Oleh :
Puspaningtyas M. R. 26050118140069 Oseanografi B
Asisten Praktikum :
DEPARTEMEN OSEANOGRAFI
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
Lembar Pengesahan
No Keterangan Nilai
1 Pendahuluan
2 Pengolahan Data
3 Pembahasan
4 Kesimpulan
5 Daftar pustaka
6 Lampiran
Mengetahui,
Koordinator Mata Kuliah
Gelombang Laut
a. Kecepatan Gelombang
C 0= ¿
2π
9.8 x 6.5859
C 0=
2 x 3.14
C 0=10.2721
b. Panjang Gelombang
L0=C 0 T
L0=10.3874 x 6.5859
L0=67.6636
c. Klasifikasi Perairan
d 70.1069
=
L0 67.6636
¿ 1.0361
X = 1.0000
Tipe perairan yang didapatkan adalah dalam.
d. Panjang Gelombang
d
L=
d
L
70.1069
L=
1.0000
= 70.1069
e. Kecepatan Rambat Gelombang
2 πd
C= ¿ tanh
2π L
9.8 x 6.5859 2 x 3.14 x 70.1069
C= tanh
2 x 3.14 70.1069
¿ 10.4569
f. Kecepatan Grup Gelombang
1
Cg= ¿
2
1
Cg= ¿
2
= 5.2289
g. Tinggi Gelombang
H = H/Ho x Ho
H = 10.2721 x 1
= 0.9079
h. Energi Gelombang
1
E= ρg H 2
8
1 1025 x 9.8 x−3.89312
E=
8 1000
¿ 72.5599
i. Daya Gelombang
P=E C g
P=72.5599 x 5.2289
¿ 379.410
j. Elevasi Gelombang
H 2 πx 2 πt
η=
2
cos ( L
−
T )
0.9079 2 x 3.14 x 0.5 2 x 3.140.5
η=
2
cos( 70.1069
−
6.5859 )
= 0.4034
k. Kecepatan Horizontal
Hπ cosh ( k ( z +d ) )
U= cos (kx- σt)
T sin (kd )
0.9079 x 3.14 cosh ( 0.0896 (−3.8931+70.1069 ))
U= cos (0.0896 x 0.5 - 0.0038 x 0.5)
6.5859 sin (0.0896 x 70.1069)
= -1.0439
l. Kecepatan Vertikal
Hπ
w= sinh ¿ ¿
T
0.9079 x 3.14 sinh (0.0896 (−3.8931+70.1069 ))
w= sin(0.0896 x 0.5−0.0038 x 0.5)
6.5859 sin (0.0896 x 70.1069)
= -63094321921364
m. Percepatan Horizontal
H π2
a x =2 cosh ¿ ¿
T2
0.9079 x 3.142
a x =2 cosh ¿ ¿
6.58592
=0
n. Percepatan Vertikal
H π2
a z=−2 sinh ¿ ¿
T2
0.9079 x 3.14 2
a z=−2 sinh ¿ ¿
6.58592
= -0.021
o. Perpindahan Horizontal
−H cosh (k ( z +d ) )
ξ= sin ( kx−σt )
2 sinh (kd )
−0.9079
ξ= cosh ¿ ¿
2
¿0
p. Perpindahan Vertikal
H
ζ= sinh ¿ ¿
2
0.9079
ζ= sinh ¿ ¿
2
¿ 0.0231
Tabel 2. Data d = 70, z = -16
Simbol Data III+NIM data tambahan Nilai
Ho 0.9079 π1 3.14
T 6.5859 π2 180
d 70.1069 k1 0.0896
g 9.8 k2 5.1350
ρ 1025 σ1 0.0038
x (L) 0.5 σ2 16.2186
t (T) 0.5 kx-σt 127
z -15.8931
a. Kecepatan Gelombang
C 0= ¿
2π
9.8 x 6.5859
C 0=
2 x 3.14
C 0=10.2721
b. Panjang Gelombang
L0=C 0 T
L0=10.3874 x 6.5859
L0=67.6636
c. Klasifikasi Perairan
d 70.1069
=
L0 67.6636
¿ 1.0361
X = 1.0000
Tipe perairan yang didapatkan adalah dalam.
