Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PEMBUATAN MEDIA PERTUMBUHAN MIKROORGANISME (MEDIA


UMUM TA, TC, DAN SELEKTIF)

Oleh:
Kelompok 4
1. Adinda Novita Sari (18030244015)
2. Erika Rizki Sagita (18030244016)
3. Adelin Novelia (18030244020)
4. Muhammad Akbar R (18030244021)
5. Alfi Nur Khoiri R. H (18030244031)
BIOLOGI D 2018

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT yang telah


memberikan dan melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada penyusun,
sehingga penyusun dapat menyelesaikan dengan baik penyusunan Laporan
Mikrobiologi “Pembuatan Media Pertumbuhan Mikroorganisme (Media Umum
TA, TC, dan Selektif)”
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, karena beliau lah yang membawa petunjuk bagi kita dari
zaman jahiliyah menuju zaman yang terang benderang sehingga kita dapat
membedakan antara yang baik dan yang buruk.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan Laporan Mikrobiologi ini.
Kami menyadari bahwa Laporan Mikrobiologi ini jauh dari kesempurnaan
dan tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak untuk kesempurnaan Laporan Mikrobiologi ini. Semoga
Laporan Mikrobiologi ini dapat memberikan wawasan, pengetahuan dan manfaat
bagi pembaca.

Sidoarjo, 22 November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER ...................................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................2
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................3
A. Pengertian Medium......................................................................................3
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................................5
A. Waktu dan Tempat.......................................................................................5
B. Alat dan Bahan ............................................................................................5
C. Cara Kerja ...................................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN ......................................................................................8
A. Hasil ............................................................................................................8
B. Pembahasan .................................................................................................8
BAB V PENUTUP................................................................................................11
A. Simpulan ....................................................................................................11
B. Saran ..........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mahluk hidup yang ada di bumi tidak hanya terdiri dari makhluk hidup yang
dapat dilihat oleh mata telanjang, tetapi ada juga mikroorganisme yang berukuran
kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan teknik dan peralatan khusus.
Mikroorganisme (jasad renik) merupakan jasad hidup yang mempunyai ukuran
sangat kecil (Kusnadi, dkk,2003). Mikroorganisme dapat berkembang biak secara
alami atau dengan campur tangan manusia (Label, 2008).
Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui
pertumbuhan menggunakan media. Dalam pembuatan media jenis-jenis nutrien
yang diperlukan oleh bakteri dan juga keadaan lingkungan fisik harus
diperhatikan karena dapat menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan
mikroba. Kebutuhan nutrien meliputi unsur makro esensial dan unsur mikro
esensial. Unsur makro digunakan oleh mikroba dalam metabolisme sel, sedangkan
unsur mikro digunakan untuk mengaktifkan enzim (Suhartono, 1989).
Nutrien dan vitamin dalam media pertumbuhan berfungsi untuk membentuk
substansi yang mengaktivasi enzim pada media. Kebutuhan akan nutrien dan
vitamin berbeda-beda pada masing-masing mikroorganisme. Mikroorganisme
memperlihatkan gejala yang berlainan dalam pola pengambilan nutrisi, meskipun
semua mikroorganisme membutuhkan vitamin dalam proses metabolismenya,
namun beberapa jenis mikroorganisme mampu mensintesis kebutuhan vitaminnya
sendiri dari senyawa-senyawa lain di dalam medium (Hadioetomo, 1986).
Pembiakan mikroba secara buatan memerlukan media pertumbuhan sebagai
tempat tumbuh dan penyedia nutrien bagi mikroba. Media pertumbuhan terdiri
dari garam organik, sumber energi (karbon), vitamin dan zat pengatur tumbuh
(ZPT). Pembuatan media juga dapat ditambahkan komponen lain seperti senyawa
organik dan senyawa kompleks lainnya (Soeryowinoto, 1985). Medium
merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran zat makanan (nutrient) yang
berfungsi sebagai tempat tumbuh mikrobia. Selain untuk menumbuhkan mikrobia,
medium dapat digunakan juga untuk isolasi, memperbanyak, pengujian sifat–sifat
fisiologi, dan perhitungan jumlah mikrobia (Cahyani, 2014).
Berdasarkan komposisi kimianya, media dapat dibedakan menjadi media
sintetik yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti, medium ini
biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan mikroba. Media non
sintetik (kompleks) yaitu media yang susunan kimianya tidak dapat diketahui
dengan pasti, media ini digunakan untuk menumbuhkan dan mempelajari
taksonomi mikroba. Berdasarkan konsistensinya media dapat dibedakan menjadi :
media cair, media padat, dan media padat yang dapat dicairkan (Lay, 1994; Jutono
dkk, 1980; Jawetz dkk, 1996). Contoh media selektif atau penghambat dan media
diperkaya yang sering digunakan yaitu Nutrient Agar (NA), Nutrient Broth (NB),
PDA (Potato Dextrose Agar), Salmonella Shigella (SS), dan Eosin Methylene
Blue Agar (EMBA).
Umumnya, media pertumbuhan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai
sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur
lainnya. Variasi dalam tipe nutrisi, diimbangi oleh tersedianya berbagai macam
media yang banyak macamnya untuk kultivasinya, oleh sebab itu dalam laporan
ini akan membahas lebih lanjut kebutuhan dasar mikroorganisme, macam-macam
media pertumbuhan, dan prosedur umum pembuatan media pertumbuhan guna
menunjang kegiatan pembelajaran mikrobiologi.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kebutuhan dasar mikroorganisme dapat terpenuhi dalam
prosedur pembuatan media pertumbuhan?
2. Bagaimana peran macam-macam media pertumbuhan untuk memenuhi
kebutuhan dasar mikroorganisme?
3. Bagaimana prosedur umum pembuatan media pertumbuhan bakteri?

