Jenis asset, beban, dan kewajiban bagi banyak perusahaan akan berbeda,
terutama yang berkecimpung dalam industry selain ritel, grosir, dan manufaktur.
Masalah yang berkaitan dengan beberapa akun kunci lainnya dalam siklus ini
akan dibahas, terutama audit atas:
Properti, pabrik, dan peralatan adalah asset yang memiliki umur yang diharapkan
lebih dari satu tahun, dan digunakan dalam bisnis, dan tidak diperoleh untuk dijual
kembali. Tujuan dari penggunaan asset itu sendiri sebagai bagian dari operasi
bisnis klien dan umur diharapkannya yang lebih dari satu tahun merupakan
karakteristik yang signifikan yang membedakan asset tersebut dengan persediaan,
investasi, dan beban dibayar dimuka.
Catatan akuntansi yang utama untuk peralatan serta akun property, pabrik,
dan peralatan lainnya adalah berupa file induk asset tetap (fixed asset master file).
File induk ini meliputi catatan yang terinci atas setiap bagian peraltan dan jenis
property lainnya yang dimiliki. File induk juga berisi informasi mengenai
property yang diperoleh dan dibuang selama tahun bersangkutan.
Jenis prosedur analitis bergantung pada sifat operasi klien. Sebagian besar
prosedur analitis yang tipikal menilai kemungkinan salah saji yang material dalam
beban penyusutan dan akumulasi penyusutan.
Titik awal untuk verifikasi atas akuisisi tahun berjalan biasanya berupa
skedul yan didapat dari klien atas semua akuisisi yang tercatat dalam buku besar
akun properti, pabrik, dan peralatan selama tahun tersebut. Klien mendapatkan
informasi ini dari file utama properti. Skedul berisi pemisahan dan termasuk
tanggal akuisisi, vendor, deskripsi, notasi apakah benda tersebut baru atau bekas.
Tes audit yang umum untuk verifikasi tambahan adalah untuk
mengeksaminasi invoice vendor. Tes tambahan, dilakukan sebagai bagian tes
kontrol dan tes substantive atas transaksi, perlu karena kompleksitas dari
banyaknya transaksi peralatan dan jumlah materialitas. Normal untuk auditor
memverifikasi transaksi besar dan tidak biasa untuk setahun juga sampel
representative tambahan. Penambahan tes tergantung pada penilaian auditor untuk
konrol risiko akuisisi dan materialitas atas penambahan.
Dalam tes akuisisi, auditor harus memahami standar untuk memastikan
klien mengikuti standar yang dibutuhkan. Auditor juga harus tahu kebijakan
kapitalisasi klien untuk mendeterminasi apakah akuisisi diberlakukan secara
konsisten dengan yang lainnya di tahun berjalan.
Auditor harus memverifikai catatan transaksi untuk klasifikasi yang benar
diantara berbagai akun peralatan. Dalam beberapa kasus, jumlah tercatat sebagai
peralatan manufaktur harus diklasifikasikan sebagai peralatan kantor sebagai
bagian dari bangunan. Juga klien dapat diperbaiki kapitalisasi yang tidak benar,
atau beban yang sama.
Klien biasanya termasuk transaksi yang harus direkam sebagai aset dalam
oerbaikan dan beban perbaikan, beban lease, perlengkapan, peralatan kecil, dana
kun terkait. Salah saji mungkin hasil dari kurangnya pemahaman dari standar
akunting atau dari keinginan klien untuk menghindari pajak penghasilan.
Memverifikasi Pembuangan di Tahun Berjalan
Transaksi terkait pembuangan peralatan sering terjadi salah saji ketika
kontrol internal perusahaan kekurangan metode formal untuk menginformasi
manajemen penjualan, pertukaran, pembuaran, atau pencurian atas mesin dan
peralatan yang tercatat. Metoda formal untuk melacak pembuangan atau
pengawasan untuk otorisasi yang sesuai untuk penjualan atau pembuangan
peralatan lainnya membantu mengurangi risiko salah saji.
Tujuan utama auditor dalam verifikasi penjualan, perdagangan, atau
pengabaian peralatan adalah untuk mengumpulkan bukti yang cukup dan
memadai bahwa semua pelepasan dicatat dan pada jumlah yang benar. Titik awal
untuk memverifikasi pembuangan adalah jadwal klien dari pembuangan yang
direkam. Jadwal biasanya mencakup tanggal ketika aset dibuang, nama orang atau
perusahaan yang mendapatkan aset, harga jual, biaya asli, tanggal akuisisi, dan
akumulasi penyusutan.
Diperlukan uji tie-in terperinci dari jadwal pelepasan yang direkam,
termasuk menyusun jadwal, melacak total pada jadwal hingga pelepasan yang
tercatat dalam buku besar, dan melacak biaya dan akumulasi penyusutan
pelepasan ke file utama properti.
