KATA PENGANTAR,
Dengan mengueapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan Post Partum Normal Pada Ny R di BPM Sri Sulistiani Tempurejo
Jember”, Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tidak lepas dari
bimbingan dan petunjuk serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan
ini penulis mengueapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1, Agus Setyo Utomo, APP, M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Malang
2. Kasiyati, S.Kep, Ns, M.Kep selaku Dosen Poltekkes Kemenkes Malang
3. Semua rekan mahasiswa akademi keperawatan Poltekkes Kemenkes Malang yang
turut membantu dalam menyelesaikan makalah ini,
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran demi penyempurnaan makalah ini, Semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan terutama bagi penulis tentunya.
Malang, Oktober 2017
PenulisDAFTAR ISI
Halaman Judul .....
Kata Penganta
Daftar Isi..
Bab I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang,
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum sense
1.2.2 Tujuan Khusus
1.3 Manfaat ..
Bab II : TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep dasar Post partum ...
2.1.1 Definisi Post Partum
2.1.2 Klasifi
2.1.3 Gejala Klinis (Fisiologi Nifas)..
2.1.4 Perubahan Psikologis.
2.1.5 Tanda Bahaya ifs...
2.1.6 Penatalaksanaan
2.1.7 Hal- hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Ibu Nifas.
2.2 Pengkajian Keperawatan
Bab Ill : TINJAUAN KASUS...
Bab IV : PENUTUP
4.1 Kesimpulan ...
4.2 Saran
Daftar PustakaBABI
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah labirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono, 2008). Masa nifas adalah
masa
wudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhimya ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas berlangsung
selama £6 minggu (Pelayanan kesehatan maternal dan neonatal, 2002).
Di Negara berkembang seperti Indonesia, masa nifas merupakan masa yang
kritis bagi ibu yang schabis melahirkan. Dirpekirakan bahwa 60% kematian ibu
terjadi setelah persalinan dan 50% diantaranya terjadi dalam selang waktu 24 jam
pertama (Prawirardjo, 2006). Dari laporan WHO di Indonesia merupakan salah satu
angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu 420 per 100,000 kelahiran hidup, bila
dibandingkun dengan negara-negara ASEAN lainnya,
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelabiran plasenta dan berakhir
Ketika alat-alat kandungan kembali seperti saat sebelum hamil, berlangsung selama 6
minggu, Pada beberapa jam setelah bayi dilahirkan dan plasenta dikeluarkan adalah
masa-masa perhatian dimana seorang ibu perlu benar-benar dipantau keadaanya
karena bisa terjadi masalah seperti adanya perdarahan dan juga infeksi di tempat
bekas jahitan akibat proses kelahiran,
1.2 Tujuan Penutisan
1.2.1 Tyjuan Umum
Mahasiswa mampu mendapatkan gambaran secara umum tentang asuhan
keperawatan klien dengan masa postpartum
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mahasi
\wa dapat memahami konsep Dasar postpartum
b. Mahasiswa mampu melakukan Pengkajian perawatan pada Ny. R pada masa
postpartum
¢. Mahasiswa mampu melakukan Analisa data pada Ny. R pada masa postpartum,
4. Mahasiswa mampu menegakkan Diagnosa keperawatan pada Ny. R- pada masa
postpartum¢. Mahasiswa mampu melakukan Perencanaan keperawatan pada Ny. R- pada
masa postpartum
£ Mahasiswa mampu melakukan Pelaksanaan tindakan keperawatan pada Ny. R
pada masa postpartum
g. Mahasiswa mampu melakukan Evaluasi keperawatan pada Ny. R- pada masa
postpartum
1.23 Manfaat Penulisan
1. Bagi Mahasiswa
Agar mahasiswa dapat mengetahui gambaran secara umum tentang asuhan
keperawatan pada masa postpartum
2, Bagi Institusi
‘Sebagai tambahan informasi dan bahan pustaka mengenai asuhan keperawatan
pada masa postpartumBABII
TINJAUAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Post Partum
2.1.1 Defini
Post Partum
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas
(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali
alat kandungan yang lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak
bayi lahir sampai organ-organ reproduksi
hamil (Bobak,2010).
Nifas (puerperium) adalah masa mulai setelah partus selesai dan berakhir
sampai kembali ke keadaan normal sebelum_
setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi, scluiruh alat genetalia baru pulih kembali
seperti sebelum ada kehamilan dalam waktu 3 bulan (Prawiroharjo, 2002).
Nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu (Manjoer, 2000, Hal.316). Hanifa (2006) mengatakan
bahwa masa puerperium atau masa nifas mulai setelah putus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu
Nifas adalah masa pulihnya kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-
alat kandungan kembali seperti pre hamil, Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu
(Mochtar, 1999).
‘Masa nifas atau puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir kira-kira
6 minggu (Wiknjosastro, 2006).
