Anda di halaman 1dari 25

I.

JUDUL PRAKTIKUM : Pembuatan Larutan


II. TANGGAL PERCOBAAN : Kamis, 09 November 2017
III. SELESAI PERCOBAAN : Kamis, 09 November 2017
IV. TUJUAN PERCOBAAN :
1. Membuat larutan dengan satuan konsentrasi molar
2. Menghitung molaritas, molalitas, dan fraksi mol
3. Melakukan pengenceran larutan
V. TINJAUAN PUSTAKA
A. Larutan
Zat terlarut (solute) dan pelarut (solvent) adalah dua istilah ynag
sering dipakai dalam pembuatan larutan. Zat yang bagiannya lebih
besar di dalam larutan dikatakan sebagai pelarut, sedangkan zat yang
bagiannya lebih sedikit disebut zat terlarut. Tetapi larutan yang
mengandung air, selalu dinyatakn air sebagai pelarut walaupun
bagiannya dalam larutan tersebut lebih sedikit.
Suatu larutan dengan jumlah maksimum zat terlarut pada
temperatur tertentu disebut larutan jenuh. Sebelum mencapai titik
jenuh disebut larutan tidak jenuh. Sedangkan suatu larutan dengan zat
terlarut lebih banyak daripada pelarut disebut larutan lewat jenuh.
Banyaknya zat terlarut yang dapat menghasilkan larutan jenuh dalam
waktu tertentu pelarut pada temperatur konstan disebut kelarutan.
Kelarutan suatu zat tergantung pada sifat zat tersebut, molekul pelarut,
temperatur, dan tekanan.
Pada proses pembentukan larutan dari padatan lain seperti
larutan NaCl dalam air, molekul air memiliki 2 kutub yaitu sisi negatif
dan sisi positif. Sisi negatif akan mengelilingi ion positif dari ion Na +,
sedangkan sisi positifnya mengelilingi ion negatif dari ion Cl-. Ion-ion
yang terdapat dalam larutan inilah yang menyebabkan suatu larutan
dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit.
Senyawa mudah larut yang berupa elektrolit kuat, misal:
a. Semua garam-garam yang mudah larut.
Nitrat (NO3-), klorat (Cl3-), dan asetat (CH3COO-) dari
semua logam (NaNO3), (KCl3O3), (CH3COONa). Semua garam
karbonat (CO32-), fosfat (PO43-), borat (Bo33- atau Bo2-), sulfat
(SO42-), kromat (CrO42-), dan arsenat (AsO43-) dari logam
natrium, kalium, dan amonium (NH4+), klorida (Cl-), bromida
(Br-) dan iodide (I-), semua logam kecuali timbal, raksa, barium,
dan kalsium. Sulfida (S2-) dari semua logam barium, kalsium,
magnesium, natrium, kalium, dan amonium.
b. Semua logam hidroksi yang mudah larut yaitu hidroksida (OH-)
dan Na, K, NH4.
c. Asam-asam kuat: H2SO4, HNO3, HCl, HBr, HI, HClO3.
Senyawa elektrolit lemah adalah senyawa yang didalam
air terionisasi sebagian, sehingga sebagian dari senyawa yang
tidak terionisasi tidak akan dapat menghantarkan listrik.
Misalnya CH3COOH di larutkan dalam air, maka hanya
sebagian CH3COOH yang akan terionisasi dalam air.
Senyawa nonelektrolit adalah senyawa yang tidak dapat
terionisasi dalam air. Sehingga larutan tersebut tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Kecuali asam dan basa, senyawa
kovalen termasuk senyawa nonelektrolit. Contohnya C6H12O6,
CH4, CO(NH2)2.
B. Macam-macam konsentrasi
Konsentrasi didefenisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam
setiap larutan atau pelarut. Pada umumnya konsentrasi dinyatakan
dalam satuan fisik, misalnya satuan berat atau satuan volume dan
satuan kimia, misalnya mol, massa rumus, dan ekuivalen.
1. Persen konsentrasi
Dalam bidang kimia sering digunakan persen untuk
menyatakn konsetrasi larutan. Persen konsentrasi dapat
dinyatakan dengan persen berat (% W/W) dan persen volume
(% V/V).
a) Persen berat (% W/W)
Persen berat (% W/W) =

