Anda di halaman 1dari 53

BAB I

PENDAHULUAN

I. I Latar Belakang
Profesionalisme sebagai komponen kunci keberhasilan guru dalam
melaksanakan tugasnya, yang sangat dipengaruhi oleh dua faktor
yakni faktor internal dan eksternal, faktor internal meliputi minat,
bakat, kemampuan intelektual, integritas, komitmen dan faktor
eksternal yang berkaitan dengan lingkungan sekitar, sarana prasarana,
pelatihan, regulasi, kesejahteraan guru(Sumargi, 1996:45).
Profesionalisme guru dan tenaga kependidikan masih belum
memadai utamanya dalam hal bidang keilmuan , misalnya guru IPA
(Ilmu Pengetahuan Alam) belum mampu mengajar IPA secara
komprehensif yang mencakup biologi, fisika, dan kimia, padahal
kemampuan komprehensif tersebut menjadi tuntutan kurikulum.
Sehingga yang terjadi guru menguasai atau tidak menguasai materi
IPA tersebut tetap berkewajiban secara profesional untuk mengajar
kepada murid -muridnya. Oleh karenanya pelayanan kepada siswa
tidak optimal dan tidak profesional. Sementara pada sisi lain masih
banyak guru yang mengajar tidak sesuai dengan bidang keahliannya,
misalnya guru IPS mengajar IPA serta masih banyak lagi kasus lain
yang mencerminkan kurang profesionalnya guru dalam melaksanakan
pembelajaran. Dalam melaksanakan manajemen sekolah proses
pembelajaran guru dituntut untuk mampu menerapkan kerangka

1
konseptual yang meliputi: 1) dimensi pribadi, 2) dimensi kecerdasan,
3) dimensi sosial, dan 4) dimensi produktif (Rohiat 2008: 24).
Pendidikan di abad ini menuntut adanya manajemen pendidikan
yang profesional, dimana lembaga pendidikan diharapkan mampu
mewujudkan peranannya secara efektif dengan keunggulan dalam
kepemimpinan, staf, proses belajar mengajar, pengembangan staf,
kurikulum, tujuan dan harapan, iklim sekolah, penilaian diri,
komunikasi, dan orang tua atau masyarakat. Rasa nasionalisme dan
jiwa juang, keimanan dan ketaqwaan, penguasaan iptek, etos kerja
dan disiplin, profesional, serta kesejahteraan lahir batin merupakan
sosok guru yang selalu dijadikan panutan oleh peserta didik dan
lingkungannya. Dengan demikian yang menjadi dasar dalam
melaksanakan manajemen adalah : a) usaha /kerjasama, b) dua orang
atau lebih, c) tujuan yang telah ditetapkan (Arikunto, 2008:4).
Namun sering kita lihat seorang guru menampilkan figur yang
tidak semestinya sebagai seorang pendidik yang profesional. Guru
memiliki tempat tersendiri dalam masyarakat, karena fakta
menunjukkan ketika guru berbuat menyimpang dari kaidah
masyarakat dan menyimpang dari apa yang diharapkan masyarakat,
masyarakat langsung memberikan suara sumbang kepada guru itu.
Kenakalan anak yang menggejala diberbagai tempat, sering pula
tanggungjawabnya dibandingkan kepada guru sepenuhnya dan sering
pula dilupakan apa yang dilihat, didengar anak serta pergaulan anak
dalam kehidupan masyarakat sehari-hari (Mulyasa, 2008:183)

2
Tugas guru adalah membantu peserta didik agar mampu beradaptasi
terhadap berbagai tantangan kehidupan serta desakan yang
berkembang dalam dirinya. Pemberdayaan peserta didik ini meliputi
aspek-aspek kepribadian terutama aspek intelektua, sosial, emosional,
dan keterampilan. Tugas mulia ini menjadi berat karena bukan saja
guru harus menyiapkan generasi muda memasuki abad pengetahuan,
melainkan harus mempersiapkan diri agar tetap eksis baik sebagai
individu maupun sebagai profesional. Hal tersebut menunjukkan
betapa strategis kedudukan guru dalam penyelenggaraan pendidikan,
sehingga adanya standar yang harus dicapai oleh guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran terutama pada mata pelajaran
IPA dalam meningkatkan komponen input, dan proses pembelajaran
yang dilaksanakan akan lebih efektif sehingga hasil yang diharapkan
lebih berfokus dan mengarah pada kondisi peserta didik dengan
menentukan performence (Jamal, 2011: 64).
Dalam kondisi sekarang, sistem pendidikan yang hanya berbasis
pada input dan proses dipandang kurang dinamis, kurang efisien dan
mengarah pada stagnasi pedagogik, seperti yang dikemukakan bahwa
guru selalu menjadi sorotan ketika berbicara masalah pendidikan,
karena guru selalu terkait dengan komponen manapun dalam sistem
pendidikan (Mulyasa, 2008:5).
Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem
pendidikan, guru memegang peranan utama dalam pembangunan
pendidikan khususnya yang diselenggarakan secara formal di sekolah.

3
Pengembangan profesionalisme guru menjadi perhatian pemerintah
secara khusus dengan adanya peraturan tentang standar pendidik dan
tenaga kependidikan (Peraturan Pemerintah RI nomor 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan), karena guru dipandang
memiliki tugas dan peran bukan hanya memberikan informasi ilmu
pengetahuan dan teknologi,melainkan juga membentuk sikap dan jiwa
yang mampu berta han dalam era hiperkompetisi. Sejalan dengan hal
tersebut pengembangan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh
guru harus memiliki srategi pelaksanaan dalam tingkat satuan
pendidikan meliputi: a) workshop, b) in hause training, c) supervisi d)
kegiatan MGMP (Umiarso, 2010:342).
Pemerintah berupaya mewujudkan profesionalisme guru dengan
meningkatkan kualifikasi persyaratan jenjang akademik yang lebih
tinggi bagi tenaga pengajar mulai tingkat prasekolah sampai jenjang
perguruan tinggi. Pendidikan pada anak usia dini, SD/MI atau bentuk
lain yang sederajat, SMP/MTs atau bentuk lain yang sederajat,
SMA/MA atau bentuk lain yang sederajat, SDLB/SMPLB, SMALB
atau bentuk lain yang sederajat, SMK/MAK atau bentuk lain yang
sederajat memiliki kualifikasi pendidikan minimum diploma empat
(D-IV) atau sarjana (S-1). Profesionalisasi harus dipandang sebagai
proses yang terus menerus, dalam proses ini pendidikan prajabatan,
pendidikan dalam jabatan termasuk penataran, pembinaan dari
organisasi profesi dan tempat kerja, penghargaan masyarakat terhadap
profesi keguruan, penegakan kode etik profesi, sertifikasi,

4
peningkatan kualitas calon guru, imbalan dan sebagainya secara
bersama-sama menentukan pengembangan profesionalisme seseorang
termasuk guru. Guru yang aktif, energik, simpatik, berpengaruh baik
pada hubungan murid-murid serta sekolah maka akan terciptalah
suatu keadaan yang baik dan dikatakan sekolah itu berkepribadian
(Koestoer, 1993:36).

