Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MANAJEMEN KEPERAWATAN

PENDELEGASI DAN SERAH TERIMA

Disusun oleh:
Yuyun Dwi Nofita
P1337420716012

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN MAGELANG
2020
BAB I
PENDAHULUANA.
A. Latar Belakang
Profesionalisme dalam pelayanan keperawatan dapat dicapai denganmengoptimalkan
peran dan fungsi perawat, terutama peran dan fungsimandiri perawat. Hal ini dapat
diwujudkan dengan baik melaluikomunikasi efektif antar perawat, maupun dengan tim
kesehatan yang lain.Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan efektivitasnya
adalah saat penggunaan shift
(timbang terima pasien).Timbang terima pasien (operan) merupakan teknik atau cara
untuk menyampaikan dan menerima sesuatu (laporan) yang berkaitan dengankeadaan
pasien. Timbang terima pasien harus dilakukan seefektif mungkindengan menjelaskan
secara singkat, jelas dan lengkap tentang tindakanmandiri perawat, tindakan kolaboratif
yang sudah dilakukan!belum dan perkembangan pasien saat itu. "nformasi yang
disampaikan harus akuratsehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengansempurna. Timbang terima dilakukan saat perawat primer keperawatankepada
perawat primer (penanggung jaawab) dinas sore atau dinas malamsecara tertulis dan
lisan. Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada fase pengarahandalam proses
manajemen karena sebagian besar tugas yang diselesaikanoleh manajer (tingkat bawah,
menengah dan atas) bukan hanya hasil usahamereka sendiri, tetapi juga hasil usaha
pegawai. Lagi manajer, pendelegasian bukan merupakan pilihan tetapi suatu keharusan.
Ada banyak tugas yang sering kali harus diselesaikan oleh satu orang. Talamsituasi ini,
pendelegasian sering terkait erat dengan produktivitas.Ada banyak alasan yang tepat
untuk melakukan pendelegasian. Kadangkala manajer harus mendelegasikan tugas rutin
sehingga mereka dapatmenangani masalah yang lebih kompleks atau yang membutuhkan
keahliandengan tingkat yang lebih tinggi. Manajer dapat mendelegasikan tugas
jikaseseorang telah dipersiapkan dengan lebih baik atau memiliki keahlianyang tinggi
atau lebih cakap tentang cara menyelesaikan masalah.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami serta menerapkan konseptimbang terima dan
pendelegasian dalam keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui konsep timbang terima dalam keperawatan
b. Untuk mengetahui konsep pendelegasian dalam keperawatan
c. Untuk menerapkan di roleplay konsep timbang terima dalamkeperawatan
d. Untuk menerapkan di role play konsep pendelegasian dalamkeperawatan
BAB II
PEMBAHASAN
DELEGASI DAN SUPERVISI

A. DELEGASI  
a. Pengertian Delegasi
Pendelegasian yang baik bergantung pada keseimbangan antara tiga komponen
utama yaitu tanggung jawap, kemampuan dan wewenang. Tanggung jawab
(responsibility) adaalah suatu raa tanggung jawab terhadap penerimaan suatu tugas.
Kemampuan (accountability) adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas
yang di delegasikan. Wewenang authority) adalah pemberian hak dan kekuasaan kepada
delegasi utuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang dilimpakan.
Delegasi yaitu penyelesaian suatu pekaryaan melalui orang lain atau dapat juga
diartikan sebagai pelimpahan suatu tugas kepada seseorang atau kelompok dalam
menyelesaikan tujuan organisasi (Marquis dan Huston, 1998).
Delegasi adalah proses dimana manajer mengalokasikan wewenang kepada
bawahannya. Sebagai manajer perawat menerima prinsip-prinsip delegasi agar menjadi
lebih produktif dalam melakukan fungsi-fungsi manajemen lainnya.

