Anda di halaman 1dari 5

Manifestasi Klinis Infertil

1. Wanita

a. Terjadi kelainan sistem endokrin


Ketidakseimbangan hormonal dapat memengaruhi infertilitas melalui sekresi gonadotrophin-
releasing hormone(GnRH) oleh hipotalamus, sehingga akan menginduksi kelenjar hipofisis yang
dapat mengontrol kelenjar lainnya di tubuh. Kelainan hormonal dapat memengaruhi ovulasi, seperti
pada hipertiroidisme, hipotiroidisme, PCOS, dan hiperprolaktinemia. Perubahan hormonal pada
aksis hipothalamus-hipofisis-adrenal dapat dipengaruhi oleh stress. Sebuah studi pada wanita infertil
akibat endometriosis menyatakan bahwa terjadi peningkatan kadar prolaktin pada wanita infertil.
Hiperprolaktinemia menyebabkan infertilitas dengan cara menghambat GnRH. Hambatan pada
sekresi GnRH selanjutnya akan menghambat hormon yang berperan dalam aktivitas reproduksi
wanita, seperti LH dan FSH. Sedangkan Sindrom ovarium polikistik (PCOS) disebabkan karena
kelebihan hormon androgen sehingga mengganggu perkembangan telur dan pelepasannya dari
indung telur. PCOS adalah penyebab utama infertilitas pada wanita.
(https://www.halodoc.com/ketahui-gejala-gangguan-sistem-endokrin)
Hasil penelitian juga menunjukan 2,3% perempuan yang bermasalah dengan kesuburan ternyata
sudah menderita gangguan tiroid (hipertiroidisme dan hipotiroidisme) lebih dulu dibandingkan
dengan 1,5% populasi umum. Hal ini berkaitan dengan fungsi hormon perangsang kelenjar tiroid
atau Thyroid Stimulating Hormone (TSH) yang berperan mengatur metabolisme tubuh melalui
hormon tiroid dan luteinizing hormone (Hormon LH) dan follicle stimulating hormone (FSH) yang
mempengaruhi fungsi reproduksi. (https://www.popmama.com/pregnancy/getting-
pregnant/ajengbahanawati/gangguan-kelenjar-tiroid-sebabkan-perempuan-susah-hamil/full)
Selain itu, hormon tiroid, triiodotironin dan reseptornya merupakan salah satu penyokong trofoblast.
Penelitian in vitro menunjukkan bahwa hormon tiroid bekerja secara langsung pada perkembangan
awal plasenta, stimulasi angiogenesis dan mendukung terjadinya invasi, serta diferensiasi sel
embrionik. Reseptor tiroid diekspresikan pada endometrium manusia, level tertinggi terlihat pada
endometrium reseptif dan faktor parakrin seperti faktor penghambat leukimia dan leptin yang
berperan penting dalam keberhasilan implantasi embrio. Sehingga dapat diketahui selain
menyebabkan gangguan menstruasi, gangguan fertilitas, disfungsi hormon tiroid juga mempengaruhi
kondisi janin selama dalam masa kandungan. Maka, jika ditemukan kasus mengenai gangguan
menstruasi dan fertilitas, perhatikan hubungannya dengan disfungsi hormon tiroid sehingga dapat
dilakukan intervensi sesegera mungkin. (Pengaruh Disfungsi Hormon Tiroid terhadap Siklus
Menstruasi pada Fungsi Reproduksi Wanita. Sayyidatun Nisa, Reni Zuraida
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/903)