1.2 Tujuan
Sesuai dengan fokus penelitian, tujuan yang hendak dicapai dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Tujuan Umum
Untuk mendiskripsikan ciri-ciri pengelolaan mengajar
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendiskripsikan ciri-ciri ketrampilan mengajar
b. Untuk mendiskripsikan ciri-ciri administrasi ketrampilan mengajar
1.3 Manfaat
1. Secara Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi praktisi pendidikan,
memerhati pendidikan, dan berbagai pihak khususnya yang
berkepentingan dengan mengajar untuk lebih meningkatkan
efektivitas peranan dalam menunjang profesionalisme guru.
b. Dapat dijadikan bahan kajian untuk penelitian lebih lanjut.
2. Secara Praktis

5
a. Bagi guru, dengan adanya kegiatan ini dapat dijadikan sebagai
wadah untuk menempat diri dalam meningkatkan kompetensi guru,
sehingga menjadi guru profesional.
b. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan untuk penelitian lebih lanjut.
c. Secara lebih luas, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
konstribusi dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

1.4 Gambaran umum studikasis


1.4.1 Gambaran Kompetensi Profesionalisme

Bahwa persentase guru dengan tingkat kompetensi


profesionalisme tinggi yang memiliki status kepegawaian tetap
sebanyak 87,5% lebih tinggi dari pada guru dengan tingkat
kompetensi profesionalisme rendah yang memiliki status
kepegawaian tetap sebanyak 53,3%. Hal ini dapat terjadi
kemungkinan karena seorang guru yang sudah memiliki status
kepegawaian tetap merasa puas terhadap dirinya dalam menjalankan
profesi keguruan sehingga dapat menerima diri apa adanya dan
mampu mengaplikasikan kompetensi profesionalismenya.
Hal ini merupakan indikasi kompetensi afektif guru dalam hal
sikap penerimaan terhadap diri sendiri (Syah,2010), yaitu yang dalam
hal ini guru dapat menerima dirinya sebagai guru yang berstatus tetap.
Kemudian, semakin merasa mampu terhadap pengetahuan yang

6
dimiliki dan pada akhirnya secara afeksi menjadi semakin yakin
dengan adanya penghargaan terhadap kemampuannya sehingga
menghasilkan kompetensi profesionalisme yang tinggi. Kemudian,
persentase guru dengan tingkat kompetensi profesionalisme tinggi
yang memiliki status kepegawaian tidak tetap sebanyak 12,5% lebih
rendah dari pada guru dengan tingkat kom- petensi profesionalisme
rendah yang memiliki status kepegawaian tidak tetap sebanyak
46,7%.
Hal ini mungkin dapat disebabkan karena secara psikologis
dalam ranah afektif, seorang guru yang masih berada pada status
kepegawaian yang tidak tetap masih belum puas terhadap
keberadaannya sebagai guru dan efikasi kontekstual guru yang
terlukiskan ketika kurang mampu dalam menghadapi keterbatasan
faktor di luar dirinya, dalam hal ini status kepegawaian tidak tetap
membuat dirinya cenderung tidak menunjukkan perilaku seorang guru
yang berkompeten dan professional. Pada akhirnya menghasilkan
kompetensi profesionalisme yang rendah.

1.4.2 Gambaran Kinerja Guru Berdasarkan Lama Bekerja.


Bahwa hampir di setiap lama bekerja terdapat guru dengan
tingkat kinerja tinggi dan rendah. Akan tetapi, data menunjukkan
lebih banyak guru dengan tingkat kinerja guru yang tinggi daripada
guru dengan tingkat kinerja yang rendah. Hal ini dapat terjadi
mungkin karena guru selama memiliki pengalamannya dalam

7
mengajar yang tentunya sesuai dengan pengalaman masing-masing
dijadikan sebagai usaha untuk mewujudkan hasil kerja yang
berkualitas. Pada umumnya setiap guru di Indonesia yang memiliki
kinerja yang tinggi adalah mereka yang mampu mewujudkan proses
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran (Dharma,
2008).
Dalam hal ini, berdasarkan data di atas guru yang memiliki
tingkat kinerja yang tinggi yang tentunya memiliki pengalaman lama
bekerjanya masing-masing adalah guru yang mampu merealisasikan
proses perencanaan, pelaksanaan, maupun evaluasi dalam
pembelajaran dalam usahanya mencapai tingkat kinerja yang tinggi.

1.4.3 Gambaran Kinerja Guru Berdasarkan Status Kepegawaian.


Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa persentase guru
dengan tingkat kinerja tinggi yang memiliki status kepegawaian tetap
sebanyak 91,7% lebih tinggi dari pada guru dengan tingkat kinerja
rendah yang memiliki status kepegawaian tetap sebanyak 28,6%. Hal
ini dapat terjadi kemungkinan karena seorang guru yang sudah
memiliki status kepegawaian tetap dinilai oleh pihak sekolah
berpotensi dalam menjalankan profesi keguruan yang menghasilkan
tingkat kinerja yang tinggi.

