

Beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan asset tidak berwujud adalah
asset yang umurnya bervariasi dari beberapa bulan hingga beberapa tahun.

Contoh asset tersebut yaitu:

 Sewa dibayar dimuka


 Biaya organisasi
 Pajak dibayar dimuka
 Paten
 Asuransi
 Merek dagang
 Beban ditangguhkan
 Hak cipta
 Goodwill

Pada beberapa kasus, akun-akun diatas akan menjadi sangat material. Tetapi
dalam audit khusus, perusahaan tidak memiliki banyak akun semacam itu atau
jumlahnya tidak material.
Contoh audit atas asuransi dibayar dimuka akan dijadikan sebagai representative
kelompok ini karena:

1. Asuransi dibayar dimuka ditemukan pada sebagian besar audit, hamper


semua perusahaan memiliki beberapa jenis asuransi
2. Masalah yang umumnya dihadaoi dalam audit asuransi dibayar di muka
merupakan hal yang umum bagi kelas akun ini
3. Tanggung jawab auditor untuk mereview cakupan asuransi merupakan
pertimbangan tambahan yang tidak ditemukan pada akun lainnya dalam
kategori ini

Gambar 19-2 Asuransi Dibayar di Muka dan Akun Terkait

Asuransi Dibayar di Muka Beban Asuransi

Saldo Beban Asuransi


Awal Periode Berjalan

(1) Akuisisi
(Premi
Asuransi)

Saldo
Akhir

(1) Akuisisi premi asuransi berasal dari siklus akuisisi dan pembayaran.

Pengendalian internal untuk asuransi dibayar di miuka dan beban asuransi


dapat dengan mudah dibagi kedalam tiga kategori : pengendalian terhadap akuisisi
dan pencatatan asuransi, pengendalian terhadao register asuransi, dan
pengendalian terhadap penghapusan beban asuransi. Pengendalian terhadap
akuisisi dan pencatatan asuransi merupakan bagian dari siklus akuisisi dan
pembayaran. Register asuransi adalah catatan polis asuransi yang berlaku dan
tanggal jatuh tempo setiap polis.
Dalam audit atas asuransi dibayar di muka, auditor memperoleh skedul
dari klien yang mencantumkan setiap polis yang berlaku:

1. Informasi tentang polis, termasuk nomor polis, jumlah cakupan, dan


premi tahunan
2. Saldo awal asuransi dibayar di muka
3. Pembayaran premi polis
4. Jumlah yang dikenakan ke beban asuransi
5. Saldo akhir asuransi dibayar di muka

Selama proses audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor
harus mengingkat bahwa jumlah beban asuransi merupakan nilai risidu. Satu-
satunya pengujian atas saldo akun beban yang umumnya diperlukan mencakup
prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan ke
beban asuransi berasal dari kredit asuransi dibayar di muka. Karena pembayaran
premi diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substanstif
atas transaksi serta prosedur analitis, penekanan dalam pengujian atas rincian
saldo tertuju pada asuransi dibayar dimuka.

Saldo awal dan akhir asuransi dibayar di muka kadang-kadang tidak


material dan sering kali ada beberapa transaksi yang didebet dan dikredit ke saldo
selama tahun bersangkutan, di mana sebagian berjumlah kecil dan mudah
dipahami. Karena itu, auditor biasanya dapat menghemat waktu untuk
memverifikasi saldo atau transaksi. Jika auditor memutuskan untuk tidak
memverifikasi saldo secara terinci, prosedur analitis akan menjadi sangat penting
untuk mengidentifikasi potensi salah saji yang signifikan. Biasanya auditor
melakukan prosedur analitis berikut untuk asuransi dibayar di muka dan beban
asuransi:

 Membandingkan total asuransi dibayar di muka dan beban asuransi


dengan tahun sebelumnya.
 Menghiung rasio asuransi dibayar di muka terhadap beban asuransi dan
membandingkannya dengan tahun sebelumnya.
 Membandingkan setiap cakupan polis asuransi pada skedul asuransi yang
diperoleh dari klien dengan skedul tahun sebelumnya sebagai pengujian
atas eliminasi polis tertentu atau perubahan cakupan asuransi.
 Membandingkan saldo asuransi dibayar di muka yag dihitung selama
tahun berjalan atas dasar polis per polis dengan yang ada pada tahun
sebelumnya sebagai pengujian terhadap kesalahan perhitungan.
 Mereview cakupan asuransi yang tercantum pada skedul asuransi dibayar
di muka dengan pejabat klien yang berwenang atau broker asuransi
menyangkut kememadaian cakupan. Auditor tidak boleh menjadi pakar
asuransi, tetapi pemahaman auditor mengenai akuntansi dan penilaian
asset sangat diperlukan untuk memastikan bahwa perusahaan tidak
diasuransikan terlalu rendah.

