Anda di halaman 1dari 11

Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

a. Definisi Problem Based Learning


Pengajaran berdasarkan masalah merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran
proses berpikir tingkat tinggi. Pembelajaran ini membantu siswa untuk memproses informasi
yang sudah jadi dalam benaknya dan menyusun pengetahuan mereka sendiri tentang dunia
sosial dan sekitarnya. Pembelajaran ini cocok untuk mengembangkan pengetahuan dasar
maupun kompleks (Ratumanan dalam Trianto, 2010:92).
Menurut Arends (dalam Trianto, 2010:92-94) pengajaran berdasarkan masalah merupakan
suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan yang autentik
dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiri dan
keterampilan berpikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian, dan percaya diri.
b. Prinsip Problem Based Learning
Penggunaan metode PBL di dalam kelas, ada beberapa konsep mendasar yang perlu
diperhatikan dan diupayakan oleh guru. Adapun prinsip-prinsip dasar menurut M. Taufiq
Amir (2009: 24) adalah sebagai berikut:
1. Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas.
2. Merumuskan masalah.
3. Menganalisis masalah.
4. Menata gagasan secara sistematis dan menganalisisnya dengan dalam.
5. Memformulasikan tujuan pembelajaran.
6. Mencari informasi tambahan dari sumber yang lain.
7. Menggabungkan dan menguji informasi baru serta membuat laporan hasil diskusi.
Menurut Wardhani (2006: 10-18) prinsip-prinsip yang harus di acu dalam pelaksanaan
PBL adalah sebagai berikut:
1. Tugas-tugas perencanaan yang meliputi:
a) menetapkan tujuan pembelajaran
b) merancang situasi masalah yang sesuai
2. Tugas interaktif antara lain:
a) mengorientasikan siswa pada suatu masalah.
b) mengorganisasikan siswa untuk belajar.
c) membimbing penyelidikan individual maupun kelompok dalam mengembangkan hasil
karya.
d) pengumpulan data dan eksperimen. Arends (dalam Trianto, 2007) mengatakan PBL
merupakan suatu pendekatan pembelajaran di mana siswa mengerjakan permasalahan
autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan
inkuiri, keterampilan berfikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan
percaya diri.
c. Langkah-langkah Problem Based Learning
Menurut Trianto (2010: 98) langkah-langkah model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah
sebagai berikut:
1. Orientasi siswa kepada masalah
guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik yang dibutuhkan, mengajukan
fenomena atau demonstrasi atau cerita untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk
terlibat dalam pemecahan masalah yang dipilih.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar:
guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar yang
berhubungan dengan masalah tersebut.
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok:
Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan
eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah.
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya:
guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan karya yang sesuai seperti
laporan, video, dan model serta membantu mereka untuk berbagai tugas dengan temannya.
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah:
guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan mereka
dan proses-proses yang mereka gunakan.
d. Kelebihan Problem Based Learning
1. Realistik dengan kehidupan siswa;
2. Konsep sesuai dengan kebutuhan siswa;
3. Memupuk sifat inquiry siswa;
4. Retensi konsep jadi kuat;
5. Memupuk kemampuan Problem Solving
6. Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan
baru bagi siswa.
7. Meningkatakan motivasi dan aktivitas pembelajaran siswa.
8. Membantu siswa dalam mentransfer pengetahuan siswa untuk memahami masalah dunia
nyata.
9. Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab
dalam pembelajaran yang mereka lakukan. Disamping itu, PBM dapat mendorong siswa
untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
10. Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan mengembangkan
kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru.
11. Memberikan kesemnpatan bagi siswa untuk mengaplikasikan pengetahuan yang mereka
miliki dalam dunia nyata.
12. Mengembangkan minat siswa untuk secaraterus menerus belajar sekalipun belajar pada
pendidikan formal telah berakhir.
13. Memudahkan siswa dalam menguasai konsep-konsep yang dipelajari guna memecahkan
masalah dunia. (Sanjaya, 2007)
e. Kekurangan Problem Based Learning
1. Manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak memiliki kepercayaan bahwa masalah
yang dipelajari sulit untuk dipecahkan, maka mereka akan merasa enggan untuk mencoba.
2. Keberhasilan pendekatan pembelajaran melalui pemecahan masalah membutuhkan cukup
waktu untuk persiapan.
3. Tanpa pemahaman mereka untuk berusaha memecahkan masalah yang sedang dipelajari,
maka mereka tidak akan belajar dari apa yang mereka pelajari
4. Persiapan pembelajaran (alat, problem, konsep) yang kompleks;
5. Sulitnya mencari problem yang relevan;
6. Sering terjadi miss-konsepsi;
7. Konsumsi waktu, dimana model ini memerlukan waktu yang
cukup dalam penyelidikan.

