Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MANDIRI

KONSEP DAN ANALISIS PERENCANAAN DAN


PERAMALAN KEUANGAN SERTA MANAJEMEN RESIKO
Mata Kuliah: Manajemen Keuangan Lanjutan

Nama Mahasiswa : Suriani


NPM : 140610098
Kode Kelas : 161-MN033-M1
Dosen : Renniwaty Siringoringo, SE.,MSi.

UNIVERSITAS PUTERA BATAM


2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya sampaikan kehadiran Allah swt Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah mencurahkan nikmatnya serta kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan
makalah saya ini yang berjudul “Konsep dan Analisis Perencanaan dan Peramalan
Keuangan serta Manajemen Resiko” yang makalah ini saya buat dalam rangka
memenuhi tugas dari salah satu mata kuliah saya yaitu Manajemen Keuangan
Lanjutan, di program studi Manajemen Perbankan Universitas Putera Batam.
Saya menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan pada makalah ini, oleh
karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para pembaca
demi tercapainya kesempurnaan dalam pembuatan makalah yang akan datang.
Saya berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat bagi yang
membutuhkan serta dapat menambah pengetahuan bagi pembacanya.

Batam, Desember 2016

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ................................................................................................... i


Daftar Isi ............................................................................................................... ii

Bab I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan ......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Perencanaan Keuangan .............................................................................. 3
2.1.1 Definisi Perencanaan Keuangan ................................................................ 3
2.1.2 Dasar Perencanaan Keuangan .................................................................... 3
2.1.3 Bentuk-Bentuk Perencanaan Keuangan ..................................................... 4
2.1.4 Proses Perencanaan Keuangan ................................................................... 4
2.1.5 Model Perencanaan Keuangan .................................................................... 5
2.1.6 Manfaat Perencanaan Keuangan ................................................................ 6
2.2 Peramalan Keuangan ................................................................................... 6
2.2.1 Pengertian Peramalan Keuangan................................................................. 6
2.2.2 Langkah-langkah peramalan keuangan ...................................................... 7
2.2.3 Ketidakpastian dalam peramalan keuangan ............................................... 7
2.2.4 Jenis-jenis Peramalan Keuangan ................................................................. 8
2.2.5 Metode Peramalan Keuangan ..................................................................... 9
2.2.6 Langkah-Langkah Peramalan Keuangan .................................................... 9
2.3 Manajemen Risiko..................................................................................... 11
2.3.1 Definisi Manajemen Resiko ...................................................................... 11
2.3.2 Jenis-jenis Manajemen Resiko .................................................................. 11
2.3.3 Analisis Manajemen Resiko ...................................................................... 12
2.3.4 Penanganan Resiko .................................................................................. 13

ii
2.3.5 Menggunakan Derivatif untuk mengurangi resiko .................................... 13
2.4 Contoh Kasus (Manajemen Resiko) .......................................................... 14

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 15
3.2 Saran ................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Perencanaan (planning) dan peramalan (forecasting) merupakan dua hal
yang selalu diperbandingkan. Perencanaan mengindikasikan apa yang
seharusnya terjadi di masa yang akan datang (normatif), sedangkan
peramalan merupakan suatu bagian yang terintegrasi dari proses perencanaan
keuangan dan terkait dengan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang
(positif). Agak sulit dipahami, karena beda-beda tipis antara pengertian
perencanaan di satu pihak dengan peramalan di pihak lain.
Perencanaan dihubungkan dengan pengelolaan (how to manage) yakni
Planning,Implementation and Evaluation. Planning adalah suatu uraian tugas
atau kegiatan usaha yang disusun secara logis,sistematik,terukur dan dapat
dicapai. Tugas atau kegiatan tersebut dilaksanakan, diorganisasikan,dipantau
atau diawasi, dilakukan perbaikan seperlunya agar tidak menyimpang dari
yang direncanakan. Setiap tugas atau kegiatan yang dilakukan dilaporkan dan
dievaluasi dengan membandingkannya dengan yang direncanakan apakah
sesuai atau tidak. Dalam perencanaan keuangan, berbagai aspek perlu
dipertimbangkan sehingga keputusan keuangan akan memberikan struktur
keuangan yang optimal bagi perusahaan baik yang berkaitan dengan sumber
maupun penggunaan keuangan perusahaan. Untuk itu arus dana merupakan
salah satu hal yang sangta penting dalam perusahaan.
Peramalan kerap bertukar tempat dengan estimasi, prakiraan, proyeksi,
ekspektasi dan lain sebagainya (how to analyze). Jika how to manage bersifat
manajerial maka how to analyze bersifat akademis (scientific). Bantuan
akademik terhadap kebutuhan manajerial tidak bisa diabaikan. Karena
perencanaan yang baik sangat ditentukan oleh hasil peramalan yang baik.
Sebab, peramalan yang baik sangat mengandalkan basis data/informasi
(empiric) yang baik.

