Anda di halaman 1dari 15

Harliwanti Prisilia & Dimas Aji Purnomo : Aplikasi Metode Lean Project Management

Dalam Perencanaan Proyek Konstruksi Pada Pembangunan Gedung SMU


Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi

APLIKASI METODE LEAN PROJECT MANAGEMENT DALAM


PERENCANAAN PROYEK KONSTRUKSI PADA PEMBANGUNAN
GEDUNG SMU NEGERI 1 GIRI KABUPATEN BANYUWANGI

Harliwanti Prisilia1; Dimas Aji Purnomo1


(1) Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi
Email: harliwantip@gmail.com

Abstrak:
Kurangnya perencanaan yang baik merupakan faktor yang berpengaruh pada
terlambatnya proses konstruksi. Untuk mengatasi hal tersebut, dapat digunakan
pendekatan konsep lean dalam perencanaan proyek yang bertujuan untuk meminimalisir
waste dan mengidentifikasi resiko yang ada pada proyek pembangunan. Permasalahan
dan tujuan yang di fokuskan dalam penelitian ini adalah bagaimana mengidentifikasi dan
mengurangi waste serta identifikasi resiko berdasarkan waste pada proyek konstruksi
pembangunan gedung SMUN 1 Giri Banyuwangi dengan menggunakan konsep lean.
Hasil identifikasi menunjukkan bahwa waste yang berpengaruh dan berpotensi pada
proyek yang digunakan adalah waiting dan difect. Waste waiting di sebabkan karena
faktor keterlambatan material, keterlambatan penurunan dana, cuaca buruk dan alat/
mesin yang sering rusak. Sedangkan waste difect disebabkan karena cuaca buruk dan
alat/mesin yang sering rusak. Hasil penjadawalan dengan Critical Chain Project
Management (CCPM) didapatkan waktu mengerjakan proyek adalah 131 hari dimana
lebih cepat 29 hari dibandingkan dengan menggunakan penjadwalan eksisting selama
160 hari.
Kata kunci : Lean, Critical Chain Project Management, Waste, Konstruksi

Abstract :
Lack of good planning is a factor that affects the late construction process. To overcome
this, a lean concept approach can be used in project planning that aims to minimize
waste and identify the risks involved in development projects. The problems and
objectives that focus on this research are how to identify and reduce waste and
identification of risk based on waste in construction project of SMUN 1 Giri Banyuwangi
building by using lean concept. The results of identification indicate that the waste that is
influential and potential in the project used is waiting and difect. Waste waiting is caused
by material delay factors, delays in funding declines, bad weather and equipment /
machines are often damaged. While waste difect caused by bad weather and tools /
machines are often damaged. The result of the scheduling with Critical Chain Project
Management (CCPM) got the time to work on the project is 131 days which is faster 29
days compared to using the existing scheduling for 160 days.
Keyword : Lean, Critical Chain Project Management, Waste, Costruction

16 Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867


Harliwanti Prisilia & Dimas Aji Purnomo : Aplikasi Metode Lean Project Management
Dalam Perencanaan Proyek Konstruksi Pada Pembangunan Gedung SMU
Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi

PENDAHULUAN pengaplikasian metode yang terstruktur.


