3. Molaritas (M)
Molaritas atau konsentrasi molar (M) suatu larutan
menyatakan jumlah mol spesi zat terlarut dalam 1 Liter larutan
atau jumlah milimol dalam 1 mL larutan.
Molaritas (M) =
Mol zat terlarut
5. Normalitas Kg larutan
1 mg zat terlarut
1 PPM =
1 L larutan
1 L larutan
C. Pembuatan Larutan dengan Konsentrasi Tertentu
Molaritas zat terlarut dari kristalnya
Prinsip pembuatannya adalah penimbangan dan pelarutan.
Molaritas zat terlarut dari larutan yang lebih besar molaritasnya
Prinsip pembuatannya adalah pengeceran sejumlah
tertentu volume larutan induk. Pada pengenceran perlu
dimengerti adalah mol zat sebelum diencerkan dengan setelah
pengenceran (penambahan aquades) selalu sama.
Molaritas larutan dari larutan pekat
Larutan-larutan pekat tidak diketahui molaritasnya, tetapi
yang diketahui dapat dibaca pada etikel botol adalah kadar
(dalam persen berat) dan density/kerapatan (g/mL). Prinsipnya
sama dengan membuat larutan dengan molaritas tertentu dari
larutan yang molaritasnya lebih besar. Misal: sebuah larutan
dengan volume dan konsentrasi sekian, diketahui kadar sekian
dan density/kerapata.
Langkah-langkahnya:
1. Menghitung larutan pekat tersebut menggunakan rumus:
Molaritas (M) =
Persen berat x density x 10
Mr
2. Menghitung volume larutan pekat yang harus diambil,
memakai rumus pengenceran (mol sebelum dan sesudah
pengenceran sama).
V1. M1 = V2. M2
NaOH padat
- Dihitung massa NaOH yang akan digunakan untuk membuat NaOH 100
mL konsentrasi 0,5 M.
- Ditimbang berat kaca arloji kosong menggunakan neraca analitik.
- Dihitung massa arloji kosong dan NaOH dengan neraca analitik.
- Diisi labu ukur dengan akuades bebas CO2 ¼ bagian.
- Dimasukkan NaOH sedikit demi sedikit dengan spatula ke dalam labu
ukur.
- Dikocok labu ukur secara perlahan.
- Ditambah aquades sampai tanda batas.
- Ditutup labu ukur dengan tutupnya.
- Dikocok labu ukur sampai larutan merata.
- Dipindahkan larutan ke dalam botol reagen dan diberi label nama zat dan
tanggal praktikum.
C2H2O4 padat
VIII. Kul
IX. ANALISIS DATA
1. Pengenceran Larutan HCl
Pada percobaan pertama digunakan asam klorida pekat 37% p.a
(pro analysis) sebagai larutan yang akan diencerkan dan aquades
sebagai pelarut. Adapun hasil akhir yang diminta yakni Volume HCl =
100 mL ddengan M = 0,5 M. Langkah pertama yakni menghitung
molaritas HCl 37% p.a dengan menggunakan rumus M =
1000× ρ× %
dengan kerapatan/massa jenis HCl sebesar 1,19 g/mL
BE
dan BE HCl sebesar 36,5 g/Mr, sehingga didapatkan hasil M sebesar
12,06 M. Kemudian menghitung volume HCl yang akan diambil
dengan menggunakan rumus pengenceran M1 × V1 = M2 × V2,
sehingga diperoleh V1 sebesar 4,15 mL. HCl pekat yang telah diukur
volumenya sebanyak 4,15 mL dimasukkan kedalam labu ukur
menggunakan corong. Setelah itu mengisi labu ukur dengan akuades
½ bagian. Digoyang goyangkan labu ukur secara perlahan lahan.
Kemudian ditambahkan aquades sampai tanda batas. Labu ukur
ditutup dengan tutupnya dan mengocok labu ukur sampai larut secara
merata/homogen. Langkah terakhir yakni memindahkan larutan ke
dalam botol reagen yang telah disediakan dengan label nama zat yang
sesuai. Reaksi : HCl(aq) + H2O(l) HCl(aq).