8
BAB II
KAJIAN TEORITIS
2.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Kompetensi Profesional Guru
a. Pendidik atau Guru
Guru merupakan pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal
(Danim, 2010). Secara umum dapat diartikan bahwa guru adalah
orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan seluruh
potensi peserta didik, baik potensi kognitif, potensi afektif,
maupun potensi psikomotorik.
Guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan
kepada peserta didik. Pengertian yang lebih luas dijelaskan bahwa
guru diartikan sebagai orang yang melaksanakan pendidikan di
tempat-tempat tertentu, tidak mesti di lembaga pendidikan formal,
tetapi juga di masjid, di surau, di rumah, dan sebagainya (Djamarah,
2005). Jadi dapat dijelaskan bahwa Tugas dan tanggung jawab guru
sebenarnya bukan hanya di sekolah, tetapi bisa dimana saja
mereka berada. Di rumah, guru berperan sebagai orang tua
sekaligus pendidik bagi anak-anak mereka.
Peran dan fungsi guru juga berpengaruh terhadap
pelaksanaan pendidikan disekolah. Di antara peran dan fungsi
guru tersebut adalah sebagai berikut:

9
1) Sebagai pendidik dan pengajar; bahwa setiap guru harus
memiliki kestabilan emosi, ingin memajukan peserta didik,
bersikap realitas, jujur dan terbuka, serta peka terhadap
perkembangan, terutama inovasi pendidikan. Untuk mencapai
semua itu, guru harus memiliki pengetahuan yang luas,
menguasai berbagai jenis bahan pembelajaran, menguasai
teori dan praktek pendidikan, serta menguasai kurikulum dan
metodologi pembelajaran.
2) Sebagai anggota masyarakat; bahwa setiap guru harus pandai
bergaul dengan masyarakat. Untuk itu, harus menguasai psikologi
sosial, memiliki pengetahuan tentang hubungan antar manusia,
memiliki keterampilan membina kelompok, keterampilan
bekerjasama dalam kelompok, dan menyelesaikan tugas bersama
dalam kelompok.
3) Sebagai pemimpin; bahwa setiap guru adalah
pemimpin, yang harus memiliki kepribadian, menguasai ilmu
kepemimpinan, prinsip hubungan antar manusia, serta teknik
berkomunikasi.
4) Sebagai administrator; bahwa setiap guru akan dihadapkan
pada berbagai tugas administrasi yang harus dikerjakan disekolah,
sehingga harus memiliki kepribadian yang jujur, teliti dan
rajin, serta memahami strategi dan manajemen pendidikan.
5) Sebagai pengelola pembelajaran; bahwa setiap guru harus
mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran dan

10
memahami situasi belajar-mengajar di dalam maupun di luar kelas
(Mulyasa, 2012b).
Berdasarkan beberapa definisi yang dikemukakan di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan,
menilai, dan mengevaluasi siswa serta dalam usaha pembentukan
sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan.

b. Pengertian Kompetensi Guru


Kompetensi merupakan komponen utama dari standar profesi
di samping kode etik sebagai regulasi perilaku profesi yang
ditetapkan dalam prosedur dan sistem pengawasan tertentu.
Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku
efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis
dan memikirkan, serta memberikan perhatian, dan mempersepsi
seseorang menemukan cara-cara untuk mencapai tujuan tertentu
secara efektif dan efisien.
Kompetensi didefinisikan sebagai karakteristik seseorang
yang terkait dengan kinerja terbaik dalam sebuah pekerjaan
tertentu. Karakteristik ini terdiri dari atas lima hal, antara lain
(Agung, 2007):
1) Motif, adalah sesuatu yang secara konsisten dipikirkan atau
diinginkan orang yang menyebabkan tindakan. Motif mendorong,

11
mengarahkan, dan memilih perilaku menuju tindakan atau
tujuan tertentu.
2) Sifat, adalah karakteristik fisik dan respons yang konsisten
terhadao situasi atau informasi.
3) Konsep diri adalah sikap, nilai-nilai, atau citra diri
seseorang. Percaya diri merupakan keyakinan orang bahwa
mereka dapat efektif dalam hampir setiap situasi adala bagian dari
konsep diri orang.
4) Pengetahuan adalah informasi yang dimilik orang dalam
spesifik. Pengetahuan adalah kompetensi yang kompleks.
5) Keterampilan adalah kemampuan mengerjakan tugas fisik atau
mental tertentu. Kompetensi mental atau keterampilan kognitif
termasuk berpikir analitis dan konseptual.
Berbagai sumber yang telah membahas mengenai kompetensi
guru maka dapat diidentifikasi dan disarikan tentang ruang
lingkup kompetensi profesional guru sebagai berikut
(Mulyasa, 2012b):
1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan
baik filosofi, psikologis, sosiologis, dan sebagainya
2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf
perkembangan peserta didik
3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang
menjadi tanggungjawabnya.

12
4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang
bervariasi dan menarik.
5) Mampu menggunakan dan mengembangkan berbagai alat,
media dan sumber belajar yang relevan.
6) Mampu melaksanakn evaluasi hasil belajar peserta didik.

13
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Pendekatan Penelitian


Penelitian ini hendak mengkaji pengaruh antara profesionalisme guru terhadap
keterampilan mengajar di SMA Negeri 2 Lhokseumawe. Pendekatan yang digunakan adalah
pendekatan kualitatif berupa penarikan kesimpulan dari hasil wawancara dan pendekatan
kuantitatif karena data yang akan disajikan dalam bentuk angka. Penelitian ini berfokus pada
pencarian hubungan antara 2 variabel. Sehingga dapat diketahui hubungan antara variabel
yang diteliti, yaitu yang dalam hal ini kompetensi profesionalisme guru sebagai variabel
bebas dan keterampilan mengajar guru sebagai variabel terikat.

3.2 Waktu dan Tempat penelitian


Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lingkungan sekolah SMA Negeri 2
Lhokseumawe. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 02-15 Maret 2020.

3.3 Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang dilakukan peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulan. Objek dari penelitian ini adalah guru bidang studi kimia di sekolah SMA
Negeri 2 Lhokseumawe.
2. Sampel

3.4 Instrumen Penelitian


Dalam penelitian ini alat pengumpulan data (instrumen) yang digunakan adalah non tes,
yakni berupa angket dan wawancara.
1. Angket
Observasi dilakukan dengan cara pembagian angket yang berisi daftar pertanyaan
terkait dengan profesionalisme guru.

1
a) Lembar observasi angket

ANGKET PROFESIONALISME GURU


Nama Guru :
NIP :

Petunjuk:
1. Pada angket ini terdapat 25 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan
dan berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu.
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya.
Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
3. Catat responsmu pada lembar jawaban yang tersedia dengan memberi tanda centang,
dan ikuti petunjuk-petunjuk lain yang mungkin berkaitan dengan lembar jawaban.
Terimakasih.