C. Tujuan
1. Mengetahui kebutuhan dasar mikroorganisme yang harus dipenuhi dalam
media pertumbuhan.
2. Mengetahui macam-macam media pertumbuhan.
3. Mempelajari prosedur umum pembuatan media pertumbuhan.

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui kebutuhan dasar mikroorganisme yang harus dipenuhi
dalam media pertumbuhan.
2. Dapat mengetahui macam-macam media pertumbuhan.
3. Dapat mempelajari prosedur umum pembuatan media pertumbuhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Medium
Medium adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran nutrisi (zat
makanan)yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termaksud bakteri
patogen. Selainuntuk menumbuhkan mikrobia medium dapat digunakan pula
untuk isolasi,memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan
jumlah mikrobia(Khaeruni dan Satrah, 2017).
Persyaratanyang harus dipenuhi dalam penyiapan medium supaya
mikroorganisme dapat tumbuh baik adalah:
1. Mengandung semua nutrisi yang mudah digunakan oleh mikroba
2. Mempunyai tekanan osmose, tegangan permukaan, dan pH yang sesuai
3. Tidak mengandung zat-zat penghambat
4. Steril Ketepatan komposisi medium tergantung pada kebutuhan spesies
yang akan dikultivasi karena kebutuhan nutrisi sangat bervariasi.
Pengetahuan tentang habitat normal mikroorganisme sering berguna
untuk menentukan medium yang cocok karena kebutuhan tergantung lingkungan
alaminya. Meskipun persyaratan medium untuk menumbuhkan mikroorganisme
sangat beragam, namun sebagai organisme hidup mempunyai kebutuhan dasar
yang sama yaitu memerlukan sumber karbon, energi, air, nitrogen, fosfat, dan
mineral. Medium yang digunakan dalam Mikrobiologi sangat beraneka macam.
Medium dapat dibuat secara alami maupun membeli sudah dalam bentuk
kemasan jadi. Pembuatan medium menggunakan bahan-bahan alami selain lebih
murah juga dapat untuk mengantisipasi jika tidak ada stok dari pabrik.(misalnya
Oxoid, Difco, dll). Medium dapat dibedakan berdasarkan komposisi kimia,
konsistensi, dan fungsinya. Menurut Pelgzar (1993), klasifikasi medium
berdasarkan fungsinyadigolongkan menjadi 7 golongan, yaitu :
1. Medium umum, media yang ditambahkan bahan-bahan yang
bertujuanmenstimulasi pertumbuhan mikroba se!ara umum. Contoh,
Nutrient Agar.
2. Medium khusus, merupakan medium untuk menentukan
tipepertumbuhan mikroba dan kemampuannya untuk
mengadakanperubahan-perubahan kimia tertentu misalnya, medium
tetesSaccharomyces cerevisiae.
3. Media diperkaya (Enrichment media), media yang ditambahkan bahan-
bahan tertentu untuk menstimulasi pertumbuhan mikrobayang
diinginkan. Hal ini dilakukan untuk menstimulasi pertumbuhan mikroba
yang jumlahnya sedikit dalam suatu campuran berbagai mikroba, contoh,
Chocolatemedia danYeast Extract Potasium Nitrat Agar.
4. Media selektif, merupakan media yang ditambahkan bahan-
bahantertentu yang akan menghambat pertumbuhan mikroba yang tidak
diinginkan yang ada dalam suatu spesimen. Inhibitor yangdigunakan
berupa antibiotik, garam dan bahan-bahan kimialainnya.Media
diferensial, merupakan media yang ditambahkan bahan-bahan kimia atau
reagensiatertentu yang menyebabkan mikrobayang tumbuh
memperlihatkanperubahan-perubahan spesifik sehingga dapat dibedakan
dengan jenis lainnya.
5. Medium penguji, yaitu medium dengan susunantertentu yang digunakan
untuk pengujian senyawa-senyawa tertentudengan bantuan bakteri