Pembelajaran Inkuiry
a. Definisi Pembelajaran Inkuiry
Inkuiri berasal dari bahasa Inggris yaitu inquiry yang dapat diartikan sebagai proses
bertanya dan mencari tahu jawaban terhadap pertanyaan ilmiah yang diajukan. Inkuiri
memiliki tujuan membantu siswa mengembangkan disiplin dan mengembangkan
keterampilan intelektual yang diperlukan untuk mengajukan pertanyaan dan menemukan
jawabannya berdasarkan rasa ingin tahunya. Inkuiri adalah rangkaian kegiatan pembelajaran
yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Metode inkuiri
menekankan pada permasalahan bagaimana siswa menggunakan sumber belajar.4 Dimana
sumber belajar ini dipakai untuk mengidentifikasi masalah dan merumuskan masalah.
Metode inkuiri merupakan metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk
melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan
sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta
menghubungkan penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa
yang ditemukannya dengan yang ditemukan peserta didik lain.
b. Prinsip Pembelajaran Inkuiry
1. Berorientasi pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah pengembangan kemampuan berpikir.
2. Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa
maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan.
3. Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan strategi ini adalah guru sebagai
“penanya” Mengembangkan sikap kritis siswa dengan selalu mempertanyakan segala
fenomena yang ada.
4. Belajar untuk Berpikir
Belajar adalah proses berpikir yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak secara
optimal
5. Keterbukaan
Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai
kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. secara terbuka
c. Langkah-langkah Pembelajaran Inkuiry
1. Membina suasana yang responsif di antara siswa.
2. Mengemukakan permasalahan untuk diinkuirikan (ditemukan).
3. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan yang diajukan bersifat
mencari atau mengajukan informasi terkait masalah yang diberikan.
4. Siswa merumuskan hipotesis atau memperkirakan jawaban dari pertanyaan tersebut.
Guru membantu dengan pertanyaan-pertanyaan pancingan.
5. Menguji hipotesis.
6. Pengambilan kesimpulan dilakukan guru dan siswa.
Inkuiri memiliki siklus yang dimulai dari observasi, mengajukan pertanyaan, mengajukan
dugaan, mengumpulkan data berkait dan merumuskan kesimpulan berdasarkan data.
Pembelajaran dengan langkah demikian menekankan pada proses ketelibatan dan keaktifan
siswa secara optimal. Hal tersebut dapat menciptakan kegiatan pembelajaran yang mengasah
kemampuan siswa.
a. Mengajukan pertanyaan atau permasalahan
Kegiatan inkuiri dimulai ketika pertanyaan atau atau permasalahan diajukan. Pertanyaan
dituliskan di papan tulis, kemudian siswa diminta untuk merumuskan hipotesis.
b. Merumuskan hipotesis
Hipotesis disini merupakan jawaban sementara atas pertanyaan atau solusi permasalahan
yang dapat diuji dengan data. Untuk memudahkan proses ini, guru menanyakan kepada
siswa gagasan mengenai hipotesis yang mungkin. Dari semua gagasan yang ada, dipilih
salah satu hipotesis yang relevan dengan permasalahan yang diberikan.
c. Mengumpulkan data
Hipotesis digunakan untuk menuntun proses pengumpulan data.
d. Membuat kesimpulan
Langkah penutup dari pembelajaran inkuiri adalah membuat kesimpulan sementara
berdasarkan data yang diperoleh siswa.
d. Kelebihan Pembelajaran Inkuiry
1. Memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya
belajar mereka.
2. Dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern
yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku
berkat adanya pengalaman.
3. Menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui
strategi ini dianggap lebih bermakna.
e. Kekurangan Pembelajaran Inkuiry
1. Sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
2. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur
dengan kebiasaan siswa dalam belajar.
3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang
panjang
4. Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka startegi ini akan sulit diimplementasikan