Keterangan pilihan jawaban:


1 = Tidak Pernah (TP)
2 = Kadang-Kadang (KK)
3 = Selalu (S)

No. Pernyataan S KK TP
(Selalu) (Kadang (Tidak
- Pernah)
Kadang)
1. Pada saat mengajar guru
menjelaskan apa yang harus
dicapai siswa setelah proses
kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan.
2. Pada saat proses belajar
mengajar, guru menjelaskan
keterkaitan materi pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari.
3. Guru menjelaskan

2
keterampilan dan pengetahuan
seperti apa yang harus siswa
miliki.
4. Guru menjelaskan secara detail
jika ada istilah yang kurang
dimengerti.
5. Guru memberikan contoh
pokok bahasan pelajaran
dengan contoh yang mudah
dimengerti.
6. Guru menjelaskan pokok-
pokok bahasan dalam
pembelajaran sesuai dengan
urutan buku.
7. Guru selalu tepat waktu dan
pokok bahasan selalu selesai
dibahas sebelum waktu belajar
berakhir.
8. Pada saat mengajar dikelas,
guru membawa RPP.
9. Guru menggunakan media saat
menjelaskan materi pelajaran
yang membutuhkan media.
10. Guru tidak hanya
menggunakan buku paket
tetapi juga sumber lain yang
berkaitan dengan materi
pelajaran.
11. Guru selalu memberikan tugas
sebelum pelajaran berakhir.
12. Guru memberikan soal atau
pertanyaan dalam bentuk lisan
atau tulisan.
13. Jika ada siswa yang tidak
patuh guru akan menegur atau
memberikan hukuman.
14. Jika ada yang belum mengerti,

3
maka guru akan memberi
kesempatan untuk bertanya
dan guru akan memberikan
penjelasan.
15. Jika siswa merasa jenuh, maka
guru akan segera mengganti
cara menyampaikan materi
pelajaran dengan cara yang
menarik.
16. Melakukan diskusi untuk
menyelesaikan permasalahan
pada proses pembelajaran.
17. Pada saat melakukan diskusi,
guru membagi siswa dalam
beberapa kelompok dengan
tingkat kemampuan yang
bervariasi.
18. Guru telah menetapkan urutan
kegiatan pembelajaran dengan
sangat baik, sehingga tidak ada
waktu yang terbuang sia-sia.
19. Jika ada kegiatan yang
seharusnya dilakukan diluar
kelas tetapi tidak dapat
dilaksanakan, guru mencari
alternatif lain untuk
melaksanakan kegiatan
tersebut.
20. Guru mengikuti pelatihan yang
diadakan oleh pihak sekolah.
21. Setiap guru memberikan soal,
guru akan menjelaskan kepada
siswa berapa nilai satu buah
soal.
22. Guru menetapkan peringkat
secara terbuka, sesuai dengan

4
hasil evaluasi yang dapat
dihitung dengan perhitungan
jelas.
23. Guru menghadiri rapat
disekolah.
24. Guru bersedia untuk bertemu
dengan orang tua siswa untuk
membahas hal yang berkaitan
dengan proses pembelajaran.
25. Guru selalu mengecek
lingkungan disekitar kelas
sebelum pembelajaran dimulai.

2. Wawancara
Wawancara dilakukan secara langsung tanpa melalui perantara.
b) Lembar Wawancara
Nama Guru :
NIP :

No Pertanyaan Ringkasan Jawaban Skor


.
1. Nama ibu siapa?
2. Ibu aini alumni dari universitas mana ?
3. Ibu aini sudah berapa lama menjalani
profesi sebagai guru kimia di SMAN 2
Lhokseumawe?
4. Selama ibu aini mengajar disini
Kesulitan apa yang ibu alami?
5. Selama ibu aini mengajar mata
pelajaran kimia, apa yang paling
menarik menurut ibu?
6. Apa yang akan ibu aini lakukan jika
ada peserta didik yang minat belajar
sangat kurang?

Pedoman penskoran wawancara


Kriteria Penilaian Skor

5
1) Jika guru memberikan jawaban yang sangat logis, dengan 4
alasan yang baik dan benar serta mudah dipahami
2) Jika guru memberikan jawaban yang logis, dengan alasan 3
yang baik dan mudah dipahami
3) Jika guru memberikan jawaban yang kurang logis, dengan 2
alasan yang baik tapi kurang dapat dipahami
4) Jika guru memberikan jawaban yang tidak logis, dengan 1
alasan yang kurang tepat dan tidak mudah dipahami

3.5 Sumber Data


Sumber data penelitian ini adalah guru bidang studi kimia SMA Negeri 2
Lhokseumawe. Dengan pengambilan sumber data yang dipilih secara purposive
sampling, maka sumber data dipilih orang-orang yang dianggap sangat mengetahui
permasalahan yang akan diteliti. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ada
dua macam, yaitu sumber data primer dan sumber data sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung
dari sumber asli atau tidak melalui media perantara. Data primer secara khusus
dikumpulkan peneliti dan data primer dalam penelitian ini berupa opini subjek
secara individual. Yang dimaksud opini subjek secara individual dalam penelitian
ini adalah opini atau pendapat dari responden yaitu guru di sekolah SMA Negeri 2
Lhokseumawe berdasarkan jawaban hasil interview. Data primer dalam penelitian
ini adalah guru kimia SMA Negeri 2 Lhokseumawe. Ada dua metode yang
digunakan untuk mengumpulkan data primer, yaitu wawancara dan metode
pengisian angket.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Adapun
data sekunder dalam penelitian ini adalah profil sekolah serta dokumen-dokumen
penunjang lainnya.

3.6 Prosedur Penelitian


Adapun tahapan yang dilakukan peneliti adalah :
a. Tahap Persiapan

6
Pada tahap ini peneliti berusaha mendalami masalah sesuai judul laporan
penelitian

3.7 Teknik Pengolahan Data


Data merupakan fakta yang sangat penting dalam penelitian ini. Dalam rangka
mengumpulkan data untuk menunjang penelitian ini, maka pengumpulan data
dilakukan dengan cara wawancara dan angket dengan menggunakan persiapan berupa
pedoman wawancara dan dilakukan pencatatan selama wawancara berlangsung.
1. Angket
Metode angket adalah salah satu metode penelitian dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang berisi aspek yang hendak diukur. Angket ini diberikan kepada
guru. Data ini kemudian diubah menjadi data kuantitatif berupa angka-angka,
yaitu dengan cara memberi skor. Penskoran untuk variabel X dan Y menggunakan
skala Likert dalam bentuk pilihan ganda dengan alternatif yang berbeda. Jawaban
dari setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi
dari sangat positif sampai sangat negatif. Untuk keperluan analisis kuantitatif,
maka jawaban bisa diberi skor sebagai berikut:
Jawaban Skor
Selalu 3
Kadang-Kadang 2
Tidak Pernah 1
Instrumen penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk
checklist atau pilihan ganda. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan bentuk
checklist.