1
Sedangkan Manajemen risiko merupakan salah satu elemen penting dalam
menjalankan bisnis perusahaan karena semakin berkembangnya dunia
perusahaan serta meningkatnya kompleksitas aktivitas perusahaan
mengakibatkan meningkatnya tingkat risiko yang dihadapi perusahaan.
Sasaran utama dari implementasi manajemen risiko adalah melindungi
perusahaan terhadap kerugian yang mungkin timbul. Lembaga perusahaan
mengelola risiko dengan menyeimbangkan antara strategi bisnis dengan
pengelolaan risikonya sehingga perusahaan akan mendapatkan hasil optimal
dari operasionalnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu perencanaan dan peramalan keuangan?
2. Bagaimana konsep dan analisis perencanaan dan peramalan keuangan?
3. Apa itu manajemen resiko?
4. Bagaimana konsep dan analisis manajemen resiko?

1.3 Tujuan dan Manfaat penelitian


1. Untuk mengetahui apa itu perencanaan dan peramalan keuangan serta
manajemen resiko
2. Untuk mengetahui bagaimana konsep dan analisis perencanaan dan peramalan
keuangan serta manajemen resiko

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perencanaan Keuangan


2.1.1 Definisi perencanaan keuangan
Perencanaan keuangan merupakan salah satu bagian dari proses
perencanaan organisasi (corporate planning). Dari perencanaan diharapkan
perusahaan dapat menghindari kesalahan-kesalahan, menghasilkan
keputusan yang terbaik yang pada akhirnya mampu meningkatkan kinerja
dari suatu perusahaan. Perencanaan keuangan dimaksudkan untuk
memperkirakan posisi dan kondisi keuangan di masa yang akan datang.
Dengan demikian dapat diperkirakan apakah kondisi perusahaan perlu
menambah dana dari luar, bagaimana profitabilitas perusahaan di masa yang
akan datang dan sebagainya.
Perencanaan keuangan memberikan panduan bagi perubahan dan
pertumbuhan yang terjadi di dalam perusahaan. Karena tujuan utama dari
perencanaan keuangan adalah untuk memberikan arah pertumbuhan dan
perkembangan pada perusahaan secara berkelanjutan.

2.1.2 Dasar Perencanaan Keuangan


Perencanaan keuangan tergantung dari macam perencanaan keuangan
yang dibuat. apabila korporasi membuat perencanaan keuangan untuk suatu
periode tertentu,dengan demikian dasar perencanaan yang baik adalah posisi
laporan terakhir. sedangkan apabila korporasi akan membuat anggaran kas
maka dasar perencanaan yang baik adalah menilainya dari rencana
penerimaan dan pengeluaran kas dalam periode yang direncanakan. Bentuk
perencanaan dan proyeksi keuangan dapat bervariasi diantaranya seperti
perencanaan keuangan dan proyeksi kas. Proyeksi kas menjadi sedemikian
penting bagi korporasi karena kas merupakan alat yang sangat penting untuk
memenuhi kewajiban.

3
2.1.3 Bentuk-bentuk perencanaan keuangan
Bentuk-bentuk perencanaan keuangan diantaranya sebagai berikut:
1. Neraca
Neraca merupakan laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta
modal dari suatu perusahaan pada suatu saat tertentu. Menurut Fress dan
Warren (1992:25), Neraca merupakan Suatu daftar aktiva, kewajiban dan
modal pemilik perusahaan pada tanggal tertentu yang biasanya pada
tanggal terakhir suatu bulan atau tahun.
Jadi tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan suatu
perusahaan pada suatu tanggal tertentu, biasanya pada waktu buku-buku
ditutup dan ditentukan sisanya pada suatu akhir tahun fiskal atau tahun
kelender, sehingga neraca sering disebut balance sheet.
2. Laporan Laba Rugi
Laporan rugi laba merupakan suatu laporan sistematis tentang
pendapatan/ hasil usaha, beban, laba perusahaan atau rugi yang diperoleh
oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut Keiso dan
Waygandt (1995:177), perhitungan laba rugi adalah: “Laporan yang
mengukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu
tertentu.” Pentingnya perhitungan laba rugi karena beberapa alasan, alasan
utamanya adalah bahwa laporan yang membantu mereka dalam
meramalkan jumlah, waktu dan ketidak pastian dari arus kas masa depan.