Pembelajaran Model Discovery Learning


a. Definisi pembelajaran discovery learning
Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. Dalam sistem
belajar mengajar ini guru menyajikan bahan pelajaran yang tidak berbentuk final, tetapi
anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan menggunakan
teknik pendekatan pemecahan masalah.
b. Prinsip-prinsip pembelajaran discovery learning
Menjelaskan bahwa prinsip belajar yang nampak jelas Discovery Learning adalah
materi atau bahan pelajaran yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final
akan tetapi siswa didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan
dengan mencari informasi sendiri kemudian mengorganisasi atau membentuk
(konstruktif) apa yang mereka ketahui dan mereka pahami dalam suatu bentuk akhir.
Jadi, pada dasarnya, Metode Discovery Learning mempunyai prinsip yang sama dengan
inquiry dan Problem Solving. Perbedaannya, pada discovery learning masalah yang
dihadapkan kepada siswa semacam masalah yang direkayasa oleh guru, sedangkan pada
inquiry masalahnya bukan hasil rekayasa, sehingga siswa harus mengerahkan seluruh
pikiran dan keterampilannya untuk mendapatkan temuan-temuan di dalam masalah itu
melalui proses penelitian. Problem Solving lebih memberi tekanan pada kemampuan
menyelesaikan masalah.
c. Langkah-langkah pembelajaran discovery learning
1. identifikasi kebutuhan siswa;
2. seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian konsep dan generalisasi
pengetahuan;
3. seleksi bahan, problema/ tugas-tugas;
4. membantu dan memperjelas (tugas/ problema yang akan dipelajari, peranan masing-
masing siswa).
5. mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan.
6. mengecek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas–
tugas siswa.
7. memberi kesempatan pada siswa untuk melakukan penemuan.
8. membantu siswa dengan informasi/data jika diperlukan oleh siswa.
9. memimpin analisis sendiri (self analysis) dengan pertanyaan yang mengarahkan dan
mengidentifikasi proses.
 PROSEDURAL
1. Simulation.
Guru bertanya dengan mengajukan persoalan atau menyuruh peserta didik untuk
membaca atau mendengarkan uraian yang memuat permasalahan.
2. Problem statement.
Anak didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai permasalahan.
3. Data collection.
Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya hipotesis ini, anak didik
diberi kesenpatan untuk mengumpulkan berbagai informasi yang relevan.
4. Data processing.
Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan sebagainya, semua diolah,
diacak, diklasifikasikan ditabulasi, bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta
ditafsirkan pada tingkat kepercayaan tertentu,
5. Verification atau pembuktian.
Berdasarkan hasih pemngolahan dan pembuktian, hipotesis yang telah dirumuskan
terdahulu kemudian dicek.
6. Generalization.
Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik belajar menarik
kesimpulan.
d. Kelebihan discovery learning
a. Dianggap membantu siswa mengembangkan atau memperbanyak persediaan dan