Berdasarkan perhitungan diperoleh:
o Molaritas (M) : 12,06 M.
o Volume (V) : 4,15 mL.
o Massa (m) : 44,02 g.
o molalitas (m) : 12,06 molal.
o Xt : 0,18.
o Xp : 0,82.
2. Pembuatan Larutan NaOH
Pada percobaan kedua, digunakan NaOH sebagai zat yang
dilarutkan. Adapun hasil akhir yang diminta yakni Volume NaOH =
100 mL dengan M = 0,5 M. Langkah pertama dalam percobaan ini
yaitu menimbang berat kaca arloji kosong menggunakan neraca kasar
(Ohaus). Diperoleh massa arloji sebesar 28,34 g. Setelah itu
menghitung massa NaOH yang dibutuhkan untuk membuat larutan
massa 1000
NaOH dengan menggunakan rumus : M = × , BE NaOH
BE V
sebesar 40 g/Mr sehingga dihasilkan massa yang dibutuhkan sebesar 2
gram. Lalu ditimbang massa NaOH dan alas arloji menggunakan
neraca Ohaus. Dimasukkan aquades kedalam labu ukur sebanyak ¼
bagian. Setalah itu dimasukkan NaOH sedikit demi sedikit yang telah
dilarutkan dengan aquades dalam gelas kimia yang berisi air. Labu
ukur dikocok pelan-pelan. Menambahkan lagi aquades sampai tanda
batas. Kemudian menutup labu ukur dan mengocoknya sampai larut
secara merata/homogen. Langkah terakhir yakni memindahkan larutan
ke dalam botol reagen yang telah disediakan dengan label nama zat
yang sesuai. Reaksi yang terjadi : NaOH (s) + H2O(l) NaOH (aq).
Berdasarkan perhitungan diperoleh:
o Massa (m) : 2 g.
o molalitas (m) : 0,5 molal.
o Xt : 0,009.
o Xp : 0,991.
3. Pembuatan Larutan C2H2O4
Pada percobaan ketiga, digunakan C2H2O4 sebagai zat yang
dilarutkan. Adapun hasil akhir yang diminta yakni Volume C2H2O4 =
100 mL dengan M = 0,5 M. Langkah pertama dalam percobaan ini
yaitu menimbang berat kaca arloji kosong menggunakan neraca kasar
(Ohaus). Setelah itu menghitung massa C2H2O4 yang dibutuhkan
untuk membuat larutan C2H2O4 dengan menggunakan rumus : M =
massa 1000
× , dengan BE C2H2O4 = 90 g/Mr sehingga dihasilkan
BE V
massa yang dibutuhkan sebesar 4,5 gram. Lalu ditimbang massa
C2H2O4 dan alas arloji menggunakan neraca Ohaus. Dimasukkan
aquades kedalam labu ukur sebanyak ¼ bagian. Setalah itu
dimasukkan C2H2O4 sedikit demi sedikit yang telah dilarutkan dengan
aquades dalam gelas kimia yang berisi air. Labu ukur dikocok pelan-
pelan. Menambahkan lagi aquades sampai tanda batas. Kemudian
menutup labu ukur dan mengocoknya sampai larut secara
merata/homogen. Langkah terakhir yakni memindahkan larutan ke
dalam botol reagen yang telah disediakan dengan label nama zat yang
sesuai Reaksi yang terjadi : C2H2O4(s) + H2O(l) C2H2O4(aq).
Berdasarkan perhitungan diperoleh:
o Massa (m) : 4,5 g.
o molalitas (m) : 0,5 molal.
o Xt : 0,009.
o Xp : 0,991.
X. PEMBAHASAN
Larutan dapat didefinisikan sebagai campuran homogen dari dua zat
atau lebih yang terdispersi sebagai molekul ataupun ion yang komposisinya
dapat bervariasi. Larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian
besar jumlah zat terlarut. Larutan encer adalah larutan yang mengandung
sebagian kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Pengenceran adalah
mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan
pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar. Jika suatu larutan
senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-kadang sejumlah panas
dilepaskan. Pada percobaan ini, dilakukan pengocokan sebanyak 11 kali.