Bagi banyak audit, tidak ada prosedur substantive tambahan yang


diperlukan kecuali risiko pengendalian dinilai tinggi atau pengujian menunjukkan
tingginya kemungkinan adanya salah saji yang signifikan. Prosedur audit lainnya,
yang akan dibahas berikutnya, hanya harus dilakukan apabila ada alasan khusus
untuk melakukannya. Pembahasan kita mengenai pengujian tersebut
menggunakan tujuan audit yang berkaitan dengan saldo untuk melaksanakan
pengujian atas rincian saldo asset/ (Nilai realisasi tidak dapat diterapkan).

Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka Memang Ada dan
Polis yang Ada Telah Dicantumkan (Eksistensi dan Kelengkapan)

Pengujian atas eksistensi dan pengabaian polis asuransi yang berlaku dapat
dilakukan pada skedul asuransi dibayar di muka klien dengan salah satu dari dua
cara berikut:

1. Memeriksa sampel faktur asuransi dan polis yang berlaku untuk


dibandingkan dengan skedul.
2. Memperoleh konfirmasi infomasi asuransi dari agen asuransi perusahaan.
Auditor umumnya lebih suka mengirimkan konfirmasi kepada agen
asuransi klien, karena pendekatan ini biasanya tidak terlalu menghabiskan
banyak waktu ketimbang pengujian vouching dan menyediakan verifikasi
pihak ketiga.

Klien Memiliki Hak atas Semua Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi
Dibayar Di Muka (Hak)

Pihak yang akan menerima manfaat jika klaim asuransi diajukan adalah
mereka yang memiliki hak. Biasanya, penerima yang disebutkan dalam polis
adalah klien, tetapi apabila ada hipotik atau hak gadai lainnya, klaim asuransi
mungkin dapat dibayarkan kepada kreditor mereview polis asuransi untuk
penuntut selain klien merupakan pengujian yang baik atas kewajiban yang belum
tercatat dan asset yang digadaikan.

Jumlah Dibayar Di Muka Pada Skedul Sudah Tepat dan Totalnya Sudah
Dijumlahkan Dengan Benar Serta Sama Dengan Buku Besar Umum
(Keakuratan dan Detail Tie-In)

Pengujian audit untuk memverifkasi keakuratan asuransi dibayar dimuka


melibatkan verifikasi jumlah premi asuransi, lama periode polis, dan alokasi
premi keasuransi yang belum jatuh tempo. Jumlah premi untuk polis tertentu dan
periode waktunya dapat diverifikasi pada waktu yang sama dengan pemeriksaan
faktur premi atau konfirmasi dari agen asuransi. Setelah kedua selesai diverifikasi,
perhitungan klien atas asuransi yang belum jatuh tempo dapat diuji dengan
menghitungnya kembali. Skedul asuransi dibayar dimuka tersebut kemudian dapat
di footing dan total ditelusuri ke buku besar umum untuk menyelesaikan
pengujian detail tie-in.

Beban Asuransi yang Berhubungan Dengan Asuransi Dibayar Di Muka


Telah Diklasifikasikan dengan Benar (Klasifikasi)

Klasifikasi yang benar atas pendebetan ke akun beban asuransi yang


berbeda harus di review sebagai pengujian atas laporan laba rugi. Dalam beberapa
kasus, akun beban yang sesuai bersifat nyata juga diperlukan alokasi. Sebagai
contoh, asuransi kebakaran atas suatu bangunan mungkin memerlukan alokasi
kebeberapa akun, termasuk overhead manufaktur. Membebanka akun yang tepat
dan konsistensi dengan tahun sebelumnya merupakan pertimbangan utama dalam
mengevaluasi klasifikasi.