2. Wawancara
Wawancara adalah proses tanya jawab dengan seseorang narasumber yang
bertujuan untuk memperoleh informasi terkait hal-hal tertentu. Ada beberapa jenis
wawancara, diantaranya:
a. Wawancara Terpimpin
Wawancara terpimpin merupakan sebuah wawancara yang pertanyaannya
sudah dipersiapkan sebelumnya. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan
jenis wawancara terbuka.
3.8 Teknik Analisis Data
a. Angket

7
Butir Soal
Profesionalisme Keterampilan Mengajar
6,7,8,18,25,11,12,9,10 1,2,4,16,17,20,23,3,5,13,14
15,19,21,22,24

Hasil angket dimasukkan dalam tabulasi yang merupakan proses mengubah data
dan isntrumen pengumpulan data (angket) menjadi tabel angka (persentase)
sebagai berikut :
a. Profesionalisme guru
Deskripsi data angket untuk variabel X
a) Guru merancang program pembelajaran
Butir Soal Alternatif Frekuens Persentas Persentase Total
Jawaban i e (total
jawaban ( skorPersentase
maksimum
.100 % )

× skor
item)
6,7,8,18,2 a. Selalu 9 9×3 = 27
5
b. Kadang- 6 6×2 = 12 ( 3975 ×100 % )
Kadang = 52%
c. Tidak 0 0×1 = 0
Pernah
Jumlah 39

b) Pemberian Tugas
Butir Alternatif Jawaban Frekuensi Persentas Persentase Total
Soal e (total
jawaban ( skorPersentase
maksimum
.100 % )

× skor
item)
11,12 a. Selalu 3 3×3 = 9
b. Kadang- 3 3×2 = 6 ( 1575 ×100 % )
Kadang = 20%
c. Tidak 0 0×1 = 0
Pernah
Jumlah 15

c) Media
Butir Alternatif Jawaban Frekuensi Persentas Persentase Total

8
Soal e (total
jawaban
( skorPersentase
maksimum
.100 % )

× skor
item)
9,10 a. Selalu 4 4×3 = 12
b. Kadang- 2 2×2 = 4 ( 1675 × 100 %)
Kadang = 21,3%
c. Tidak 0 0×1 = 0
Pernah
Jumlah 16

b. Keterampilan Guru
a) Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Oleh Guru
Butir Soal Alternatif Frekuens Persentas Persentase Total
Jawaban i e (total
jawaban ( skorPersentase
maksimum
.100 % )

× skor
item)
1,2,4,16,1 d. Selalu 19 19×3 =
7, 57
( 6375 × 100 %)
e. Kadang- 3 3×2 = 6 = 84%
20,23
Kadang
f. Tidak 0 0×1 = 0
Pernah
Jumlah 63

b) Interaksi, Evaluasi, dan Alternatif Guru


Butir Soal Alternatif Frekuen Persentas Persentase Total
Jawaban si e (total
jawaban ( skorPersentase
maksimum
.100 % )

× skor
item)
3,5,13,14,1 g. Selalu 21 21×3 =
5, 63
( 7575 ×100 % )
h. Kadang- 6 6×2 = 12 = 100%
19,21,22,24
Kadang
i. Tidak 0 0×1 = 0

9
Pernah
Jumlah 75

b. Wawancara
Pedoman wawancara dan hasil transkip wawancara terlampir.

10
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
a. Indeks Korelasi
Variabel X dalam penelitian ini adalah profesionalisme guru, dan variabel Y dalam
penelitian ini adalah keterampilan mengajar guru. Peneliti menggunakan skor mentah dari
masing-masing variabel untuk menghitung nilai koefisien r xy dalam penelitian ini.
Perhitungannya disajikan dalam tabel berikut :
X Y X2 Y2 XY
39 63 1.521 3.969 2.457
15 75 225 5.625 1.125
16 - 256 - 16
70 138 2.002 9.594 3.598

Data yang telah disajikan diatas kemudian dicari angka indeks korelasinya yaitu antara
profesionalisme dengan keterampilan mengajar guru dengan rumus korelasi produk momen
Karl Person:

n . ( ΣXY )−( ΣX )( ΣY )
r xy =
√ ¿¿ ¿

Keterangan :

r xy = Angka indeks r produk moment (antara variabel X dan Y)


n = Jumlah responden
ΣXY = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y
ΣX = Jumlah seluruh skor X
ΣY = Jumlah seluruh skor Y

Berdasarkan rumus diatas lalu dicari tingkat korelasi variabel X terhadap variabel Y dengan
cara :

Diketahui:
n :3 Σ X2 : 2.002

11
ΣX : 70 ΣY 2 : 9.594
ΣY : 138 ΣXY : 3.598

Nilai koefisiennya adalah :

n . ( ΣXY )−( ΣX )( ΣY )
r xy =
√ ¿¿ ¿
3. ( 3598 )−(70)(138)
r xy =
√¿¿¿

10794−9660
r xy =
√ [ 6006−4900 ][ 28782−19044 ]
1134
r xy =
√ [ 1106 ] [ 9738 ]
1134
r xy =
√ [ 10770 ]
1134
r xy =
3,281
r xy =0,345
b. Interpretasi Data

Dapat diketahui bahwa antara variabel X dengan variabel Y mempunyai koefisien sebesar
0,345. Hasil tersebut berada pada rentang nilai 0,20-0,40 yang menunjukkan bahwa hbungan
profesionalisme guru dengan keterampilan mengajar yang dimiliki guru masih tergolong
rendah atau lemah.