Karena kegagalan untuk mencatat pelepasan peralatan yang tidak lagi
digunakan dalam bisnis dapat secara signifikan mempengaruhi laporan keuangan,
pencarian untuk pelepasan yang tidak tercatat sangat penting. Sifat dan kecukupan
kontrol atas pelepasan mempengaruhi tingkat pencarian. Prosedur berikut sering
digunakan untuk memverifikasi pembuangan:
Tinjau apakah aset yang baru diperoleh menggantikan aset yang ada
Analisis keuntungan dan kerugian dari pelepasan aset dan pendapatan lain-
lain untuk penerimaan dari pelepasan aset
Meninjau modifikasi pabrik dan perubahan dalam lini produk, perubahan
pada peralatan utama yang berhubungan dengan komputer, pajak properti,
atau cakupan asuransi untuk indikasi penghapusan peralatan
Membuat pertanyaan dari personel manajemen dan produksi tentang
kemungkinan pembuangan aset
Ketika aset dijual atau dibuang tanpa ditukar untuk pergantian aset, akurasi
transaksi dapat diverifikasi dengan eksaminasi invoice penjualan terkait dan file
utama properti. Auditor harus membandingkan biaya dan akumulasi depresiasi
dalam file utama dengan entri tercatat dalam jurnal umum dan dikomputasi ulang
untung dan rugi pada pembuangan aset untuk perbandingan dengan pencatatan
akunting.
Memverifikasi saldo
Dua tujuan auditor ketka mengaudit saldo akhir akun peralatan termasuk
menentukan bahwa:
1. Semua peralatan yang tercatat ada secara fisik pada tanggal neraca.
2. Semua peralatan yang dimiliki telah dicatat.
Pada umumnya, langkah audit yang pertama berkenaan dengan tujuan detail
tie-in: Peralatan, seperti yang tercantum dalam file induk, sama dengan buku
besar. Memeriksa printout file induk untuk melihat bahwa totalnya sama dengan
saldo buku besar biasanya sudah mencukupi. Auditor mungkin saja memilih
menggunakan perangkat lunak audit untuk memfooting versi elektronik file induk
atau menguji footing beberapa halaman secara manual.
Biasanya auditor tidak perlu menguji keakuratan atau klasifikasi aset tetap
yang dicatat pada periode sebelumnya karena sudah diverifikasi dalam audit
sebelumnya ketika diperoleh. Akan tetapi, auditor harus menyadari bahwa
perusahaan kadang kadang mungkin memiliki peralatan di tangan yang tidak lagi
digunakan dalam operasi. Jika jumlahnya material, auditor harus mengevaluasi
apakah peralatan itu harus dicatat pada nilai realisasi bersih (tujuan nilai realisasi)
atau setidaknya diklasifikasikan secara terpisah sebagai “peralatan nonoperasi."
Tujuan audit yang berkaitan dengan saldo yang paling penting untuk beban
penyusutan adalah keakuratan. Auditor berfokus pada penentuan apakah klien
mengikuti kebijakan penyusutan yang konsisten dari periode ke periode, dan
apakah perhitungan klien sudah benar.
Dalam menentukan hal yang pertama, auditor harus mempertimbangkan
empat aspek:
Dalam memutuskan kelayakan umur manfaat yang dibebankan ke aset yang baru
saja diakuisisi, auditor harus mempertimbangkan umur fisik suatu aset, dan umur
yang diharapkan. Metode yang berguna untuk mengaudit penyusutan adalah
pengujian prosedur analitis atas kelayakan yang dilakukan dengan mengalukan
aset tetap yang belum disusutkan dengan tingkat penyusutan tahun tersebut. Jika
pengujian kelayakan secara keseluruhan tidak dapat dicapai, biasanya diperlukan
pengujian yang lebih terperinci.
Memverifikasi Saldo Akhir Akumulasi Penyusutan
Dalam beberapa kasus, untuk peralatan narkoba mungkin saja berkurang secara
signifikan karena menurunnya permintaan pelanggan atas produk.
Beban dibayar di muka, beban ditangguhkan, dan asset tidak berwujud adalah
asset yang umurnya bervariasi dari beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Pada beberapa kasus, akun-akun diatas akan menjadi sangat material. Tetapi
dalam audit khusus, perusahaan tidak memiliki banyak akun semacam itu atau
jumlahnya tidak material.
Contoh audit atas asuransi dibayar dimuka akan dijadikan sebagai representative
kelompok ini karena:
(1) Akuisisi
(Premi
Asuransi)
Saldo
Akhir
(1) Akuisisi premi asuransi berasal dari siklus akuisisi dan pembayaran.