2.1.4 Proses Perencanaan Keuangan


Proses perencanaan keuangan terbagi menjadi enam langkah yaitu:
1. Memproyeksikan laporan keuangan dan menggunakan proyeksi ini untuk
menganalisis dampak dari rencana operasi terhadap proyeksi laba dan
berbagai rasio keuangan.
2. Menentukan dana yang dibutuhkan untuk mendukung lima tahunan. Hal
ini mencakup baik dana untuk pabrik dan peralatan maupun dana untuk
persediaan dan piutang usaha,program penelitian dan pengembangan serta
kampanye periklanan utama.

4
3. Meramalkan ketersediaan dana dalam lima tahun kedepan yang mana hal
ini melibatkan penyusutan estimasi untuk dana yang akan dihasilkan baik
secara internal maupun dana yang akan diperoleh dari sumber-sumber
eksternal.
4. Menetapkan dan menjaga suatu sistem pengendalian yang mengatur
alokasi dan penggunaan dana didalam perusahaan.
5. Mengembangkan prosedur guna menyesuaikan rencana dasar jika ramalan
ekonomi yang mendasari rencana tersebut tidak terjadi. Misalnya jika
ternyata lebih kuat dari pada yang diramalkan.
6. Menetapkan suatu sistem konpensasi manajemen berbasis kinerja. Adalah
sangat penting bahwa sistem semacam itu memberikan penghargaan
kepada para manajer karena mereka melakukan apa yang diinginkan oleh
pemegang saham yaitu memaksimalkan harga saham.
Dua aspek penting dalam proses perencanaan keuangan yakni:
1. Perencanaan uang tunai, meliputi persiapan dari penyusunan budget kas
perusahaan.
2. Perencanaan laba, perencanaan laba perusahaan yang dibuat dalam
bentuk laporan keuangan proforma. Kedua hal tersebut tidak hanya
berguna bagi perencanaan keuangan intern tetapi juga dibutuhkan bagi
pemberi pinjaman baik sekarang maupun yang akan datang. (Sundjaja
dan Barlian, 2003:162).

2.1.5 Model Perencanaan Keuangan


Menurut Stephen A. Ross dkk., bahwa “Masing-masing model dapat
memiliki kompleksitas yang bervariasi, tetapi hampir semuanya akan
memiliki unsur-unsur seperti:
1. Ramalan penjualan. Hampir semua rencana keuangan meminta adanya
ramalan penjualan yang diberikan secara eksternal.
2. Laporan Pro Forma. Sebuah rencana keuangan akan memiliki ramalan
neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas.
Meskipun perencanaan keuangan dapat dilakukan dengan
menggunakan kalkulator, hampir semua ramalan perusahaan dibuat dengan

5
model peramalan terkomputerisasi. Kebanyakan model peramalan pada
program kertas kerja computer seperti Microsoft exel. Kertas kerja
computer memiliki dua keunggulan utama dibandingkan dengan
perhitungan manual yakni pertama membuat suatu model kertas kerja
computer jauh lebih cepat dibandingkan dengan membuat ramalan
“manual” jika periode ramalan mencakup satu atau dua tahun. Kedua, dan
yang lebih penting dengan model kertas kerja computer kita daapat
mengubah input dan langsung menghitung ulang laporan keuangan
proyeksi serta rasio sehingga memudahkan manajer untuk menentukan
dampak dari perubahan-perubahan dalam variable seperti penjualan unit,
biaya tenaga kerja dan harga jual.

2.1.6 Manfaat Perencanaan Keuangan


1. Mengetahui interaksi yakni rencana keuangan harus dapat menunjukkan
hubungan antara rencana investasi dan pendanaan
2. Menilai berbagai pilihan atau alternative
3. Menghindari kejutan
4. Memastikan kelayakan sasaran

2.2 Peramalan Keuangan


2.2.1 Pengertian Peramalan Keuangan
Peramalan diartikan bagaimana memperkirakan kondisi yang akan
terjadi dimasa yang akan datang. Memperkirakan artinya menetapkan hal-
hal apa yang akan terjadi dimasa yang akan datang. Dasar untuk
memperkirakan kondisi kedepan dapat kita gunakan data masa lalu, makin
banyak data masa lalu akan makin baik dan factor yang mempengaruhi
dimasa yang akan datang.
Peramalan dalam manajemen keuangan digunakan untuk
memperkirakan kebutuhan keuangan perusahaan dimasa yang akan datang.

