Rencana Kerja Dan Syarat
Rencana Kerja Dan Syarat
Rencana Kerja Dan Syarat
A. PENDAHULUAN
1. alam Spesifikasi Teknis pekerjaan ini diuraikan tentang lingkup pekerjaan, bahan, peralatan ,
peraturan dan tata cara kerja serta lain – lain yang dianggap perlu.
2. Pemborong di wajibkan mempelajari seluruh isi bestek dan gambar rencana.
3. Pemborong di wajibkan menyesuaikan antara bestek, gambar rencana dengan kondisi lapangan
pekerjaan.
4. Bila perbedaan antara gambar rencana dan bestek serta ant
5. ara gambar bestek dengan lapangan, maka kontraktor di wajibkan melapor dan mengkonsultasi
dengan pengawas atau Direksi.
6. Bestek dan gambar rencana merupakan suatu kesatuan dengan kontrak yang merupakan lampiran.
B. LINGKUP PEKERJAAN
1. Pekerjaan Persiapan
2. Pekerjaan Pagar
3. Pekerjaan Paving Block
4. Pekerjaan Kursi Besi Galvanis
5. Pekerjaan Plat Beton
6. Pekerjaan Penghijauan
Jenis dan mutu bahan yang akan di gunakan di utamakan produksi dalam negeri sesuai dengan keputusan
bersama Menteri Perdagangan dan Koperasi, Menteri Perindustrian dan Menpan :
No. 472 / Kbp / XII / 80
No. 813 / MENPAN / 1980
No. 064 / MENPAN / 1980
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1. Peninjauan Lapangan
1. Sebelum melaksanakan pekerjaan kontraktor bersama Direksi dan Konsultan meninjau kelapangan
untuk dapat lebih memahami pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai gambar rencana
2. Apabila dalam peninjauan awal terdapat perbedaan antara gambar dan kondisi di lapangan maka
kontraktor secepat mungkin membuat gambar As build Drawing perubahan untuk dapat di setujui
oleh para Direksi.
Pekerjaan Pengukuran
a. Sebelum pekerjaan di mulai Kontraktor harus memberitahukan secara tertulis kepada Konsultan
Pengawas, Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan kapan pekerjaan akan di mulai.
b. Penentuan titik duga nol diambil berdasarkan gambar kerja setiap masing-masing lokasi pekerjaan
atau sebelum pelaksanaan pekerjaan dimulai kontraktor harus memberitahukan kepada direksi atau
konsultan pengawas.
Pemasangan Bowplank
a. Setelah diperoleh penentuan titik duga nol dari hasil pengukuran, kemudian dituangkan pada patok
untuk pemasangan papan bowplank sebagai acuan titik nol.
b. Papan bowplank juga dipasang pada penentuan titik pondasi, dan ditarik benang pada as agar letak
titik-titik pondasi itu segaris dan sebagai penentu lebar galian dan pemasangan pondasi.
Gudang/Barak Kerja
Gudang Penyimpanan Bahan
a. Gudang ini bertujuan untuk menyimpan semen dan bahan-bahan lain yang perlu perlindungan cuaca.
Untuk itu perlu dibuat panggung yang kuat lebih kurang 0,30 meter, tinggi dari muka tanah agar
semen dan bahan bangunan lainnya tidak tersinggung dengan tanah.
b. Kontraktor harus membangun sebuah bangunan sementara untuk Kantor pengawas dan Kantor
Pelaksana serta gudang-gudang bahan, yang akan dipergunakan selama pembangunan, dengan
persetujuan pengawas.
Barak/Tempat Kerja
a. Apabila tenaga kerja menginap di lapangan (harus dengan izin Direksi), Kontraktor harus
menyediakan barak dengan fasilitas lengkap disiapkan oleh Kontraktor untuk keperluan pekerjaan
besi, pekerjaan kayu, dan sebagainya.
b. Kontraktor harus menyediakan petugas keamanan untuk menjaga keselamatan Proyek dari gangguan
pencurian, pengerusakan dan lain- lain.
c. Kontraktor harus menyediakan fasilitas penerangan pada waktu malam hari. Penerangan tersebut
harus terdapat pada setiap bagian bangunan permanen dan bangunan sementara.
1.2.1.2 Semua lapisan atas dari tanah dan tumbuh-tumbuhan di lapangan disingkirkan,
kemudian permukaan tanahnya disesuaikan dengan tinggi duga yang dikehendaki.
1.2.1.4 Bila Kontraktor membutuhkan pagar keliling proyek, maka Kontraktor diberi
kesempatan untuk mendirikannya atas beban sendiri dengan persetujuan pengawas.
