Anda di halaman 1dari 7

“KEGAWATDARURATAN NEUROLOGI DAN RESPIRASI”

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Kegawatdaruratan Dasar


Dosen Pengampu : Afnani Toyibah,A.Per.Pen,M.Pd

Disusun:
1. Nabella Sintia Deby (P17311181004)
2. Chindy Zulfanji J (P17311181011)
3. Fajria Cahyaningrum (P17311181023)
4. Laila Fitria R (P17311183044)

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN DAN PROFESI KEBIDANAN MALANG
TINGKAT 2
2020
A. STATUS ASMATIKUS

Status Asmatikus adalah kegawatdaruratan medis dimana gejala asma tidak membaik
pada pemberian bronkodilator inisial di unit gawat darurat. Secara umum Status Asmatikus
adalah penyakit asma berat yang disebabkan oleh peningkatan respon dari trachea dan bronkus
terhadap macam-macam stimuli yang ditandai dengan penyempitan bronkus dan bronkhiolus
yang berlebihan dari kelenjar-kelenjar di mukosa bronchus. Asma ini kurang berespon pada
pemberian terapi, dan pertimbangkan juga untuk pemasangan ETT (endrotracheal tube), penyakit
ini harus diobati dengan agresif.

Gambaran Klinis Status Asmatikus yakni :

 Penderita Tampak sakit berat dan sianosis


 Suara nafas menurun
 Sulit berkata (1 – 2 kata)
 Sesak bila posisi tidur terlentang
 Lelah
 Kesadaran turun
 Kadar CO2 meningkat di darah.
 Nafas cepat
 Retraksi otot bantu nafas
 Banyak berkeringat (bila kulit kering menunjukan kegawatan sebab penderita sudah jatuh
dalam dehidrasi berat)
 Kesadaran awal penderita awalnya cukup baik, namun lambat laun dapat memburuk yang
diawali dengan cemas, gelisah, kemudian jatuh koma.

3 faktor yang menyebabkan obstruksi jalan nafas yakni :

 Oedema & bengkak bronkus/bronkiolus


 Sekret meningkat
 Bronchospasme
Tindakan yang dilakukan :

 Monitor SaO2
 Oxygen
Terapi oksigen dilakukan untuk mengatasi dispena,sianosis, dan hipoksemia. Oksigen
aliran rendah yang dilembabkan baik dengan masker venture atau kateter hidung.
 Bronchodilator (albuterol via nebulizer /ETT)
 Corticosteroid
Korticosteroid dosis tinggi intraveni diberikan setai 2-8 jam tergantung beratnya
keadaan dan kecepatan respon.

 Infus
 ETT(Endo Tracheal Tube)
 Aminofilin
 Antibiotic

B. TRAUMA THORAKS

Trauma thoraks adalah luka atau cedera yang mengenai rongga thorax yang dapat
menyebabkan kerusakan pada dinding thorax ataupun isi dari cavum thorax yang disebabkan
oleh benda tajam atau benda tumpul dan dapat menyebabkan keadaan gawat thorax akut.
Dinding toraks merupakan rongga yang berbentuk kerucut, dimana pada bagian bawah lebih
besar dari pada bagian atas dan pada bagian belakang lebih panjang dari pada bagian depan.
Pada rongga toraks terdapat paru - paru dan mediastinum. Mediastinum adalah ruang didalam
rongga dada diantara kedua paru - paru. Di dalam rongga toraks terdapat beberapa sistem
diantaranya yaitu: sistem pernapasan dan peredaran darah. Organ yang terletak dalam
rongga dada yaitu; esophagus, paru, hati, jantung, pembuluh darah dan saluran limfe.

Pada rongga thorak terdapat organ penting diantaranya adalah :

 Paru
 Jantung
 Pembuluh darah
Adanya injuri atau trauma di dada disebabkan oleh :

 Benda tajam
 Benda tumpul

Penyebab trauma toraks tersering adalah kecelakaan kendaraan bermotor. Dalam trauma
akibat kecelakaan, ada lima jenis benturan (impact) yang berbeda, yaitu depan, samping,
belakang, berputar, dan terguling. Oleh karena itu harus dipertimbangkan untuk
mendapatkan riwayat yang lengkap karena setiap orang memiliki pola trauma yang
berbeda. Penyebab trauma toraks oleh karena trauma tajam dibedakan menjadi 3
berdasarkan tingkat energinya yaitu

 Berenergi rendah seperti trauma tusuk


 Berenergi sedang seperti tembakan pistol
 Berenergi tinggi seperti pada tembakan senjata militer.

Trauma toraks dapat mengakibatkan kerusakan pada tulang kosta dan sternum, rongga pleura
saluran nafas intratoraks dan parenkim paru. Kerusakan ini dapat terjadi tunggal ataupun
kombinasi tergantung dari mekanisme cedera.

Patofisiologis

 Nyeri dada
 Sesak
 Sianosis
 Jejas
 syok
Yang dapat mengakibatkan :

 Pneumothoraks
Adanya udara pada rongga pleura, yaitu dinding tipis diantara paru-paru dan rongga dada.
Tekanan dari udara yang menumpuk tersebut dapat memicu pengempisan paru-paru hingga
kolaps.

Gejala : Peningkatan tekanan dalam pleura akan menghalangi paru-paru untuk menggelembung
saat kita menarik nafas, kondisi inilah yang bisa menyebabkan nyeri dada mendadak dan sesak
napas, Gagal pernapasan dengan sianosis, Kolaps sirkulasi, Dada atau sisi yang terkena lebih
resonan pada perkusi dan suara napas yang terdapat jauh atau tidak terdengar sama sekali, Pada
auskultasi terdengar bunyi klik

Tindakan yang dilakukan :

1. Jalan nafas terbuka

2. Beri oksigen

3. Pasang infus RL/NS

4. Tutup luka dengan kasa steril

5. Segera kirim ke RS

6. WSD

7. Observasi TTV

 Hemothoraks
Adanya darah di dalam rongga dada. sebanyak >20 cc/Kg bb/jam (< 1500cc). Hal ini bisa terjadi
apabila trauma tumpul dapat menimbulkan fraktur tulang iga, sehingga terjadi robekan pembuluh
darah interkostalis dan juga menimbulkan robekan pada jaringan paru.

Gejala : gejala dan keluhan hemothorak tergantung dari berat ringannya trauma. Penderita bisa
mengeluh sesak napas, nyeri dada sampai shock serta anemia.

Tindakan yang dilakukan :

8. Jalan nafas terbuka


9. Beri oksigen

10. Pasang infus RL/NS

11. Tutup luka dengan kasa steril

12. Segera kirim ke RS

13. WSD

14. Observasi TTV

 Flail chest

Patah tulang sternum minimal 2 sternum dan tiap sternum minimal ada 2 tempat patah. Biasanya
sering disebabkan oleh trauma tumpulpada thorax, misalnya akibat kecelakaan kendaraan
bermotor, jatuh dari ketinggian, tindak kekerasan, atau benturan dengan energi yang besar.

Gejala :

Tindakan yang dilakukan :

1. Buka jalan nafas

2. Beri oxygen

3. Nafas dalam

4. Posisi semi fowler (jika sadar)

5. Stabilisasi patah tulang

6. Pasang infus RL/NS

7. Analgesik

8. Kirim segera ke RS

Anda mungkin juga menyukai