2.1.2 Klasifikasi Post Partum
Masa Nifas dibagi Menjadi 3 Periode
1. Puerpurium Dini
Yaitu pulihnya ibu setelah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam
agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja selama 40 hari.
2. Puerpurium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu3. Remote Puerpurium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya dan sehat sempurna terutama
bila selama kehamilan atau waktu persalinan mempunyai komplikasi (Synopsis
Obstetri 1, 2002)
2.1.3 GEIALA KLINIS (FISIOLOGI NIFAS)
Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari organ yai
1 Uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan
retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang
bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri dari 3 lapis otot yang
membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempuma, dengan
demikian terhindari dari perdarahan post partum, Pada involusi uteri, jaringan ikat
dan jaringan otot mengalami proses proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil
sehingga pada akhir kala nifis besarnya seperti semula dengan berat 50-60 gram,
Proses proteolitik adalah pemecahan protein yang akan dikeluarkan melalui urine.
Dengan penimbunan air saat hamil akan terjadi pengeluaran urine setelah persalinan,
sehingga hasil pemecahan protein dapat dikeluarkan. Adapun tinggi fundus uteri
(TFU) post partum meaurut masa involusi :
INVOLUSI TFU BERAT
UTERUS
Bayi lahir | Setinggi pusat 1000 gram
Placenta £2 cm di bawah umbilicus dengan | £ 1000 gram
lahir bagian fundus bersandar pada
promontorium sakralis
Tminggu | Pertengahan antara_umbilikus dan | 500 gram
isis pubi
2minggu | Tidak teraba di atas simfisis, 350 gram
@minggu | Bertambah kecil 30-60 gram
2. Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat segera setelah bayi lahir, diduga terjadi
sebagai respons terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat besar.
Hemostasis pascapartum dicapai terutama akibat_kompresi- pembuluh darahintramiometrium, bukan oleh agregasi trombosit dan pembentukan bekuan.
Hormone oksigen yang dilepas kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur
kontraksi uterus, mengkompresipembuluh darah, dan membantu hemostasis.
Selama 1 sampai 2 jam pertama pascapartum intensitas Kontraksi uterus bisa
berkurang dan mer
di tidak teratur, Karena penting sekali untuk mempertahankan
kontraksi uterus selama masa ini, biasanya suntikan oksitosin ( pitosin ) secara
intravena atau intramuscular diberikan segera setelah plasenta lahir,
3. After pain
Petasaan nyeri yang berlebihan akibat kontraksi uterus yang intermiten
4. lochea
Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal dari kavum
uteri dan vagina. Macam ~ macam lochia :
a. Lochia rubra: berisi darah segar dan sisa ~ sisa selaput ketuban, terjadi selama
2 hari pasca persalinan
b. Lochia Sanguinolenta: berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi
hari ke 3 ~7 pasca persalinan
c. Lochia serosa: Keluar cairan tidak berisi darah berwarna kuning. Terjadi hari
ke 7 ~ 14 hari pasca persalinan
4. Lochia alba: Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan
e. Lochia Funulenta
5. Serviks
a, Segera setelah melahirkan serviks melunak
b. 18 jam post Partum serviks memendek denan konsistensi lebih padat dan
bentuk seperti semula
c. Hari 4 —6 serviks bisa dimasuki 2 jari
d, Setelah melahirkan muara serviks eksternal terlihat memanjang seperti celah,
sering disebut mulut ikan
6. Vulva dan Vagina
‘Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar
selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses
tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu
vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina
secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih
menonjol.7. Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya
teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju, Pada post natal hari ke
5, Perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun
tetap kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan
8. Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi
a, Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan hormone
prolaktin setelah persalinan,
b, Kolostrum sudah ada saat persalinan, Produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau
hari ke-3 setelah persalinan,
c. Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
9. Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama, Urin dalam jumlah yang
besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah
plasenta dilahirkan, kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan
mengalami penuninan yang mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis.
Ureter yang berdilatasi akan kembali normal dalam tempo 6 minggu.
10, Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen,
volume darah kembali kapada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan
haemoglobin Kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen
mengalami penurunan yang sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya
masih (etap lebih tinggi daripada nonmal. Plasma darah tidak begitu
mengandung cairan dan dengan demikian daya Koagulasi meningkat,
Pembekuan darah harus dicegah dengan penangan yang cermat dan penekanan
pada ambulansi dini,
11. Sistem Gastrointestinal / Pencemaan
Beberapa wanita mengalami konstipasi pada masa nifas, dikarenakan
kurangnya makanan berserat sclama proses persalinana dan adanya rasa takut
dari ibu karena perineum sakit, terutama jika terdapat luka perineum. Namaun
kebanyakan kasus sembuh secara spontan, dengan adanya ambulasi dini dan
dengan mengonsumsi makanan yang berserat. Jika tidak, dapat diberikansupositoria biskodil per rektal untuk melunakan tinja, Defakasi harus terjadi
dalam 3 hari post partum,
12, Integumen
Hiperpigmentasi di arcola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir. Kulit yang meregang pada payudara,abdomen, paha, dan
panggul mungkin memudar tetapi tidak hilang seluruhnya,
2.1.4 Perubahan Psikologis
Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stress, Periode itu dibagi
menjadi 3 tahap, yaitu
1, Talking In Period
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat
tergantung, fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman
melahirkan dan persalinan yang dialami, kebutuban tidur meningkat, nafsu makan
meningkat,
2. Taking Hold Period
Berlangsung 3-4 hari setelah post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada
Kemampuannya menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi
Pada masa ini ibu menjadi sangat sensitif, schingga membutuhkan bimbingan dan
dorongan perawat untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.