Kendala maupun kegagalan Salah satunya adalah PT. Rajek Wesi,
konstruksi sering terjadi saat Banyuwangi yang merupakan pelaksana
pelaksanaan proyek konstruksi. pada proyek pembangunan gedung SMU
Kegagalan atau masalah yang sering Negeri 1 Giri, Banyuwangi. Untuk itu
terjadi di proyek adalah sering perlu dilakukan proses perbaikan dalam
terjadinya ketidaksesuaian antara perencanaan, sebelum dimulainya
rencana awal dengan realisasi yang ada proyek konstruksi tersebut dengan
dalam pelaksanaan proyek (Anggraeni, mengaplikasikan metode Lean Project
2009). Walaupun kegagalan tidak dapat Management. Pendekatan Lean Project
dilihat secara langsung, tetapi jika Management (LPM) dalam perencanaan
berlangsung dengan terus menerus dan pembangunan gedung SMU Negeri 1
intensitas yang sering maka akan Giri ini mempunyai tujuan untuk
terakumulasi pada akhir proyek mengidentifikasi waste, resiko dan
misalnya dalam bentuk keterlambatan estimasi kebutuhan proyek dari segi
pelaksanaan proyek dari jadwal yang waktu, sumber daya, biaya. Untuk
sudah ditentukan maupun kenaikan estimasi waktu dilakukan dengan
anggaran biaya dari awal yang sudah menggunakan metode Critical Chain
direncanakan (Ismael, 2014) . Hal Project Management yang digunakan
tersebut dinamakan dengan waste sebagai dasar rekomendasi penjadwalan
(pemborosan). proyek.
Istilah waste juga disebut dengan
non value adding activities disebabkan METODE
oleh tidak efektifnya faktor-faktor yang Metode yang di gunakan dalam
terlibat dalam pelaksanaan proyek penelitian dengan cara mengumpulkan
(man,method, material, machine, data primer dan data sekunder. Obyek
environment), sehingga dapat pada penelitian ini adalah proyek
menimbulkan keterlambatan dalam pembangunan SMUN 1 Giri
penyelesaian proyek (Gray, 2006). Banyuwangi. Tahapan yang dilalukan
Untuk mengatasi kedala-kendala dalam penelitian ini meliputi :
tersebut diperlukan suatu pendekatan a. Pemetaan Aktvitas Kerja
lean thinking atau dalam manajemen Pemetaan aktivitas kerja yang
proyek dikenal dengan nama Lean dilakukan pada tahap ini adalah
Project Management ( LPM ) yang di melalui pengelompokan aktivitas-
dalamnya terdapat prinsip-prinsip yang aktivitas proyek dengan
dapat diaplikasikan untuk pelaksanaan menggunakan Work Breakdown
proyek konstruksi. Lean Project Sructure (WBS). Dalam
Management merupakan metode kerja WBS dilakukan breakdown
yang fokus terhadap proses. Menurut aktivitas dari proyek secara utuh
Leach (2005) metode Lean Project hingga ke subderivabel paling
Management ini menggabungkan rendah.
metode Critical Chain Project b. Identifikasi Waste
Management (CCPM) untuk Setelah diketahui aktivitas proyek
penjadwalan dan lean tools untuk selanjutnya dilakukan identifikasi
identifikasi waste dan penyebabnya waste yang terdapat
sehingga tidak terjadi keterlambatan dan pada proyek dengan melakukan
pembengkakan biaya dalam pelaksanaan wawancara pada pihak pelaksana
proyek. proyek. Berdasarkan hasil
Namun demikian, masih ada wawancara diketahui bahwa
beberapa badan usaha di bidang jasa waste yang terjadi pada proyek
konstruksi, yang masih melakukan adalah waste waiting dan defect.
pekerjaan proyek dengan metode- c. Root Cause Analysis (RCA)
metode tradisional tanpa melakukan

Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867 17


Harliwanti Prisilia & Dimas Aji Purnomo : Aplikasi Metode Lean Project Management
Dalam Perencanaan Proyek Konstruksi Pada Pembangunan Gedung SMU
Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi

Setelah waste diketahui, tahap Variasi didalam proyek diartikan


selanjutnya adalah ketidakpastian, untuk itu pihak
mengidentifikasi faktor-faktor pelaksana perlu memanage
penyebab variasi, dengan cara mengestimasi
terjadinya waste dengan sebelum pelaksanaan proyek baik
menggunakan metode RCA. dari segi biaya, waktu, dan
Langkah selanjutnya setelah sumber daya yang
faktor digunakan.Tujuan mengestimasi
penyebab waste diketahui diolah adalah agar manajemen proyek
dalam formulasi if then agar dapat dapat meramalkan atau
diketahui tindakanatau memperkirakan waktu, biaya dan
solusi yang dapat ditempuh untuk sumber dayayang dibutuhkan saat
meminimalisir terjadinya waste. pelaksanaan proyek.
Untuk faktor yang memiliki lebih g. Penjadwalan CCPM
dari satu solusi dilakukan matriks Critical Chain Project
evaluasi yang pada akhirnya akan Manajement (CCPM) digunakan
dihasilkan rekomendasi untuk untuk penjadwalan proyek,
meminimalisir atau dengan melihat penjadwalan
menghilangkan waste. eksisting proyek perusahaan.
d. Identifikasi Resiko Kemudian menentukan critical
Proses identifikasi risiko chain, dan pemotongan safety
dilakukan dengan cara teknik time pada tiap-tiap aktivitas
survey, brainstorming dengan proyek dari pengurangan antar
expert, literatur review. Faktor- durasi yang memiliki safety di
faktor yang diidentifikasi tiap aktivitasnya. (Santosa, 2013).
menyangkut faktor ekternal Selanjutnya yaitu menentukan
maupun faktor internal untuk ukuran buffer melalui
mengetahui sumber-sumber pemotongan baffer yang
resiko dan indikatornya. Adapun dihasilkan dari pemotongan safety
wawancara dan brainstorming time. Tahap selanjutnya yaitu
dilakukan dengan pihak pelaksana penentuan letak buffer, yang
proyek. berupa fedding buffer dan project
e. Risk Priority Number (RPN) buffer sebagai cara untuk
Setelah sumber resiko dan melindungi target waktu
indikatornya diketahui, dilakukan penyelesaian. Tahap terakhir yaitu
langkah perhitungan RPN untuk membandingkan antar
penilaian resiko dengan penjadwalan existing dengan
pelakukan pengisian form penjadwalan yang menggunakan
penilaian resiko dengan Critical chain.
menggunakan metode Failure h. Kesimpulan
Mode and Effect Analysis Setelah melakukan perhitungan
(FMEA). Jika peristiwa resiko RPN dengan metode
telah dikenali dan di beri nilai FMEA,selanjutnya dilakukan
maka langkah berikutnya adalah penarikan kesimpulan. Penarikan
membuat keputusan untuk kesimpulan adalah jawaban dari
merespon dengan tepat peristiwa tujuan penelitian, yang pada
tersebut dengan membuat matriks akhirnya dapat diberikan saran
respon resiko berikut analisa dan masukan terkait waste dan
resikonya. resiko yang terjadi pada proyek
f. Managing Variation (Pengelolaan pembangunan.
variasi)
HASIL DAN PEMBAHASAN

