Anda di halaman 1dari 6

E-COMMERCE

ANALISIS VALUASI MARKETPLACE DALAM MENCETAK


CUAN & DAMPAK YANG DITIMBULKAN VIRUS CORONA
PADA PANGSA PASAR

DISUSUN OLEH :

PUTERI MEIDYA QATRUNADA


180809377

DIV MANAJEMEN TRANSPORTASI UDARA


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KEDIRGANTARAAN
YOGYAKARTA 2018/2019
A.Valuasi Marketplace dalam Mencetak Keuntungan

Bisnis e-commerce adalah bisnis yang banyak digandrungi di seluruh dunia. Bisnis e-
commerce terbukti memiliki valuasi tinggi dan mampu mencetak keuntungan sebanyak mungkin
tanpa harus memerlukan banyak SDM seperti model bisnis lainnya. Bisnis e-commerce tidak
melulu bisnis marketplace, tapi mencakup semua bisnis yang menggunakan media online
(internet) untuk menjualkan dan memasarkan produk mereka, bahkan untuk menjalankan setiap
jengkal aktifitas bisnis mereka. Bisnis e-commerce mencakup bisnis toko online, bisnis
marketplace, bahkan bisnis aplikasi untuk Android atau iOS.

Kunci kesuksesan sebuah bisnis e-commerce adalah : mendapatkan pemasukan atau


mencari suntikan dana dari investor. Hal ini dilakukan Tokopedia yang mendapat suntikan dana
dari Softbank dan Alibaba atau Bukalapak dengan Mirae Asset-Naver Asia Growth Fund. Selain
itu, keuntungan situs e-commerce juga berasal dari komisi para pedagang yang berjualan di
situsnya. Menariknya, ada juga e-commerce yang tidak meminta komisi pada para penjualnya.
Menurut iPrice, ada tujuh cara lain bagi perusahaan e-commerce untuk mendapatkan pemasukan.
Pertama, mereka bisa menawarkan keanggotaan berbayar. E-commerce akan membiarkan para
penjual menjajaki jualannya dengan gratis. Namun, mereka menyediakan fitur-fitur khusus yang
hanya bisa dinikmati oleh penjual yang menjadi anggota berbayar. Fitur premium yang
ditawarkan beragam, mulai dari penataan tampilan toko, statistik penjualan, pengelolaan produk,
kuota etalase yang lebih banyak, hingga pemilihan strategi agar produk bisa menajdi laku. Cara
lainnya adalah dengan menyediakan iklan atau promosi berbayar pada penjual. Para penjual bisa
memanfaatkan fitur ini bahkan jika mereka bukan anggota berbayar. Ketiga, perusahaan e-
commerce bisa menyediakan keanggotaan toko resmi. Biasanya, keanggotaan toko resmi hanya
ditawarkan pada penjual yang memiliki merek resmi dan menjual barang orisinal. Penjual yang
menjadi toko resmi akan dapat menampilkan produk mereka di halaman eksklusif. Keanggotaan
toko resmi biasanya juga merupakan jaminan bahwa sebuah toko akan menawarkan pengalaman
berbelanja yang aman dan nyaman.

Perusahaan e-commerce juga bisa menawarkan jasa pembuata konten. Biasanya, ini
ditawarkan untuk penjual yang ingin agar etalase tokonya terlihat profesional. Jasa yang
ditawarkan beragam, mulai dari konten berupa teks, foto, hingga teknik SEO (Search Engine
Optimization). Mereka juga bisa menawarkan workshop berbayar bagi penjual yang ingin belajar
tentang strategi berjualan untuk meningkatkan penjualan. Membuat jasa pengiriman barang
sendiri juga bisa jadi salah satu cara bagi perusahaan e-commerce untuk mendapatkan
pemasukan. Dengan ini, perusahaan juga bisa mengoptimalkan waktu dan biaya pengiriman
produk. Terakhir, situs e-commerce bisa menawarkan produk digital, seperti pulsa, uang
elektronik, tiket transportasi, asuransi kesehatan dan lain sebagainya.

Banyak dari situs marketplace tersebut memberikan layanan FREE alias gratis kepada
penggunanya. Uang hasil penjualan produk langsung ditransfer ke rekening penjual tanpa
potongan sedikit pun. Marketplace ini berbeda dengan model bisnis toko online, meskipun sama-
sama menjual barang. Toko online dimiliki oleh satu pengusaha yang biasanya menjualkan
produk yang dihasilkan oleh bisnis mereka sendiri. Sedangkan marketplace berisi ratusan hingga
ribuan penjual yang tidak mampu membuka toko online tapi membutuhkan tempat untuk
menjualkan produk mereka. Barang yang berhasil terjual, uangnya akan disetorkan ke penjual.

Contoh marketplace : Alibaba.com, sebuah situs marketplace yang mengkhususkan diri


untuk menjual produk-produk pengusaha di China ke luar negeri. Alibaba.com kini memiliki
valuasi sebesar milyaran dollar dan jumlahnya akan terus naik setiap tahun. Salah satu syarat
sebuah bisnis memiliki valuasi yang besar adalah mereka memiliki revenue yang besar pula.
Padahal Alibaba.com merupakan situs gratis yang mengizinkan siapa saja di China menjual
produk mereka secara wholesale. Member atau penjual di Alibaba.com tidak dikenakan biaya
member, dan mereka dapat mengupload produk mereka secara gratis kapan saja.