penguasaan ketrampilan dan proses kognitif siswa, andaikata siswa itu dilibatkan
terus dalam penemuan terpimpin. Kekuatan dari proses penemuan datang dari usaha
untuk menemukan; jadi seseorang belajar bagaimana belajar itu
b. Pengetahuan diperoleh dari strategi ini sangat pribadi sifatnya dan mungkin
merupakan suatu pengetahuan yang sangat kukuh; dalam arti pendalaman dari
pengertian; retensi, dan transfer.
c. Strategi penemuan membangkitkan gairah pada siswa, misalnya siswa merasakan
jerih payah penyelidikannya, menemuk an keberhasilan dan kadang–kadang
kegagalan.
d. Metode ini memberi kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan
kemampuannya sendiri.
e. Metode ini menyebabkan siswa mengarahkan sendiri cara belajarnya, sehingga ia
lebih merasa terlibat dan bermotivasi sendiri untuk belajar, paling sedikit dapa suatu
proyek penemuan khusus.
f. Metode ini dapat membantu memperkuat pribadi siswa dengan bertambahnya
kepercayaan pada diri sendiri melalui proses– proses penemuan. Dapat
memungkinkan siswa sanggup mengatasi kondisi yang mengecewakan.
g. Strategi ini berpusat pada anak, misalnya memberi kesempatan kepada mereka dan
guru berpartisipasi sebagai sesama dalam mengecek ide. Guru menjadi teman belajar,
terutama dalam situasi penemuan yang jawabannya belum diketahui sebelumnya.
Membantu perkembangan siswa menuju skeptisisme yang sehat untuk menemukan
kebenaran akhir dan mutlak.
e. Kekurangan discovery learning
a. Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya,
siswa yang lamban mungkin bingung dalam usahanya mengembangkan pikirannya
jika berhadapan dengan hal–hal yang abstrak, atau menemukan saling ketergantungan
antara pengertian dalam suatu subjek, atau dalam usahanya menyusun suatu hasil
penemuan dalam bentuk tertulis. Siswa yang lebih pandai mungkin akan memonopoli
penemuan dan akan menimbulkan frustrasi pada siswa yang lain.
b. Metode ini kurang berhasil untuk mengajar kelas besar. Misalnya sebagian besar
waktu dapat hilang karena membantu seorang siswa menemukan teori–teori, atau
menemukan bagaimana ejaan dari bentuk kata–kata tertentu.
c. Harapan yang ditumpahkan pada strategi ini mungkin mengecewakan guru dan siswa
yang sudah biasa dengan perencanan dan pengajaran secara teradisional.
d. Mengajar dengan penemuan mungkin akan dipandang sebagai terlalu mementingkan
memperoleh pengertian dan kurang memperhatikan diperolehnya sikap dan
ketrampilan.Sedangkan sikap dan ketrampilan diperlukan untuk memperoleh
pengertian atau sebagai perkembangan emosional social secara keseluruhan.
e. Dalam beberapa ilmu (misalnya IPA) fasilitas yang dibutuhkan untuk mencoba ide–
ide mungkin tidak ada.
f. Strategi ini mungkin tidak akan memberi kesempatan untuk berfikir kreatif, kalau
berfikir kreatif, kalau pengertian– pengertian yang akan ditemukan telah diseleksi
terlebih dahulu oleh guru, demikian proses–proses dibawah pembinaannya. Tidak
semua pemecahan masalah menjamin penemuan yang penuh arti. Penemuan masalah
dapat bersifat membosankan mekanisasi, formalitas dan pasif seperti bentuk terburuk
dan metode ekspositories verbal.