Gram zat terlarut X 100%

Gram zat terlarut + gram pelarut


b) Persen volume (% V/V)
Persen volume (% V/V) =

Gram zat terlarut X 100%

Gram zat terlarut + gram pelarut


2. Fraksi mol
Fraksi mol zat terlarut =

Jumlah mol zat terlarut

Jumlah mol zat terlarut + jumlah mol pelarut


Fraksi mol pelarut =

Jumlah mol pelarut

Jumlah mol zat terlarut + jumlah mol pelarut

3. Molaritas (M)
Molaritas atau konsentrasi molar (M) suatu larutan
menyatakan jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 Liter larutan
atau jumlah milimol dalam 1 mL larutan.
Molaritas (M) =
Mol zat terlarut

4. Molalitas (m) Liter larutan

Molalitas (m) menyatakn jumlah mol zat telarut dalam


1000 g pelarut. Molalitas tidak tergantung pada temperatur dan
digunakan dalam bidang kimia, teristimewa dalam sifat
koligatif.
molalitas (m) =
Mol zat terlarut

5. Normalitas Kg larutan

Normalitas adalah jumlah ekuivalen zat terlarut dalam tiap


liter larutan. Ekuivalen zat dalam larutan tergantung pada jenis
reaksi yang dialami zat itu, karena satuan ini dipakai untuk
penyetaraan zat dalam reaksi. Ekuivalen suatu zat ada
hubungannya dengan molaritas, serta jenis reaksinya.
Normalitas (N) =
Ekuivalen zat terlarut

Normalitas (N) = liter larutan


Gram zat terlarut

Berat ekuivalen x liter larutan


6. Parts Per Million (PPM) dan Parts Per Billion (PPB)
Bila larutan sangat encer digunakan satuan konsentrasi
Parts Per Million, PPM (bagian persejuta), dan Parts Per Billion,
PPB (bagian permiliar). Satu PPM ekuivalen dengan 1 mg zat
terlarut dalam 1 L larutan. Satu PPB ekuivalen dengan 1 µg zat
terlarut per 1 L larutan.

1 mg zat terlarut
1 PPM =
1 L larutan

1 PPB = 1 µg zat terlarut

1 L larutan
C. Pembuatan Larutan dengan Konsentrasi Tertentu
 Molaritas zat terlarut dari kristalnya
Prinsip pembuatannya adalah penimbangan dan pelarutan.
 Molaritas zat terlarut dari larutan yang lebih besar molaritasnya
Prinsip pembuatannya adalah pengeceran sejumlah
tertentu volume larutan induk. Pada pengenceran perlu
dimengerti adalah mol zat sebelum diencerkan dengan setelah
pengenceran (penambahan aquades) selalu sama.
 Molaritas larutan dari larutan pekat
Larutan-larutan pekat tidak diketahui molaritasnya, tetapi
yang diketahui dapat dibaca pada etikel botol adalah kadar
(dalam persen berat) dan density/kerapatan (g/mL). Prinsipnya
sama dengan membuat larutan dengan molaritas tertentu dari
larutan yang molaritasnya lebih besar. Misal: sebuah larutan
dengan volume dan konsentrasi sekian, diketahui kadar sekian
dan density/kerapata.
Langkah-langkahnya:
1. Menghitung larutan pekat tersebut menggunakan rumus:
Molaritas (M) =
Persen berat x density x 10

Mr
2. Menghitung volume larutan pekat yang harus diambil,
memakai rumus pengenceran (mol sebelum dan sesudah
pengenceran sama).
V1. M1 = V2. M2