Sekilas kita akan dibuat kebingungan dengan sistem bisnis marketplace. Tidak tampak
ada jasa yang dijual karena semua pedagang bisa menggunakan marketplace secara free. Tapi
tahukah Anda bahwa marketplace seperti Alibaba.com memiliki fitur untuk memunculkan
produk Anda paling atas atau paling depan supaya langsung terlihat oleh pengunjung? Fitur
inilah yang berbayar. Makin depan dan makin atas, makin mahal seorang pengguna harus
membayarnya ke pihak marketplace. Tetapi semakin depan dan semakin atas, semakin mudah
juga pengunjung marketplace untuk melihat produk Anda. Ada juga fitur banner yang
mengizinkan penjual di marketplace untuk membuat banner khusus tentang produknya di
halaman depan (home) marketplace. Semakin besar ukuran banner, semakin mahal pula biaya
yang harus dibayar. Dan biaya semua fitur ini tidak berlangsung selamanya, melainkan ada batas
waktu. Bisa 3 hari,7 hari, atau bahkan 1 bulan. Jika habis masa tayangnya, maka penjual harus
membayar lagi supaya orang mudah menemukan produknya lewat banner-banner tersebut. Jika
Anda tidak menggunakan fitur ini, maka produk Anda akan tenggelam dan tergeser oleh produk-
produk dari pedagang lain yang baru diupload. Orang jadi sulit untuk menemukan produk Anda.

Selain mendapatkan pembayaran dari fitur-fitur di atas, sebuah marketplace juga


mendapatkan uang dari payment gateaway mereka. Orang akan membayar produk yang mereka
beli ke rekening marketplace. Lalu pihak marketplace akan meneruskan pembayaran ke penjual
setelah barang diterima oleh pembeli. Di sini ada jeda waktu dana mengendap di marketplace.
Dan tidak semua penjual langsung menarik dananya. Ada yang ditarik seminggu kemudian,
bahkan sebulan kemudian. Semakin banyak dana terkumpul di marketplace, semakin banyak
uang yang bisa diputar untuk operasional dan pengembangan e-commerce itu sendiri. Saat dana
ditransfer ke penjual, e-commerce telah melakukan banyak pengembangan sehingga bisnisnya
makin besar. Dan tentunya bisa menarik makin banyak penjual dan pembeli lagi.

B.Dampak Wabah Virus Corona pada Perkembangan Marketplace

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada
banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus
ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory
Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Infeksi virus Corona atau
COVID-19 bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti hidung berair dan
meler, sakit kepala, batuk, nyeri tenggorokan, dan demam; atau gejala penyakit infeksi
pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri
dada. Virus corona yang berasal dari Wuhan, Cina tersebut menyebabkan wabah pneumonia
merebak di Wuhan, Cina, hal ini membuat khawatir banyak pihak. Selain telah menginfeksi
ribuan orang dan ratusan di antaranya meninggal dunia, virus tersebut juga sudah menyebar luas
di Asia hingga Eropa.
Dalam perkembangan dunia Marketplace ataupun E-Commerce hal ini tidak begitu
berpengaruh secara signifikan. Hanya masalah ketertundaan barang yang biasanya terjadi karena
penutupan sementara penerbangan ke Negeri Tirai Bambu tersebut sebagai respons dari status
darurat global virus Corona. Dampak tersebut tidak bisa diantisipasi maupun dikendalikan
karena berasal dari wabah penyakit yang termasuk dalam kondisi kahar atau force majeure.
Namun, belum ada data pendukung yang bisa ditunjukkan sehubungan dengan persentase
penurunan aktivitas logistik. Pengiriman barang/kargo dari dan ke China baik melalui pelabuhan
maupun bandara dipastikan akan tetap berjalan seperti biasa. Sementara pengiriman hewan hidup (life
animal) dari negara yang sama dihentikan sementara. Alasan tidak dihentikannya pengiriman kargo
dari China karena belum ada temuan penularan virus Corona melalui barang atau kargo. Adapun,
dampak negatif tidak sampai dialami oleh pemain logistik untuk pengiriman domestik. World
Health Organization (WHO) belum memberikan himbauan terkait penghentian aktivitas kargo
dan logistik. Sementara, terkait dengan penghentian pengiriman hewan hidup dari China tetap
dilakukan, karena diketahui penularan virus Corona selain ditularkan dari manusia ke manusia
juga dapat ditularkan dari hewan hidup.
DAFTAR PUSTAKA

Bisnis. Ekonomi. 2020. Dampak Virus Corona Pengiriman Barang Bakal Telat.
https://ekonomi.bisnis.com/read/20200205/98/1197744/dampak-virus-corona-pengiriman-
barang-bakal-telat

(Diakses 9 Maret 2020)

Kompas. 2020. Amankah Beli Produk China.


https://www.kompas.com/tren/read/2020/01/28/192100265/amankah-beli-produk-china-di-online-
shop-saat-merebaknya-virus-corona

(Diakses 9 Maret 2020)

Alona. 2019. Bagaimana Sebuah Perusahaan Marketplace Sukses.


https://www.alona.co.id/inspirasi/bagaimana-sebuah-perusahaan-marketplace-sukses-dan-
mendapatkan-uang-contoh-kasus-alibaba-com/

(Diakses 9 Maret 2020)

Anda mungkin juga menyukai