Transaksi Asuransi Telah Dicatat Pada Periode yang Benar (Pisah Batas)

Pisah batas untuk akuisisi asuransi biasanya bukan merupakan masalah


yang signifikan karena jumlah polisnya kecil dan jumlahnya tidak material. Jika
auditor mengecek pisah batas akuisisi asuransi, mereka melakukannya sebagai
bagian dari pengujian pisah batas utang usaha.

AUDIT KEWAJIBAN AKRUAL

Kategori utama akun yang ketiga dalam siklus akuisisi dan pembayaran adalah
Kewajiban Akrual (Accrued Liabilities), yang merupakan estimasi kewajiban
yang belum dibayar atas jasa dan manfaat yang telah diterima sebelum tanggal
neraca. Kebanyakan kewajiban akrual merupakan kewajiban di masa depan atas
jasa yang belum dibayar akibat berlalunya waktu tetapi belum dibayarkan pada
tanggal neraca. Sebagai contoh, manfaat sewa properti yang diakrualkan selama
tahun bersangkutan. Karena itu, pada tanggal neraca, bagian tertentu dari total
biaya sewa yang telah dibayarkan harus diakrualkan. Kewajiban serupa lainnya
termasuk.

 Gaji Akrual
 Pajak Gaji Akrual
 Bonus Pejabat Akrual
 Komisi Akrual
 Fee Profesional Akrual
 Sewa Akrual
 Bunga Akrual

Jenis akrual yang kedua melibatkan estimasi di mana jumlah kewajiban


yang jatuh tempo tidak pasti, seperti kewajiban pajak penghasilan federal apabila
ada kemungkinan yang masuk akal bahwa jumlah yang dilaporkan pada SPT
pajak akan berubah setelah Internal Revenue Service mengaudit SPT tersebut.
Biaya garansi akrual dao biaya pensiun akrual merupakan jenis akrual yang
serupa.

Verifikasi beban akrual bervariasi tergantung pada sifat akrual dan situasi
yang dihadapi klen. Bagi sebagian besar audit, akrual hanya memerlukan waktu
audit yang sedikit. Dalam contoh lainnya, akun-akun tertentu, seperti pajak
penghasilan akrual, biaya garansi, dan biaya pensiun, sering kali bersifat material
dan memerlukan upaya audit yang cukup banyak. Pembahasan berikut mengenai
audit atas pajak properti akrual akan digunakan sebagai contoh audit akun
kevejiban akrual.

Mengaudit Pajak Properti Akrual

Seperti pada beban asuransi, saldo beban pajak properti merupakan jumlah
residu yang berasal dari saldo awal dan akhir pajak properti akrual serta
pembayaran pajak properti. Karena itu, penekanan dalam pengujian harus
diberikan pada ran. properti akrual, kedelapan tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo kecuali nilai realisasi bersifat relevan. Dua yang paling penting adalah :

1. Properti yang ada pada skedul akrual sudah tepat untuk mengakrualkan
pajak. Kelalaian untuk mencantumkan properti di mana pajak harus
diakuralkan akan merendahsajkan kewajiban pajak properti (kelengkapan).
Sebagai contoh salah saji yang material dapat terjadi jika pajak properti
belum dibayarkan hingga tanggal neraca dan tidak dimasukkan sebagai
pajak properti akrual.
2. Pajak properti akrual telah dicatat secara akurat. Auditor memperhatikan
perlakuan yang konsisten terhadap akrual dari tahun ke tahun (keakurat-
an).

Auditor menggunakan dua pengujian utama untuk mencantumkan semua


akrual. Auditor memverifikasi akrual pada saat yang bersamaan dengan audit
pembayaran pajak properti tahun berjalan. Dalam sebagian besar audit, terdapat
beberapa pembayaran pajak properti, letapi setiap pembayaran sering kali
berjumlah material sehingga merupakan hal yang umum untuk memverifikasi
semuanya. uditor juga membandingkan akrual itu dengan tahun sebelumnya.

Auditor sering kali memulainya dengan memperoleh skedul pembayaran pajak


properti dari klien, dan membandingkan setiap pembayaran dengan skedul tahun
umnya untuk menentukan apakah semua pembayaran telah dicantumkan dalam
skedul yang disiapkan klien. Skedul audit aset tetap juga harus diperiksa untuk
melihat penambahan dan pelepasan aset yang mungkin mempengaruhi akrual
pajak properti. Semua properti yang dipengaruhi oleh regulasi pajak properti lokal
harus dicantumkan dalam skedul, meskipun pembayaran pajak pertama belum
dilakukan.