3. Mengambil volume dan konsentrasi yang telah dihitung


menggunakan pipet ukur yang dilengkapi filler (penyedot)
dan dimasukkan ke dalam labu ukur yang telah diberi
aquades ¼ bagian dan digoyangkan perlahan.
4. Selanjutnya ke dalam labu ukur ditambahkan aquades
sedikit demi sedikit dan sampai tanda batas lalu
digoyangkan sampai homogen. Akan diperoleh larutan
dengan konsentrasi dan volume yang diperoleh dalam
perhitungan tersebut.
Terkadang larutan pekat tidak dinyatakan dalam kadar %
maupun densitynya. Kita dapat mengetahui menggunakan alat
aerometer (density/kerapatan). Sedangkan untuk kadar % dapat
dicari dan tabel hubungan antar density dengan kadar larutan
pekat (dalam buku “Handbook of Chemistry and Physics).
VI. ALAT DAN BAHAN :
A. Alat - alat
1. Labu ukur 250 mL 1 buah
2. Gelas kimia 200 mL 2 buah
3. Gelas ukur 50 mL 1 buah
4. Corong kaca kecil 1 buah
5. Pipet tetes 1 buah
6. Neraca ohauss 1 buah
7. Kaca arloji kosong 1 buah
8. Pengaduk 1 buah
B. Bahan - bahan
1. Aquades
2. Asam klorida pekat 37% p.a (pro analysis)
3. C2H2O4 padat
4. NaOH padat
VII. ALUR PERCOBAAN
1. Pengenceran Larutan HCl

Larutan HCl Pekat 37%

- Dihitung molaritas HCl pekat 37% p.a.


- Diambil volume yang akan digunakan.
- Diisi HCl ke dalam labu ukur.
- Digoyangkan labu ukur secara perlahan.
- Ditambah aquades sampai tanda batas.
- Ditutup labu ukur dengan tutupnya.
- Dikocok labu ukur sampai larutan merata.
- Dipindahkan larutan ke dalam botol reagen dan diberi label nama zat dan
tanggal praktikum.

100 mL larutan HCl 0,5 M


2. Pembuatan Larutan NaOH

NaOH padat

- Dihitung massa NaOH yang akan digunakan untuk membuat NaOH 100
mL konsentrasi 0,5 M.
- Ditimbang berat kaca arloji kosong menggunakan neraca analitik.
- Dihitung massa arloji kosong dan NaOH dengan neraca analitik.
- Diisi labu ukur dengan akuades bebas CO2 ¼ bagian.
- Dimasukkan NaOH sedikit demi sedikit dengan spatula ke dalam labu
ukur.
- Dikocok labu ukur secara perlahan.
- Ditambah aquades sampai tanda batas.
- Ditutup labu ukur dengan tutupnya.
- Dikocok labu ukur sampai larutan merata.
- Dipindahkan larutan ke dalam botol reagen dan diberi label nama zat dan
tanggal praktikum.

100 mL larutan NaOH 0,5 M


3. Pembuatan Larutan C2H2O4

C2H2O4 padat

- Dihitung massa C2H2O4 yang akan digunakan untuk membuat C2H2O4


100 mL konsentrasi 0,5 M.
- Ditimbang berat kaca arloji kosong menggunakan neraca analitik.
- Dihitung massa arloji kosong dan C2H2O4 dengan neraca analitik.
- Ditimbang ulang kaca arloji kosong dengan neraca analitik dan
menambahkan C2H2O4 sedikit demi sedikit.
- Diisi labu ukur dengan akuades bebas CO2 ¼ bagian.
- Dimasukkan C2H2O4 sedikit demi sedikit dengan spatula ke dalam labu
ukur.
- Dikocok labu ukur secara perlahan.
- Ditambah aquades sampai tanda batas.
- Ditutup labu ukur dengan tutupnya.
- Dikocok labu ukur sampai larutan merata.
- Dipindahkan larutan ke dalam botol reagen dan diberi label nama zat dan
tanggal praktikum.