3. Letting Go Period
Ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau. merasa
kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.2.1.5. Tanda Bahaya Nifas
1. Perdarahan per vagina
Perdarahan > $00 ce pasca salin dalam 24 jam
a, Satelah anak dan plasenta lahir
b. Perkiraan perdarahan kadang bercampur amnion,urine, darah,
¢. Akibat kehilangan darah bervariasi
d, Perdarahan dapat terjadi lambat—>waspada terhadap shock waspada terhadap
shock
2. Infeksi nifas
Semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman ke dalam alat-alat genitalia
pada waktu persalinan dan nifas, faktor predisposisi infeksi nifas
a. Partus lama
. Tindakan operasi persalinan
¢. Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah
d. Perdarahan ante partum dan post partum.
e. Anemia
f. Ibu hamil dengan infeksi (endogen)
. Manipulasi penolong (eksogen)
h, Infeksi nosokomial
i. Bakteri colli
3. Demam nifas / febris purpuralis
Kenaikkan subu lebih dari 38°C selama 2 hari - 10 hari pertama post partum. Faktor
predisposisi :
a, Pertolongan persalinan kurang steril
b. Partus lama
c. Malnutrisi
d. Anemia,
4, Rasa sakit waktu berkemih
Gejala :
a. Keneing sakit
. Nyeri tekan di atas simpisis
5. Mastitis (peradangan pada payudara)
Gejalanya:
a, Subu tubuh > 38°C. Terjadi minggu pertama post partum
¢. Nyeri tekan pada payudara
6, Inflamasi vena femoralis dengan pembentukan pembekuan darah
a. edema pada bagian paha atas dan tungkui
b. Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha dan pada betis|
c. Tampak benalungan pembuluh darah
d, Suhu badan meningkat, menggigil
2.1.6 Penatalaksanaan
1. Tes diagnostic
a) Jumlah darah lengkap, hemoglobin/hematokrit ( Hb/Ht)
) Urinalisis; kadar urin, darah,
2. Therapy
a) Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia
b) Memberikan antibiotik bila ada indikasi
2.1.7 Hal-hal yang perlu diperhatikan pada ibu ni
1. Mobil
Kini perawatan puerperium lebih aktif dengan menganjurkan ibu nifas untuk
asi
melakukan mobilisasi dini ( carly mobilization ), hal ini mempunyai keuntungan
yaitu :
a. Memperlancar pengeluaran lochia
b. Mempercepat involusi
¢. Melanearkan fungsi alat gastroinstensinal dan alat perkemihan.
d. Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi AST
dan pengeluaran sisa metabolisme.
2. Kebersihan Diri
a. Anjurkan kebersihan seluruh tubuh / personal hygiene
b, Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan
air Pastikan ibu mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih
dahulu, Dari depan ke belakang, baru membersihkan daerah anus, Naschatkan
ibu untuk membersuhkan diri setiap kali selesai buang air keeil atau besar.
¢. Sarankan ibu untuk mengganti pembalut minimal dua kali sehari4. Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya,
¢. Kurang istirahat akan berpengaruh terhadap ibu, yaitu : mengurangi jumlah
ASI yang diproduksi, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk
merawat bayi dan diri sendiri,
irahat
a. Anjurkan ibu untuk beristiraht cukup untuk mencegah kelelahan yang
berlebihan.
b, Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa secara
perlahan-lahan, serta tidur siang atau beristiraht selama bayi tidur.
4. Gizi
a. Mengkonsumsi tambahan $00 kalori setiap hari
b, Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup.
¢. Minum sedikitnya 3 liter air setiap harinya (anjurkan ibu untuk minum setiap
kali menyusui)
d. Tablet Fe harus diminum untuk menambah gizi
idaknya 40 hari pasca
bersalin, minum kapsul vitamin A (200.000) unit, agar memberikan vitamin A
kepada bayinya melalui ASI.