b. Hipomenore dan amenore


Amenore merupakan salah satu perubahan klinis yang berhubungan dengan hipertiroid. Sejak saat
itu, amenore secara berkala dilaporkan berhubungan dengan perubahan lain pada siklus menstruasi,
termasuk, oligomenore, hipomenore, dan anovulasi. Gangguan ini telah dilaporkan terjadi pada lebih
dari setengah penderita hipertiroidisme. Perubahan ini dihubungkan dengan gangguan ovulasi dan
infertilitas. Gangguan fungsi menstruasi adalah salah satu indikator yang sangat penting dari fungsi
ovarium yang tampak. Siklus menstruasi yang tidak teratur atau lebih panjang berhubungan dengan
tidak adanya ovulasi. ( Pengaruh Disfungsi Hormon Tiroid terhadap Siklus Menstruasi pada Fungsi
Reproduksi Wanita. Sayyidatun Nisa, Reni Zuraida
https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/903)
c. P e r k e m b a n g a n s e k s s e k u n d e r ( pertumbuhan payudara, rambut pubis dan menarke pada anak
perempuan) y a n g t i d a k a d e k u a t .
H a l i n i m e n u n j u k k a n masalah pada aksis ovarium hipotalamus hipofisis atau aberasi genetik.
Peningkatan sekresi gonadotropin releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus, diikuti oleh sekuens
perubahan sistem endokrin yang kompleks yang melibatkan sistem umpan balik negatif dan positif.
Selanjutnya, akan diikuti dengan timbulnya tanda-tanda seks sekunder, pacu tumbuh, dan kesiapan
untuk reproduksi. (Adolescent Development (Perkembangan Remaja). Jose RL Batubara.
Departemen Ilmu Kesehatan Anak, RS Dr Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia, Jakarta. Sari Pediatri, Vol. 12, No. 1, Juni 2010)

d. W a n i t a d e n g a n s i n d r o m t u r n e r
Sindrom Turner disebabkan oleh hilangnya atau ketidaknormalan salah satu kromosom X. Kondisi
ini hanya mengenai anak perempuan. Mereka cenderung akan berperawakan pendek, m e m i l i k i
p a y u d a r a y a n g t i d a k    berkembang, gonadnya abnormal dan tidak memiliki indung telur yang
dapat berfungsi dengan baik. (http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/buklet-sindrom-
turner)

e. Wanita infertil dapat memiliki uterus


Meskipun memiliki uterus, seorang wanita dapat menjadi infertil karena adanya abnormalitas pada
uterus seperti mioma submukosum, polip endometrium, leiomyoma, dan sindrom asherman.
(Analysis of Factors Influencing Female Infertility. Ika Indarwati, Uki Retno Budi Hastuti, Yulia
Lanti Retno Dewi. Journal of Maternal and Child Health (2017), 2(2):150-161)

f. M o t i l i t a s t u b a d a n u j u n g f i m b r i e n y a d a p a t m e n u r u n a t a u h i l a n g
M e n u r u n a t a u h i l a n g n y a m o t i l i t a s t u b a d a n u j u n g f i m b r i e adalah ak i b a t d a r i
i n f e k s i ( i n f e k s i r a d a n g p a n g g u l , i n f e k s i a p p e n d i x ) , e n d o m e t r i o s i s , adhesi, atau
tumor disekitar organ reproduksi.

g. Traktus reproduksi internal yang abnormal.


Penyempitan saluran tuba dapat disebabkan karena infeksi r a d a n g p a n g g u l d a n i n f e k s i
a p p e n d i x , s e d a n g k a n uterus yang abnormal dapat disebabkan karena tumor atau adanya
endometriosis.

2. Pria

a. Riwayat terpajan benda-benda mutan yang membahayakan reproduksi ( panas, radiasi,