100 mL larutan HCl 0,5 M

VIII. Kul
IX. ANALISIS DATA
1. Pengenceran Larutan HCl
Pada percobaan pertama digunakan asam klorida pekat 37% p.a
(pro analysis) sebagai larutan yang akan diencerkan dan aquades
sebagai pelarut. Adapun hasil akhir yang diminta yakni Volume HCl =
100 mL ddengan M = 0,5 M. Langkah pertama yakni menghitung
molaritas HCl 37% p.a dengan menggunakan rumus M =

1000× ρ× %
dengan kerapatan/massa jenis HCl sebesar 1,19 g/mL
BE
dan BE HCl sebesar 36,5 g/Mr, sehingga didapatkan hasil M sebesar
12,06 M. Kemudian menghitung volume HCl yang akan diambil
dengan menggunakan rumus pengenceran M1 × V1 = M2 × V2,
sehingga diperoleh V1 sebesar 4,15 mL. HCl pekat yang telah diukur
volumenya sebanyak 4,15 mL dimasukkan kedalam labu ukur
menggunakan corong. Setelah itu mengisi labu ukur dengan akuades
½ bagian. Digoyang goyangkan labu ukur secara perlahan lahan.
Kemudian ditambahkan aquades sampai tanda batas. Labu ukur
ditutup dengan tutupnya dan mengocok labu ukur sampai larut secara
merata/homogen. Langkah terakhir yakni memindahkan larutan ke
dalam botol reagen yang telah disediakan dengan label nama zat yang
sesuai. Reaksi : HCl(aq) + H2O(l)  HCl(aq).
Berdasarkan perhitungan diperoleh:
o Molaritas (M) : 12,06 M.
o Volume (V) : 4,15 mL.
o Massa (m) : 44,02 g.
o molalitas (m) : 12,06 molal.
o Xt : 0,18.
o Xp : 0,82.
2. Pembuatan Larutan NaOH
Pada percobaan kedua, digunakan NaOH sebagai zat yang
dilarutkan. Adapun hasil akhir yang diminta yakni Volume NaOH =
100 mL dengan M = 0,5 M. Langkah pertama dalam percobaan ini
yaitu menimbang berat kaca arloji kosong menggunakan neraca kasar
(Ohaus). Diperoleh massa arloji sebesar 28,34 g. Setelah itu
menghitung massa NaOH yang dibutuhkan untuk membuat larutan

massa 1000
NaOH dengan menggunakan rumus : M = × , BE NaOH
BE V
sebesar 40 g/Mr sehingga dihasilkan massa yang dibutuhkan sebesar 2
gram. Lalu ditimbang massa NaOH dan alas arloji menggunakan
neraca Ohaus. Dimasukkan aquades kedalam labu ukur sebanyak ¼
bagian. Setalah itu dimasukkan NaOH sedikit demi sedikit yang telah
dilarutkan dengan aquades dalam gelas kimia yang berisi air. Labu
ukur dikocok pelan-pelan. Menambahkan lagi aquades sampai tanda
batas. Kemudian menutup labu ukur dan mengocoknya sampai larut
secara merata/homogen. Langkah terakhir yakni memindahkan larutan
ke dalam botol reagen yang telah disediakan dengan label nama zat
yang sesuai. Reaksi yang terjadi : NaOH (s) + H2O(l)  NaOH (aq).
Berdasarkan perhitungan diperoleh:
o Massa (m) : 2 g.
o molalitas (m) : 0,5 molal.
o Xt : 0,009.
o Xp : 0,991.
3. Pembuatan Larutan C2H2O4
Pada percobaan ketiga, digunakan C2H2O4 sebagai zat yang
dilarutkan. Adapun hasil akhir yang diminta yakni Volume C2H2O4 =
100 mL dengan M = 0,5 M. Langkah pertama dalam percobaan ini
yaitu menimbang berat kaca arloji kosong menggunakan neraca kasar
(Ohaus). Setelah itu menghitung massa C2H2O4 yang dibutuhkan
untuk membuat larutan C2H2O4 dengan menggunakan rumus : M =