d. Panjang Gelombang
d
L=
d
L
70.1069
L=
1.0000
= 70.1069
e. Kecepatan Rambat Gelombang
2 πd
C= ¿ tanh
2π L
9.8 x 6.5859 2 x 3.14 x 70.1069
C= tanh
2 x 3.14 70.1069
¿ 10.4569
a. Kecepatan Gelombang
C 0= ¿
2π
9.8 x 6.5859
C 0=
2 x 3.14
C 0=10.2721
b. Panjang Gelombang
L0=C 0 T
L0=10.3874 x 6.5859
L0=67.6636
c. Klasifikasi Perairan
d 70.1069
=
L0 67.6636
¿ 1.0361
X = 1.0000
Tipe perairan yang didapatkan adalah dalam.
d. Panjang Gelombang
d
L=
d
L
70.1069
L=
1.0000
= 70.1069
e. Kecepatan Rambat Gelombang
2 πd
C= ¿ tanh
2π L
9.8 x 6.5859 2 x 3.14 x 70.1069
C= tanh
2 x 3.14 70.1069
¿ 10.4569
Gambar 1. Hasil d = 7, z = -4
KEDALAMAN PERAIRAN 35 M
Parameter Simbol Nilai Keterangan Simbol Data II+NIM data tambahan Nilai
Kecepatan Gelombang Co 10.2721 m/s Ho 0.9079 π1 3.14
Panjang Gelombang Lo 67.6636 m T 6.5859 π2 180
d/Lo 0.5188 d 35.1069 k1 0.0929
Klasifikasi Perairan
d/L 0.5195 Dalam g 9.8 k2 5.3272
L 67.5772 m ρ 1025 σ1 0.0038
Kecepatan Rambat Gelombang C 10.2665 m/s x (L) 0.5 σ2 16.3494
Kecepatan Grub Gelombang Cg 5.2315 m/s t (T) 0.5 kx-σt 126.1622
Tinggi Gelombang H 0.9006 m z -15.8931
Energi Gelombang E 68.8271 kJ
Daya Gelombang P 360.068 kwatt
Elevasi Gelombang eta 0.4002 Interpolasi
Kecepatan Horisontal u -3.0616 d/Lo d/L H/Ho
Kecepatan Vertikal w -7171215 0.5180 0.51951 0.9920
Percepatan Horisontal ax 0 0.51870 0.51951 0.9920
Percepatan Vertikal az -0.081 0.1890 0.52050 0.9920
Perindahan Horisontal zeta 0
Perpindahan Vertikal epsilon 0.0889
II.2.2 Perhitungan D1
II.2.3 Perhitungan D2
II.2.4 Perhitungan D3
Parameter Simbol DATA I Data I+NIM Data II Data II+NIM Data III Data III+NIM
Tinggi Awal Gelombang Ho 0.801 0.9079 0.801 0.9079 0.801 0.9079
Periode Gelombang T 6.479 6.5859 6.479 6.5859 6.479 6.5859
Panjang Gelombang L 48.89683 48.8968302 67.57722 67.5772215 70.1069 70.1069
Kedalaman Perairan d 7 7.1069 35 35.1069 70 70.1069
Percepatan Gravitasi g 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8 9.8
Massa Jenis Air ρ 1025 1025 1025 1025 1025 1025
Pada kedalaman 35 meter, grafik dari 60 data seluruhnya membentuk garis yang tidak
begitu menyatu antara satu sama lainnya, di mana semakin kecil epsilon, maka letak lintas
partikel akan semakin jauh dari permukaan air. Sementara itu, semakin besar nilai zeta, maka
jalur lintas partikel akan semakin lebar dan berbentuk pipih. Berbeda dengan grafik
kedalaman 7 meter, dapat dilihat bahwa semakin besar nilai z, maka letak lintas partikel akan
semakin jauh dan ukurannya juga akan semakin kecil bila dibandingkan dengan nilai z yang
kecil.