Hal ini dikarenakan untuk memperoleh larutan yang homogen. Suatu
campuran dikatakan homogen karena susunannya seragam sehingga tidak
teramati adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop
optik atau bisa disebut larutan sejati yaitu komponen-komponennya tidak
akan terpisah jika didiamkan dan larutan tersebut adalah larutan yang tidak
ada bidang batas antara zat terlarut dan pelarutnya, artinya tidak dapat
dibedakan antara pelarut dan zat terlarut.
Pada percobaan pertama yaitu pembuatan larutan asam klorida (HCl)
100 mL dengan molaritas 0,5 M. Asam klorida adalah asam kuat, dan
terbuat dari atom hidrogen dan klorin. Asam klorida bersifat korosif yang
berarti akan merusak dan mengikis jaringan biologis bila tersentuh.
Karakteristik HCl sebelum direaksikan atau dicampur dengan aquades
adalah HCl pekat tidak berwarna dan beruap. Pada saat dilarutkan dengan
aquades, nampak seperti berminyak. Kemudian diperoleh hasil larutan yang
memiliki karakteristik larutan HCl tidak berwarna dan bercampur secara
homogen dengan aquades. Asam klorida (HCl) adalah asam monoprotik,
sebuah asam yang hanya dapat melepaskan satu ion hidrogen per molekul
dalam larutan. Atom Hidrogen dan Klorin berpartisipasi dalam ikatan
kovalen, yang berarti bahwa hidrogen akan berbagi sepasang elektron
dengan klorin.
Pada percobaan kedua yaitu pembuatan larutan NaOH 100 mL dengan
molaritas 0,5 M. Karakteristik padatan NaOH berwarna putih, berbentuk
kristal, terasa panas, dan mudah meleleh di udara terbuka karena akan cepat
menyerap karbondioksida dan lembab, mudah larut dalam air dan dalam
etanol tetapi tidak larut dalam eter. NaOH membentuk basa kuat bila
dilarutkan dalam air. Hasil larutan NaOH yang dibuat memiliki karakteristik
larutan tidak berwarna, baunya tidak menyengat, dan terjadi kenaikan suhu
sehingga menimbulkan sedikit panas. Ketika NaOH dilarutkan dalam air,
NaOH akan terurai secara sempurna menjadi ion Na+ dan ion OH-, dimana
ion Na+ oleh keaktifan logam Na itu sendiri, sehingga dapat menimbulkan
panas serta untuk memutuskan ikatan hidrogen saat penguraian NaOH maka
dilepaskan kalor yang besar oleh NaOH kedalam larutan sehingga terjadilah
reaksi eksoterm.
Pada percobaan ketiga yaitu pembuatan larutan C2H2O4 100 mL
dengan molaritas 0,5 M. Karakteristik padatan C2H2O4 berwana putih,
berbentuk serbuk dan sukar larut dalam air. Oleh karena itu, pelarutan
C2H2O4 dilakukan dengan sedikit demi sedikit. Asam oksalat merupakan
asam kuat yang dapat terionisasi sempurna jika direaksikan dengan air.
Hasil larutan C2H2O4 memiliki karakteristik tidak berwarna, tidak berbau,
dan tidak terjadi kenaikan suhu.
XI. KESIMPULAN
Untuk membuat larutan dengan zat cair digunakan metode
pengenceran. Sedangkan untuk bahan dasar padatan seperti NaOH dan
C2H2O4 digunakan metode pelarutan.
= 18,197 M
= 18, 2 M
2. Berapa mL asam sulfat pekat yang diambil jika anda diminta membuat
100 mL asam sulfat 1 M ?
Jawab
Diketahui : M1 = 1M
V1 = 100 mL
M2 = 18,2M
Ditanya : V2 ?
Dijawab : M 1 × V1 = M2 × V2
1 × 100 = 18,2 × V2
100
V2 =
18,2
V2 = 5,495 Ml
V2 = 5,5 mL
3. Berapa mL asam klorida pekat yang diambil jika anda diminta
membuat 100 mL asam sulfat 3 M?
Jawab
Diketahui : ρ HCl = 1,19 kg/L
% HCl = 37%
Mr HCl = 36,5 g/mol
M1 = 3M
V1 = 100 mL
Ditanya : V2 ?