6
2.2.2 Langkah-Langkah Peramalan Keuangan
Langkah dasar dalam meramalkan pendanaan yang dibutuhkan dimasa
yang akan datang itu yakni:
1. Memproyeksikan pendapatan penjualan perusahaan serta semua biaya
sepanjang periode perencanaan
2. Memperkirakan tingkat investasi pada aktiva lancar serta aktiva tetap yang
dibutuhkan untuk mendukung penjualan yang diramalkan.
3. Menentukan jumlah kebutuhan dana bagi perusahaan sepanjang periode
perencanaan.
Dalam melakukan peramalan, pimpinan perusahaaan juga harus
mempertimbangkan berbagai strategi yang akan digunakan. Hasil
peramalan tidak dapat dikatakan pasti atau tepat. Hanya saja manajemen
berharap bahwa hasil ramalan tidak jauh berbeda dengan ramalan yang
telah dilakukan. Akan sangat berbahaya jika ternyata hasil ramalan meleset
jauh dari hasil peramalan, karena akan menyebabkan kerugian yang cukup
besar akibat barang tidak mampu diserap oleh konsumen dengan berbagai
sebab. Oleh karena itu, sebelum meramal sebaiknya kondisi data dan
informasi tersebut dapat dijadiakan acuan bagi kondisi sekarang dan
dimasa yang akan datang haruslah benar-benar dapat dipercaya.

2.2.3 Ketidakpastian dalam peramalan keuangan


Dalam melakukan peramalan kondisi ini dapat dijadikan alat untuk
melakukan peramalan, apa yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang
dengan asumsi-asumsi tertentu. Hal ini perlu dilakukan mengingat dimasa
yang akan datang penuh dengan berbagai ketidakpastian. Ketidakpastian ini
perlu diperhitungkan secara matang. Dalam praktiknya ketidakpastian yang
akan datang meliputi hal-hal:
1. Ketidakpastian ekonomi, terutama yang berkaitan dengan perubahan
harga (inflasi), kekuatan daya beli masyarakat, ketersediaan bahan baku,
tenaga kerja, atau faktor lainnya.

7
2. Ketidakpastian politik, terutama yang berkaitan dengan kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah yang berkuasa, terutama yang memiliki
hubungan langsung dengan produk yang ditawarkan.
3. Ketidakpastian sosial dan budaya, yang berkaitan dengan pergeseran
selera, gaya hidup, dan kebiasaan masyarakat yang terus berkembang.
4. Ketidakpastian lingkungan alam, baik pergeseran penduduk, kelangkaan
bahan baku, maupun faktor bencana alam.
5. Ketidakpastian persaingan baik dalam negeri maupun masuknya produk
dari kelanjutan kepemimpinan perusahaan ke depan akibat pergantian,
atau pengunduran diri akibt berbagai sebab, dan lainnya.
6. ketidakpastian kelanjutan kepemimpinan perusahaan kedepan akibat
pergantian, atau pengunduran diri akibat berbagai sebab, dan lainnya.
Dalam praktiknya hampir dipastikan tidak ada hasil ramalan yang
tepat 100% atau berhasil, namun paling tidak dengan melakukan
peramalan yang dengan mengidentifikasikan hal-hal yang akan terjadi ke
depan, faktor risiko kegagalan dapat diminimalkan.

2.2.4 Jenis-Jenis Peramalan Keuangan


Terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan jenis peramalan, hal ini
tergantung dari sudut mana kita memandangnya. Jenis-jenis peramalan
dimaksud antara lain:
1. Jika dilihat dari segi penyusunnya
a. Peramalan subjektif, merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar
perasaan atau feeling dari yang menyusunnya. Dalam hal ini pandangan
dan pengalaman masa lalu dari orang yang menyusunnya sangat
menentukan hasil ramalan.
b. Peramalan objektif, merupakan peramalan yang didasarkan atas data dan
informasi yang ada, kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik atau
metode tertentu. Data yang digunakan biasanya data masa lalu untuk
beberapa metode.
2. Dilihat dari segi sifat ramalan

8
a. Peramalan kualitatif, merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar
data kualitatif dan biasanya peramalan ini didasarkan kepada hasil
penyelidikan sebelumnya.
b. Peramalan kuantitatif merupakan peramalan yang didasarkan atas dasar
data kuantitatif masa lalu (dalam bentuk angka-angka).
3. Dilihat dari segi jangka waktu
a. Peramalan jangka pendek merupakan peramalan yang didasarkan pada
waktu kurang 1 tahun.
b. Peramalan jangka menengah merupakan peramalan yang didasarkan pada
waktu rentang dari 1 tahun sampai 3 tahun.
c. Peramalan jangka panjang merupakan peramalan yang didasarkan pada
kurun waktu lebih dari 3 tahun.