5. Senam Nifas
Senam nifas dilakukan untuk memperlancar sirkulasi_drah dan
mengembalikan otot-otot yang kendur, ferutama rahim dan perut yang memuai
saat hamil,
Latihan senam nifas dapat diberikan mulai hari kedua misalnya :
a, Ibu telentang lalu kedua kak ditekuk, kedua tangan ditaruh diatas dan menekan
pemut, Lakukan pernapasan dada dan pernapasan perut,
, Dengan posis yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali
c. Kedua kaki diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti menahan
miksi dan defakasi
4. Duduklah pada kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha
menyentuh tumit.2.1. Pengkajian Keperawatan
1. Identitas Klien
Nama , Umur, Jenis kelamin, Tempat tanggal lahir, Agama, Pendidikan, Pekerjaan,
Alamat, Tanggal masuk, Tanggal pengkajian, Riwayat persalinan, Nama suami
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama
Adakah kesulitan dan gangguan dalam pemenuhan sehari-hari, misalnya pola
makan, buang air keci] atau buang air besar, kebutuhan istirahat dan mobilisasi.
b. Riwayat Persalinan
Adakah obat atau suplemen yang dikonsumsi ibu, perasaan ibu berkaitan dengan
kelahiran bayi saat ini, penerimaan terhadap peran baru sebagai orangtua
fermasuk suasana hati yang dirasakan ibu sekarang, kecemasan dan
kekhawatiran. Bagaimana rencana menyusui nanti, rencana merawat bayi
dirumah dan pengetahuan ibu tentang nifas.
cc. Riwayat Penyakit Keluarga
Adakah riwayat keluarga yang menderita penyakit Hipetrensi atau Diabetes
millitus atau penyakit menurun lainnya. Adakah juga yang pernah menderita
penyakit menular atau menahun.
3. Pemeriksaan Fisik
1. Tanda-tanda Vital
a. Tekanan darah : Setelah post partum tekanan darah sedikit lebih rendah. Bila
tekanan sistolik >30 mmHg dan tekanan diastolik >15mmHg perlu dicurigai
Hipertensi atau precklamsi Post Partum.
b. Nadi : Pada post partum frekuensi nadi sedikit melambat, tapi pada saat nifas
frekuensi nadi normal (60-100x/menit).Tomperatur : Terjadi peningkatan suhu 0,5°C dari suhu normal namun tidak
melebihi 38°C. Akan kembali normal setelah 12 jam post partum. Bila tidak
Kembali normal antara 36,5°C-37,5°C perlu dicurigai adanya infeksi.
Respiration Rate : tidak ada peningkatan frekuensi pernapasan atau normal
(16-20x/menit).
Head to Toe
a,
Kepala : Kulit rambut tampak bersih dan tidak terdapat benjolan.
Mata : Alis mata, kelopak mata normal,konjungtiva anemis, pupil isokor,
sclera tidak ikterus, reflek cahaya positif.
Telinga : Secret, sirumen,benda asing, membran timpani dalam batas normal
dan pendengaran normal
Hidung : Deformitas, mukosa, s
bau, obstruksi tidak ada, pernapasan
cuping hidung ada atau tidak,
Mulut: Mukosa, adakah kelainan atau infeksi.
Leher : Simetris, kaku kuduk ada atau tidak, ada pembesaran atau tidak.
Payudara : Pembuluh darah payudara menjadi bengkak terisi darah, schingga
timbul rasa hangat, bengkak& rasa sakit . Adanya pembesaran puting susu
atau tidak, menonjol atau mendatar atau ada lecet pada puting, ASI atau
Kolostrum sudah keluar atau tidak, adakah radang atau benjolan.
Kandung kemih : Adanya distensi kandung kemih yg muncul segera setelah
wanita melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan
ini bias menghambat uterus berkontraksi dengan baik.
Genetalia : Beberapa hari pertama stlh persalinan, vulva dan vagina masily
Kendur.Pengeluaran lokhea (jenis,wama,jumlah dan bau), peradangan,
keadaan jahitan, adakah nanah, adakah tanda-tanda infeksi pada luka jahitan,
kebersihan perineum, adakah hemoroid.
Ekstremitas bawah : Pergerakan sendi bebas atau tidak , adakah oedem dan
varises.2.2, Diagnosa Keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan Involusi uterus setelah melahirkan.
2) Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
3) Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan luka jahitan post partus.
4) Kurang pengetahuan perawatan payudara berhubungan dengan proses laktasi yang
tidak adekuat,
5) Defisit perawatan diri mandi atau toileting berhubungan dengan kelelahan pasca
proses melahirkan,
2.3, Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan involusi uterus setelah melahirkan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan nyeri dapat berkurang
ataupun menghilang.
Kriteria hasil : - ekspresi wajah pasien tenang tau rileks.
- Pasien memahami proses involusi uteri,
-TTV dalam batas normal : TD :110-120 / 70-80mmHg , N: 60-
100x/menit. RR: 16-20x/menit. T: 36,5-37,5°C.
Intervensi :
1) Pantau intensitas,
lokasi dan frekuensi nyeri
Rasional : untuk menentukan intervensi yang tepat dan mengurangi kelelahan,
2) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
Rasional : untuk meningkatkan kenyamanan ibu.