misalnya medium untuk menguji vitamin, antibiotika dan lain-lain.
6. Medium perhitungan jumlah mikroba yaitu medium spesifik
yangdigunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam suatu
bahan,misalnya medium untuk menghitung jumlah bakteri E.coliair
sumur.
Medium dapat dibedakan menjadi 3 berdasarkan konsistensinya yaitu
medium cair, semipadat, dan padat.Medium cair (mengandung nutrien-nutrien
yang dilarutkan dalam aquades). Contoh medium cair adalah Nutrient Broth
(NB), glukosa broth, dan lain Medium ini dapat digunakan untuk perbanyakan
(propagasi) mikroorganisme dalam jumlah besar, uji fermentasi, dan berbagai
uji lain.
Medium padat (solid) mengandung nutrien-nutrien yang dilarutkan
dalamaquades ditambah bahan pemadat (solidifyingagent) yaitu agar. Kriteria
bahanpemadat yang baik yaitu tidak digunakan oleh mikroorganisme, tidak
menghambat pertumbuhan mikroorganisme, dan tidak mencair pada temperatur
kamar. Medium padat sering digunakan untuk isolasi mikroorganisme, uji
aktivitas biokimiawi, perhitungan jumlah mikroorganisme, dan lain-lain.
Bakteri bergantung pada oksigen untuk kelangsungan hidupnya. Oksigen
dibutuhkan sebagai akseptor elektron terakhir dalam proses respirasi yang akan
menghasilkan energi ATP namun pada beberapa bakteri lain kehadiran oksigen
justru bersifat toksik. (Johnson, 1970).
Hidrogen merupakan komponen utama sel mikroba dan mediumnya.
Hidrogen pada mikroba berfungsi sebagai salah satu komponen dalam proses
metabolisme dan pertumbuhannya, sebagai sumber untuk bahan organik sel
pada respirasi, sebagai pelarut dan sebagai alat pengangkut dalam metabolisme.
Sumber hidrogen pada media pertumbuhan mikroba dapat berasal dari akuades
dan gula. (Waluyo, 2005).
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
1. Waktu pelaksanaan : Selasa, 3 September 2019 pukul 08.40-selesai
2. Tempat Pelaksanaan : Laboratorium Mikrobiologi C09.02.01 Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Negeri
Surabaya.
B. Alat dan Bahan
 Alat :
a) Erlenmeyer (100 mL, 250 mL, 50 mL)
b) Panci
c) Beaker glass (1000 mL, 100 mL)
d) Saringan ampas
e) Kompor
f) Pengaduk
g) Gelas ukur (10 mL, 25 mL, 100 mL)
h) Timbangan
i) Cawan Petri
j) Tabung Reaksi
k) Botol bekas saos
l) Hot Plate
 Bahan :
a) Taoge 250/liter
b) Gula pasir 60 g/liter
c) Agar batangan 15 g/liter
d) Akuades
e) Karet pentil
f) Tali kasur
g) Kertas pembungkus/kertas bekas
h) Kapas ½ Kg
i) Aluminium foil
j) Kertas label
k) Tissue
l) Plastik bening 2 kg
C. Cara Kerja
a. Pembuatan Media Umum Tauge Cair (TC)
1. Tauge dibersihkan kemudian ditimbang sebanyak 250 gr. Tauge
selanjutnya dimasak dalam 1 liter akuades. Setelah mendidih
dibiarkan selama 20 menit.
2. Ekstrak yang diperoleh kemdian disaring dengan menggunakan
kain dan kapas sehingga diperoleh filtrat.
3. Ditambahkan gula seabnyak 60 gr kedalam filtrat dan dipanaskan
kembali sampai gula larut dengan sempurna.
4. Ditambahkan akuades kedalam filtrat sampai mencapai volume 1
liter, kemudian aduk sampai rata.
5. Media yang telah siap dimasukkan kedalam tabung reaksi atau
erlenmeyer sesuai kebutuhan.
6. Mulut tabung reaksi dan erlenmeyer disumbat dengan kapas,
dengan ketentuan kapas penyumbat tidak boleh terlalu padat atau
terlalu longgar. Tabung reaksi dan erlenmeyer selanjutnya
dibungkus kertas/aluminium foil.
7. Strelilisasi media dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu
121ºC dengan tekanan 1 atm.