b. Konsep Dasar Pendelegasian yang Efektif


Lima komponen yang mendasari efektivitas dalam pendelegasian, yaitu :
1.      Pendelegasian bukan suatu system untuk mengurangi tanggung jawab. Tetapi suatu
cara untuk membuat tanggung jawab menjadi bermakna. Manager keperawatan sering
mendelegasikan tanggung jawab kepada staf dalam melaksanakan asuhan terhadap
pasien. Misalnya, dalam penerapan model asuhan keperawatan primer, seorang perawat
primer (PP) melimpahkan tanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada perawat pendamping/ associate (PA). Perawat primer memberikan tanggung
jawab yang penuh dalam merawat pasien yang didelegaika.
2.      Tanggung jawab atau otoritasnharus didelegasikan secara seimbang. Perawat primer
menyusun tujuan tindakan keperawatan. Tanggung jawab untuk melaksanakan tujuan/
rencana didelegasikan kepada staf yang sesuai atau menguasai kasus yang dilimpahkan.
Kemudian PP memberikan wewenang kepaa perawat PA untuk mengambil semua
keputusan menyangkut keadaan pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Proses tersebut harus meliputi:
a. Pengkajian kebutuhan pasien;
b. Identifikasi tugas yang dapat dilaksanakan dengan bantuan orang lain;
c. Mendidik dan memberikan pelatihan supaya tugas dapat dilaksnakan dengan aman dan
kompeten;
d. Proses menentuan kompetensi dalam membantu seseorang;
e. Ketersediaan supervisi yang cukup oleh PP;
f. Proses evaluasi yang terus menerus dalam membantu seseorang;
g. Proses komunikasi tentang keadaan pasien antara PP dan PA.

1.     Empat kegiatan dalam delegasi wewenang: 


a. Manager perawat menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya kepada orang
yang diberi pelimpahan.
b. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan.
c. Perawat yang menerima delegasi baik eksplisit maupun implisit menimbulkan
kewajiban dan tanggung jawab.
d. Manajer perawat menerima pertanggungjawaban (akontabilitas) atas hasil yang telah
dicapai.
2.     Aalasan mengapa pendelegasian diperlukan :
a. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat mencapai hasil yang lebih baik dari
pada semua kegiatan ditangani sendiri.
b. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
c. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat dapat memusatkan perhatian
terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
d. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang,
bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk belajar dari kesalahan
atau keberhasilan.
c. Prinsip utama pendelegasian
1. Tugas teknis, hampir semua tugas teknis didelegasikan oleh supervisor kepada
stafnya.
2. Tugas manajerial, tidak dapat didelegasikan semuanya karena tugas tersebut
memerlukan supervisi dan pemberian wewenang. Misalnya, staf dapat menyusun suatu
perencanaan, anggaran pembelian. Tetapi tugas untuk membuat persetujuan,
rekomendasi, pelaksanaan masih merupakan hak dan wewenang seorang supervisor.
1. Cara pendelegasian
2) Seleksi dan susun tugas
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang harus
dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf. Kemudian menyiapkan
laporan yang kontinyu, menjawab setiap pertanyaan, menyiapkan jadual berurutan
dengan kriteria waktu yang diperlukan dan pentingnya bagi institusi.
3) Seleksi orang yang tepat
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas limpah tersebut berdasarkan
kemampuan dan persyaratan lainnya.
4) Berikan arahan dan motivasi kepada staf
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan yang jelas.
5) Lakukan supervisi yang tepat.
Anda harus bisa menentukan kapan dan apa yang perlu dilakukan supervisi dan
bantuan. Sepanjang kontrol penting, tergantung bagaimana staf melihatnya.
 Overcontrol, kontrol yang terlalu berlebihan akan merusak delegasi yang diberikan.
 Undercontrol, kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap delegasi,
dimana staf akan tidak produktif melaksanakan tugas limpah dan berdampak secara
signifikan terhadap hasil yang diharapkan.
2. Tempat dan waktu pendelegasian dapat dilaksanakan :
a. Tugas rutin
Tugas rutin seperti wawancara lamaran pekaryaaan, bertanggung jawab terhadap
masalah-masalah yang kecil, dan menyeleksi surat.
b. Tugas yang tidak mencukupi waktunya
Tugas limpah yang dikerjakan oleh staf  karena manajer tidak mempunyai cukup
waktu untuk mengerjakannya.
c. Penyelesaian masalah
Pendelegasian yang diberikan kepada staf dengan tujuan memberikan pengalaman
kepada staf untuk menyelesaikannya. Staf akan termotivasi apabila mereka
menerimanya sebagai suatu tantangan.
d. Peningkatan kemampuan
Pendelegasian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan staf dan tim.
Dengan pengelolaan yang sesuai, pelimpahan akan menjadikan suatu latihan bagi staf
untuk belajar.
e. Kapan pendelegasian tidak diperlukan
Delegasi dapat mengakibatkan masalah jika tugas limpah tidak dilaksanakan
sesuai yang diharapkan. Untuk menghindari kesalahan tersebut tanggung jawab
manajer yaitu : 1) Disiplin dalam pemberian wewenang; 2) Bertanggung jawab
terhadap pembinaan moral staf; 3) Perlunya suatu kontrol; 4) Hindari kesalahan
dalam penyampaian pendelegasian.
3. Kegagalan manajer :
a. Mereka pekarya keras atau perfeksionis.
b. Mereka tidak merasa aman karena :
 Mereka takut bahwa delegasi akan gagal.
 Mereka takut bahwa delegasi akan dikerjakan lebih baik dari pada dikerjakan
sendiri.
 Mereka takut akan terjadi penumpukan pekaryaan.
c. Mereka tidak senang terhadap pendelegasiannya.
d. Mereka tidak berpikir bahwa stafnya siap atau mengharapkan tugas tersebut.
e. Mereka mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap pendelegasian.
f. Mereka tidak mengetahui bagaimana delegasi dapat dilaksanakan.