18 Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867


Harliwanti Prisilia & Dimas Aji Purnomo : Aplikasi Metode Lean Project Management
Dalam Perencanaan Proyek Konstruksi Pada Pembangunan Gedung SMU
Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi

a. Identifikasi dan Analisa Waste Dari 8 waste yang telah diidentifikasi


Identifikasi waste yang ada pada berikut ini adalah perbandingan bentuk-
penelitian ini adalah 8 macam waste bentuk waste proses manufaktur dan
menurut Womack dan Jones (1996). proyek konstuksi (Hapsari, 2011).

Tabel 1. Perbandingan Bentuk 8 Waste Dalam Manufaktur Dan Konstruksi

Waste Manufaktur Proyek konstruksi


Defect Terjadinya cacat atau Material yang masih di
penurunan kualitas output butuhkan mengalami kerusakan
akibat kesalahan proses
pemasangan , pembuatan atau
penyimpanan.
Overproduction Produksi berlebihan Repair atau rework bangunan
dibandingkan demand
Waiting Adanya personel atau Menunggu material , peralatan,
material yang tidak aktif dan pekerja datang
dslam waktu yang lama. Menunggu peralatan yang
diperbaiki
Cuaca tidak mendukung untuk
melakukan aktifitas
Menunggu interuksi dari
pimpinan lapangan
Unappropriate Peralatan atau mesin yang Peralatan atau prosedur
procesing tidak sesuai pekerjaan yang tidak sesuai
dengan standar yang telah
ditetapkan
Unnecessary motion Adanya gerakan yang Pergerakan pekerja yang tidak
tidak perlu produktif (berpindah, mencari,
dan berjalan)
Excessive Adanya perpindahan Perpindahan aliran fisik
transportation transportasi yang material yang terlalu berlebihan
berlebihan
Unnecessary inventory Efek dari overproduction Menyediakan material yang
yang menyebabkan lebih dari kebutuhan
meningkatnya inventory
finished good dan sisa
material yang berlebih
Design barang atau jasa Design barang yang tidak Design bangunan yang tidak
yang tidak memuaskan sesuai dengan design awal sesuai dengan permintaan
produk pelanggan

Identifikasi waste diolah dengan wawancara dengan PT. Rajek Wesi


menggunakan metode Root Cause sebagai pelaksana proyek dan juga
Analysis (RCA) (Untu, 2104). dengan hasil observasi di lapangan,
Identifikasi waste berdasarkan waste waste yang paling berpotensi muncul
yang paling berpengaruh dan berpotensi pada proyek yang di teliti adalah waiting
terjadi pada proyek. Berdasarkan hasil dan defects.

Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867 19


Harliwanti Prisilia & Dimas Aji Purnomo : Aplikasi Metode Lean Project Management
Dalam Perencanaan Proyek Konstruksi Pada Pembangunan Gedung SMU
Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi

Adapun faktor-faktor penyebab waiting pada proyek ini dapat dilihat pada gambar
berikut:
Tabel 2. RCA
Waste Sub waste Why 1 Why 2 Why 3 Why 4 Why 5
Ketidak
tepatan
Kurangnya
Keterlambat Tidak dalam
koordinasi/
Menunggu an tepatnya pemesanan
komunikasi
Material pengiriman jadwal material
dengan
datang material/ pengiriman Material
penyedia Adanya
mesin material tidak sesuai
material perubahan
dengan
material
pemesanan
Kurangnya
koordinasi/
Keterlambat
Menunggu Pengajuan komunikasi
an
turunnya dana belum dengan
penurunan
dana proyek di setujui pihak
Waiting dana proyek
penyandang
dana
Cuaca yang
Menunggu tidak
cuaca mendukung
normal (Cuaca
buruk)
Menunggu Kurangnya Tidak
alat/ mesin pemelihara- adanya
di perbaiki an terhadap jadwal yang
alat/mesin teratur dalam
pemelihara-
an alat/
mesin
Waste Sub waste Why 1 Why 2 Why 3 Why 4 Why 5
Cuaca buruk
Tidak
Kualitas adanya
Kurangnya
hasil jadwal yang
Alat/ mesin pemelihara-
bangunan teratur dalam
rusak an terhadap
kurang baik pemelihara-
alat/mesin
an alat/
mesin
Defect
Kesalahan
Kualitas proses dalam
Kurangnya
material pemasa-
pengawa-
yang tidak ngan,
san
sesuai pembuatan/p
enyimpan-an