3) Jelaskan pada ibu fis
Jogi involusi uteri
Rasional : agar ibu memahami kondisinya dan dapat mengurangi nyeri.
4) Kolaborasi dengan tim medis pemberian analgesik,
Rasional : analgesik membantu mengurangi nyeri hebat pada ibu,
2. Resiko infeksi berhubungan dengan trauma jaringan.Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan tidak ada tanda-tanda
infeksi pada luka insisi.
Kriteria hasil :
- Tanda-tanda infeksi tidak ada (rubor,kolor,tumor,dolor dan
fungsiosalesa)
~ Dapat melaksanakan tindakan pencegahan infeksi.
= mencapai penyembuhan luka sesuai waktu
Intervensi :
1) Monitor tanda-tanda infeksi..
Rasional : diagnosa dini infeksi dapat mencegah infeksi berlanjut,
2) Pertahankan tekhnik antiseptik dalam perawatan luka
Rasional : mencegah kontraindikasi dari infeksi.
3) Melakukan tindakan vulva hygiene.
Rasional ; untuk mencegah penyebaran infeksi,
4) Kolaborasi dengan dokter pemberian antibiotik.
Rasional : antibiotik dapat mencegah infcksi
Gangguan eliminasi BAB/BAK berhubungan dengan luka jahitan post partus,
Tujuan : setelah dilakukan tinakan keperawatan pola BAB/BAK dapat kembali
normal.
Kriteria hasil :
- Tidak terjadi perdarahan pada bekas jahitan
Jumlah keluaran urin dan feses dalam batas normal
= Warna serta bau urin dan feses normal
‘Tidak ada tanda keluhan nyeri
Intervensi :
1) Menganjurkan kepada ibu bila ingin BAB/BAK segera ke kamar mandi jangan
ditahanRasional : agar pola bab/bak tidak terganggu dan involusi uteri tidak terganggu.
2) Motiva
i ibu untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat
Rasional : makanan tinggi serat dapat meningkatkan defekasi agar pola defekasi
Kembali normal.
3) Anjurkan ibu untuk BAK Spontan
Rasional : untuk melancarkan proses eliminasi urine
. Kurang pengetahuan perawatan payudara berhubungan dengan proses laktasi yang
tidak adekuat
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan ibu dapat melakukan laktasi yang
adcuat dan melakukan perawatan payudara secara mandiri.
Kriteria hasil :
- Meningkatkan ASI
~ Ibu dapat melakukan perawatan payudara mandiri.
Intervensi :
1) Kaji tingkat pengetahuan ibu tentang perawatan payudara
Rasional : tingkat pengetahuan menentukan ketidakefektifan laktasi
2) _Jelaskan bagaimana melakukan perawatan payudara secara mandiri
Rasional : agar ibu tetap menjaga kebersihan area payudara ibu.
3) _Jelaskan cara menyusui yang nyaman.
Rasional : posisi menyusui yang nyaman tidak melelahkan ibu dan bayi.
Defisit perawatan diri mandi atau toileting berhubungan dengan kelelahan pasca
proses melahirkan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan Ix .. jam klien mampu merawat diri
setelah proses persalinan
Kriteria hasil : klien dapat melakukan perawatan diri secara bertahapIntervensi
1) Lakukan teknik effleurage
Rasional : meningkatkan relaksasi dan kenyamanan
2) Anjurkan ambulasi dan posisi yang nyaman
Rasional : ambulasi dan posisi yang nyaman merupakan salah satu cara dalam
perawatan diri untuk meneegah kekakuan
3) Anjurkan klien untuk beristirahat
Rasional : istirahat untuk mengatasi kelelahan sehingga ibu tetap segar dan sehat
4) Anjurkan suami untuk memberikan bantuan dalam perawatan diri
Rasional ; suami adalah orang terdekat yang diharapkan dapat membantu ibu
dalam perawatan diri
5) Berikan dukungan dalam melakukan perawatan diri
Rasional : menambah semangat ibu dalam melakukan dan meningkatkan
perawatan terhadap dirinyaBAB III
TINIAUAN KASUS,
ASUHAN KEPERAWATAN POST PARTUM NORMAL PADA NY ‘R’ DI BPM SRI
SULISTIYANI TEMPUREJO JEMBER
Tanggal pengkajian —: 3 Oktober 2017 / 13.00WIB
Tempat Pengkajian : BPM Sri Sulistiyani, Amd.Keb
Pengkaji Untung Rudi Suwoto
A. Pengkajian
1. Data Subjektif :
a. Tdentitas pasien b. Tdentitas Suami
1) Nama: Ny.R 1) Nama :Ta.R
2) Umur 30 tahun 2) Umur +30 tahun
3) Jeniskelamin —: Perempuan 3) Jenis kelamin — : Laki-laki
4) Agama Islam 4) Agama : Islam
5) Pekerjaan Wiraswasta 5) Pekerjaan : Wiraswasta
6) Alamat Sidodadi RT/RW 01/03 Dusun Krajan Tempurejo Jember
Keluhan utama :
Pasien mengeluh masih sedikit mules (nyeri) pada perutnya.