Interval Koefisien Interpretasi

0,00 – 0,20 Antara variabel X dan Y memang terdapat korelasi,


akan tetapi itu sangat lemah atau rendah sehingga
korelasi tersebut diabaikan

0,20 – 0,40 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang


lemah atau rendah

0,40 – 0,70 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang


sedang atau cukup

0,70 – 0,90 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang kuat


atau tinggi

12
0,90 – 1,00 Antara variabel X dan Y terdapat korelasi yang
sangat kuat atau sangat tinggi.

Untuk mengetahui seberapa besar kontribusi yang diberikan variabel X dan Y, maka harus
diketahui lebih dahulu koefisiennya. Koefisien itu disebut Koefisien Determinasi dengan hasi
perhitungan sebagai berikut:

KD = r 2 × 100%

= (0,345¿2 × 100%

= 0,119 × 100%

= 12%

Hal ini menunjukkan bahwa keterampilan mengajar guru 12% dipengaruhi oleh
profesionalisme guru, sedangkan sisanya yaitu 88% dipengaruhi oleh faktor lainnya seperti
faktor lingkungan belajar, faktor kecerdasan siswa, serta beberapa faktor lain baik yang ada
pada dalam diri siswa maupun yang berada diluar diri siswa.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil perhitungan statistika menunjukkan bahwa korelasi yang terjadi


antara kedua variabel dalam penelitian ini memiliki hubungan yang rendah atau lemah.
Keeratan variabel antara profesionalisme guru dengan keterampilan mengajar guru dapat
dibuktikan dengan hasil r xy sebesar 0,345, adapun pengaruh profesionalisme guru terhadap
keterampilan mengajar guru disekolah sebesar 12%, sedangkan 88% dipengaruhi oleh faktor
lainnya. Angka pengaruh profesionalisme guru terhadap keterampilan mengajar guru yang
hanya sebesar 12% menunjukkan bahwa perlu adanya evaluasi bagi guru untuk
meningkatkan keterampilan mengajar khususnya pada mata pelajaran kimia.

Pada saat wawancara peneliti menyimpulkan bahwa guru kimia di SMA Negeri 2
Lhokseumawe dalam program perencanaan untuk proses belajar mengajar sering tidak
membawa RPP (Rancangan Proses Pembelajaran). Untuk laboratorium kimia sendiri,
disekolah SMA Negeri 2 Lhokseumawe alat dan bahannya belum memadai, guru seringkali
membuat alternatif lain untuk praktikum kimia dikarenakan laboratorium kimia harus berbagi
dengan laboratorium biologi, itu menyebabkan adanya kesalahan dalam pembuatan jadwal.

13
Guru-guru di SMA Negeri 2 Lhokseumawe rata-rata sudah mengajar dalam rentang waktu 1
sampai 15 tahun di SMA Negeri 2 Lhokseumawe. Guru-guru di SMA Negeri 2
Lhokseumawe juga sering mengikuti pelatihan. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa sebesar
apapun upaya guru, faktor pendorong berupa semangat dari dalam diri siswa juga lah yang
dapat menentukan keberhasilan proses belajar mengajar sehingga dapat meningkatkan
keterampilan mengajar guru dan profesionalisme guru.

14
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengisian angket dan wawancara terhadap guru kimia di SMA
Negeri 2 Lhokseumawe, Maka dapat disimpulkan yaitu :

1. Pendidikan sangat penting karena dapat menambah wawasan yang luas dalam
kehidupan sehingga peserta didik dapat meraih cita-cita.
2. Menurut ibu aini, Sebagai guru yang profesiaonal, bukan hanya mengajar peserta
didik hingga pandai akan tetapi memotivasi peserta didik sangat penting.
3. Guru-guru kimia di sma n 2 lhokseumawe sudah melaksanakan sistem pengajaran
yang baik yaitu sistem pengajaran mengikuti kurikulum yang selalu melibatkan
hubungan antar pendidik dan peserta didik.

5.2 Saran

Kami menyadari bahwa laporan kami jauh dari kata sempurna, dikarenakan
keterbatasan pengetahuan kami. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca terutama dari
dosen pengampu mata kuliah profesi pendidikan.

15
DAFTAR PUSTAKA

Saputra, Surya Denny. 2011. Jurnal Psikologi Volume 9 No.2 : Hubungan Antara
Kompetensi Profesionalisme Guru dengan Kinerja Guru di SMA Tanggerang. Jakarta:
Universitas Esa Unggul.

Ulfah, Fitria. 2016. Hubungan Profesionalisme Guru Terhadap Minat Belajar Bahasa
Indonesia Siswa Kelas IX di MA Al-Hamidiyah Depok, Jawa Barat. Jakarta: Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.

16
LAMPIRAN

Lembar Pengesahan

17
ANGKET PROFESIONALISME GURU
Nama Guru : Nur Aini
NIP : 1981 1004 200803 2001

Petunjuk:
1. Pada angket ini terdapat 25 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan
dan berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu.
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya.
Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
3. Catat responsmu pada lembar jawaban yang tersedia dengan memberi tanda centang,
dan ikuti petunjuk-petunjuk lain yang mungkin berkaitan dengan lembar jawaban.
Terimakasih.

Keterangan pilihan jawaban:


1 = Tidak Pernah (TP)
2 = Kadang-Kadang (KK)
3 = Selalu (S)

No Pernyataan S KK TP
. (Selalu) (Kadang (Tidak
- Pernah)
Kadang)
1. Pada saat mengajar guru menjelaskan apa √
yang harus dicapai siswa setelah proses
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
2. Pada saat proses belajar mengajar, guru √
menjelaskan keterkaitan materi pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari.
3. Guru menjelaskan keterampilan dan √
pengetahuan seperti apa yang harus siswa
miliki.
4. Guru menjelaskan secara detail jika ada √
istilah yang kurang dimengerti.
5. Guru memberikan contoh pokok bahasan √
pelajaran dengan contoh yang mudah