Setelah merasa yakin bahwa semua properti kena pajak telah dicantumkan
dalam skedul yang disiapkan klien, auditor akan mengevaluasi kelayakan pajak
properti atas setiap properti yang digunakan oleh klien untuk mengestimasi
akrual. Dalam beberapa contoh, totalnya telah ditetapkan oleh otoritas perpajakan
dan dikirimkan kepada klien sehingga memungkinkan untuk memverifikasi
jumlah dengan membandingkan jumlah yang ada pada skedul dengan tagihan
pajak. Dalam kasus lainnya, pembayaran total tahun sebelumnya harus
disesuaikan dengan kenaikan tarif pajak properti yang diperkirakan.

Auditor dapat memverifikasi pajak properti akrual dengan menghitung


kembali bagian dari total pajak yang dikenakan pada tahun berjalan atas setiap
bagian properti. Pertimbangan paling penting adalah menggunakan bagian yang
sama dari setiap pembayaran pajak untuk akrual yang telah digunakan pada tahun
sebelumnya lah akrual dan beban pajak properti untuk setiap bagian properti
selesai dihitung kembali, totalnya harus ditambahkan dan dibandingkan dengan
buku besar umum. Dalam kecuali ada kondisi yang dapat dibenarkan untuk
melakukan perubahan. Setelah banyak kasus, pajak properti dibebankan ke lebih
dari satu akun beban. Dalam kasus tersebut, auditor harus menguji klasifikasi
yang benar dengan mengevaluasi apakah jumlah yang benar telah dibebankan ke
setiap akun.
AUDIT LABA DAN BEBAN

Untuk menyelesaikan pembahasan kita mengenai akun-akun kunci dalam


siklus akuisisi dan pembayaran, akan diberikan suatu tinjauan menyangkut
prosedur yang umumnya digunakan auditor untuk menentukan apakah akun laba
dan beban dalam laporan keuangan telah disajikan secara wajar sesuai dengan
standar akuntansi. Auditor harus yakin bahwa setiap total laba dan beban yang
dicantumkan dalam laporan laba rugi, serta laba bersih, tidak mengandung salah
saji yang material.

Auditor harus menyadari bahwa sebagian besar pengguna laporan


keuangan semakin bergantung pada laporan laba rugi ketimbang neraca untuk
membuat keputusan. Investor ekuitas, kreditor jangka panjang, representatif
serikat kerja, dan bahkan kreditor jangka pendek lebih memperhatikan
kemampuan suatu perusahaan an untuk menghasilkan laba ketimbang biaya
historis atau nilai buku setiap aset.

Dua konsep berikut dalam audit atas akun laba dan beban akan diperlukan ketika
mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi:

1. Penandingan laba dan beban periodik diperlukan untuk menentukan hasil


2. Aplikasi prinsip prinsip akuntansi yang konsisten selama periode yáng
berbeda diperlukan untuk komparabilitas.

Kedua konsep tersebut harus diterapkan ketika mencatat setiap transaksi dan
mengombinasikan akun dalam buku besar umum demi penyajian laporan.

Pendekatan untuk Mengaudit Akun Laba dan Beban

Audit atas akun laba dan beban berkaitan langsung dengan neraca dan bukan
merupakan bagian terpisih dari proses audit. Salah saji akun laporan laba rugi
hampir selalu mempengaruhi akun neraca, dan sebaliknya. Seperti telah kita bahas
ada bab bab sebelumnya, audit atas akun laba dan beban berkaitan dengan bagian
audit lainnya. Kami akan menyajikan uraian singkat mengenai pengujian tersebut
di ab bab sebelumnya. Review ini menunjukkan sifat keterkaitan di antara bagian-
bagian audit yang berbeda dengan pengujian akun laba dan beban. Bagian audit
yang secara langsung mempengaruhi akun akun tersebut adalah

 Prosedur analitis
 Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
 Pengujian atas rincian saldo

Penekanan kami di sini tertuju pada akun laba dan beban yang berkaitan langsung
dengan siklus akuisisi dan pembayaran, tetapi konsep yang sama dapat diterapkan
pada akun laporan laba ngi di semua siklus lainnya.