Selama proses audit asuransi dibayar di muka dan beban asuransi, auditor
harus mengingkat bahwa jumlah beban asuransi merupakan nilai risidu. Satu-
satunya pengujian atas saldo akun beban yang umumnya diperlukan mencakup
prosedur analitis dan pengujian untuk memastikan bahwa semua pembebanan ke
beban asuransi berasal dari kredit asuransi dibayar di muka. Karena pembayaran
premi diuji sebagai bagian dari pengujian pengendalian dan pengujian substanstif
atas transaksi serta prosedur analitis, penekanan dalam pengujian atas rincian
saldo tertuju pada asuransi dibayar dimuka.
Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi Dibayar di Muka Memang Ada dan
Polis yang Ada Telah Dicantumkan (Eksistensi dan Kelengkapan)
Pengujian atas eksistensi dan pengabaian polis asuransi yang berlaku dapat
dilakukan pada skedul asuransi dibayar di muka klien dengan salah satu dari dua
cara berikut:
Klien Memiliki Hak atas Semua Polis Asuransi dalam Skedul Asuransi
Dibayar Di Muka (Hak)
Pihak yang akan menerima manfaat jika klaim asuransi diajukan adalah
mereka yang memiliki hak. Biasanya, penerima yang disebutkan dalam polis
adalah klien, tetapi apabila ada hipotik atau hak gadai lainnya, klaim asuransi
mungkin dapat dibayarkan kepada kreditor mereview polis asuransi untuk
penuntut selain klien merupakan pengujian yang baik atas kewajiban yang belum
tercatat dan asset yang digadaikan.
Jumlah Dibayar Di Muka Pada Skedul Sudah Tepat dan Totalnya Sudah
Dijumlahkan Dengan Benar Serta Sama Dengan Buku Besar Umum
(Keakuratan dan Detail Tie-In)
Transaksi Asuransi Telah Dicatat Pada Periode yang Benar (Pisah Batas)
Kategori utama akun yang ketiga dalam siklus akuisisi dan pembayaran adalah
Kewajiban Akrual (Accrued Liabilities), yang merupakan estimasi kewajiban
yang belum dibayar atas jasa dan manfaat yang telah diterima sebelum tanggal
neraca. Kebanyakan kewajiban akrual merupakan kewajiban di masa depan atas
jasa yang belum dibayar akibat berlalunya waktu tetapi belum dibayarkan pada
tanggal neraca. Sebagai contoh, manfaat sewa properti yang diakrualkan selama
tahun bersangkutan. Karena itu, pada tanggal neraca, bagian tertentu dari total
biaya sewa yang telah dibayarkan harus diakrualkan. Kewajiban serupa lainnya
termasuk.
Gaji Akrual
Pajak Gaji Akrual
Bonus Pejabat Akrual
Komisi Akrual
Fee Profesional Akrual
Sewa Akrual
Bunga Akrual
Verifikasi beban akrual bervariasi tergantung pada sifat akrual dan situasi
yang dihadapi klen. Bagi sebagian besar audit, akrual hanya memerlukan waktu
audit yang sedikit. Dalam contoh lainnya, akun-akun tertentu, seperti pajak
penghasilan akrual, biaya garansi, dan biaya pensiun, sering kali bersifat material
dan memerlukan upaya audit yang cukup banyak. Pembahasan berikut mengenai
audit atas pajak properti akrual akan digunakan sebagai contoh audit akun
kevejiban akrual.
Seperti pada beban asuransi, saldo beban pajak properti merupakan jumlah
residu yang berasal dari saldo awal dan akhir pajak properti akrual serta
pembayaran pajak properti. Karena itu, penekanan dalam pengujian harus
diberikan pada ran. properti akrual, kedelapan tujuan audit yang berkaitan dengan
saldo kecuali nilai realisasi bersifat relevan. Dua yang paling penting adalah :
1. Properti yang ada pada skedul akrual sudah tepat untuk mengakrualkan
pajak. Kelalaian untuk mencantumkan properti di mana pajak harus
diakuralkan akan merendahsajkan kewajiban pajak properti (kelengkapan).
Sebagai contoh salah saji yang material dapat terjadi jika pajak properti
belum dibayarkan hingga tanggal neraca dan tidak dimasukkan sebagai
pajak properti akrual.
2. Pajak properti akrual telah dicatat secara akurat. Auditor memperhatikan
perlakuan yang konsisten terhadap akrual dari tahun ke tahun (keakurat-
an).