b. Pembuatan Media Umum Tauge Agar (TA)


1. Tauge dibersihkan kemudian ditimbang sebanyak 250 gr. Tauge
selanjutnya dimasak dalam 1 liter akuades. Setelah mendidih
dibiarkan selama 20 menit.
2. Ekstrak yang diperoleh kemdian disaring dengan menggunakan
kain dan kapas sehingga diperoleh filtrat.
3. Ditambahkan gula seabnyak 60 gr dan agar sebanyak 15 gr ke
dalam filtrat dan dipanaskan sambil terus diaduk sampai larut
sempurna.
4. Ditambahkan akuades kedalam filtrat sampai mencapai volume 1
liter, kemudian aduk sampai rata.
5. Media yang telah siap dimasukkan kedalam tabung reaksi atau
erlenmeyer sesuai kebutuhan. Untuk emmbuat media agar miring,
volume media yang dibutuhkan sebanyak 5-6 ml dalam tabung
reaksi.
6. Mulut tabung reaksi dan erlenmeyer disumbat dengan kapas,
dengan ketentuan kapas penyumbat tidak boleh terlalu padatr atau
terlalu longgar. Tabung reaksi dan erlenmeyer selanjutnya
dibungkus kertas/aluminium foil dan diikat dengan benang.
7. Strelilisasi media dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu
121ºC dengan tekanan 1 atm.
c. Pembuatan Media Selektif Salmonella Shigella (SS) dan Eosin
Methylene Blue Agar (EMBA)
1. Bubuk media EMB dan SS ditimbang masing-masing sebanyak 6,3
gram
2. Masukkan kedalam tabung erlenmeyer 250 ml dan tambahkan 100
ml akuades.
3. Panaskan sampai mendidih sambil terus diaduk untuk melarutkan
media
4. Tambahkan agar sebanyak 6 gram kedalam tabung erlenmeyer.
Aduk larutan hingga homogen
5. Matikan setelah mendidih, kemudian sumbat tabung erlenmeyer
disumbat dengan kapas, dengan ketentuan kapas penyumbat tidak
boleh terlalu padatr atau terlalu longgar. Tabung erlenmeyer
selanjutnya dibungkus kertas/aluminium foil.
6. Strelilisasi media dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu
121ºC dengan tekanan 1 atm.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Nama Media Komposisi Fungsi Gambar
TC (Tauge Filtrat Pertumbuhan bakteri, ragi, dan
Cair) ekstrak mikroalga , serta digunakan
tauge, untuk isolasi dan enumerasi
akuades,
gula

TEA Tauge, Sebagai media untuk


(TaugeEkstra Sukrosa, penanaman mikrobia
k Agar) Agar, (khamirdankapang)
Akuades

Pepton, Media selektif untuk


EMBA Laktosa, pertumbuhan bakteri E.Coli
Sukrosa,
K2HPO4,
Eosin Y,
Methylen
Blue, Agar

SSA Pepton, Sebagai media untuk


laktosa, pertumbuhan bakteri
sodium Salmonella Shigella
citrate, agar danpencegahanpertumbuhanmi
kroba lain.