massa 1000
× , dengan BE C2H2O4 = 90 g/Mr sehingga dihasilkan
BE V
massa yang dibutuhkan sebesar 4,5 gram. Lalu ditimbang massa
C2H2O4 dan alas arloji menggunakan neraca Ohaus. Dimasukkan
aquades kedalam labu ukur sebanyak ¼ bagian. Setalah itu
dimasukkan C2H2O4 sedikit demi sedikit yang telah dilarutkan dengan
aquades dalam gelas kimia yang berisi air. Labu ukur dikocok pelan-
pelan. Menambahkan lagi aquades sampai tanda batas. Kemudian
menutup labu ukur dan mengocoknya sampai larut secara
merata/homogen. Langkah terakhir yakni memindahkan larutan ke
dalam botol reagen yang telah disediakan dengan label nama zat yang
sesuai Reaksi yang terjadi : C2H2O4(s) + H2O(l)  C2H2O4(aq).
Berdasarkan perhitungan diperoleh:
o Massa (m) : 4,5 g.
o molalitas (m) : 0,5 molal.
o Xt : 0,009.
o Xp : 0,991.
X. PEMBAHASAN
Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran homogen dari dua zat
atau lebih yang terdispersi sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian
besar jumlah zat terlarut. Larutan encer adalah larutan yang mengandung
sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Pengenceran adalah
mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan
pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas
dilepaskan. Pada percobaan ini, dilakukan pengocokan sebanyak 11 kali.
Hal ini dikarenakan untuk memperoleh larutan yang homogen. Suatu
campuran dikatakan homogen karena susunannya seragam sehingga tidak
teramati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop
optik atau bisa disebut larutan sejati yaitu komponen-komponennya tidak
akan terpisah jika didiamkan dan larutan tersebut adalah larutan yang tidak
ada bidang batas antara zat terlarut dan pelarutnya, artinya tidak dapat
dibedakan antara pelarut dan zat terlarut.
Pada percobaan pertama yaitu pembuatan larutan asam klorida (HCl)
100 mL dengan molaritas 0,5 M. Asam klorida adalah asam kuat, dan
terbuat dari atom hidrogen dan klorin. Asam klorida bersifat korosif yang
berarti akan merusak dan mengikis jaringan biologis bila tersentuh.
Karakteristik HCl sebelum direaksikan atau dicampur dengan aquades
adalah HCl pekat tidak berwarna dan beruap. Pada saat dilarutkan dengan
aquades, nampak seperti berminyak. Kemudian diperoleh hasil larutan yang
memiliki karakteristik larutan HCl tidak berwarna dan bercampur secara
homogen dengan aquades. Asam klorida (HCl) adalah asam monoprotik,
sebuah asam yang hanya dapat melepaskan satu ion hidrogen per molekul
dalam larutan. Atom Hidrogen dan Klorin berpartisipasi dalam ikatan
kovalen, yang berarti bahwa hidrogen akan berbagi sepasang elektron
dengan klorin.
Pada percobaan kedua yaitu pembuatan larutan NaOH 100 mL dengan
molaritas 0,5 M. Karakteristik padatan NaOH berwarna putih, berbentuk
kristal, terasa panas, dan mudah meleleh di udara terbuka karena akan cepat
menyerap karbondioksida dan lembab, mudah larut dalam air dan dalam
etanol tetapi tidak larut dalam eter. NaOH membentuk basa kuat bila
dilarutkan dalam air. Hasil larutan NaOH yang dibuat memiliki karakteristik
larutan tidak berwarna, baunya tidak menyengat, dan terjadi kenaikan suhu
sehingga menimbulkan sedikit panas. Ketika NaOH dilarutkan dalam air,
NaOH akan terurai secara sempurna menjadi ion Na+ dan ion OH-, dimana
ion Na+ oleh keaktifan logam Na itu sendiri, sehingga dapat menimbulkan
panas serta untuk memutuskan ikatan hidrogen saat penguraian NaOH maka
dilepaskan kalor yang besar oleh NaOH kedalam larutan sehingga terjadilah
reaksi eksoterm.
Pada percobaan ketiga yaitu pembuatan larutan C2H2O4 100 mL
dengan molaritas 0,5 M. Karakteristik padatan C2H2O4 berwana putih,
berbentuk serbuk dan sukar larut dalam air. Oleh karena itu, pelarutan
C2H2O4 dilakukan dengan sedikit demi sedikit. Asam oksalat merupakan
asam kuat yang dapat terionisasi sempurna jika direaksikan dengan air.
Hasil larutan C2H2O4 memiliki karakteristik tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak terjadi kenaikan suhu.
XI. KESIMPULAN
Untuk membuat larutan dengan zat cair digunakan metode
pengenceran. Sedangkan untuk bahan dasar padatan seperti NaOH dan
C2H2O4 digunakan metode pelarutan.