Riwayat Kesehatan :
Riwayat kesehatan sekarang,
Pasien masih berbaring dengan mobilisasi ringan dan masih tampak lemas. Pasien
mengatakan tidak sedang menderita penyakit lain
b. Riwayat kesehatan dahulu :
Pasien sebelumnya belum pernah mengalami persalinan, penyakit kritis atau dirawat di
RS
Riwayat penyakit keturunan :
Pasien dan keluarga pasien tidak memiliki penyakit menurun (misal : Hipertensi, DM,
asma dll).
4, Riwayat menstruasi
Menarche 213 tahun Jumlah : ganti pembalut 2x/ hari
Lama haid 25-6 hari Dismenore tidak adaSiklus 2 28 hari Keluhan lain
Keputihan : tidak ada
5
Riwayat perkawinan
Perkawinan ke Fil
Umur saat menikah =: 24 tahun
Lama pemikahan 6 tahun
6. Riwayat kehamilan dan persalinan
a. G:PiAo
b. Hari pertama haid terakhir (HPHT) : 05-01 - 2017
c. Hari perkiraan lahir (HPL) 2 12-10-2017
d Umur kehamilan £38 minggu
ce. Riwayat persalinan
Hamil |Umur pastes jenis ‘omplikasi| fee complikasi ket
ke _hnak salinan_bost partum _hayi ifas
L thn idan Trmal [chat
2. [Hamil
[ni
7. Riwayat KB
Pasien mengatakan menggunakan KB TUD Bulan selama 5 tahun.
8
Keadaan bayi
Bayi lahir dengan aterm partus spontan tanggal 3 Oktober 2017 pukul 11.00 wib , bayi
menangis kuat, jenis kelamin Laki-laki, apgar score 8-9 Panjang badan 49 em dan berat
bi
9.
adan 3000 gr.
). Pemeriksaan fisik
Vital sign :
TD : 110/70 mmHg
Nadi: 82 x/ menit
Suhu :36,5°C
RR : L6x/ menit
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Baik
Pemeriksuan fisik head to toe
1) Kepala mesochepal, tidak ada lesi, tidak ada hematoma, tidak ada nyeri tekan
2) Rambut —: wama hitam, kusut, tidak ada kebotakan
3) Mata : pengelihatan normal, diameter pupil 3, sclera ikterik, konjungtiva
merah muda, pupil isokor
4) Hidung —_ : bentuk simertis, tidak ada perdarahan, tidak ada secret5) Telinga 2 bentuk normal, pendengaran normal, tidak ada secret, tidak ada
perdarahan
6) Mulut dan gigi; bersih, mukosa lembab, tidak ada stomatitis, gigi lengkap
7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe dan tidak ada pembesaran vena
8) Thorax
1: bentuk simetris, payudara simettis tidak bengkak
P : tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan
P : tidak ada udema pulmo
‘A: bunyi jantung normal, bunyi paru vesikuler
9) Abdomen
1: tidak ada luka, tampak striae
A: bising usus normal 8x/menit
lak ada benjolan, TFU : 2 jari dibawah pusat
P : tidak ada acites
10) Genitalia iti
ik ada kelainan, tidak ada luka jahit, perdarahan Pervaginam
11) Eksteremitas
12) Anus
:Simetris, Tidak ada edema, tidak ada varises, kekuatan otot 5
tidak ada kelainan dan tidak hemoroid
Pola pemenuhan kebutuhan dasar
1). Pola oksigenasi
Selama hamil __: pasien bemafas secara normal, tidak pernah sesak nafas
Saat dikaji : pasien bernafas secara normal, tidak sesak RR 16x/ menit
2) Pola nutrisi
Selama hamil : pasien makan 3x sehari ( nasi, sayur, dan lauk ) minum 6-8
¢gelas/hari, pasien tidak mempunyai pantangan apapun
Saat dikaji : pasien makan sesuai diit habis 2/3 porsi, minum 3-4 gelas/ hari
3) Pola climinasi
Selamahamil __: pasien BAK 5-6x/hari warna kuning, jernih dan BAB Ix/hari
Saat dikaji : pasien BAK melalui spontan, wama kuning jernih, belum BAB
4) Pola aktivitas/ bekerja
Selama hamil pasien melakukan aktivitas secara mandiri, bekerja sebagai ibu