4.    Resisten Staf :
a. Mereka berfikir tidak mempunyai kemampuan untuk mengerjakan.
b. Upaya yang pertama telah gagal.
d. Aktivitasnya mungkin tidak disetujui manajer.
e. Mereka berpikir tidak mempunyai cukup waktu.
f. Mereka tidak senang terhadap yang didelegasikan tidak adanya penghargaan.
g. Mereka tidak mempunyai otonomi untuk melaksanakan.
h. Mereka kurang percaya diri/pesimis bahwa supervisor akan mendukungnya.
i. Mereka berpikir bahwa akan dimanipulasi atau dikerjai oleh atasan.

5.    Keberhasilan Delegasi :
a. Komunikasi yang jelas dan lengkap
Kejelasan komunikasi ditentukan oleh kelengkapan informasi yang disampaikan,
akurasi terhadap pesan, dan penggunaan kata-kata yang mudah diterima.
b. Ketersedian sumber dan sarana
Jika Perawat Primer (PP, Ners) menghendaki perkembangan pasien dari Perawat
Pelaksana (PA), maka Ners harus berada ditempat. Jika Ners dalam jangka waktu yang
lama tidak berada ditempat, maka laporan harus dilimpahkan kepada staf lainnya.
c. Monitoring
PP harus memberikan kebebasan kepada PA dalam melaksanakan tugasnya untuk
berfikir dan menganalisis tugas yang diberikan. Jika terjadi kesalahan PP harus bisa
berperan sebagai konsultan dan memberikan solusinya.
d. Pelaporan kemajuan tugas limpah
Sebagai perawat yang bertangung jawab terhadap asuhan keperawatan kepada
pasien, maka PP harus selalu meminta laporan dari PA tentang kemajuan pasien. Secara
teratur dan sesuai dengan waktu yang ditentukan, dan memberikan masukan tentang
laporan yang telah disampaikan.
c. Konsep delegasi
1. Delegasi yang baik memiliki keseimbangan, meliputi 3 komponen :
1) Tanggung jawab (responsibility),suatu rasa tanggung jawab terhadap
penerimaan suatu tugas.
2) Kemempuan (accountability), kemampuan seseorang dalam melakukan tugas
limpah.
3) Wewenang (authority), pemberian hak dan kekuasaan penerima tugas limpah
untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang dilimpahkan.

2. Lima konsep dasar efektifitas dalam pendelegasian :


1) Delegasi bukan suatu sistem untuk mengurangi tanggung jawab. Tetapi suatu
cara untuk membuat tanggung jawab menjadi bermakna.
2) Tangung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang perawat
primer menyusun tujuan tindakan keperawatan klien.
3) Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung jawabnya,
mengembangkan wewenang yang dilimpahkan, dan mengembangkan
kemampuan dalam mencapai tujuan organisasi.
4) Konsep tentang dukungan perlu diberikan kepada semua anggota, dukungan
yang penting adalah menciptakan suasana yang asertif.
5) Penerima tugas limpah harus aktif, maka penerima tugas limpah harus dapat
menganalisis otonomi yang dilimpahkan. Keterbukaan akan mempermudah
komunikasi antar Perawat Primer (PP) dan Perawat Asosiat (PA).

d.  Ketidakefektifan dalam pendelegasian dibedakan dalam 3 hal :


