Atas dasar surat tersebut, mahasiswa melaksanakan tugas kunjungan rumah dalam rangka
pemberian pelayanan kesehatan jiwa, khususnya asuhan keperawatan jiwa kepada keluarga klien
yang beridentitas sebagai berikut:
Nama : Tn. S
Umur : 34 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Tanggal MRS : 16 Oktober 2019
Alamat : Jl. Nelayan 1 Kecamatan Sungailiat
Waktu Kunjungan:
Hari Sabtu tanggal 30 November 2019, pukul 15.00 WIB tiba di kediaman keluarga klien
di Jl. Nelayan 1 Sungailiat.
A. Definisi
1. Halusinasi adalah salah satu gejala gangguan jiwa dimana klien mengalami perubahan
sensori persepsi, merasakan sensasi palsu berupa suara, penglihatan, pengecapan,
parabaan atau penghiduan. Klien merasakan stimulus yang sebetul-betulnya tidak ada
(Damaiyanti, 2012).
2. Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana pasien mempersepsikan
sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanda ada rangsangan
dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa
stimulus eksteren: persepsi palsu. (Prabowo, 2014)
B. Karakteristik Halusinasi
Menurut (Menurut Stuart, 2007 dalam Sutejo 2017), jenis halusinasi antara lain:
1. Halusinasi pendengaran (Auditorik) 70 %
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara-suara orang, biasanya
klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan apa yang sedang dipikirkannya
dan memerintahkan untuk melakukan sesuatu.
2. Halusinasi penglihatan (Visual) 20 %
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran cahaya,
gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas dan kompleks.
Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan
3. Halusinasi penghidu (Olfactory)
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang menjijikkan seperti:
darah, urine atau feses. Kadang-kadang terhirup bau harum. Biasanya berhubungan dengan
stroke, tumor, kejang dan dementia.
4. Halusinasi Peraba (Tactile)
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang
terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
5. Halusinasi Pengecap (Gustatory)
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan,
merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau feses.
6. Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah mengalir melalui vena
atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan urine
7. Halusinasi Kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak.
2. Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah adanya
hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna, putus asa dan
tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah koping dapat
mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat, 2006).
Menurut Stuart (2007), faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:
a. Biologis
Gangguan dalam komunikasi dan putaran balik otak, yang mengatur proses
informasi serta abnormalitas pada mekanisme pintu masuk dalam otak yang
mengakibatkan ketidakmampuan untuk secara selektif menanggapi stimulus yang
diterima oleh otak untuk diinterpretasikan.
b. Stress lingkungan
Ambang toleransi terhadap stress yang berinteraksi terhadap stressor lingkungan
untuk menentukan terjadinya gangguan perilaku
c. Sumber koping
Sumber koping mempengaruhi respon individu dalam menanggapi stressor.
E. Fase-Fase Halusinasi
MenurutYosep (2014) ,tahapan halusinasi terdiri dari 5 tahap, yaitu :
Merupakan fase awal seseorang sebelum muncul halusinasi. Klien merasa banyak masalah,
ingin menghindar dari lingkungan, takut diketahui orang lain bahwa dirinya banyak
masalah. Masalah makin terasa sulit karena banyak stressor terakumulasi. Masalah terasa
menekan karena terakumulasi sedangkan support system kurang dan persepsi terhadap
masalah sangat buruk. Sulit tidur berlangsung terus-menerus sehingga terbiasa mengkhayal
2. Tahap II (comforting)
Comforting, dimana halusinasi secara umum diterima sebagai sesuatu yang alami dan juga
sebagai fase menyenangkan. Karakteristik dari fase ini klien mengalami stress, cemas,
perasaan perpisahan, perasaan rasa bersalah, kesepian yang memuncak, dan tidak dapat
diselesaikan. Pada fase ini klien berperilaku tersenyum atau tertawa yang tidak sesuai,
menggerakkan bibir tanpasuara, pergerakan mata cepat, respon verbal yang lambat jika
karakteristik klien pada fase ini menjadi pengalaman sensori menjijikkan dan menakutkan,
kecemasan meningkat, melamun dan berfikir sendiri menjadi dominan, mulai merasakan
ada bisikan yang tidak jelas. Klien tidak ingin orang lain tahu dan klien ingin
mengontrolnya. Perilaku klien pada fase ini biasanya meningkatkan tanda-tanda system
syaraf otonom seperti peningkatan denyut jantung dan tekanan darah, klien asyik dengan
4. Tahap IV (controling)
Controlling disebut juga ansietas berat, yaitu pengalaman sensori menjadi berkuasa.
Karakteristik klien meliputi bisikan, suara, bayangan, isi halusinasi semakin menonjol,
menguasai dan mengontrol klien. Tanda-tanda fisik berupa berkeringat, tremor, dan tidak
5. Tahap V (conquering)
Conquering disebut juga fase panic yaitu klien lebur dengan halusinasinya termasuk
dalam psikotik berat. Karakteristik yang muncul pada klien meliputi halusinasi berubah
menjadi mengancam, memerintah dan memarahi klien. Klien menjad itakut, tidak berdaya,
hilang kontrol dan tidak dapat berhubungan secara nyata dengan orang lain dan
lingkungan.
Aziz, 2003. Pedoman Asuhan Keperawan Jiwa, Semarang: RSUD Dr. Amino Gondo Utomo
Iskandar. 2015. Laporan Pendahuluan Gangguan Persepsi Sensori: Halusinasi. Dimuat dalam
http://kuliahiskandar.blogspot.co.id/2015/01/laporan-pendahuluan-halusinasi.html, diakses
tanggal 30 November 2019
Keliat, 1995. Proses Keperawatan Jiwa Edisi I, Jakarta: EGCTim MPKP RS. Dr. Ernaldi Bahar
Prov. Sumatera Selatan, 2011. Model Asuhan Keperawatan Jiwa: Palembang
Prabowo, E. (2014). Konsep dan Aplikasi Asuhan Keperawatan Jiwa.Yogyakarta: NuhaMedika
Sutejo. (2017). Keperawatan Jiwa. Yogyakarta: PustakaBaru Press.
Yoseph, Iyus, 2009. Keperawatan Jiwa, Bandung: Rapika Aditama
DOKUMENTASI HOME VISITE