2.2.5 Metode Peramalan Keuangan


Model yang dapat digunakan dalam peramalan keuangan yaitu meliputi:
1. Metode rasio konstan (constant ratio method)
Metode rasio konstan (constant ratio method) merupakan suatu metode
untuk meramalkan laporan keuangan dan kebutuhan keuangan di masa
mendatang, dengan asumsi asumsi rasio-rasio keuangan tertentu akan tetap
konstan (Brigham dan Houston, 1999:120).
2. Metode regresi linier
Metode ini mencari hubungan regresi dari variabel dependen (semua
pos aktiva dan pasiva yang terkait dengan penjualan) dengan variabel
independen (tingkat penjualan) dan menyatakan hubungan tersebut dalam
persamaan regresi (Husnan, 1992).
(Husnan, 1982:113), Metode-metode lain yang dapat digunakan dalam
peramalan, antara lain:
1. Metode diagram pencar atau regresi sederhana.
2. Metode regresi berganda.
3. Metode regresi “curviliniear”.

9
2.2.6 Langkah-Langkah Peramalan
Agar peramalan dapat memberikan hasil yang memuaskan maka
haruslah mengikuti prosedur atau langkah-langkah yang telah ditetapkan
dalam peramalan. Dengan mengikuti setiap langkah yang telah ditetapkan,
paling tidak dapat menghindari kesalahan yang tidak perlu, sehingga hasil
peramalan tidak perlu diragukan. Secara umum langkah-langkah yang
dilakukan dalam proses melakukan peramalan sebagai berikut:
1. Mengumpulkan Data
Pengumpulan data merupakan langkah awal yang harus dilakukan. Data
yang dilakukan merupakan data masa lalu (lampau). Pengumpulan data
dapat dilakukan dengan pengumpulan data sekunder dan data primer.
Pengumpulan data sekunder maksudnya adalah data yang diperoleh dari
berbagai sumber seperti: perpustakaan, koran, serta laporan lainnya adapun
data primer diperoleh dari lapangan dengan menggunakan observasi,
wawancara atau dengan menyebarkan kuesioner.
2. Mengolah Data
Data yang sudah dikumpulkan kemudian dibuat tabulasi data. Dengan
demikian akan diketahui pola data yang dimiliki dan memudahkan kita
untuk melakukan peramalan melalui metode peramalan yang ada.
3. Menentukan Metode Peramalan
Setelah data dditabulasi, barulah kita menentukan metode peramalan
yang cocok untuk data tersebut. Terdapat banyak metode dalam
melakukan peramalan. Hendaknya metode yang dipilih adalah metode
yang paling tepat atau metode yang paling kecil penyimpangannya.
Pemilihan metode peramalan harus mempertimbangkan faktor horizon
waktu, pola data, jenis peramalan, faktor biaya, ketepatan dan kemudahan
penggunaannya.
4. Memproyeksikan Data
Seperti diketahui bahwa akan ada perubahan di masa yang akan datang
seperti perubahan ekonomi, politik, sosial, atau perubahan
kemasyarakatan lainnya perubahan ini akan berakibat tidak tepatnya hasil
peramalan. Agar kita dapat meminimalkan penyimpangan terhadap

10
perubahan, maka perlu dilakukan proyeksi data dengan pertimbangan
faktor perubahan tersebut untuk beberapa perubahan tersebut untuk
beberapa periode .
5. Mengambil keputusan
Hasil peramalan yang telah di lakukan di gunakan untuk mengambil
keputusan untuk tidak membuat berbagai perencanaan seperti
perencanaan produksi, keuangan, penjualan dan perencanaan lainnya,
baik untuk perencanaan jangka pendek maupun perencanaan jangka
panjang berkaitan dengan keuangan adalah jumlah dana yang harus di
sediakan dan waktu penyediaannya.

2.3 Manajemen Resiko


2.3.1 Pengertian Manajemen Resiko
Langkah pertama dalam melakukan manajemen resiko adalah
mengetaui dengan pasti definisi resiko. Tanpa mengetahui apa yang
dimaksud dengan resiko maka seseorang akan kesulitan dan mungkin tidak
dapat melakukan manajemen resiko.
Menurut Tony Pramana 2011:22, Manajemen risiko adalah suatu sistem
pengawasan risiko, bahkan perlindungan atas harta benda, keuntungan, serta
keuangan badan usaha atau perorangan atas kemungkinan timbulnya suatu
kerugian karena adanya risiko tersebut. Dalam pengertian praktisi, konsep
ini dapat diartikan sebagai proteksi ekonomis terhadap kerugian yang
mungkin timbul atas aset dan pendapatan suatu perusahaan. Dalam konteks
proyek, manajemen risiko adalah seni dan pengetahuan dalam
mengidentifikasi, menganalisis serta menjawab faktor-fator risiko sepanjang
masa proyek.