1) Under-delegasi/pelimpahan yang terlalu sedikit.
2) Manajer keperawatan sering mempunyai asumsi bahwa jika mereka melakukannya
sendiri, maka akan menjadi lebih baik dan lebih cepat dari pada jika harus
dilimpahkan pada orang lain.
3) Over-delegasi/pemberian delegasi yang berlebihan.
4) Pemberian tugas limpah yang berlebihan kepada staf, akan berdampak penggunaan
waktu yang sia-sia.
5) Pelimpahan yan tidakefektif.
6) Kesalahan yang ditemuakan adalah kesalahan pada waktu pemberian tugas limpah,
Orang yang tepat, dan alasan delegasi karena faktor suka/tidak suka.
DAFTAR PUSTAKA

Charles J. Keating. 1991. Kepemimpinan teori dan Pengembanganya. Yogyakar  Kanisius


Harold L. Tailor. 1993. Delegasi Kunci Managemen Yang Berhasil. Jakarta :Bina Rupa aksara
Jenks. 1991. Delegasi Dalam Managemen Perusahan. Jakarta : Bina Aksara.
Josep T. Straub. 2006. Seri Managemen Mendelegasikan Pekerjaan. Yogyakarta :Oryza.
P. Nowen. 2000.  Mencari Makna Kekuasaan. Yogyakarta : Kansius
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2114200-pengertian
pendelegasian/#ixzz1d4pQzPEb
Diposkan oleh Ners Koplax di 20.36
Departemen Kesehatan RI, (2008) Pedoman Supervisi dan Monitoring Provinsi dan
Kabupaten. Depkes RI, Jakarta.
Marquis, B.L. dan Huston, C.J. (1998). Management Decision Making for Nurses. Philadelpia :
JB. Lippincott.
Nursalam, (2008) Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan Profesional.
Edisi 2, Salemba Medika, Jakarta.
SKENARIO

 
Skenario : Pengarahan (Pendelegasian) Karu dan Katim
Kompetisi 4 : Mahasiswa mampu memahami dan menerapkan tugas sebagai
kepala ruang dan Katim dalam melakukan pendelegasian
Praktekkan satu kasus cara melakukan pendelegasian yang tepat dan tidak tepat dengan
memperhatikan unsure-unsur dalam pendelegasian meliputi : Kompetisi staf, tugas dan
kewenangan, waktu, arahan, dan evaluasi
PENGARAHAN (PENDELEGASIAN) KARU DAN KATIM CARA
PENDELEGASIAN
1. Seleksi dan susun tugas Menyediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas
yang harus dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf.
2. Seleksi orang yang tepat Memilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas limpah
berdasarkan kemampuan, kinerja staf, kelebihan dan kelemahan, dan perilaku staf.
3. Memberikan arahan dan motivasi kepada staf
4. Lakukan supervisi yang tepat

EVALUASI PENDEKATAN MANAJEMEN PENGARAHAN (PENDELEGASIAN)


KARU DAN KATIM
No Aspek
1. Pendelegasian dilakukan kepada staf yang memiliki kompetensi yang
dibutuhkan dalam menjalankan tugas
2. Tugas yang dilimpahkan dijelaskan sebelum melakukan pendelegasian
3. Selain pelimpahan tugas, kewenangan juga dilimpahkan
4. Waktu pendelegasian tugas ditentukan
5. Jika pelaksana tugas mengalami kesulitan, Karu/ Katim memberikan arahan
untuk mengatasi masalah
Ada
6. evaluasi setelah selesai tugas dilaksanakan

Evaluasi pendekatan manajemen


1. Kepala ruangan memberikan delegasi kepada ketua tim untuk menggantikan tugas
sementara karena alasan tertentu, pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung
Jawab Shift, pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan yang telah direncanakan. Pemberian delegasi disesuaikan dengan
tanggung jawab (responsibility), kemampuan (accountability) dan wewenang (authority).
2. Sebelum delegasi dilakukan, sebelumnya diberikan pengarahan dan dijelaskan
prosedurnya supaya tidak terjadi kesalahan dalam melakukan delegasi.
3. Dalam pendelegasian selain tugas limpah yang diberikan, ketua tim,  penanggung jawab
shift, dan perawat pelaksana diberikan kesempatan untuk melakukan kewenangan atau
diberikan hak dan kekuasaan untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang
dilimpahkan.
4. Dalam memberikan delegasi juga harus dijelaskan target waktu yang jelas supaya tugas
limpas terlaksana dengan baik dan tepat waktu.
5. Karu/Katim memberikan arahan supaya pelaksana delegasi tidak mengalami kesulitan dan
terbebani dengan tugas limpah yang diberikan.  
6. Karu/Katim mengadakan evaluasi kepada pelaksana delegasi setelah tugas limpah
dilaksanakan. Karu/kati mengevaluasi terhadap hasil delegasi.