Prosedur Analitis

Prosedur analitis harus dianggap sebagai bagian dari pengujian atas


kewajaran penyajian baik akun neraca maupun laporan laba rugi. Tabel 19-5
menunjukkan beberapa prosedur analitis dan salah saji yang mungkin terungkap
dalam audit atas akun laba dan beban.

Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi

Baik pengujian pengendalian maupun pengujian substantif atas transaksi


memiliki dampak yang secara simultan memverifikasi akun neraca dan laporan
laba rugi Sebagai contoh, asumsikan auditor menyimpulkan bahwa pengendalian
internal sudah memadai untuk memberikan kepastian yang layak bahwa transaksi
yang terjadi dalam jurnal akuisisi, telah dicatat secara akurat, diklasifikasikan
dengan benar, dan dicatat pada waktu yang tepat. Dengan melakukan hal tersebut,
auditor memperoleh bukti mengenai kebenaran setiap akum neraca, seperti utang
usaha.

TABEL 19-5 Prosedur Analitis untuk Akun Laba


dan Beban
Prosedur Analitis Salah Saji yang Mungkin
Membandingkan setiap beban dengan Lebih saji atau kurang saji saldo akun
tahun sebelumnya beban
Membandingan setiap saldo asset dan Lebih saji atau kurang saji akun neraca
kewajiban dengan tahun sebelumnya yang juga akan mempengaruhi akun
laporan laba rugi (sebagai contoh, salah
saji persediaan mempengaruhi harga
pokok penjualan)
Membandingkan setiap beban dengan Salah Saji beban dan akun neraca yang
yang dianggarkan berhubungan
Membandingkan persentase marjin Salah Saji harga pokok penjualan dan
kotor dengan tahun sebelumnya persediaan
Membandingkan rasio perputaran Salah Saji harga pokok penjualan dan
persediaan dengan tahun sebelumnya persediaan
Membandingkan beban asuransi Salah Saji beban asuransi dan asuransi
dibayar dimuka dengan tahun dibayar dimuka
sebelumnya
Membandingkan beban komisi yang Salah Saji beban komisi dan komisi
dibagi dengan penjualan dengan tahun akrual
sebelumnya
Membandingkan setiap beban Salah Saji setiap beban manufaktur dan
manufaktur yang dibagi dengan total akun neraca yang berhubungan
beban manufaktur dengan tahun
sebelumnya

Dan aset tetap, serta akun laporan laba rugi, seperti iklan dan reparasi.
Sebaliknya pengendalian yang tidak memadai dan salah saji yang ditemukan
melalui pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi
menunjukkan kemungkinan adanya salah saji baik dalam laporan laba rugi
maupun neraca.

Sarana yang paling penting untuk memverifikasi banyak akun laba rugi
pada setiap siklus transaksi adalah memahami pengendalian internal dan
pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi yang
berhubungan. Sebagai contoh, jika auditor menyimpulkan setelah melakukan
pengujian yang memadai bahwa risiko pengendalian dapat dinilai secara layak
sebagai rendah untuk transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran, satu-
satunya verifikasi tambahan terhadap akun laporan laba rugi yang berhubungan,
seperti utilitas, iklan, dan pembelian, akan dilakukan melalui pelaksanaan
prosedur analitis dan pengujian Akan tetapi, akun laba dan beban tertentu sama
sekali tidak diverifikasi oleh pengujian pengendalian serta pengujian substantif
atas transaksi, sementara yang lainnya harus diuji secara lebih ekstensif oleh
pengujian substantif lainnya. Hal tersebut dibahas nanti.
Auditor harus menganalisis jumlah yang tercantum dalam akun laporan
laba rugi tertentu walaupun pengujian yang telah disinggung sebelumnya sudah
dilakukan. Kemudian, kita akan membahas arti dan metodologi analisis akun
sebelum bergerak ke pembahasan mengenai kapan analisis akun beban dianggap
tepat. Analisis akun beban (expense account analysis) melibatkan pemeriksan
auditor terhadap pendokumentasian yang mendasari setiap transaksi dan jumlah
yang terdiri dari rincian total akun beban. Dokumen itu sejenis dengan yang
digunakan untuk memeriksa transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi
akuisisi, termasuk faktur, laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan kontrak.