18
dimengerti.
6. Guru menjelaskan pokok-pokok bahasan √
dalam pembelajaran sesuai dengan urutan
buku.
7. Guru selalu tepat waktu dan pokok bahasan √
selalu selesai dibahas sebelum waktu belajar
berakhir.
8. Pada saat mengajar dikelas, guru membawa √
RPP.
9. Guru menggunakan media saat menjelaskan √
materi pelajaran yang membutuhkan media.
10. Guru tidak hanya menggunakan buku paket √
tetapi juga sumber lain yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
11. Guru selalu memberikan tugas sebelum √
pelajaran berakhir.
12. Guru memberikan soal atau pertanyaan √
dalam bentuk lisan atau tulisan.
13. Jika ada siswa yang tidak patuh guru akan √
menegur atau memberikan hukuman.
14. Jika ada yang belum mengerti, maka guru √
akan memberi kesempatan untuk bertanya
dan guru akan memberikan penjelasan.
15. Jika siswa merasa jenuh, maka guru akan √
segera mengganti cara menyampaikan materi
pelajaran dengan cara yang menarik.
16. Melakukan diskusi untuk menyelesaikan √
permasalahan pada proses pembelajaran.
17. Pada saat melakukan diskusi, guru membagi √
siswa dalam beberapa kelompok dengan
tingkat kemampuan yang bervariasi.
18. Guru telah menetapkan urutan kegiatan √
pembelajaran dengan sangat baik, sehingga
tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.
19. Jika ada kegiatan yang seharusnya dilakukan √
diluar kelas tetapi tidak dapat dilaksanakan,
guru mencari alternatif lain untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.

19
20. Guru mengikuti pelatihan yang diadakan oleh √
pihak sekolah.
21. Setiap guru memberikan soal, guru akan √
menjelaskan kepada siswa berapa nilai satu
buah soal.
22. Guru menetapkan peringkat secara terbuka, √
sesuai dengan hasil evaluasi yang dapat
dihitung dengan perhitungan jelas.
23. Guru menghadiri rapat disekolah. √
24. Guru bersedia untuk bertemu dengan orang √
tua siswa untuk membahas hal yang
berkaitan dengan proses pembelajaran.
25. Guru selalu mengecek lingkungan disekitar √
kelas sebelum pembelajaran dimulai.

20
21
ANGKET PROFESIONALISME GURU
Nama Guru : Ratavina, S.Pd
NIP : 1987 0620 201903 2012

Petunjuk:
1. Pada angket ini terdapat 25 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan
dan berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu.
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya.
Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
3. Catat responsmu pada lembar jawaban yang tersedia dengan memberi tanda centang,
dan ikuti petunjuk-petunjuk lain yang mungkin berkaitan dengan lembar jawaban.
Terimakasih.

Keterangan pilihan jawaban:


1 = Tidak Pernah (TP)
2 = Kadang-Kadang (KK)
3 = Selalu (S)

No Pernyataan S KK TP
. (Selalu) (Kadang (Tidak
- Pernah)
Kadang)
1. Pada saat mengajar guru menjelaskan apa √
yang harus dicapai siswa setelah proses
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
2. Pada saat proses belajar mengajar, guru √
menjelaskan keterkaitan materi pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari.
3. Guru menjelaskan keterampilan dan √
pengetahuan seperti apa yang harus siswa
miliki.
4. Guru menjelaskan secara detail jika ada √
istilah yang kurang dimengerti.
5. Guru memberikan contoh pokok bahasan √
pelajaran dengan contoh yang mudah

22
dimengerti.
6. Guru menjelaskan pokok-pokok bahasan √
dalam pembelajaran sesuai dengan urutan
buku.
7. Guru selalu tepat waktu dan pokok bahasan √
selalu selesai dibahas sebelum waktu belajar
berakhir.
8. Pada saat mengajar dikelas, guru membawa √
RPP.
9. Guru menggunakan media saat menjelaskan √
materi pelajaran yang membutuhkan media.
10. Guru tidak hanya menggunakan buku paket √
tetapi juga sumber lain yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
11. Guru selalu memberikan tugas sebelum √
pelajaran berakhir.
12. Guru memberikan soal atau pertanyaan √
dalam bentuk lisan atau tulisan.
13. Jika ada siswa yang tidak patuh guru akan √
menegur atau memberikan hukuman.
14. Jika ada yang belum mengerti, maka guru √
akan memberi kesempatan untuk bertanya
dan guru akan memberikan penjelasan.
15. Jika siswa merasa jenuh, maka guru akan √
segera mengganti cara menyampaikan materi
pelajaran dengan cara yang menarik.
16. Melakukan diskusi untuk menyelesaikan √
permasalahan pada proses pembelajaran.
17. Pada saat melakukan diskusi, guru membagi √
siswa dalam beberapa kelompok dengan
tingkat kemampuan yang bervariasi.
18. Guru telah menetapkan urutan kegiatan √
pembelajaran dengan sangat baik, sehingga
tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.
19. Jika ada kegiatan yang seharusnya dilakukan √
diluar kelas tetapi tidak dapat dilaksanakan,
guru mencari alternatif lain untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.

23
20. Guru mengikuti pelatihan yang diadakan oleh √
pihak sekolah.
21. Setiap guru memberikan soal, guru akan √
menjelaskan kepada siswa berapa nilai satu
buah soal.
22. Guru menetapkan peringkat secara terbuka, √
sesuai dengan hasil evaluasi yang dapat
dihitung dengan perhitungan jelas.
23. Guru menghadiri rapat disekolah. √
24. Guru bersedia untuk bertemu dengan orang √
tua siswa untuk membahas hal yang
berkaitan dengan proses pembelajaran.
25. Guru selalu mengecek lingkungan disekitar √
kelas sebelum pembelajaran dimulai.

24
ANGKET PROFESIONALISME GURU
Nama Guru : Kiki Ledya, S.Si, M.T
NIP : 1981 0530 201003 2002

Petunjuk:
1. Pada angket ini terdapat 25 pernyataan. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan
dan berilah jawaban yang benar-benar cocok dengan pilihanmu.
2. Pertimbangkan setiap pernyataan secara terpisah dan tentukan kebenarannya.
Jawabanmu jangan dipengaruhi oleh jawaban terhadap pernyataan lain.
3. Catat responsmu pada lembar jawaban yang tersedia dengan memberi tanda centang,
dan ikuti petunjuk-petunjuk lain yang mungkin berkaitan dengan lembar jawaban.
Terimakasih.