rumah tangga
Saat dikaji : aktivitas pasien dibantu oleh keluarga dan tidak dapat bekerja
5) Pola istirahat
Selama hamil _ : pasien istirahat/ tidur 8-10 jam/hari
Saat dikaji : pasien istirahay tidur 7-9 janv/hari
6) Pola suhu
Selama hamil _: pasien tidak pernah demam (sulu normal)
Saat dikaji : suhu pasien 36,5°C7) Pola gerak dan keseimbangan
Selama hamil __: pasien dapat melakukan gerak bebas sesuai keinginannya
Saat dikaji : pasien hanya melakukan gerak-gerak terbatas karena lemas
8) Pola berpakaian
Selama hamil —; pasien dapat mengenakan pakaiannya secara mandiri dan
memakai pakaian kesayangannya
Saat dikaji : pasien menggunakan pakaian seadaanya dan dibantu keluarga
saat mengganti pakaiannya
9) Pola personal hygine
Selama hamil _: pasien biasa mandi 2xsehari dengan air bersih dan sabun mandi
tanpa bantuan keluarganya, pasien kurang menjaga kebersihan
makanan dan alat makan
Saat dikaji : pasien mandi dengan cara diseka dan dibantu keluarganya
10) Pola komunikasi
Selama hamil _: pasien berkomunikasi dengan lanear, memakai bahasa daerah
Saat dikaji : pasien berkomunikasi dengan lancar, memakai bahasa daerah
11) Pola spiritual
Sclamahamil __: pasien beribadah sesuai agamanya
Saat dikaji : pasien tidak melakukan ibadah (sedang nifas)
12) Pola aman & nyaman
Selamahamil _: pasien merasa aman dan nyaman hidup bersama keluarga
Saat dikaji + pasien merasa gelisah dirawat di rumah sakit
13) Pola rekreasi
Selamahamil __: pasien kadang-kadang berekreasi ke tempat-tempat wisata
Saat dikaji : pasien tidak dapat berekreasi, hanya tiduran dan jalan disekitar
kamar, cenderung diam
14) Pola belajar
Selama hamil __: pasien mengetahui tentang kehamilannya
Saat dikaji : pasien mengetahui persalinananya secara normal
10. Data Penunjang :
Hb: 12 gr %
Terapi obat :
Ort: Asmef 3x1 tab
Paracetamol 3x1 tab
VitA Lxl tabB. Analisa data dan Masalah_keperawatan
No |Hari/tanggal_[Data fokus letiologi Masalah kep.
1. Belasa, [DS involusi uteri Nyeri akut
b Oktober Ps mengatakan masih mules (nyeri) pada
2017 pukul —frerut
13.30 wib LP: ps mengatakan nyeri jika
flisentub/tekan dan berkurang saat tiduran
Q:: nyeri seperti diremas
R: abdomen
S: skala 3
T : kadang-kadang
[po
[TD : 110/70 mmHg, N : 82x/menit, RR
léx/menit, $ 36,5 °C
GCS 15
Selasa , Ds. ‘lemahan _[Intoleransi
Oktober —_Pasien mengatakan lelah fisik ktivitas
2017 pukul DO
13.40 wib _JPasien tampak lelah, TD ; 110/70 mmHg, »
82x/menit, RR : 1 6x/menit, $:36,5 °C
ekuatan_otot 5,
C. Intervensi
No [Hari/tanggal_Masalah kep._[Tujuan Umum [Tujuan Khusus
1. Selasa ,3 lyeriakut —_Setelah dilakukan tindakan | Observasi P,Q.R.S,T
\ktober 2017 fod involusi__keperawatan selama 1x6 IRV: P,Q.R.S,T digunakan
fpukul 14.00 teri jam, masalah keperawatan juentuk mengetahui
ib yyeri akut diharapkan arakteristik dan klasifikasi
eratasi dengan indicator: fnyeri
Skala nyeri berkurang } Observasi TTV
Kiari 3 menjadi 1 /: perubahan kecepatan
Nyeri tidak dirasakan padi, nafas, TD merupakan
agi saat ditekan atau sentuhfanda pasien merasakan nyeri|
tur posisi pasien
IRV: untuk memberikan posisi
ang nyaman bagi pasien
Ajarkan teknik relaksasi
raksi
relaksasi distraksi
jengurangi rasa nyeri pasien
Kolaborasi berikan obatD.