Pada kedalaman 70 meter, grafik dari 60 data seluruhnya membentuk garis yang tidak
begitu menyatu antara satu sama lainnya, di mana semakin kecil epsilon, maka letak lintas
partikel akan semakin jauh dari permukaan air. Sementara itu, semakin besar nilai zeta, maka
jalur lintas partikel akan semakin lebar dan berbentuk pipih. Berbeda dengan grafik
kedalaman 7 meter, dapat dilihat bahwa semakin besar nilai z, maka letak lintas partikel akan
semakin jauh dan ukurannya juga akan semakin kecil bila dibandingkan dengan nilai z yang
kecil. Sedangkan bila dibandingkan dengan grafik kedalaman 35 meter, dapat terlihat bahwa
nilai zeta kedalaman 70 meter jauh lebih kecil seiring dengan kurangnya nilai epsilon.
Pulu, et. al. (2019), yang mengatakan bahwa dalam gelombang, terdapat partikel-partikel
air yang berubah selama penjalaran gelombang dari laut dalam sampai laut dangkal, di mana
semakin dangka; perairan, maka bentuk lintasan partikel akan berbentuk semakin elips. Hal
ini didukung oleh pendapat McCormick (2010), yang mengatakan bahwa partikel air
bergerak dalam bentuk jalur yang hampir bulat bila rasio kemiringan gelombang memiliki
nilai yang kecil dan bila gelombang tidak dipengaruhi oleh dasar perairan. Dari grafik
lintasan partikel, dapat dilihat bahwa axis minor berbanding lurus dengan ketinggian
gelombang, sehingga bila gelombang berada di perairan yang dalam, maka nilai axis mayor
dan minor akan sama, dan ketinggian gelombang akan sama dengan diameter lintasan
partikel terbesar.
Dalam grafik yang lintasan partikel kedalaman 7 meter, 35 meter, dan 70 meter, dapat
dilihat bahwa bentuk lintasan partikel semakin dalam semakin menyerupai elips. Hal ini
tidak seharusnya terjadi karena menurut Azis (2006), semakin dalam perairan, maka bentuk
lintasan partikel akan semakin bulat. Akan tetapi sisi lain, McCormick (2010) berpendapat
bahwa partikel air bergerak dalam bentuk jalur yang hampir bulat bila rasio kemiringan
gelombang memiliki nilai yang kecil, sehingga kemungkinan besar, gelombang yang
terbentuk pada kedalaman 35 meter dan 70 meter memiliki kemiringan gelombang yang
besar, sehingga jalur lintas partikel berbentuk pipih.
IV. KESIMPULAN
IV.1 Kesimpulan
Kesimpulan dalam praktikum ini adalah:
1. Mengetahui kriteria yang digunakan untuk membangun teori gelombang linier
(amplitudo kecil).
2. Mampu menjelaskan dan menggunakan persamaan teori gelombang Airy beserta
parameter – parameter gelombang.
3. Mampu menggambarkan dan memahami lintasan partikel air berdasarkan
kedalaman relatifnya.
DAFTAR PUSTAKA
Pulu, S., D. Arin, E. R. Bungin, dan M. Selitung. 2019. Pengaruh Rangkaian Struktur Tenggelam
Tidak Simetris Berbentuk Segitiga Terhadap Refleksi Gelombang. Paulus Civil Engineering
Journal 1(2).
LAMPIRAN
1. Nilai Tabel Karakteristik setiap kedalaman dan variasi z
2. Grafik tiap kedalaman dan variasi z
3. Grafik tiap kedalaman, variasi z dan tiap perubahan nilai panjang gelombang