B. Pembahasan
Media merupakan bahan yang digunakan untuk menumbuhkan
mikroorganisme di atas atau di dalamnya, media tersebut harus memenuhi
syarat – syarat, antara lain yaitu mengandung semua zat hara yang mudah
digunakan oleh mikroba, harus memiliki tekanan osmosis, tegangan
permukaan dan ph yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan
ditumbuhkan, tidak mengandung zat – zat yang dapat menghabat
pertumbuhan mikroba, media harus berada dalam keadaan steril sebelum
digunakan supaya mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik
(Hadioetomo, 1993).
Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari
campuran zat – zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikrooganisme untuk
pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa
molekul – molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Media
pertumbuhan dapat dilakukan isolate mikroorganisme menjadi kultur murni
dan juga manipulasi komposisi media pertumbuhannya (Indra, 2008). Pada
percobaan ini dilakukan pembuatan media TC (Tauge Cair), TEA (Tauge
Ekstrak Agar), EMB (Eosin Methylene Blue Agar), dan SSA (Salmonella
Shigella Agar).
Pembuata media TC (Tauge Cair) yang digunakan sebagai media
pertumbuhan bakteri, ragi, dan mikroalga , serta digunakan untuk isolasi dan
enumerasi. Secara umum, media TC memiliki komposisi yang hampir sama
dengan media TEA yang membedakan hanyalah komposisi agar. Fungsi dari
bahan yang digunakan untuk membuat media ini antara lain :
 Ekstrak tauge sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba,
pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, serta sebagai sumber
nitrogen.
 Sukrosa (gula) sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organic yang
akan digunakan sebagai sumber energy bagi mikroba.
 Akuades sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.
Pembuatan media TEA (Tauge Ekstrak Agar) yang digunakan sebagai
media pertumbuhan jamur (khamir dan kapang). Berdasarkan konsistensinya
media TEA termasuk dalam medium (solid medium) dan termasuk media semi
alamiah karena tersusun dari bahan – bahan alamiah dan bahan sintetik. Selain
itu, media TEA juga termasuk dalam media non sintetik karena tersusun dari
bahan – bahan organic dan susunan kimianya tidak dapat ditentukan secara
pasti. Berdasarkan fungsinya, TEA termasuk media penguji, karena dapat
digunakan sebagai pengujian vitamin, asam amino, dan lain – lain. Dari media
ini dapat diamati bentuk – bentuk koloni dari bentuk pertumbuhan
mikroorganisme. Fungsi dari bahan yang digunakan untuk membuat media ini
antara lain :
 Ekstrak tauge sebagai sumber energi dan bahan mineral bagi mikroba,
pemberi vitamin E yang diperlukan oleh mikroba, serta sebagai sumber
nitrogen.
 Sukrosa (gula) sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organic yang
akan digunakan sebagai sumber energy bagi mikroba.
 Agar sebagai bahan pemadat media.
 Akuades sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.
Media EMBA adalah media selektif dan media diferensial. Media ini
selektif untuk menumbuhkan bakteri gram negative dan pada umumnya
digunakan untuk isolasi dan diferensiasi bakteri. Media EMBA digunakan
untuk membedakan antara koloni bakteri yang dapat memfermentasi laktosa
dengan koloni bakteri yang tidak dapat memfermentasi laktosa. Pada media
EMBA juga ditambahkan sukrosa untuk membedakan antara koloni bakteri
Caliform yang mampu memfermentasi sukrosa lebih cepat dari laktosa dengan
koloni bakteri yang tidak mampu memfermentasi sukrosa.
Bakteri gram negative yang memfermentasi laktosa umumnya bakteri usus
yang dapat menghasilkan asam, sehingga dihasilkan warna kompleks
berwarna ungu gelap atau warna hijau metalik. Warna hijau metalik ini
merupakan indicator dari bakteri yang dapat memfermentasi laktosa dengan
kuat atau bakteri yang dapat memfermentasi sukrosa. Pada bakteri yang
memfermentasi laktosa dengan lambat akan menghasilkan asam dengan
jumlah yang sedikit sehingga koloni akan berwarna coklat atau merah muda.
Pada bakteri yang tidak dapat memfermentasi laktosa koloni akan berwarna