rokok, narkotik, alkohol, infeksi)
1) Suhu memegang peranan penting pada spermatogenesis. Pada mamalia spermatozoa hanya dapat
diproduksi bila suhu testis 29-30’C, sedikitnya. 1,5-2.0 0C· dibawah suhu dalam tubuh, kenaikan
suhu beberapa derajat akan menghambat proses spermatogenesis, sebaliknya suhu rendah akan
meningkatkan spermatogenesis pada manusia.
2) Tempat/ dataran tinggi. Atmosfer dataran tinggi (high altitude) juga menghambat pembuatan
spermatozoa.
3) Sinar Rontgen, spermatogonia dan spermatosit sangat peka terhadap sinar Rontgen, tapi
spermatic dan sel sertoli tidak banyak terpengaruh bahan kimia dan obat-abatan tertentu dapat
menghambat proses spermatogenesis, misal metronidazol, simetidin dan lain-lain.
(PENILAIAN TINGKAT FERTILITAS DAN PENATALAKSANAANNYA PADA PRIA.
Masrizal Khaidir. Jurnal Kesehatan Masyarakat, September 2006, I (1))
4) Alkohol merupakan substansi adiktif yang sangat berpengaruh pada fertilitas. Konsumsi alkohol
dengan rentang antara konsumsi alkohol yang jarang hingga yang berat sangat berdampak pada
kesehatan termasuk kegagalan fertilitas. Konsumsi alkohol dapat merusak aksi HPG dan
berpengaruh pada spermatogenesis sehingga menurunkan kualitas sperma.
5) Banyak penelitian yang menyelidiki pengaruh merokok terhadap infertilitas pria. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa merokok menyebabkan efek samping pada perburukan kualitas
sperma terutama pada perokok berat, perbedaan itu didasarkan pada begitu besarnya level stress
oksidatif semen pada perokok berat dibandingkan dengan perokok ringan maupun perokok pasif.

b. S t a t u s g i z i d a n n u t r i s i t e r u t a m a k e k u r a n g a n p r o t e i n d a n v i t a m i n
tertentu.
Pria yang tidak memiliki cukup protein cenderung memiliki sperma yang lebih buruk dan cairan
mani yang lebih rendah.

c. R iwayat infeksi genitorurinaria


Sebanyak 15 persen kasus pria tidak subur disebabkan oleh peradangan pada saluran kencing akibat
infeksi. Infeksi bakteri chlamydia trachomatis (bakteri penyebab klamidia) atau E. coli dapat
menyebabkan prostat meradang dan membengkak, sebuah kondisi yang dinamakan prostatitis.
Peradangan dapat menyebabkan timbulnya jaringan parut pada saluran prostat yang menuju
epididimis. Hal ini mengakibatkan volume air mani sedikit dan sel spermanya juga ikut sedikit.
Setidaknya 10 persen pria yang mengalami prostatitis, bahkan air maninya bisa tidak mengandung
sel sperma sama sekali (sperma encer). (https://hellosehat.com/kehamilan/kesuburan/infeksi-
penyebab-pria-tidak-subur/)

d. Hipertiroidisme dan hipotiroid


Kurang lebih 2% dari infertilitas pria disebabkan karena adanya kelainan endokrin antara lain berupa
kelainan tiroid. Kelainan tiroid dapat menyebabkan gangguan metabolisme androgen. Hormon
androgen sangat penting untuk keberlangsungan spermatogenesis secara normal.

e. Tumor hipofisis atau prolactinoma


Kelainan paras hipotalamus-hipopise seperti tidak adanya sekresi gonadotropin menyebabkan
gangguan spermatogenesis.

f. Penderita sindrom klinefelter


Sindrom klinefelter disebabkan oleh kelainan kromosom yaitu terjadi penambahan kromosom X.
Penderita mengalami testis yang tidak berfungsi baik, sehingga tidak terjadi spermatogenesis.