1.2.2.2 Syarat-syarat :
a. Pengukuran harus dilakukan tenaga yang betul-betul ahli dalam bidangnya dan
berpengalaman.
b. Pemeriksaan hasil pengukuran segera dilaporkan kepada Konsultan Pengawas
dan dimintai persetujuan direksi.
c. Pengukuran harus diketahui dan disetujui oleh kepala desa atau perangkat desa
lainnya.
1.2.2.3 Bahan-bahan dan peralatan : Water pass serta peralatan dan patok-patok yang kuat
yang diperlukan untuk pengukuran. Semua peralatan ini harus dimiliki Pemborong
dan harus selalu ada apabila sewaktu-waktu memerlukan pemeriksaan.
PASAL 2
PEKERJAAN TANAH GALIAN DAN URUGAN
2.4.1 Sebelum digali pondasi buat tanda sesuai dengan petunjuk gambar.
2.4.2 Kemudian gali tanah dengan menggunakan alat sekop dan cangkul atau hingga mencapai
kedalaman yang telah ditentukan.
2.4.3 Bila keluar air pada lobang galian pondasi harus dipompa keluar dengan menggunakan mesin
pompa air.
2.4.4 Tanah urug ditimbun lapis demi lapis serta dipadatkan dengan Vibrator Stempler.
2.4.5 Bila tanah urug sudah mencapai peil ketinggian yang diinginkan maka tanah tersebut harus
diratakan dan dipadatkan.
PASAL 3
PEKERJAAN PONDASI BATU KALI
3.4.1 Lobang pondasi yang sudah siap digali harus dibersihkan dari kotoran dan sampah.
3.4.2 Pasang mall dan tarik benang sebelum dimulai pemasangan.
3.4.3 Alas lubang pondasi yang sudah bersih disiram dengan pasir dan batu gunung ukuran ± 15
cm.
3.4.4 Diatas batu gunung/Aanstamping tersebut baru dipasang batu gunung dengan campuran
Speci 1 : 4.
3.4.5 Bila telah mencapai level pondasi yang diinginkan baru dapat dilaksanakan untuk
pemasangan tapak pondasi beton bertulang.
PASAL 4
PEKERJAAN BETON/BETON BERTULANG
4.3.3 Semen
a. Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan semen portland dengan
persyaratan Standar Indonesia Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM
C-150-84
b. Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa pada tempat-
tempat yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen terlindung dari
kelembaman hujan. Untuk seluruh proyek ini hanya dipilih 1 (satu) merek semen.
Pemakaian semen menurut urutan kedatangannya untuk menghindari mengerasnya
semen yang datang lebih awal.
4.3.7 Air
Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak mengandung minyak, garam,
zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja.
4.3.8 Bekesting digunakan kayu jenis kelas III (sembarang) baik untuk papan lantai maupun
sokongan.
4.3.9 Peraturan
a. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian dokumen ini.
b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai
dengan standar di bawah ini :
- Tata Cara Penghitungan Struktur untuk Bangunan Gedung SKSNI T-15-1991-03.
- Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.
- Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971).
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982)
a. Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan atau
jika umur beton melampaui waktu sebagai berikut:
- Bagian sisi balok 48 jam
- Balok tanpa beban konstruksi 7 hari
- Balok dengan beban konstruksi 21 hari
- Pelat lantai/atap 21 hari
Dengan persetujuan Direksi Lapangan cetakan beton dapat dibongkar lebih awal asal
benda uji yang kondisi perawatannya sama dengan beton sebenarnya telah mencapai
kekuatan 75 % dari kekuatan pada umur 28 hari. Segala izin yang diberikan oleh Direksi
Lapangan sekali-kali tidak boleh menjadi bahan untuk mengurangi/membebaskan
tanggung jawab kontraktor dari adanya kerusakan-kerusakan yang timbul akibat
pembongkaran cetakan tersebut. Pembongkaran cetakan beton harus dilaksanakan dengan
hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap
dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.
b. Berkas cetakan beton untuk bagian-bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah harus
dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurugan tanah kembali.
c. Bekesting bagian konstruksi yang memikul beban pelaksanaan lantai diatasnya tidak
boleh dibongkar sebelum beton lantai diatasnya tersebut mencapai 75 % dari kekuatan
umur 28 hari dan lantai itu sendiri sudah mencapai kekuatan 75 % dari kekuatan umur 28
hari.
d. Semua beton yang tampak dalam pandangan, pertemuan dua bidang harus tajam dan
harus di bidang-bidangnya. Segera setelah cetakan dibuka dan beton masih relatif segar
semua bidang-bidangnya harus dipahat sedangkan lekukan serta lubang-lubang harus diisi
dengan adukan satu semen dan satu pasir. Sebelum pelaksanaan pekerjaan tersebut di atas
harus dibasahi secara menyeluruh. Semua bagian-bagian atau permukaan yang kasar
harus digosok dengan batu karburandum dengan air dan ditinggalkan dalam warna yang
merata. Penggosokan hanya diperlukan pada permukaan yang kasar akibat cetakan atau
tetesan air semen.
e. Permukaan lantai beton harus mempunyai permukaan bentuk fisik yang rata dan halus.