Keterangan pilihan jawaban:


1 = Tidak Pernah (TP)
2 = Kadang-Kadang (KK)
3 = Selalu (S)

No Pernyataan S KK TP
. (Selalu) (Kadang (Tidak
- Pernah)
Kadang)
1. Pada saat mengajar guru menjelaskan apa √
yang harus dicapai siswa setelah proses
kegiatan belajar mengajar dilaksanakan.
2. Pada saat proses belajar mengajar, guru √
menjelaskan keterkaitan materi pelajaran
dengan kehidupan sehari-hari.
3. Guru menjelaskan keterampilan dan √
pengetahuan seperti apa yang harus siswa
miliki.
4. Guru menjelaskan secara detail jika ada √
istilah yang kurang dimengerti.
5. Guru memberikan contoh pokok bahasan √
pelajaran dengan contoh yang mudah

25
dimengerti.
6. Guru menjelaskan pokok-pokok bahasan √
dalam pembelajaran sesuai dengan urutan
buku.
7. Guru selalu tepat waktu dan pokok bahasan √
selalu selesai dibahas sebelum waktu belajar
berakhir.
8. Pada saat mengajar dikelas, guru membawa √
RPP.
9. Guru menggunakan media saat menjelaskan √
materi pelajaran yang membutuhkan media.
10. Guru tidak hanya menggunakan buku paket √
tetapi juga sumber lain yang berkaitan
dengan materi pelajaran.
11. Guru selalu memberikan tugas sebelum √
pelajaran berakhir.
12. Guru memberikan soal atau pertanyaan √
dalam bentuk lisan atau tulisan.
13. Jika ada siswa yang tidak patuh guru akan √
menegur atau memberikan hukuman.
14. Jika ada yang belum mengerti, maka guru √
akan memberi kesempatan untuk bertanya
dan guru akan memberikan penjelasan.
15. Jika siswa merasa jenuh, maka guru akan √
segera mengganti cara menyampaikan materi
pelajaran dengan cara yang menarik.
16. Melakukan diskusi untuk menyelesaikan √
permasalahan pada proses pembelajaran.
17. Pada saat melakukan diskusi, guru membagi √
siswa dalam beberapa kelompok dengan
tingkat kemampuan yang bervariasi.
18. Guru telah menetapkan urutan kegiatan √
pembelajaran dengan sangat baik, sehingga
tidak ada waktu yang terbuang sia-sia.
19. Jika ada kegiatan yang seharusnya dilakukan √
diluar kelas tetapi tidak dapat dilaksanakan,
guru mencari alternatif lain untuk
melaksanakan kegiatan tersebut.

26
20. Guru mengikuti pelatihan yang diadakan oleh √
pihak sekolah.
21. Setiap guru memberikan soal, guru akan √
menjelaskan kepada siswa berapa nilai satu
buah soal.
22. Guru menetapkan peringkat secara terbuka, √
sesuai dengan hasil evaluasi yang dapat
dihitung dengan perhitungan jelas.
23. Guru menghadiri rapat disekolah. √
24. Guru bersedia untuk bertemu dengan orang √
tua siswa untuk membahas hal yang
berkaitan dengan proses pembelajaran.
25. Guru selalu mengecek lingkungan disekitar √
kelas sebelum pembelajaran dimulai.

27
Pedoman Wawancara
Pertanyaan :
1. Nama ibu siapa?
2. Ibu aini alumni dari universitas mana ?
3. Ibu aini sudah berapa lama menjalani profesi sebagai guru kimia di SMAN 2
Lhokseumawe?
4. Selama ibu aini mengajar disini Kesulitan apa yang ibu alami?
5. Selama ibu aini mengajar mata pelajaran kimia, apa yang paling menarik menurut
ibu?
6. Apa yang akan ibu aini lakukan jika ada peserta didik yang minat belajar sangat
kurang?

28
Transkip Hasil Wawancara

Hari/tanggal : Rabu/11 Maret 2020


Pukul :10 : 00 WIB
Tempat : SMA Negeri 2 Lhokseumawe
Narasumber : Ibu Aini (guru mata pelajaran kimia)

Peneliti : Assalamualaikum ibu


Informan : waalaikumsalam,
Peneliti : ibu boleh minta waktunya sebentar untuk tanya -tanya tentang profesi ibu
sebagai guru mata pelajaran kimia di sma negeri 2 lhokseumawe?
Informan : iya boleh.
Peneliti : nama ibu siapa ?
Informan : panggil saja ibu aini.
Peneliti : ibu aini alumni dari universitas mana?
Informan : dari salah satu universitas di bogor.
Peneliti : ibu aini sudah berapa lama menjalani profesi sebagai guru kimia di
sma negri 2 lhokseumawe?
Informan : selama 14 tahun.
Peneliti : selama ibu aini mengajar, kesulitan apa yang ibu alami?
Informan : kesulitan yang ibu alami yang pasti masalah tingkah laku siswa yabg
bermacam-macam tapi menurut ibu pribadi itu hal yang wajar karena semua
orang yang berprofesi sebagai guru pasti akan mengalami kesulitan itu.
Apalagi sebagai guru kimia karena kebanyakan siswa disini kurang menyukai
mata pelajaran kimia.
Peneliti : selama ibu mengajar sebagai guru kimia, apa yang paling menarik menurut
ibu?
Informan : yang paling menarik adalah dedikasi guru- guru disini dan sarana prasana
sudah memadai tapi jujur untuk lab kimia sendiri belom mamadai karena
untuk praktikum pun kami jarang membuatnya paling hanya 1 semester sekali
dan kami sebagai guru juga menggantikannya dengan belajar secara
demontrasi di kelas dan alhamdulillah siswa cukup memeahaminya.
Peneliti : selama ibu aini mengajar apa yang sering ibu lakukan jika ibu melihat
peserta didik yang minta belajar sangat kurang?

29
Informan : dulu ibu tidak terlalu memperdulikan mereka yang tidak minat belajar, tapi
mulai 2010 ibu sadar bahwa memotivasi siswa sangat penting dalam proses
belajar mengajar dan sekarang ibu sangat perduli dengan mereka dan selalu
memotivasi mereka.
Peneliti : terimakasih ibu aini atas waktunya dan sangat bermanfaat untuk kami
sebagai calon guru kimia di masa akan datang.
Informan : iya sama- sama.

Dokumentasi :

Gambar 1 : setelah selesai pengisian angket dan wawancara

30
Gambar 2 : saat pembagian angket

Gambar 3 : saat pengisian angket

31
Gambar 4 : saat proses wawancara

32
33
g

Gambar 5 : saat proses wawancara

34
G

35
36
37
38
39
Gambar 6 : saat proses wawancara

40

Anda mungkin juga menyukai