2.3.2 Jenis-Jenis Resiko


Risiko dapat dibedakan berdasarkan sifatnya yaitu : (Tony Pramana,
2011:37)
1. Resiko murni, adalah resiko yang hanya menawarkan prospek terjadinya
kerugian. Contohnya meliputi resiko sebuah pabrik akan musuh karena

11
kebakaran atau adanya tuntutan pertanggungjawaban produk yang akan
mengakibatkan kerugian besar bagi perusahaan.
2. Resiko spekulatif, adalah situasi yang menawarkan adanya peluang meraih
keuntungan namun juga mungkin dapat mengakibatkan kerugian. Jadi,
investasi pada proyek-proyek baru dan sekuritas akan melibatkan resiko
spekulatif.

2.3.3 Analisis Manajemen Resiko


Menurut ISO 31000, (dalam Leo J.Susilo & Victor Riwu Kaho, 2014:
134), analisis risiko adalah upaya untuk memahami risiko lebih dalam Hasil
analisis risiko ini akan menjadi masukan bagi evaluasi risiko dan untuk
proses pengambilan keputusan mengenai perlakuan terhadap risiko tersebut.
Termasuk dalam pengertian ini adalah cara dan strategi yang tepat dalam
memperlakukan risiko tersebut.
Analisis risiko meliputi kegiatan-kegiatan yang menganalisis sumber
risiko dan pemicu terjadinya risiko, dampak positif dan negatif serta
kemungkinan terjadinya. Analisis risiko dapat dilaksanakan dengan tingkat
kerincian yang bervariasi, tergantung dari jenis risiko, sasaran analisis
risiko, informasi data dan sumber daya yang tersedia. Tujuan dari analisis
risiko adalah melakukan analisis dampak dan kemungkinan semua risiko
yang dapat menghambat tercapainya sasaran organisasi, juga semua peluang
yang mungkin dihadapi organisasi.
Risiko dalam manajemen risiko bukan sekedar suatu kejadian, peristiwa
atau kondisi yang dapat berkembang atau terjadi, namun mencakup pula
berbagai informasi yang terkait dengan kejadian, peristiwa atau kondisi
tersebut. Metode atau pendekatan yang di pakai untuk mengidentifikasi
risiko tergantung pada proses penentuan konteks manajemen risiko. Proses
identifikasi risiko dapat menggunakan berbagai metode antara lain metode
berbasis branchstorming, check list, flowcharting dan lainnya.

12
2.3.4 Penanganan Resiko
Salah satu aspek penting dalam manajemen resiko perusahaan adalah
penanganan resiko, bagaimana menangani resiko-resiko yang dihadapi agar
kerugian perusahaan menjadi seminimal mungkin. Jika kerugian bisa
diminimalkan, itu berarti perusahaan memperoleh keuntungan yang lebih
besar. Jenis-Jenis Penanganan resiko yakni menggunakan metode:
1. Peta Resiko. Yakni gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua
sumbu yaitu sumbu vertical menggambarkan profitabilitas dan sumbu
horizontal menggambarkan dampak dan dalam hal ini diperlukan data
historis (Ronny Kountur 2008:107).
2. Metode akromasi. Yakni cara untuk mengetahui probabilitas dan dampak
risiko dengan cara menanyakan kira-kira berapa probabilitas dan dampak
dari suatu resiko kepada orang lain (Ronny Kountur 2008:115).
3. Preventif. Yakni strategi penanganan resiko yang dilakukan apabila
probabilitas risiko terlalu besar (Ronny Kountur 2008:122).
4. Mitigasi. Yakni strategi penanganan risiko yang dimaksudkan untuk
memperkecil dampak yang ditimbulkan dari risiko (Ronny Kountur
2008:129).

2.3.5 Menggunakan Derivatif Untuk Mengurangi Resiko


Perusahaan dapat terkena berbagai resiko yang terkait dengan tingkat
suku bunga harga saham, dan fluktuasi nilai tukar didalam pasar keuangan.
Bagi seorang investor salah satu cara yang paling jelas dalam mengurangi
resiko keuangan adalah dengan memilih fortopolio saham dan sekuritas
uang yang terterdiversifikasi secara luas termasuk dalamnya sekuritas
internasional dan utang dengan berbagai waktu jatuh tempo. Penggunaan
derivative untuk mengurangi resiko dilakukan yakni dengan:
1. Melakukan Lindung Nilai dengan Future
2. Exposer harga sekuritas
3. Eksposur harga komoditas
4. Penggunaan dan penyalahgunaan derivatif

13
2.4 Contoh Kasus (Manajemen Resiko)
KASUS MANAJEMEN RESIKO PT LAPINDO BRANTAS Inc.
Lapindo Brantas Inc. adalah salah satu perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja
Sama (KKKS) yang ditunjuk BPMIGAS untuk melakukan proses pengeboran
minyak dan gas bumi di Indonesia.