20 Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867


Harliwanti Prisilia & Dimas Aji Purnomo : Aplikasi Metode Lean Project Management
Dalam Perencanaan Proyek Konstruksi Pada Pembangunan Gedung SMU
Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi

Dari penyebab muculnya waste untuk meminimalisir atau


tersebut kemudian di olah dalam menghilangkan waste, yang dapat dilihat
formulasi if then untuk mengetahui pada tabel berikut ini:
tindakn-tindakan yang dapat di tempuh

Tabel 3. Identifikasi waste dengan formulasi if then

CONTROLING WASTE
If Then When
Saat
Keterlambatan
Melakuakan pekerjaan lainnya yang tidak menggunakan Pelaksanaan
Datangnya
material yang datang terlambat Saat
Material
Pelaksanaan
Saat
Keterlambatan
Pelaksanaan
penurunan Menggunakan dana talangan
Saat
dana
Pelaksanaan
Saat
Mengajukan surat keterlambatan pengerjaan Pelaksanaan
Cuaca buruk
Saat
Melakukan percepatan pekerjaan saat cuaca kembali normal Pelaksanaan
Saat
Alat sering Melakukan perbaikan dan perawatan alat secara teratur Pelaksanaan
rusak Saat
Membeli alat yang baru Pelaksanaan

Dari tabel diatas di hasilkan solusi b. Matriks Evaluasi


tindakan untuk penyebab terjadinya Matriks evaluasi bertujuan untuk
waste. Untuk penyebab yang memiliki mengetahui solusi mana yang untuk
lebih dari satu solusi dan di dipilih berdasarkan beberapa kriteria
implomentasikan pada saat yang sama di dengan melakukan pembobotan oleh
olah dalam matriks evaluasi untuk pihak pelaksana proyek.dari
mendapatkan solusi terbaik. pembobotan tersebut di dapatkan
skoring tioap-tiap solusi sehingga dapat
di putuskan solusi mana yang “GO” atau
“NOT GO” pada tabel di bawah ini
dapat dilihat matriks evaluassinya:

Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867 21


Harliwanti Prisilia & Dimas Aji Purnomo : Aplikasi Metode Lean Project Management
Dalam Perencanaan Proyek Konstruksi Pada Pembangunan Gedung SMU
Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi

Tabel 4. Matriks Evaluasi Cuaca Buruk

Cuaca Buruk
Weight Mengajukan surat pengajuan Melakukan percepatan pekerjaan
Kriteria
factor keterlambatan pekerjaan saat kondisi cuaca kembali normal
Ranking Weighted score Ranking Weighted score
Biaya 8 9 72 3 24
Waktu 8 6 48 4 32
Dampak
terhadap 8 56 5 35
hasil 7
Resiko 6 7 42 5 30
Total 218 121
GO/NOT GO GO NOT GO (GO II)

Tabel 5. Matriks Evaluasi Alat / Mesin Rusak

Peralatan / Mesin rusak


Weight Melakukan perbaikan dan
Kriteria
factor perawatan alat secara teratur Membeli alat yang baru
Ranking Weighted score Ranking Weighted score
Biaya 8 7 56 5 40
Waktu 8 7 56 7 56
Dampak
terhadap 8 56 7 49
hasil 7
Resiko 6 7 42 8 48
Total 210 193
GO/NOT GO GO NOT GO (GO II)

Setelah dilakukan evalusasi, di c. Analisa Waste


dapatkan solusi terbaik dari penyebab Dari hasil wawancara,
“cuaca buruk” adalah mengajukan surat didapatkan wasste paling berpontensi
pengajuan keterlambatan pekerjaan adalah waiting dan difect. Berikut ini
disertai dengan bukti-bukti dokumentasi tabel rekomendasi tindakan yang
sedangkan untuk penyebab alat atau sebaiknya di lakukan oleh pihak
mesin rusak dengan melakukan pelaksana setelah adanya matriks
perbaikan dan perawatan alat secara evaluasi yang sesuai dengan identifikasi
teratur. yang menggunakan formuasi if then
yang di lakukan sebelumnya.

22 Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867


Harliwanti Prisilia & Dimas Aji Purnomo : Aplikasi Metode Lean Project Management
Dalam Perencanaan Proyek Konstruksi Pada Pembangunan Gedung SMU
Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi

Tabel 6. Rekomendasi Solusi Penyebab Waste setelah Evaluasi

CONTROLING WASTE
If Then When
Keterlambatan Melakuakan pekerjaan lainnya yang tidak Saat Pelaksanaan
Material menggunakan material yang datang terlambat Saat Pelaksanaan
Keterlambatan Saat Pelaksanaan
Menggunakan dana talangan
penurunan dana Saat Pelaksanaan
Mengajukan surat keterlambatan pengerjaan Saat Pelaksanaan
Cuaca buruk Melakukan percepatan pekerjaan saat cuaca
Saat Pelaksanaan
kembali normal
Melakukan perbaikan dan perawatan alat
Saat Pelaksanaan
Alat sering rusak secara teratur
Membeli alat yang baru Saat Pelaksanaan

d. Identifikasi dan Analisa Resiko diharapkan yang berpotensi terjadi pada


1). Identifikasi Resiko proyek pembangunan SMUN 1 Giri
Berdasrkan hasil wawancara Banyuwangi yang dapat dilihat pada
didapatkan daftar kejadian yang tidak tabel berikut ini:

Tabel 7. Identifikasi risiko

Konsep Sumber Indikator

Eksternal tidak
Acts of God dan natural hazard
dapat diprediksi

Eksternal dapat Masalah dalam penyediaan sumberdaya (material;


diprediksi tenaga kerj; alat)
Resiko

Kondisi keuangan proyek yang buruk


Kondisi waktu pelaksanaan proyek yang buruk
K3
Pencurian; kelalaian; Ketidakjujuran
Internal non-teknis

Kerusakan alat; Properti; Fisik proyek

Dari tabel di atas kemudian di resiko dilakukan Failure Mode and


lakukan risk priority number yang effectd Analysis (FMEA). Adapun
disesuaikan dengan hassil wawancara rumus yang menentukan FMEA adalah:
pada manajer proyek. Berikut ini form FMEA = Kemungkinan x Dampak x
penilaian resiko pada proyek Kesulitan Defeksi
pembanguna SMUN 1 Giri
Banyuwangi. Pada tabel form penilaian

Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867 23


Harliwanti Prisilia & Dimas Aji Purnomo : Aplikasi Metode Lean Project Management
Dalam Perencanaan Proyek Konstruksi Pada Pembangunan Gedung SMU
Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi

Tabel 8. Form penilaian risiko


Deteksi
Indikator (peristiwa) resiko Kemungkinan Dampak PMEA Kapan
Kesulitan
Acts of God dan natural
hazard 2 5 5 50 setiap saat
Masalah dalam penyediaan Sebelum
sumberdaya (material; tenaga dan saat
kerja; alat) 3 4 2 24 pelaksanaan
Sebelum
Kondisi keuangan proyek dan saat
yang buruk 2 4 2 16 pelaksanaan
Kondisi waktu pelaksanaan Saat
proyek yang buruk 2 4 3 24 Pelaksanaan
Saat
K3 1 4 4 16 Pelaksanaan
Pencurian; kelalaian;
Ketidakjujuran 3 4 3 36 setiap saat
Kerusakan alat; Properti; Saat
Fisik proyek 1 4 2 8 Pelaksanaan

Semakin tinggi nilai FMEA peristiwa resiko, juga perlu perencanaan


maka pihak pelaksana proyek harus kontingensi yang akan digunakan
meningkatkan kewaspadaan terhadap sebagai sebuah rencana alternatif jika
peristiwa resiko tersebut. suatu peristiwa resiko yang diperkirakan
belom terjadi atau bahkan telah terjadi.
2) Analisa Resiko Untuk mengetahui apatindakan yang
Jika peristiwa resiko telah perlu dilakukan dan bagaimana dapat
dikenali dan di beri nilai maka langka mengatur peristiwa resiko yang telah
berikutnya adalah membuat keputusan diidentifikasi sebelumnya maka dapat
untuk merespon dengan tepat peristiwa digunakan matriks respon resiko seperti
tersebut. Selain merespon setiap tabel berikut ini:

Tabel 9. Matriks respon risiko

Indikator (Peristiwa)
Kemungkinan Rencana Kontingensi Pemicu
Risiko

Mengajukan surat
Acts of God dan Cuaca buruk
Mengurangi keterlambatan
natural hazard (tidak menentu)
pengerjaan
Melakukan Analisa
Masalah dalam
Kebutuhan Sumber Kurang persiapan
penyediaan
Penghindaran Daya (material, tenaga dari pihak
sumberdaya (material;
kerja, alat) sebelum pelaksana proyek
tenaga kerj; alat)
Pelaksanaan
Melakukan
Penurunan biaya
Menganalisa kebutuhan
Kondisi keuangan proyek terlambat
Penghindaran biaya proyek dengan
proyek yang buruk / tidak sesuai
menyertakan dana
jadwal
kontingensi / memakai

24 Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867


Harliwanti Prisilia & Dimas Aji Purnomo : Aplikasi Metode Lean Project Management
Dalam Perencanaan Proyek Konstruksi Pada Pembangunan Gedung SMU
Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi

dana talangan

Kurang persiapan
dari pihak proyek
Kondisi waktu Membuat penjadwalan
dan kesalahan
pelaksanaan proyek dengan memberikan
menganalisa
yang buruk buffer time
penjadwalan
Penghindaran proyek
Perlengkapan alat
K3 tidak sesuai
K3 Asuransi Asuransi
dengan
standarisasi
Pengadaan staff
Pencurian; kelalaian; keamanan di lokasi Lokasi proyek
Penghindaran
Ketidakjujuran proyek khususnya di tidak aman
area gudang material
Adanya
Maintenance / pengerjaan
Kerusakan alat;
Penghindaran perawatan secara proyek yang
Properti; Fisik proyek
teratur (sesuai jadwal) tidak sesuai
prosedur