Meskipun analisis akun beban berfokus pada transaksi, pengujian tersebut


dengan pengujan pengendalian dan pengujian substantif atas transaks Pengujian
pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi ditujukan untuk menilai
risiko pengendalian, Karena itu, pengujian tersebut menguji kelas transaksi seperti
akuisisi, sehingga melibatkan banyak akun yang berbeda. Dalam analisis beban
dan akun laporan laba rugi lainnya, auditor memverifikasi akun-akun khusus
untuk menentukan apakah transaksi itu dilakukan klien yang kan dengan benar,
dan dicatat secara engan asumsi pengujian pengendalian dan pengujlan substantif
atas transass memberikan pada akun-akun tersebut dengan kemungkinan adanya
salah saji uji material yang tinggi.

Sebagai contoh, auditor sering kali menganalisis:

 Akun beban reparasi dan pemeliharaan untuk menentukanp telah salah


mencantumkan transaksi properti, pabrik, dan peralatan
 Beban sewa dan lease lease guna menentukan kebutuhan untuk *******
 Beban hukum untuk menentukan apakah ada kewajiban konti potensial,
perselisthan, tindakan ilegal, atau masalah hukum lainnya yang potensial,
perselisihan, tindakan illegal, atau masalah hokum lainnya yang dapat
mempengaruhi laporan keuangan.

Akun utilitas, beban perjalanan, dan iklan barang dianalisis kecuali prosedur
analisis menunjukan tingginya potensi salah saji yang material. Auditor sering
kali menganalisis transaksi akun beban sebgai bagian dari verifikasi asset terkait.
Sebagi contoh, sudah umum bagi bagi auditor untuk menganalisis Reparasi dan
pemeliharaan sebagai bagian dari memverifikasi asset tetap, dan beban asuransi
sebagai bagian dari pebgujian asuransi dibayar di muka.

Beberapa akun beban berasal dari alokasi (allocation) data akuntansi dan
bukan dari transaksi diskret. Beban semacam termasuk penyusutan, deplesi, dan
amortisasi hak cipta serta biaya katalog. Alokasi overhead manufaktur antara
persediaan dan harga pokok penjualan merupakan contoh jenis alokasi lainnya
yang mempengaruhi beban.

Alokasi sangatlah penting karena menentukan apakah pengeluaran merupakan


suatu asset atau beban periode berjalan. Jika klien tidak mengikuti standar
akuntansi atau lalai menghitung alokasi secara benar, laporan keuangan dapat
menjadi salah saji material. Alokasi beban hak cipta akan diperlukan karena umur
aset lebih lama dari sat perolehan awal aset akan diverifikasi pada saat akuisisi,
tetapi dilakukan selama beberapa tahun ti penyusutan aset tetap dan amortisasi
dari satu tahun. Harga pembebanan akan laporan keua akan muncul karena umur
aset yang lebih singkat belum jatuh tempo pada tanosan neraca. Hal tersebut dapat
mencakup sewa dan asuransi dibayar di muka. Terakhir standar akuntansi
mengharuskan alokasi biaya antara beban manufaktur periode berjalan dan
persediaan sebagai cara untuk merefleksikan semua produk.

Dalam mengaudit alokasi pengeluaran seperti asuransi dibayar di muka dan


overhead manufaktur, dua pertimbangan yang paling penting adalah mengacu
pada standar akuntansi dan konsistensi dengan periode sebelumnya. Dua prosedur
audit yang paling penting untuk mengaudit alokasi adalah pengujian atas
kelayakan secara keseluruhan dengan menggunkan prosedur analisis dan
perhitungan ulang hasil klien.

Biasanya auditor melaksanakan pengujian tersebut sebagai bagian dari audit


atas akun aset atau kewajiban terkait. Hal ini meliputi memverifikasi beban
penyusutan sebagai bagian dari audit properti, pabrik, dan peralatan, pengujian
amortisasi paten sebagai bagian dari memverifikasi paten baru atau pelepasan
paten yang ada, dan memverifikasi alokasi antara persediaan serta harga pokok
penjualan sebagai bagian audit persediaan.

Anda mungkin juga menyukai