1. Pada percobaan pertama yaitu pembuatan larutan HCl 100 mL


0,5 M dengan zat terlarutnya adalah asam klorida pekat 37% p.a
(pro analysis). Diperoleh hasil sebagai berikut :
 Molaritas (M) : 12,06 M.
 Volume (V) : 4,15 mL.
 Massa (m) : 44,02 g.
 molalitas (m) : 12,06 molal.
 Xt : 0,18.
 Xp : 0,82.
2. Pada percobaan kedua yaitu pembuatan larutan 100 mL NaOH
0,5 M dengan zat terlarutnya adalah NaOH padat. Diperoleh
hasil sebagai berikut :
 Massa (m) : 2 g.
 molalitas (m) : 0,5 molal.
 Xt : 0,009.
 Xp : 0,991
3. Pada percobaan ketiga yaitu pembuatan larutan 100 mL C2H2O4
0,5 M dengan zat terlarutnya adalah C2H2O4 padat. Diperoleh
hasil sebagai berikut :
 Massa (m) : 4,5 g.
 molalitas (m) : 0,5 molal.
 Xt : 0,009.
 Xp : 0,991.
XII. MENJAWAB PERTANYAAN
1. Tentukan Molaritas (M) asam sulfat pekat 97% yang memiliki
kerapatan larutan 1,84 kg/L dan massa molekul relatif 98,08 g/mol !
Jawab
Diketahui : ρ H2SO4 = 1,84 kg/L
% H2SO4 = 97%
BE = 98,08 g/mol
Ditanya :M?
10× ρ ×%
Dijawab :M=
BE
10× 1,84 ×97
=
98,08

= 18,197 M

= 18, 2 M
2. Berapa mL asam sulfat pekat yang diambil jika anda diminta membuat
100 mL asam sulfat 1 M ?
Jawab
Diketahui : M1 = 1M

V1 = 100 mL

M2 = 18,2M
Ditanya : V2 ?
Dijawab : M 1 × V1 = M2 × V2
1 × 100 = 18,2 × V2

100
V2 =
18,2
V2 = 5,495 Ml
V2 = 5,5 mL
3. Berapa mL asam klorida pekat yang diambil jika anda diminta
membuat 100 mL asam sulfat 3 M?
Jawab
Diketahui : ρ HCl = 1,19 kg/L
% HCl = 37%
Mr HCl = 36,5 g/mol
M1 = 3M
V1 = 100 mL
Ditanya : V2 ?
10× ρ ×%
Dijawab : M2 =
BE
10× 1,19× 37
=
36,5
= 12, 06 M

M1 × V1 = M2 × V2
3 × 100 = 12,06 × V2
300
V2 =
12,06
V2 = 24,88 mL
4. Berapa mL asam klorida 3 M yang diambil jika anda diminta
membuat 50 mL asam klorida 1 M ?
Jawab
Diketahui : M1 = 1M
V1 = 50 mL
M2 = 3 M
Ditanya : V2 ?
Dijawab : M 1 × V1 = M2 × V2
1 × 50 = 3 × V2