Permasalahan
Bencana ekologis nasional lumpur panas atau dikenal dengan nama
lumpur lapindo yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo Propinsi Jawa Timur
dimulai pada tanggal 28 Mei 2006, saat gas beracun dan lumpur panas
menyembur di dekat sumur pengeboran Banjar Panji-1 milik PT Lapindo
Brantas, Inc. yang hingga saat ini belum juga selesai.
Dari kasus ini ada beberapa resiko yang terjadi dan atau akan terjadi dari
aktifitas semburan lumpur PT Lapindo Brantas Inc tersebut :
1. Kerusakan lingkungan (polusi), semburan lumpur yang keluar dari pengeboran
PT Lapindo Brantas Inc. akan merusak ekosistem sekitar, baik itu tumbuhan
maupun ekosistem lainnya. Dikarenakan luapan lumpur yang bervolume
terlalu besar sehingga direncanakan akan dibuang atau dialirkan ke laut
melewati sungai porongdan sungai aloo, dalam hal ini akan mencemari
ekosistem sekitar baik itu didaratan maupun laut yang akan tercemari oleh
logam kadmium ( Cd ) dan timbal ( Pb ) lumpur tersebut dan juga sangat
berbahaya bagi manusia apabila kadarnya jauh diambang batas sesuai
hasil penelitian oleh pihak Wahana Lingkungan Hidup /WALHI. Selain itu,
lumpur yang akan dialirkan keperairan sungai porong dan sungai aloo akan
merusak dan berbahaya terhadap biota air terutama jenis Crustaceae karena
kandungan senyawa phenol “menurut Niniek Herawati dalam tesisnya tentang
analisis risiko lingkungan aliran air lumpur lapindo ke badan air (studi kasus
sungai porong dan sungai aloo – kabupaten Sidoarjo)
2. Resiko Hukum , dalam kasus ini PT Lapindo Brantas Inc. akan dikenakan
hukuman atas pelanggaran yang telah dilakukan perusahaan tersebut karena
telah mengeluarkan polusi melebihi batas yang diizinkan dengan hukuman
denda sampai pada hukuman yang paling berat ( penjara ).

14
3. Reputasi, kesalahan yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas Inc. beserta
perusahan kontraktornya yaitu PT Medici Citra Nusantara ini akan
berdampak buruk bagi kredibilitas perusahan yang dimiliki oleh Aburizal
Bakrie tersebut.
4. Resiko Pembebanan APBN RI, Pembahasan RUU APBN Perubahan 2013
akhirnya menyepakati satu poin pembahasan tentang alokasi anggaran untuk
penanggulangan lumpur Lapindo. Fraksi-fraksi di DPR menyepakati alokasi
anggaran sebesar Rp 155 miliar. Tak sepantasnya kesalahan PT Lapindo
Brantas Inc. ini mendapatkan alokasi dana APBN, dan seharusnya beban
bencana lumpur ini diserahkan ke perusahan yang dimiliki keluarga Aburizal
Bakrie. Begitu besarnya anggaran yang telah dikeluarkan untuk bencana
lumpur lapindo ini sangat merugikan negara ini hingga Rp. 6,3 Trilliun dari
tahun 2007 hingga 2013 sebagai rincian APBN 2006 sebesar Rp. 6,3 Miliar,
APBN 2007 sebesar Rp. 144,4 Miliar, APBN 2008 sebesar Rp. 513,1 Miliar,
APBN 2009 sebesar Rp. 705,8 Miliar, APBN 2010 sebesar Rp. 636,8 Miliar,
APBN 2011 sebesar Rp. 1,262 Triliun, APBN 2012 sebesar Rp. 1,304 Triliun,
APBN sebesar 2013 Rp. 1,488 Triliun.
5. Resiko Keuangan, atas kejadian ini bukan hanya negara yang dirugikan oleh
PT Lapindo Brantas melainkan warga sekitar lumpur juga mengalami
kerugian atas begitu besarnya lumpur yang keluar dari sumur pengeboran
Banjar Panji-1 ini ke pemukiman mereka dan persawahan mereka pun tak
luput oleh luapan lumpur tersebut. Para karyawan juga merasa dirugikan,
karena mereka harus diberhentikan oleh perusahaan tersebut walaupun mereka
juga menerima gaji dan pesangon dari pihak perusahaan. PT Lapindo Brantas
Inc. sudah pasti terkena dampak resiko keuangan atas kejadian ini karena
harus membayar ganti rugi terhadap warga sekitar yang terkena dampak ini
dan juga untuk membayar gaji dan pesangon para pekerjanya yang akan
diberhentikan.
6. Resiko Terhadap Izin Usaha, akibat dari permasalahan ini legalitas serta
perizinan usaha PT Lapindo Brantas terancam akan dicabut oleh pemerintah
karena perusahaan tersebut dianggap bermasalah dan merugikan banyak
pihak.