Menaburkan semen kering pada permukaan beton dengan maksud menyerap kelebihan air
tidak dibenarkan sama sekali.
PASAL 5
PEKERJAAN BEKESTING BETON/BETON BERTULANG
PASAL 6
PEKERJAAN PASANGAN DAN PLASTERAN
6.3.1 Peraturan yang dipakai standard umum pekerjaan ini dan harus mengikuti persyaratan
pekerjaan beton.
6.3.2 Adukan semen harus diaduk dengan mesin pengaduk (molen).
6.3.3 Hubungan kolom dengan dinding harus dipasang steek setiap jarak 75 cm.
6.3.4 Pasangan diatas batu bata tanah dan Km/Wc harus kedap air dengan perbandingan
campuran 1 semen : 2 pasir ( 1 Pc : 2 Ps ).
6.3.5 Pasangan batu bata dinding biasa digunakan campuran 1 semen : 4 pasir (1 Pc : 4 Ps ).
6.3.6 Semua pasangan harus diletakkan tegak lurus, datar dalam satu garis lurus baik dalam arah
vertikal maupun horizontal.
6.3.7 Tebal Specie untuk pasangan dinding batu bata biasa adalah 1 cm – 2 cm.
6.3.8 Batu bata sebelum dipasang harus direndam atau dibasahi dengan air.
6.3.9 Sebelum diplaster pasangan batu bata harus disiram sampai jenuh air.
6.3.10 Pasangan batu bata harus diberikan tiang, balok praktis apabila luasan sudah mencapai 12
m2 .
6.3.11 Sebelum diplaster permukaan batu bata harus rata terhadap tonjolan yang berlebihan.
6.4.2 Plasteran
a. Sebelum memulai pekerjaan ini perhatikan permukaan pasangan batu bata, apabila ada
yang menonjol melebihi 2 cm sebaiknya dibobok dan diratakan dahulu.
b. Untuk mal plasteran dipasang benang dalam arah horizontal, vertical serta diagonal.
c. Aduk campuran semen sesuai keperluan dengan mesin molen.
d. Untuk plasteran yang tinggi dari lantai 1,5 m harus dibuat perancah atau bangku.
e. Siram dengan air terlebih dahulu pasangan batu bata sebelum diplaster.
f. Untuk memudahkan merekat plasteran, dinding pasangan batu bata dikerik / dibuat kasar.
g. Permukaan plasteran yang baru harus dijaga tetap basah selama 48 jam dengan cara terus
disiram.
h. Setelah siap diplaster dilakukan penambahan dan pelaburan yang dibutuhkan.
PASAL 7
PEKERJAAN LANTAI
7.3.3 Semen
c. Semen kecuali tercantum lain dalam spesifikasi harus digunakan semen portland dengan
persyaratan Standar Indonesia Nasional Indonesia (SNI) No. 15-2049-1994 dan ASTM
C-150-84
d. Cara pengaturan dan cara penyimpanan semen harus sedemikian rupa pada tempat-
tempat yang baik untuk memudahkan pekerjaan dan setiap saat semen terlindung dari
kelembaman hujan. Untuk seluruh proyek ini hanya dipilih 1 (satu) merek semen.
Pemakaian semen menurut urutan kedatangannya untuk menghindari mengerasnya
semen yang datang lebih awal.
7.3.7 Air
Air pembuatan beton dan perawatan beton harus bersih, tidak mengandung minyak, garam,
zat-zat kimia yang dapat merusak beton dan baja.
7.3.8 Bekesting digunakan kayu jenis kelas III (sembarang) baik untuk papan lantai maupun
sokongan.
7.3.9 Peraturan
c. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah-istilah teknik serta syarat-syarat
pelaksanaan beton secara umum menjadi suatu kesatuan dalam bagian dokumen ini.
d. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai
dengan standar di bawah ini :
- Tata Cara Penghitungan Struktur untuk Bangunan Gedung SKSNI T-15-1991-03.
- Standar Nasional Indonesia yang telah disahkan.
- Persyaratan Beton Bertulang Indonesia (PBI-1971).
- Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia (PUBI-1982)
PASAL 8
PEKERJAAN PENGECATAN
Pekerjaan cat kayu harus dilakukan lapis demi lapis dengan memperhatikan waktu pengeringan jenis
bahan yang digunakan.