10× ρ ×%
Dijawab : M2 =
BE
10× 1,19× 37
=
36,5
= 12, 06 M
M1 × V1 = M2 × V2
3 × 100 = 12,06 × V2
300
V2 =
12,06
V2 = 24,88 mL
4. Berapa mL asam klorida 3 M yang diambil jika anda diminta
membuat 50 mL asam klorida 1 M ?
Jawab
Diketahui : M1 = 1M
V1 = 50 mL
M2 = 3 M
Ditanya : V2 ?
Dijawab : M 1 × V1 = M2 × V2
1 × 50 = 3 × V2
50
V2 =
3
V2 = 16,67 mL
5. Berapa mL asam klorida 1 M yang diambil jika anda diminta
membuat 100 mL asam klorida 0,5 M ?
Jawab
Diketahui : M1 = 0,5 M
V1 = 100 mL
M2 = 1M
Ditanya : V2 ?
Dijawab : M 1 × V1 = M2 × V2
0,5 × 100 = 1 × V2
50
V2 =
1
V2 = 50 mL
6. Hitunglah berapa gram natrium hidroksida yang ditimbang untuk
membuat 100 mL konsentrasi 1 M !
Jawab
Diketahui : M =1M
V = 100 mL
Mr NaOH = 40
Ditanya : massa ?
massa(gram) 1000
Dijawab : massa = ×
BE V
massa(gram) 1000
1 = ×
40 100
4000
Massa =
1000
Massa = 4 gram
7. Hitunglah volume larutan natrium hidroksida 1 M yang diambil untuk
membuat 100 mL natrium hidroksida 0,5 M !
Jawab
Diketahui : M1 = 0,5M
V1 = 100 mL
M2 = 1M
Ditanya : V2 ?
Dijawab : M 1 × V1 = M2 × V2
0,5 × 100 = 1 × V2
50
V2 =
1
V2 = 50 mL
XIII. DAFTAR PUSTAKA
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
Sukarna, I Made. Kimia Dasar 1. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya
Press.
Tim Kimia Dasar. 2007. Kimia Dasar II. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya Press.
Tim Kimia Dasar. 2012. Kimia Umum. Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya Press.
(……………………………………………) (………………………………………..)
LAMPIRAN
Keterangan Foto
Alat dan Bahan: (d) (b)
(a) Larutan HCl pekat
(b) Neraca Ohaus
(c) Aquades (H2O), Spatula,
Gelas kimia, Corong kaca
kecil.
(c)
Mengambil asam klorida pekat
dengan pipet lalu dimasukkan ke
gelas ukur sebanyak 4,15 mL
np
Xp =
nt+ np
KIMIA DASAR 1
Pembuatan Larutan
5,60
=
1,20+5,60
5,60
=
6,80
= 0,82
2. Perhitungan Percobaan Kedua
Diketahui : Molalitas
V NaOH : 100 mL Massa terlarut (mt) = 2 g
M NaOH : 0,5 M Massa pelarut (mp) = 100 g
ρ H2O : 1 g/cm3 mt 1000
Molalitas = x
BE mp
BE NaOH : 40 g/Mr
2 1000
BE H2O : 18 g/Mr = x
40 100
Massa Terlarut
1
mt 1000 = x 10
M= x 20
BE V
= 0,5 molal
mt 1000
0,5 = x
40 100
mt = 2 g
Massa Pelarut
m=ρxV
= 1 x 100 mL
= 100 gram
Mol Fraksi mol
nt
m 2 Xt =
Mol Terlarut = = = 0,05 nt+ np
BE 40
0,05
m 100 =
0,05+5,60
Mol Pelarut = = = 5,60
BE 18 0,05
=
5,65
= 0,009
np
Xp =
nt+ np
5,60
=
0,05+5,60
5,60
=
5,65
= 0,991
KIMIA DASAR 1
Pembuatan Larutan
np
Xp =
nt+ np
5,60
=
0,05+5,60
5,60
=
5,65
KIMIA DASAR 1
Pembuatan Larutan
= 0,991