15
Solusi
Dari resiko-resiko atau permasalahan mengenai kasus tersebut dapat di
tarik kesimpulan atau cara untuk mengantisipasi atau meminimalkan resiko
kejadian tersebut dikemudian hari yakni dengan cara:
1. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan), sebagai salah satu
perusahaan yang mengeksplorasi lingkungan, PT Lapindo Brantas dianjurkan
untuk melakukan kegiatas tersebut sebelum kegiatan usaha tersebut
dimulai untuk mengantisipasi resiko terhadapat lingkungan yang akan dan
atau telah dieksplorasi sehingga tidak menggannggu ekosistem dan
lingkungan yang ada disekitar perusahaan.
2. Teknologi, gunakanlah teknologi yang sesuai dengan usaha yang akan dimulai
untuk dapat memudahkan resiko-resiko yang akan terjadi dikemudian hari.
Buatlah pula keputusan dengan beberapa para ahli dalam mengatasi resiko
yang telah terjadi.
3. Lokasi yang Strategis, penentuan lokasi usaha sangat mempengaruhi pada
dampak resiko usaha yang terjadi. Usahakan lokasi usaha jauh dari lingkungan
masyarakat agar dapat mengantisipasi limbah yang ada dan tidak mengganggu
masyarakat sekitar.
4. Audit lingkungan

16
BAB III
PENUTUP

2.3 Kesimpulan
Dari uraian diatas mengenai konsep dan analisis perencanaan dan
peramalan keuangan serta manajemen resiko dapat ditarik kesimpulan bahwa
perencanaan dan peramalan keuangan serta manajemen resiko sangat penting
bagi setiap perusahaan. Perencanaan dan peramalan keuangan sangat penting
untuk menyusun rencana keuangan dan meramalkan keuangan perusahaan
dimasa mendatang yakni seberapa besar dana yang harus dikeluarkan serta
bagaimana ramalan keuangan dimasa mendatang, terutama bagi pihak
manajemen.
Apabila perencanaan keuangan disajikan dengan baik dan benar tentunya
peramalan keuangan untuk jangka waktu yang akan datang akan terlaksana
dengan baik pula. Sedangkan manajemen resiko penting untuk menghindari,
mengurangi atau bahkan mengatasi resiko yang mungkin terjadi. Manajemen
resiko berpengaruh terhadap kelangsungan suatu perusahaan. Tidak hanya itu,
manajemen resiko juga bisa mengukur suatu resiko yang terjadi pada
perusahaan serta memudahkan Manejer perusahaan membuat dan mengambil
keputusan-keputusan yang baru yang berguna bagi perusahaan.

2.4 Saran
Dengan adanya contoh kasus tentang manajemen resiko diatas
membuktikan bahwa pentingnya pengelolaan yang baik dalam suatu
perusahaan agar tidak tidak terjadi hal hal buruk yang dapat merugikan
perusahaan.
Demikian makalah ini saya buat,saya menyadari masih terdapat banyak
kekurangan dalam pembuatan makalah ini, untuk itu saya mohon saran yang
membangun demi terciptanya makalah-makalah selanjutnya. Terimakasih

17
DAFTAR PUSTAKA

Brigham,Eugene E dan Houston,Joel F.2006.Dasar-Dasar Manajemen


Keuangan.Jakarta:Salemba Empat
Darmawi,Herman.1990.Manajemen Resiko.Padang:Bumi Aksara
Kountor,Ronny.2008.Mudah memahami manajmemen risiko
perusahaan.Jakarta:Penerbit PPM
Sjahrial,Dermawan.2008.Pengantar Manajemen Keuangan.Jakarta:Penerbit Mitra
Wacana Media
Tampubolon,Manahan P.2013.Manajemen Keuangan (Financial Management).
Jakarta:Penerbit Mitra Wacana Media
http://dokumen.tips/documents/manajemen-resiko-pt-lapindo-brantas-inc.html

iv

Anda mungkin juga menyukai