merah muda atau transparan. Fungsi dari bahan yang digunakan untuk
membuat media ini antara lain :
 Pepton sebagai penyedia nitrogen, vitamin, mineral, dan asam amino
esensial untuk pertumbuhan bakteri.
 Sukrosa (gula) sebagai sumber karbohidrat, sumber karbon organic yang
akan digunakan sebagai sumber energy bagi mikroba.
 Laktosa sebagai sumber karbohidrat untuk difermentasi bakteri sehingga
dapat membedakan koloni bakteri yang dapat memfermentasi laktosa
dengan koloni bakteri yang tidak memfermentasi laktosa
 K2HPO4 (Dipotassium phosphate) sebagai penyedia elektrolit dan
keseimbangan osmotic.
 Eosin Y dan Methylen Blue sebagai indicator pH serta menghambat
pertumbuhan bakteri gram positif.
 Agar sebagai bahan pemadat media.
 Akuades sebagai bahan pelarut untuk menghomogenkan larutan.
Media SSA (Salmonella Shigella Agar) digunakan untuk mengisolasi
mikroorganisme Salmonella sp. dan Shigella sp. dari sampel feses, urin, dan
makanan. Media ini tersusun atas beberapa bahan, seperti campuran ekstrak,
vitamin, mineral, asam amino, dan sebagainya (Ageha, 2011). Media SSA
digunakan khusus untuk basil gram negative pathogen enteric, sehingga dapat
dipakai untuk isolasi dari specimen tinja terutama Salmonella sp. dan Shigella
sp. yang keduanya memperlihatkan pertumbuhan koloni yang tak berwarna
(Edi, 2012).
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dalam membuat suatu media, faktor utama yang perlu diperhatikan
adalah keberadaan nutrisi dalam media tersebut. Semakin lengkap nutrisi
dalam media tersebut, semakin mudah pula bagi mikroorganisme untuk
tumbuh. Media juga perlu disesuaikan secara spesifik dengan kebutuhan
suatu mikroorganisme. Misalnya pada pembuatan media khusus
ditambahkan bahan-bahan tertentu yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan mikroorganisme. Media juga dapat ditambah dengan
bahan-bahan tertentu yang dapat memudahkan pengamatan, misalnya pada
media khusus bakteri asam laktat. Namun,bagian terpenting dalam
pembuatan media adalah ketersediaan nutrisi yang memadai dan sesuai
dengan mikroorganisme yang akan ditumbuhkan.
B. Saran
Karena media mengandung nutrisi yang diperlukan
mikroorganisme untuk tumbuh, pembuatan media perlu dikerjakan dalam
kondisi yang steril agar media tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme.
Selain kondisi steril saat pembuatan, media juga harus disimpan dalam
suhu dingin untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme serta
disimpan dalam kondisi yang steril agar media tidak rusak dan
terkontaminasi mikroorganisme.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyani, V.R. (2014). Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pertanian Program Studi
Agroteknologi. Surakarta : Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret.
Hadioetomo, R. S. 1985. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek : Teknik dan
Prosedur Dasar Laboratorium. Jakarta: Gramedia.
Hadioetomo, Ratna Siri. 1993. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Indra. 2008. Mikrobiologi dan Parasitologi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Jawetz, and Melnick. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Johnson, Willis. 1970. Biology. New York: Rinehart and Winston
Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun S., Suhadi D. 1980.Pedoman
Praktikum Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Departemen Mikrobiologi,
Fakultas Pertanian UGM, Yogyakarta. UGM Press.
Khaeruni, Andi dan Vit Neru Satrah.2017.Penuntun PraktikumMikrobiologi
Pangan. Kendari: Universitas Halu Oleo.
Kusnadi, et al. 2003. Mikrobiologi. Bandung: JICA-IMSTEP.
Label, J. 2008. Mikrobiologi : Pembuatan Medium. Jakarta: Erlangga.
Lay, B., 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
Suhartono, M. T. 1989. Enzim dan Bioteknologi. Bogor: IPB Press.
Soeryowinoto, M. 1985. Budidaya Jaringan dan Manfaatnya.Yogyakarta:
Fakultas Biologi, Universitas Gadjah Mada.
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang Prees.

Anda mungkin juga menyukai