SKENARIO 4: PENGARAHAN (PENDELEGASIAN)


Ka Ruang : Juli Prabowo
Ka Tim 1 : Ory Okawary
Perawat : Vivin Roy Perawat : Adi
Perawat : Mimin Perawat : Sigit
Perawat : Budi
Perawat : Dwi Nur
Ka Tim 2 : Dwi Novita
Perawat : Hanugrah Perawat : Eka
Perawat : Tegar
Perawat : Suprapti
Perawat : Rizal Perawat : Siti

“ Suasana di ruang perawat ”  


Ka Ru : Assalamu’alaikum, Mbak Vita dan mba Ory?
Katim 1 dan 2 : Wa’alaikumsalam, ada yang bisa kami bentu pak ?
Ka Ru : Apa kalian saat ini sedang sibuk atau tidak? Karena saya ada tugas untuk kalian
berdua.
Ka Tim 1 : Tugas apa ya Pak? Saya sedang tidak terlalu banyak tugas.
Ka Tim 2 : Iya Pak, saya juga. Tugas apa yang bisa kami laksanakan?
Ka Ru : Saya punya tugas untuk kalian yaitu untuk mewakilkan saya untuk menghadiri
acara seminar dan rapat di Rumah sakit. Bagaimana kalian bisa menggantikan saya?
Ka Tim 1 : Saya bisa Pak dan siap untuk melaksanakannya.
Ka Tim 2 : Saya dapat tugas apa ya Pak? Memangnya Bapak kenapa tidak  bisa
menghadiri rapat itu sendiri?
Ka Ru : Untuk mba Ory tolong untuk hadir di acara seminar dan mba Vita untuk
menghadiri acara rapat di rumah sakit ini. Nah untuk alasan kenapa saya tidak bisa
datang yaitu karena saya sedang ada  pelatihan untuk beberapa hari. Kebetulan
seminar dan rapatnya dilaksanakan pada hari senin jam 9, sedangkan saya mulai
pelatihan pada hari senin juga, jadi saya kan tidak bisa menghadiri 3 kegiatan
sekaligus kan?
Ka Tim 1 : Oh iya Pak.
Ka Tim 2 : Tapi Pak, apa harus kami Pak? Apa kami sanggup untuk melaksanakannya?
Ka Ru : Saya kira kalian sanggup dan berkompeten. Kalian kan adalah ketua tim, dan
menurut pertimbangan saya kalian sanggup untuk melaksanakannya.
Ka Tim 1 : Begitu ya Pak, sepertinya itu juga akan menambah pengalaman  bagi kami
juga kan Pak.. iya nggak mba Vita?
Ka Tim 2 : Oh benar juga, kita jadi tambah pengalaman ya.
Ka Ru : Untuk waktunya hari senin jam 9. Acara seminar bertempat di Ruang Rapat
Kampus Lima Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang. Untuk seminar di
Rumah sakit ini di Ruang Aula Rumah sakit lantai 4. Masing-masing dari kalian
mencatat hasilnya nanti setelah selesai saya akan melihat hasil rapat dan seminarnya.
Kalau ada sesuatu hal yang tidak dimenegerti nanti bisa tanya saya .. bagaimana ?
Ka Tim 1 : Baik Pak saya mengerti. Saya nanti akan mencatat hasil seminarnya.
Ka Ru : Untuk mba Vita, kamu nanti saya kasih wewenang untuk ikut  berpartisipasi
memberikan pendapat saat rapat. Sudah saya permisi
dulu. Assalamu’alaikum.wr.wb.
 
Ka Tim 1 & 2 : Wa’alaikumsalam.wr.wb.
 