rnalgetik (asmet 1 tab)
/: analgetik merupakan obat
pukul 14.30
ib
ereda nyeri
2. Belasa,3 — [Intoleransi —Setelah dilakukan tindakan } — Kaji kekuatan otot pasien
dktober 2017 as bd Kkeperawatan selama Lx 6 [R/: untuk mengetahui
Jemahan fisikjam, masalah keperawatan_ {xekuatan pasien
Intoleransi aktivitas
Kiiharapkan teratasi dengan |R/: untuk mengetahui
indicator : erubahan keadaan pasien
Pasien tidak lemas Batasi aktivitas pasien
Kekuatan Otot esuai kemampuan
pertambah /: untuk menyesuaikan
Aktifitas Pasien dapat kemampuan dengan aktivitas
‘embali normal sien
Observasi KU dan TTV
Beri motivasi pasien
untuk makan banyak/ sesuai
it
RV: untuk meningkakan energil
asien
Implementasi
No HHari/tanggal_Masalah kep. _[implementasi IRespon pasien
1. Belasa, 3 lyeri akut mengobservasi P,Q.R. pasien kooperatif
ktober 2017 i uteri mengobservasi TTV paat dilakukan_
ps 15.30 mengatur posisi pasien _ pbservasi P,Q.R.S,T
‘ib mengajarkan teknik lan TIV
Felaksasi distraksi pasien koperatif
berkolaborasi berikan obat mengatur posisi yang
finalgetik (asmet 1 tab ) bn dan rekalsasi
istraksi
pasien kooperatif,
pbat asmet_masuk
peso
clasa, 3 intoleransi mengkaji kekuatan otot Pasien kooperatif
tober 2017 pktivitas bd pasien aat dikaji kekuataan
uikul 16.00 kelemahan fist | rengobservasi KU dan tt observasi KU dan
vib [rrv
PV: Pasien koopera
membatasi aktivitas melakukan aktivitassien sesual kemampuan
untuk makan banyak/ sesuai
iit
Pasien mau makan|
memberi motivasi pasien panyak
E. Evaluasi
Evaluasi terhadap nyeri
3 Oktober 2017
217.00 WIB
S : Ibu mengatakan nyeri sudah berkurang,
O: Skala Nyeri 1
TD: 110/80 mmHg, N : 84x/menit, RR : 16x/menit, $ :36,5 °C
Ibu tampak rileks
A: masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
Evaluasi terhadap intoleransi aktifitas
Tanggal —: 3 Oktober 2017
Jam 217.10 WIB
S : Thu mengatakan sudah dapat melakukan aktifitas secara mandiri
O: TD : 110/80 mmilg, N : 84x/menit, RR : 16x/menit, $ 36,5 °C
Tbu tampak sudah bisa melakukan_aktifitas sendiri
A: masalah teratasi
P : Intervensi dihentikanBABIV
PENUTUP.
Berdasarkan uraian-uraian dari bab sebelumnya maka penulis menarik beberapa
kesimpulan dan memberikan saran sebagai berikut :
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan_pengertian diatas, maka penulis dapat menarik kesimpulan Pelaksanaan
‘Asuhan Keperawatan pada Ny ‘R’ dengan post partum normal adalah suatu tindakan
keperawatan yang diberikan pada ibu post partum mulai dari pengkajian data,
menganalisa data dan masalah keperawatan, menyusun rencana keperawatan,
melakukan tindakan keperawatan dan terakhir melakukan evaluasi keperawatan,
Pengkajian dilakukan pada Ny ‘R’ dengan metode wawancara, Pengamatan /
. Sete!
Observasi, dan dengan melakukan pemeriksaan fisi melakukan pengkajian
pada Ny ‘R’ maka didapatkan 2 masalah keperawatan yaitu ; nyeri akut berdasarkan
involusi uteri dan intoleransi aktifitas berdasarkan kelemahan fisik. Reneana
Keperawatan Ny ‘R’ sudah dapat disusun dengan baik. Tindakan Keperawatan pada
Ny ‘R’ sudah dapat dilaksanakan dengan baik. Dan setelah melakukan tindakan
keperawatan kemudian melakukan evaluasi keperawatan pada Ny ‘R’ dengan hasit
evaluasi yaitu ke-dua masalah keperawatan nyeri akut berdasarkan_ involusi uteri dan
intoleransi aktifitas berdasarkan Kelemahan fisik mampu teratasi dan intervensi atau
tindakan keperawatan dapat dihentikan,
4.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan setelah melakukan studi kasus mengenai post
partum normal adalah :1. Kepada Masyarakat umumnya dan kepada pasien post partum dan keluarga khususnya
agar selalu memeriksakan kondisi bayi dan kondisi ibu setelah melahirkan agar tidak
terjadi kondisi kritis
2. Kepada tenaga keschatan agar selalu memberikan pelayanan yang terbaik bagi
pasiennya agar pasien mendapatkan kepuasan terhadap pelayanan yang telah
diberikan,°
DAFTAR PUSTAKA.
Bobak, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas, Edisi 4, Jakarta : EGC.
Farrer, H. 2001. Perawatan Maternitas. Edisi 2. EGC. Jakarta,
Hadijono, Soerjo. 2008. IImu Kebidanan. Jakarta: Bina Pustaka.
Perawatan Maternitas. Jkarta : EGC Ida Bagus Gde Manuaba. IImu Kebidanan Penyakit
Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan : Jakarta EGC Judi Januadi Endjun.2002.
Kapita Selekta Kedokteran, Edisi III Jilid 1. Jakarta : Media Sudi Amus (08095) ASKEP
MATERNITAS Jumat, 21 Januari 2011
Persalinan Sehat. Puspa Swara Mansjoer, Arief, 1999,