50
V2 =
3
V2 = 16,67 mL
5. Berapa mL asam klorida 1 M yang diambil jika anda diminta
membuat 100 mL asam klorida 0,5 M ?
Jawab
Diketahui : M1 = 0,5 M
V1 = 100 mL
M2 = 1M
Ditanya : V2 ?
Dijawab : M 1 × V1 = M2 × V2
0,5 × 100 = 1 × V2
50
V2 =
1
V2 = 50 mL
6. Hitunglah berapa gram natrium hidroksida yang ditimbang untuk
membuat 100 mL konsentrasi 1 M !
Jawab
Diketahui : M =1M
V = 100 mL
Mr NaOH = 40
Ditanya : massa ?
massa(gram) 1000
Dijawab : massa = ×
BE V
massa(gram) 1000
1 = ×
40 100
4000
Massa =
1000
Massa = 4 gram
7. Hitunglah volume larutan natrium hidroksida 1 M yang diambil untuk
membuat 100 mL natrium hidroksida 0,5 M !
Jawab
Diketahui : M1 = 0,5M
V1 = 100 mL
M2 = 1M
Ditanya : V2 ?
Dijawab : M 1 × V1 = M2 × V2
0,5 × 100 = 1 × V2

50
V2 =
1
V2 = 50 mL
XIII. DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sukarna, I Made. Kimia Dasar 1. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Press.
Tim Kimia Dasar. 2007. Kimia Dasar II. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya Press.
Tim Kimia Dasar. 2012. Kimia Umum. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya Press.

Surabaya, 15 November 2017


Mengetahui
Dosen/ Asisten Pembimbing Praktikan,

(……………………………………………) (………………………………………..)
LAMPIRAN

Keterangan Foto
Alat dan Bahan: (d) (b)
(a) Larutan HCl pekat
(b) Neraca Ohaus
(c) Aquades (H2O), Spatula,
Gelas kimia, Corong kaca
kecil.

(c)
Mengambil asam klorida pekat
dengan pipet lalu dimasukkan ke
gelas ukur sebanyak 4,15 mL

HCl dimasukkan dalam labu


ukur kemudian diisi aquades ¼
bagian.

Digoyangkan secara perlahan.

Mengisi labu ukur dengan


aquades sampai batas ukur.

o Dilakukan pengocokan agar


larutan dapat tercampur secara
merata atau homogen.
o Dihasilkan larutan HCl 0,5 M
dan dimasukkan dalam botol
reagen.

NaOH ditimbang sebesar massa


yang diminta yakni 2 gram.
Massa arloji 28,34 gram.
Sehingga pengukuran dilakukan
30,34 gram.

Pelarutan 1 NaOH dalam gelas


kimia.
Pelarutan 2 NaOH dalam gelas
kimia.
Pelarutan 3 NaOH dalam gelas
kimia.
o Labu ukur diisi aquades ¼
bagian.
o Melakukan pengocokan 11
kali pertama.
o Mengisi labu ukur dengan
aquades sampai batas ukur.
o Melakukan pengocokan 11
kali kedua untuk diperoleh
campuran yang homogen.
o Diperoleh larutan NaOH 100
mL 0,5 M.
o Hasil larutan dimasukkan
dalam botol reagen.

C2H2O4 ditimbang sebesar massa


yang diminta yakni 4,5 gram.
Massa arloji 28,34 gram.
Sehingga pengukuran dilakukan
32,84 gram.

Pelarutan pertama C2H2O4 dalam


gelas kimia.

Pelarutan kedua C2H2O4 dalam


gelas kimia.
Pelarutan ketiga C2H2O4 dalam
gelas kimia.

o Labu ukur diisi aquades ¼


bagian.
o Melakukan pengocokan 11
kali pertama.

o Mengisi labu ukur dengan


aquades sampai batas ukur.
o Melakukan pengocokan 11
kali kedua untuk diperoleh
campuran yang homogen.