e. Managing variation dan proyek dari kebutuhan material dan


penjadwalan CCPM tenaga kerja (sebelum PPN 10% dan
Variasi di dalam proyek dana kontingensi), agar pihak pelaksana
diartikan ketidakpastian, untuk itu dapat memperkirakan total biaya
pihak pelaksana perlu memanage proyek sesuai dengan nilai proyek
variasi,yang dilakukan dengan cara yang sudah ditentukan pihak pemilik
melakukan estimasi sebelum proyek atau justru melebihi. Estimasi
pelaksanaan proyek baik dari segi biaya dilakukan dengan merinci
biaya, dan waktu, sumber daya yang kebutuhan material dari tiap jenis
digunakan. Langkah pertama yang pekerjaan.
dilakukan adalah mengestimasi biaya

Tabel 10. Rincian Total Biaya Proyek

Jumlah Total
No Uraian Pekerjaan (Rp) Bobot
1 Pekerjaan Persiapan 30.981.730,000 0,85
2 Pekerjaan Tanah Dan Urugan 85.926.500,280 2,36
3 Pekerjaan Pasangan Pondasi 24.912.836,160 0,68
4 Pekerjaan Beton Pondasi & Kolom 898.460.175,500 24,68
5 Pekerjaan Struktur Lantai Dua 791.774.116,600 21,75
6 Pekerjaan Struktur Lantai Tiga 770.320.033,600 21,16
7 Pekerjaan Struktur Beton Atap 385.547.295,500 10,59
8 Pekerjaan Pasangan Dinding 58.925.852,000 1,62
9 Pekerjaan Beton 78.955.080,480 2,17
10 Pekerjaan Plesteran 85.240.964,800 2,34
11 Pekerjaan Kusen, Pintu, & Jendela 125.979.493,500 3,46

Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867 25


Harliwanti Prisilia & Dimas Aji Purnomo : Aplikasi Metode Lean Project Management
Dalam Perencanaan Proyek Konstruksi Pada Pembangunan Gedung SMU
Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi

12 Pekerjaan Plafon 83.083.410,66 2,28


13 Pekerjaan Pengecetan 37.453.907,800 1,03
14 Pekerjaan Pasangan Keramik 109.395.169,200 3,01
15 Pekerjaan Instalasi Listrik 23.365.320,000 0,64
16 Pekerjaan Instalasi Air 45.903.730,000 1,26
17 Pekerjaan Penggantung & Asessoris 12.948.740,000 0,36
18 Pekerjaan Tambahan 54.958.310,28 1,51
Jumlah total 3.639.866.477,22 100 %

Dari rincian biaya di atas didapatkan yaitu sebesar 11,59. Hal ini berarti
total biaya proyek (sebelum PPN 10% pekerjaan Plat Dack Lantai tiga
dan dana kontingensi) sebesar Rp. merupakan kegiatan yang paling
3.639.866.477,22 total biaya setelah rumit jika dilihat dari sisi biaya.
PPN yaitu sebesar Rp. Namun berdasarkan akumulasi
4.003.853.000,00. Sedangkan nilai dari pembobotan pekerjaan dari sisi waktu,
proyek yang akan di kerjakan sebesar yang memiliki bobot paling tinggi
Rp. 4.014.000.000,00. Hal ini berarti yaitu pada minggu ke 5 sampai minggu
biaya proyek dapat di terima karena ke 7 yaitu dengan bobot 3,53 yaitu
tidak melampaui nilai proyek yang telah untuk pekerjaan struktur lantai dua
di tetapkan oleh pihak pemilik proyek. balok T2.
Setelah melakukan estimasi Kemudian pada proses
biaya, kemudian melakukan estimasi penjadwalan CCPM, sebelum dilakukan,
penjadwalan dengan meggunakan kurva dapat dilihat jadwal existing dari proyek
S dan critical chain Project pembangunan gedung SMUN 1 Giri
Management. Dari hasil pembobotan Banyuwangi. Berikut adalah rencana
kurva S didapatkan bahwa pekerjaan penjadwalan eksisting proyek dalam
yang memiliki bobot yang paling besar tabel 11.
yaitu pekerjaan Plat Dack Lantai tiga

Tabel 11. Rencana Penjadwalan Existing

Rencana Jadwal Perencanaan (minggu ke)


Jenis Pekerjaan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Tanah Dan Urugan
Pekerjaan Pasangan Pondasi
Pekerjaan Beton Pondasi &
Kolom
Pekerjaan Struktur Lantai Dua
Pekerjaan Struktur Lantai Tiga
Pekerjaan Struktur Beton Atap
Pekerjaan Pasangan Dinding
Pekerjaan Beton
Pekerjaan Plesteran

26 Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867


Harliwanti Prisilia & Dimas Aji Purnomo : Aplikasi Metode Lean Project Management
Dalam Perencanaan Proyek Konstruksi Pada Pembangunan Gedung SMU
Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi

Pekerjaan Kusen, Pintu, &


Jendela
Pekerjaan Plafon
Pekerjaan Pengecetan
Pekerjaan Pasangan Keramik
Pekerjaan Instalasi Listrik
Pekerjaan Instalasi Air
Pekerjaan Penggantung &
Asessoris
Pekerjaan Tambahan

Di dalam CCPM terdapat perlu dialokasikan feeding buffer


buffer time yaitu waktu penyangga, sebelum Plat dack Lantai Tiga, t-12 cm,
yang digunakan untuk melindungi beton K-225/ready mix, 110 kg besi
ketidakpastian yang berpotensi polosdan project buffer,dengan tujuan
menimbulkan keterlambatan target agar variasi dari pekerjaan tersebut
penyelesaian proyek. Dari hasil menggangu aktivitas kritis. Pada tabel
identifikssi penjadwalan didapatkan 5.7 berikut ini dapat dilihat perhitungan
bahwa aktivitas kritis pada proyek ini alokasi feeding buffer untuk pekerjaan
adalah Plat dack Lantai Tiga, t-12 cm, Plat dack Lantai Tiga, t-12 cm, beton K-
beton K-225/ready mix, 110kg besi 225/ready mix, 110 kg besi polos dan
polosdan project buffer, untuk itu project buffer.

Tabel 12. Perhitungan Project Buffer


Jenis Pekerjaan Waktu Waktu yang (S-A)/2 (S-A)/2 x
Tercepat masih (S-A)/2
(A) menyimpan
waktu
cadangan (S)
PEKERJAAN PERSIAPAN 6 6 0 0
PEKERJAAN TANAH & URUGAN 57 58 0.5 0.25
PEKERJAAN PASANGAN 4 5 0.5 0.25
PONDASI

Project Buffer
PEKERJAAN BETON PONDASI & 112 112 0 0
KOLOM
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 26 26 0 0
DUA
PEKERJAAN STRUKTUR LANTAI 23 25 1 1
TIGA
PEKERJAAN STRUKTUR BETON 18 18 0 0
ATAP
PEKERJAAN PASANGAN 11 13 1 1
DINDING
PEKERJAAN BETON 18 18 0 0
PEKERJAAN PLESTERAN 13 13 0 0
PEKERJAAN KUSEN, PINTU & 19 19 0 0
JENDELA
PEKERJAAN PLAFOND 23 23 0 0
PEKERJAAN PENGECATAN 4 5 0.5 0.25

Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867 27


Harliwanti Prisilia & Dimas Aji Purnomo : Aplikasi Metode Lean Project Management
Dalam Perencanaan Proyek Konstruksi Pada Pembangunan Gedung SMU
Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi

PEKERJAAN PASANGAN KRAMIK 27 27 0 0


PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK 30 30 0 0
PEKERJAAN INSTALASI AIR 56 58 1 1
PEKERJAAN PENGGANTUNG & 12 14 1 1
ASESORIS
PEKERJAAN TAMBAHAN 43 43 0 0
4.75 4.35

Dengan sesuai penjadwalan sulit untuk diprediksi seperti


CCPM, panjang durasi yang di butuhkan banjir, hujan dan bencana alam
untuk penyelesaikan proyek 3. Hasil penjadawalan dengan
pembangunan gedung SMUN 1 Giri CCPM didapatkan waktu
Banyuwangi hanya 131 hari (termasuk mengerjakan proyek adalah 131
buffer time) dan jauh lebih singkat hari dimana lebih cepat 29 hari
dibandingkan dengan jadwal eksisting dibandingkan dengan
yang membutuhkan waktu lebih lama menggunakan penjadwalan
yaitu sepanjang 160 hari. Dengan eksisting selama 160 hari,
mengetahui jadwal proyek tersebut, dengan estimasi biaya proyek
pihak pelaksanadapat melaksanakan sebesar (sebelum PPN 10% dan
estimasi kepada tenaga kerja pada dana kontingensi) sebesar Rp.
setiap pekerjaan. 3.639.866.477,22 juta, total
biaya setelah PPN yaitu sebesar
Rp. 4.003.853.000,00.
KESIMPULAN Sedangkan nilai dari proyek
1. Hasil identifikasi waste yang akan di kerjakan sebeesar
dilakukan berdasarkan waste Rp. 4.014.000.000,00. Hal ini
yang berpengaruh dan berarti biaya proyek dapat di
berpotensi pada proyek yang terima karena tidak melampaui
digunakan. Sebagai obyek nilai proyek yang telah di
pengamatan dari hasil tetapkan oleh pihak pemilik
wawancara dari pihak pelaksana proyek.
menurut 8 waste yang telah 4. Biaya penghematan tenaga kerja
didenifisikan oleh Womack and dengan penjadwalan CCPM
Jones 1996 adalah waiting dan perharinya adalah Rp
difect. Waste waiting di 3.291.212,53 sehingga Untuk
sebabkan karena faktor penjadwalan dengam
keterlambatan material, menggunakan metode CCPM
keterlambatan penurunan dana, lebih singkat 29 hari, maka total
cuaca buruk dan alat/ mesin penghematan biaya di peroleh
yang sering rusak. Sedangkan sebesar Rp. 95. 445. 163,49.
waste difect disebabkan karena Sedangkan dana kotingensi
cuaca buruk dan alat/mesin untuk cadangan anggaran dan
yang sering rusak. cadangan manajement total
2. Hasil penilaian resiko menurut adalah sebesar Rp.
hasil perhitungan 1.201.155.900,00.
FMEA,diketahui nilai terbesar SARAN
dengan nilai 50 yaitu masalah 1. Saran yang dapat dijadikan
Acts of God and Natural untuk penelitian ini adalah agar
Hazard, dimana resiko tersebut pihak pelaksana dapat
mengimplementasikan Lean