g. Ejakulasi retrograt
Ejakulasi retrograt adalah suatu kondisi ketika terjadi masalah pada otot sfingter kandung kemih
yang menyebabkan air mani bergerak mundur sehingga masuk ke dalam kandung kemih. Ketika
ejakulasi retrograt terjadi, air mani yang keluar dari penis akan menjadi lebih sedikit.
Ejakulasi retrograt mungkin disebabkan oleh:
1) Diabetes: Gula darah yang tidak terkontrol dalam waktu lama dapat merusak organ dan saraf,
sehingga mempengaruhi otot-otot pada kandung kemih.
2) Kerusakan pada sistem saraf: Cedera dan penyakit yang merusak sistem saraf, seperti multiple
sclerosis dan cedera tulang belakang, dapat merusak saraf dan otot kandung kemih. Pembedahan
pada tulang belakang bagian bawah mungkin juga memiliki efek yang serupa.
3) Pembedahan: Pembedahan pada prostat, testis, usus besar, rektum, kandung kemih, atau tulang
belakang bagian bawah dapat menyebabkan terjadinya ejakulasi retrograde.
4) Obat-obatan: Penggunaan obat-obatan dapat mengganggu ejakulasi. Obat-obatan yang dapat
menyebabkan ejakulasi retrograde adalah obat-obatan yang digunakan untuk mengobati:
a) Gejala yang berkaitan dengan pembesaran kelenjar prostat - tamsulosin (Flomax), alfuzosin
(Uroxatral), atau terazosin (Cardura).
b) Depresi - terutama inhibitor reuptake serotonin selektif (SSRI) seperti fluoxetine (Prozac),
sertraline (Zoloft).
c) Psikosis - seperti chlorpromazine (Thorazine), thioridazine (Mellaril) dan risperidone
(Risperdal).
Ejakulasi retrograt tidak mengganggu kemampuan pria untuk ereksi atau mencapai orgasme, tetapi
dapat menyebabkan infertilitas karena sperma tidak dapat mencapai rahim wanita. Ejakulasi
retrograt bertanggung jawab atas sekitar 1% dari semua kasus infertilitas pria di Amerika Serikat.
(https://www.honestdocs.id/ejakulasi-retrograde)

h. Kelainan penis/ uretra.


Kelainan penis/ uretra dapat berupa malformasi penis (mikropenis), aplasia, anomali orifisium uretra
(epispadia dan hipospadia), anomali preputium (fimosis), dan lain-lain. Atrofi testi primer yaitu
gangguan pertumbuhan dan perkembangan, kriptorkidism, trauma, torsi, peradangan, tumor. Hampir
9% infertilitas pria disebabkan karena kriptorkismus (testis tidak turun pada skrotum)

i. Gangguan spermatogenesis (kelainan jumlah, bentuk dan motilitas sperma)


setiap milliliter semen normalnya mengandung 100 juta sperma. Lima puluh persen pria dengan
hitung sperma 20-40 juta/mL dan pada dasarnya, semua pria dengan nilai hitung yang kurang dari 20
juta/mL dianggap mandul. Adanya banyak spermatozoa yang immotil atau cacat juga berkorelasi
dengan infertilitas.

j. Hernia scrotalis (hernia berat sampai ke kantong testis)


hernia scrotalis merupakan salah satu jenis hernia yang termasuk dalam hernia inguinal. Hanya saja,
kantung hernia pada jenis ini muncul sampai pada area skrotum atau testis.

k. Varikokel (varises pembuluh balik darah testis)


Varikokel yaitu terjadinya pemanjangan dan dilatasi serta kelokan-kelokan dari pleksus
pampiriformis yang mengakibatkan terjadinya gangguan vaskularisasi testis yang akan mengganggu
proses spermatogenesis.

l. Abnormalitas cairan semen


Semen terdiri dari dua bagian yaitu plasma seminalis dan spermatozoa atau sel kelamin jantan. Pada
manusia volume semen yang diejakulasikan secara normal sekitar 2-6 ml dengan pH antara 7,2-7,6.
Tabel 2.1 menyajikan komposisi cairan semen untuk tiap kali ejakulasi normal pada manusia.

Tabel 2.1 Kriteria variabel cairan semen pada ejakulasi normal manusia

Kriteria Nilai normal

Volume 2-6 ml
Warna Putih keabu-abuan
Bau Seperti buah kastanye
Kekentalan relatif 0-5 mm
pH 7,2-7,6
Sel darah merah Tidak ada
Sel darah putih ≤ 1 juta/ml
Penggumpalan Tidak ada
Konsentrasi ≥ 20 juta/ml

Cairan semen yang terlalu kental mengakibatkan sel sperma sulit bergerak. Pembuahan pun jadi sulit
karena sel sperma tak berhasil mencapai sel telur. (PENENTUAN ABNORMALITAS
PERGERAKAN SPERMATOZOA MANUSIA BERBASIS REGRESI LINIER. Moch. Hatta.
https://osf.io › download › format=pdf)

Anda mungkin juga menyukai