Diperoleh C2H2O4 100 mL 0,5


M.

Hasil larutan dimasukkan dalam


botol reagen.
KIMIA DASAR 1
Pembuatan Larutan
Lampiran Perhitungan
1. Perhitungan Percobaan Pertama
Diketahui : Volume
V HCl : 100 mL M1V1 = M2V2
M HCl : 0,5 M 12,06 x V1 = 0,5 x 100 mL
ρ HCl : 1,19 g/cm3 50
V1 =
12,06
% : 37%
V1 = 4,15 mL
BE HCl : 36,5 g/Mr
BE H2O : 18 g/Mr
Molaritas
ρ x % x 10
M=
BE
1,19 x 37 x 10
=
36,5
= 12,06 M
Massa Terlarut Molalitas
mt 1000 Massa terlarut (mt) = 44,02 g
M= x
BE V
Massa pelarut (mp) = 100 g
mt 1000
12,06 = x mt 1000
36,5 100 Molalitas = x
BE mp
440,19 = 10 mt 44,02 1000
= x
mt = 44,02 g 36,5 100
Massa Pelarut = 12,06 molal
m=ρxV
= 1 x 100 mL
= 100 gram
Mol Fraksi mol
nt
m 44,02 Xt =
Mol Terlarut = = = 1,20 nt+ np
BE 36,5
1,20
m 100 =
1,20+5,60
Mol Pelarut = = = 5,60
BE 18 1,20
=
6,80
= 0,18

np
Xp =
nt+ np
KIMIA DASAR 1
Pembuatan Larutan
5,60
=
1,20+5,60
5,60
=
6,80
= 0,82
2. Perhitungan Percobaan Kedua
Diketahui : Molalitas
V NaOH : 100 mL Massa terlarut (mt) = 2 g
M NaOH : 0,5 M Massa pelarut (mp) = 100 g
ρ H2O : 1 g/cm3 mt 1000
Molalitas = x
BE mp
BE NaOH : 40 g/Mr
2 1000
BE H2O : 18 g/Mr = x
40 100
Massa Terlarut
1
mt 1000 = x 10
M= x 20
BE V
= 0,5 molal
mt 1000
0,5 = x
40 100
mt = 2 g
Massa Pelarut
m=ρxV
= 1 x 100 mL
= 100 gram
Mol Fraksi mol
nt
m 2 Xt =
Mol Terlarut = = = 0,05 nt+ np
BE 40
0,05
m 100 =
0,05+5,60
Mol Pelarut = = = 5,60
BE 18 0,05
=
5,65
= 0,009

np
Xp =
nt+ np
5,60
=
0,05+5,60
5,60
=
5,65
= 0,991
KIMIA DASAR 1
Pembuatan Larutan

3. Perhitungan Percobaan Ketiga


Diketahui : Molalitas
V C2H2O4 : 100 mL Massa terlarut (mt) = 2 g
M C2H2O4 : 0,5 M Massa pelarut (mp) = 100 g
ρ H2O : 1 g/cm3 mt 1000
Molalitas = x
BE mp
BE C2H2O4 : 90 g/Mr
4,5 1000
BE H2O : 18 g/Mr = x
90 100
Massa Terlarut
1
mt 1000 = x 10
M= x 20
BE V
= 0,5 molal
mt 1000
0,5 = x
90 100
mt = 4,5 g
Massa Pelarut
m=ρxV
= 1 x 100 mL
= 100 gram
Mol Fraksi mol
nt
m 4,5 Xt =
Mol Terlarut = = = 0,05 nt+ np
BE 90
0,05
m 100 =
0,05+5,60
Mol Pelarut = = = 5,60
BE 18 0,05
=
5,65
= 0,009

np
Xp =
nt+ np
5,60
=
0,05+5,60
5,60
=
5,65
KIMIA DASAR 1
Pembuatan Larutan
= 0,991

Anda mungkin juga menyukai