Setelah merasa yakin bahwa semua properti kena pajak telah dicantumkan
dalam skedul yang disiapkan klien, auditor akan mengevaluasi kelayakan pajak
properti atas setiap properti yang digunakan oleh klien untuk mengestimasi
akrual. Dalam beberapa contoh, totalnya telah ditetapkan oleh otoritas perpajakan
dan dikirimkan kepada klien sehingga memungkinkan untuk memverifikasi
jumlah dengan membandingkan jumlah yang ada pada skedul dengan tagihan
pajak. Dalam kasus lainnya, pembayaran total tahun sebelumnya harus
disesuaikan dengan kenaikan tarif pajak properti yang diperkirakan.
Dua konsep berikut dalam audit atas akun laba dan beban akan diperlukan ketika
mempertimbangkan tujuan laporan laba rugi:
Kedua konsep tersebut harus diterapkan ketika mencatat setiap transaksi dan
mengombinasikan akun dalam buku besar umum demi penyajian laporan.
Audit atas akun laba dan beban berkaitan langsung dengan neraca dan bukan
merupakan bagian terpisih dari proses audit. Salah saji akun laporan laba rugi
hampir selalu mempengaruhi akun neraca, dan sebaliknya. Seperti telah kita bahas
ada bab bab sebelumnya, audit atas akun laba dan beban berkaitan dengan bagian
audit lainnya. Kami akan menyajikan uraian singkat mengenai pengujian tersebut
di ab bab sebelumnya. Review ini menunjukkan sifat keterkaitan di antara bagian-
bagian audit yang berbeda dengan pengujian akun laba dan beban. Bagian audit
yang secara langsung mempengaruhi akun akun tersebut adalah
Prosedur analitis
Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi
Pengujian atas rincian saldo
Penekanan kami di sini tertuju pada akun laba dan beban yang berkaitan langsung
dengan siklus akuisisi dan pembayaran, tetapi konsep yang sama dapat diterapkan
pada akun laporan laba ngi di semua siklus lainnya.
Prosedur Analitis
Dan aset tetap, serta akun laporan laba rugi, seperti iklan dan reparasi.
Sebaliknya pengendalian yang tidak memadai dan salah saji yang ditemukan
melalui pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi
menunjukkan kemungkinan adanya salah saji baik dalam laporan laba rugi
maupun neraca.
Sarana yang paling penting untuk memverifikasi banyak akun laba rugi
pada setiap siklus transaksi adalah memahami pengendalian internal dan
pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi yang
berhubungan. Sebagai contoh, jika auditor menyimpulkan setelah melakukan
pengujian yang memadai bahwa risiko pengendalian dapat dinilai secara layak
sebagai rendah untuk transaksi dalam siklus akuisisi dan pembayaran, satu-
satunya verifikasi tambahan terhadap akun laporan laba rugi yang berhubungan,
seperti utilitas, iklan, dan pembelian, akan dilakukan melalui pelaksanaan
prosedur analitis dan pengujian Akan tetapi, akun laba dan beban tertentu sama
sekali tidak diverifikasi oleh pengujian pengendalian serta pengujian substantif
atas transaksi, sementara yang lainnya harus diuji secara lebih ekstensif oleh
pengujian substantif lainnya. Hal tersebut dibahas nanti.
Auditor harus menganalisis jumlah yang tercantum dalam akun laporan
laba rugi tertentu walaupun pengujian yang telah disinggung sebelumnya sudah
dilakukan. Kemudian, kita akan membahas arti dan metodologi analisis akun
sebelum bergerak ke pembahasan mengenai kapan analisis akun beban dianggap
tepat. Analisis akun beban (expense account analysis) melibatkan pemeriksan
auditor terhadap pendokumentasian yang mendasari setiap transaksi dan jumlah
yang terdiri dari rincian total akun beban. Dokumen itu sejenis dengan yang
digunakan untuk memeriksa transaksi sebagai bagian dari pengujian transaksi
akuisisi, termasuk faktur, laporan penerimaan, pesanan pembelian, dan kontrak.
Akun utilitas, beban perjalanan, dan iklan barang dianalisis kecuali prosedur
analisis menunjukan tingginya potensi salah saji yang material. Auditor sering
kali menganalisis transaksi akun beban sebgai bagian dari verifikasi asset terkait.
Sebagi contoh, sudah umum bagi bagi auditor untuk menganalisis Reparasi dan
pemeliharaan sebagai bagian dari memverifikasi asset tetap, dan beban asuransi
sebagai bagian dari pebgujian asuransi dibayar di muka.
Beberapa akun beban berasal dari alokasi (allocation) data akuntansi dan
bukan dari transaksi diskret. Beban semacam termasuk penyusutan, deplesi, dan
amortisasi hak cipta serta biaya katalog. Alokasi overhead manufaktur antara
persediaan dan harga pokok penjualan merupakan contoh jenis alokasi lainnya
yang mempengaruhi beban.