1. Penggosokan dinding dengan batu gosok sampai rata dan halus, setelah itu dilap dengan
kain basah hingga bersih.
2. Melapis dinding dengan plamur tembok, dipoles sampai rata. Setelah betul -betul kering
digosok dengan amplas halus dan dilap dengan kain kering yang bersih.
3. Pengecatan dengan cat tembok emulsi sampai rata, minimal 2 (dua) kali.
4. Pekerjaan cat tembok harus menghasilkan warna merata sama dan tidak terdapat
belang-belang atau noda-noda mengelupas.
PASAL 9
PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK
9.1 Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan Instalasi Listrik adalah
a. Pemasangan jaringan listrik
b. Pohon Lampu + Asessories Lengkap Terpasang
c. Pemasangan Lampu Hias Taman
d. Pemasangan Bok Skring & Panel
e. Pemasangan saklar dan, Stop Kontak Dll.
9.3.2 Instalasi listrik harus dikerjakan oleh pihak yang ahli atau pihak Instalatur Ahli dan telah
mempunyai sertifikat baik dari pihak PLN, Instalatur juga harus mendapat persetujuan dari
Direksi. Dalam hal ini pihak kontraktor tetap bertanggung jawab atas kesempurnaan hasil
pekerjaan pemasangan instalasi tersebut. Apabila merk, jenis dan type bahan yang disebutkan
diatas tidak ada maka boleh dipakai bahan yang sekwalitas.
9.3.3 Pemasangan instalasi listrik harus menggunakan sistem tegangan 220 Volt (sesuai dengan
yang telah ada). Dari panel listrik utama, didistribusikan secara radial ketempat-tempat yang
memerlukannya. Semua peralatan seperti panel – panel, stop kontak, sesuai dengan
peraturan yang ada.
9.3.4 Komponen – komponen bahan instalasi listrik harus berkwalitas baik dan sesuai dengan NI-6.
9.3.6 Lampu-lampu
Gambar-gambar yang ada, hanya menunjukkan letak kira-kira dari lampu-lampu,
sedangkan untuk lokasi yang tepat harus disesuaikan dengan gambar-gambar Arsitektur.
Lampu-lampu harus dari type yang cocok dipasang ditempat yang tepat secara baik.
9.4.1 Sebelum panel dilakasanakan terlebih dahulu pipa resnil dipasang pada dinding batu bata,
kemudian di hirup dengan plastrium.
9.4.2 Letak kabel, saklar, stop kontak, lampu dan panel diletakkan sesuai gambar rencana atau
petunjuk pengawas.
9.4.3 Sebelum pelaksanaan plafond jaringan kabel resik diletakkan pada lagur–lagur plafond.
9.4.4 Pemasangan lampu, saklar dan stop kontak seluruhnya dipasang setelah pekerjaan
pengecatan dilaksanakan.
PASAL 10
PEKERJAAN FASILITAS EKTERIOR BANGUNAN
PASAL 11
PEKERJAAN PANEL PAGAR
hollow dan stainless yang digunakan merupakan BRC pesanan dari supplier
dengan ukuran yang telah ditentukan.
PASAL 12
PEKERJAAN PASANGAN PAVING BLOCK
Pekerjaan pemasangan paving block dilakukan setelah pekerjaan struktur dan
pasangan selesaikan dilaksanakan.
Paving block yang digunakan merupakan paving block pesanan dari supplier.
PASAL 13
PEKERJAAN LAIN-LAIN
13.1 Pekerjaan lain – lain yang belum tersebut dalam bestek ini apabila belum mengerti harus segera
ditanyakan langsung pada pengawas.
13.2 Pekerjaan lain – lain dapat dilaksanakan sesuai dengan kondisi lapangan sehingga akan memperoleh
pekerjaan yang sempurna.
13.3 Pekerjaan lain – lain yang belum tercantum dalam bestek dan gambar agar dibuat gambar As build
drawing serta diajukan addendum (perubahan).
PASAL 14
PENUTUP
14.1 Pemborong membuat opname photografi sebanyak 3 (tiga) lembar pada saat belum dimulai, sedang
dalam pelaksanaan dan setelah selesai pekerjaan, pada pandangan yang sama 4 (empat) arah muka,
belakang, samping kiri dan samping kanan. Selain itu laporan harian serta semua Berita acara yang
diperlukan.
14.2 Perubahan gambar rencana sesuai dengan kondisi pelaksanaan pekerjaan dilapangan harus dibuat
gambar As Build Drawing untuk mendapatkan persetujuan pekerjaan dari Direksi.