28 Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867


Harliwanti Prisilia & Dimas Aji Purnomo : Aplikasi Metode Lean Project Management
Dalam Perencanaan Proyek Konstruksi Pada Pembangunan Gedung SMU
Negeri 1 Giri Kabupaten Banyuwangi

Project Management pada 2. Pihak pelaksana proyek agar


proyek-proyek selanjutnya lebih memperhatikan unsur
untuk mengantisipasi keselamatan pekerja dalam
keterlambatan proyek. pelaksanaan poyek.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraeni, Nyoman. 2009. Penerapan Metode Penjadwalan Critical Chain dan Lean
Constructiondalam Perencanaan dan Pengendalian Proyek Konstruksi (Studi
Kasus : PT. Adhi Karya(Persero), Tbk), Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri
ITS, Surabaya.
Archia, Itqan., dan Singgih, Moses L. 2013. Penerapan Metode Lean Construction dan
Penjadwalan Critical Chain Project Management Dalam Pembangunan Proyek
Konstruksi Gedung Universitas Widya Mandala (UWM) Surabaya (Studi Kasus :
PT.PP (Persero). Tbk). Skripsi. Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Surabaya.
Artika, Dian. 2014. Penerapan Metode Lean Project Management Dalam Proyek
Konstruksi Pada Pembangunan Gedung DPRD Kabupaten Ogan Ilir. Jurnal
Teknik Sipil dan Lingkungan. Vol. 2, No 1, Maret 2014.
Aulady, Mohamad., dan Orleans, Cesaltino. 2016. Perbandingan Durasi Waktu Proyek
Konstruksi Antara Metode Critical Path Method (CPM) dengan Metode Critical
Chain Project Management (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Apartemen
Menara Rungkut ). Jurnal IPTEK. Vol. 20 No1, Mei 2016.
Busyral, Muhammad. 2012. Perencanaan dan Pengendalian Proyek Konstruksi
Menggunakan Critical Chain Project Management dan Lean Construction Untuk
Meminimasi Waste (Studi Kasus : Pembangunan Gedung Bppkb Tahap 2). Tugas
Akhir. Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya.
Ghaffari, Mahdi., and Emsley, Margaret, W. 2015. Current Status and Future Potential of
the research on Critical Chain Project Management. PM World Journal. Volume
IV Issue IX – September 2015.
Gray, C. and Larson, E. 2006. The ManagerialProcess 3th Edition. McGraw-Hill
Company,New York.
Hapsari, Ratih Indri. 2011. Penerapan Metode Lean Project Management dalam
Perencanaan Proyek Konstruksi pada Pembangunan Gedung SDN Bektiharjo II
Semanding Tuban. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi
Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Husen, A.2009. Manajemen Proyek. CV Andi Offsett. Yogyakarta.
Ismael, I., dan Junaidi. (2014, Februari). Identifikasi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Pada Proyek Pembangunan Gedung Di
Kota Bukittinggi. Jurnal Momentum, Vol.16, 25-36.
Leach, L. P. 2005. Lean ProjectManagement:Eight Principles for Success.Artech House,
Norwood.
Nurlela dan Suprapto, Heri. 2014. Identifikasi dan Analisis Manajemen Risiko Pada
Proyek Pembangunan Infrastruktur bangunan Gedung Bertingkat. Jurnal Desain
Konstruksi. Volume 13 No2, Desember 2014.
Santosa, Budi. 2013. Manajemen Proyek Konsep dan Implementasi. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Untu, Silvia.,dkk. 2014. Penerapan Metode Lean Project Management dalam
perencanaan proyek konstruksi (studi kasus : Pembangunan Gedung Mantosh
Tahap III), Jurnal Sipil statik vol.2 No. 6, September 2014 (320-329) ISSN:2337-
6732.
Womack, J. and Jones, D.1996. Lean Thinking: Banish Waste And Create Wealth in Your
Corporation. Simonand Schus, NewYork

Jurnal Teknik WAKTU Volume 16 Nomor 01 – Januari 2018 – ISSN : 1412-1867 29

Anda mungkin juga menyukai