Pembelajaran Berbasis Proyek (PJBL)


a. Definisi PJBl
Trianto (2014: 42) Project Based Learning adalah sebuah model atau pendekatan
pembelajaran yang inovatif, yang menekankan belajar kontekstual melalui kegiatan-kegiatan
yang kompleks. Menurut Made Wena (2014: 144) model pembelajaran Project Based adalah
model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola
pembelajaran dikelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek merupakan suatu
bentuk kerja yang memuat tugas-tugas kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan
permasalahan yang sangat menantang dan menuntun peserta didik untuk merancang,
memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan kegiatan investigasi, serta
memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja secara mandiri.
Dari beberapa pendapat dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Project Based
Learning merupakan model pembelajaran inovatif yang melibatkan kerja proyek dimana
peserta didik bekerja secara mandiri dalam mengkonstruksi pembelajarannya dan
mengkulminasikannya dalam produk nyata. Dalam kerja proyek memuat tugas-tugas
kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan permasalahan yang sangat menantang dan
menuntun peserta didik untuk merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan,
melakukan kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan peserta didik untuk bekerja
secara mandiri.
b. Prinsip PJBL
1. Prinsip sentralistis (centrality) menegaskan bahwa kerja proyek merupakan esensi dari
kurikulum. Model ini merupakan pusat strategi pembelajaran, dimana peserta didik
belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek. Oleh karena itu, kerja
proyek bukan merupakan praktik tambahan dan aplikasi praktis dari konsep yang sedang
dipelajari, melainkan menjadi sentral kegiatan pembelajaran di kelas.
2. Prinsip pertanyaan penuntun (driving question) berarti bahwa kerja proyek berfokus pada
pertanyaan atau permasalahan yang dapat mendorong peserta didik untuk berjuang
memperoleh konsep atau prinsip utama.
3. Prinsip investigasi konstruktif (constructive investigation) merupakan proses yang
mengarah kepada pencapaian tujuan, yang mengandung kegiatan inkuiri, pembangunan
konsep, dan resolusi. Penentuan jenis proyek haruslah dapat mendorong peserta didik
untuk mengkonstruksi pengetahuan sendiri untuk memecahkan persoalan yang
dihadapinya. Dalam hal ini guru harus mampu merancang suatu kerja proyek yang
mampu menumbuhkan rasa ingin meneliti, rasa untuk berusaha memecahkan masalah,
dan rasa ingin tahu yang tinggi.
4. Prinsip otonomi (autonomy) dalam pembelajaran berbasis proyek dapat diartikan sebagai
kemandirian peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran, yaitu bebas
menentukan pilihannya sendiri, bekerja dengan minimal supervisi, dan bertanggung
jawab. Oleh karena itu, lembar kerja peserta didik, petunjuk kerja praktikum, dan yang
sejenisnya bukan merupakan aplikasi dari PBL. Dalam hal ini guru hanya berperan
sebagai fasilitator dan motivator untuk mendorong tumbuhnya kemandirian peserta didik.
5. Prinsip realistis (realism) berarti bahwa proyek merupakan sesuatu yang nyata. PBL
harus dapat memberikan perasaan realistis kepada peserta didik dan mengandung
tantangan nyata yang berfokus pada permasalahan autentik, tidak dibuat-buat, dan
solusinya dapat diimplementasikan di lapangan.
c. Langkah-langkah PJBL
1. Membuka pelajaran dengan suatu pertanyaan menantang (start with the big question)
Pembelajaran dimulai dengan sebuah pertanyaan driving question yang dapat memberi
penugasan pada peserta didik untuk melakukan suatu aktivitas. Topik yang diambil
hendaknya sesuai dengan realita dunia nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam.
2. Merencanakan proyek (design a plan for the project)
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara guru dengan peserta didik. Dengan
demikian peserta didik diharapakan akan merasa memiliki atas proyek tersebut.
Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat mendukung
dalam menjawab pertanyaan esensial dengan mengintegrasikan berbagai subjek yang
mendukung, serta menginformasikan alat dan bahan yang dapat dimanfaatkan untuk
menyelesaikan proyek.
3. Menyusun jadwal aktivitas (create a schedule)
Guru dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek. Waktu penyelesaian proyek harus jelas, dan peserta didik diberi
arahan untuk mengelola waktu yang ada. Biarkan peserta didik mencoba menggali
sesuatu yang baru, akan tetapi guru juga harus tetap mengingatkan apabila aktivitas
peserta didik melenceng dari tujuan proyek. Proyek yang dilakukan oleh peserta didik
adalah proyek yang membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya, sehingga
guru meminta peserta didik untuk menyelesaikan proyeknya secara berkelompok di luar
jam sekolah. Ketika pembelajaran dilakukan saat jam sekolah, peserta didik tinggal
mempresentasikan hasil proyeknya di kelas.
4. Mengawasi jalannya proyek (monitor the students and the progress of the project) Guru
bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara memfasilitasi peserta didik
pada setiap proses. Dengan kata lain, guru berperan sebagai mentor bagi aktivitas peserta
didik. Guru mengajarkan kepada peserta didik bagaimana bekerja dalam sebuah
kelompok. Setiap peserta didik dapat memilih perannya masing-masing dengan tidak
mengesampingkan kepentingan kelompok.
5. Penilaian terhadap produk yang dihasilkan (assess the outcome)
Penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur ketercapaian standar,
berperan dalam mengevaluasi kemajuan masing-masing peserta didik, memberi umpan
balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai oleh peserta didik, serta membantu
guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya. Penilaian produk dilakukan saat
masing-masing kelompok mempresentasikan produknya di depan kelompok lain secara
bergantian.
6. Evaluasi (evaluate the experience)
Pada akhir proses pembelajaran, guru dan peserta didik melakukan refleksi terhadap
aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi dilakukan baik secara
individu maupun kelompok. Pada tahap ini, peserta didik diminta untuk mengungkapkan
perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
d. Kelebihan PJBL
a. Meningkatkan motivasi
b. Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah
c. Meningkatkan kolaborasi
d. Meningkatkan keterampilan mengelola sumber
e. Increased resource – management skill
e. Kekurangan PJBL
a. Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.
b. Memerlukan biaya yang cukup banyak.
c. Banyak peralatan yang harus disediakan

Anda mungkin juga menyukai