 
*Setelah operan jaga tim 2*
Katim 2 : Assalamualaikum hari ini saya mengumpulkan kalian Hanugrah, Eka, Tegar,
Suprapti, Rizal dan Siti. Sudah ada disini semua belum?
Hanugrah : Sepertinya sudah kumpul semua bu. Semua anggota lengkap bu.
Katim 2 : Nah hari ini saya akan memberikan tugas kepada kalian semua Tegar : Tugas
apa ya bu?
Katim 2 : Saya kan agak sedikit sibuk jadi saya akan melimpahkan tugas  buat Hanugrah
dan Ibu Suprapti tolong bantu saya buatkan laporan  bulanan. Untuk laporan harian
saya kemaren Ibu Siti tolong bantu saya buatkan laporannya. Untuk Mas Rizal tolong
bantu saya memimpin post dan pre konfrence. Dan terakhir untuk Mba Eka dan mas
Tegar tolong bantu untuk menggantikan seminar .
Siti : Kenapa kami yang buatkan laporan harian punya ibu?
Hanugrah : Iya laporan bulanan juga kenapa harus kami yang buat? Bukannya itu tugas
ibu? Rizal : Iya saya juga bu kok disuruh mimpin post dan pre konfrence apa kami
sanggup memimpin pre dan post confrence?
Eka : iya ya apa kami sanggup bu
Katim 2 : yah menurut saya kalian mampu,
Eka : loh bu. Itu seminarnya kapan ya bu dan dimana?
Tegar : apa gak apa apa kami mewakilkan?
Katim 2 : ya gak apa apa,
Hanugrah : itu laporanya untuk bulan apa ya bu?
Suprapti : apa tidak bermasalah kalau kami yang buat?
Rizal : bukannya membuat laporan bulanan dan mimpin pre  postkonfrence itu tugas ibu
sebagai katim?
Tegar : memangnya ibu akhir - akhir ini lagi ada kesibukan apa?
Katim 2 : kan saya dapat tugas banyak juga dari bu Karu .
Siti : oh ibu dapat tugas juga ya dari bu Karu.
Eka : mas Rizal kamu sudah paham belum tentang pre dan post confrence?
Rizal : saya belum begitu paham juga. Kalau kamu sudah paham gak mba Eka? Eka : G
tau juga. Itu gimana bu?
Katim 2 : ya seperti yang saya biasa lakukan itu. Siti : bu terus untuk buat laporan harian
punya ibu bagaimana? saya kan tidak tahu data-datanya.
Katim 2 : datanya ada di meja saya diambil saja. Sudah ya saya pergi dulu Setelah Ka
Tim 2 pergi, semua perawat berbisik-bisik. ***
(Setelah operan jaga tim 1)
Vivin : Hai Bu Mimin Pak Budi saya denger-dengar perawat tim 2 dapat tugas katanya
banyak loh,
Budi : Masa sih, yang bener Mas Vivin?
Vivin : ia bener ada yang disuruh buat laporan trus seminar gitu gitu deh
Mimin : ya kok kita nggak pernah disuruh ikut seminar atau pelatihan ya
Budi : benar juga ya. Gimana kita bisa maju. Lagian ikut pelatihan ataupun seminar gitu
kan bisa menambah pengalaman kerja kita..
Mimin : makanya itu, kita begini-begini aja.
(tiba-tiba KaTim 1 datang)
Ka Tim 1 : assalamu’alaikum..
Semua perawat: wa’alaikumsalam..
 Ka Tim 1 : sedang membahas apa nih kalian?
Sigit : Oh tidak bu ini lagi menyelesaikan Asuhan Keperawatan bu,
Budi : Ada apa ya bu tiba-tiba datang kesini?
Ka Tim 1 : kebetulan kalian semua disini ya. Saya ada tugas untuk kalian semua. Pak
Budi, Mas Vivin, Mas Sigit , Mas Adi dan Ibu Mimin mumpung kalian berkumpul
disini.
Adi : tugas apa ya bu?
Ka Tim 1 : begini, saya perlu kalian untuk menggantikan saya hadir di seminar dan
Laporan Bulanan, Untuk laporan bulanan Mas Nur dan Mas sigit tolong dibuatkan ya
seperti biasa
 
Dwi Nur : Baik bu akan kami buatkan Mimin : Untuk seminarnya itu seminar apa ya bu?
Dimana tempatnya bu?
Ka Tim 1 : seminar tentang HIV/AIDS, di Stikes ‘Aisyiyah hari Rabu jam 10. Saya tidak
bias menghadiri karna saya ada seminar juga diwaktu yang sama. Budi : apa tidak
apa-apa kalau kami yang datang ke acara seminar itu?
Vivin : oh iya bu kami bisa,.
Ka Tim 1 : saya kira kalian bisa. Ibu percaya dengan kemampuan kalian masing-masing,
Kalian sudah faham kan?
Mimin : iya bu saya sudah faham dan kami sanggup untuk datang ke acara seminar itu.
Katim 1 : Baik saya mau pergi bertemu dengan Karu dulu ya teman-teman “
Asalamualaikum
 Perawat : Walaikumsalam.

Anda mungkin juga menyukai