Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN

“TERAPI KOGNITIF : SENAM OTAK”


DI BALAI REHABILITASI SOSIAL
LANJUT USIA GAU MABAJI
GOWA

A. Pendahuluan
Lansia adalah individu yang berumur di atas 60 tahun, dimana
pada usia ini kemampuan dan daya tahan tubuh individu semakin
menurun. Ditambah lagi dengan adanya berbagai penyakit degeneratif
yang akan muncul seiring dengan bertambahnya usia seperti penyakit
rematik, jantung, hipertensi, osteo poprosis dan diabetes militus.
Lansia dapat dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada
daur kehidupan manusia. Proses menjadi lansia merupakan proses alamiah
yang dapat terjadi pada setiap orang. Dimana keadaan yang ditandai oleh
kegagalan seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap
kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya
kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara individual.
Aspek yang juga mengalami penurunan secara degenerative adalah fungsi
kognitif (kecerdasan/pikiran). Salah satu contoh gangguan degeratif
kognitif pada lansia adalah demensia.
Demensia adalah suatu sindroma klinik yang meliputi hilangnya
fungsi intelektual dan ingatan/memori sedemikian berat sehingga
menyebabkan disfungsi hidup sehari-hari (Brocklehurst and Allen, 1987
dalam Boedhi-Darmojo, 2009). Pada lansia dengan demensia penurunan
kemampuan mental yang biasanya berkembang secara perlahan, dimana
terjadi gangguan ingatan, pikiran, penilaian dan kemampuan untuk
memusatkan perhatian, dan bisa terjadi kemunduran kepribadian, sehingga
terkadang terjadi gangguan terhadap bio-psiko-sosial-spritual pada lansia.
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi modalitas
yang dilakukan perawat kepada kelompok lansia yang mempunyai
masalah keperawatan yang sama. Aktivitas diguanakan sebagai terapi dan
kelompok diguanakan sebagai target asuhan. Di dalam kelompok terjadi
dinamika interaksi yang saling bergantung, saling membutuhkan dan
menjadi laboratorium tempat lansia melatih perilaku baru yang adaptif
untuk memperbaiki perilaku yang maladaptif.
B. Tujuan
Tujuan diadakannya pelaksanaan senam bersama adalah :
1. Untuk mengetahui senam otak
2. Untuk mengetaui manfaat senam otak
3. Klien diharapkan mampu melakukan senam otak
C. Pelaksanaan
1. Tahap persiapan
Tahap kegiatan dari kegiatan ini adalah pembuatan
preplanning, persiapan tempat dan alat-alat lainnya disiapkan oleh
anggota kelompok sesuai dengan tugasnya masing-masing.
Pemberitahuan program kegiatan senam otak dilakukan pada hari
selasa, 10 Maret 2020 di BRSLU Gau Mabaji Gowa
2. Tahap pelaksanaan
a. Pelaksanaan kegiatan :
Hari/ tanggal : 10 Maret 2020
Waktu : 10:30 Wita –selesai
Tempat : BRSLU Gau Mabaji Gowa
b. Struktur kepanitiaan
1. Penanggung Jawab : Didit Saputra Bertanggung jawab
atas program kegiatan senam otak.
2. Moderator : Dewi Sartika
3. Instruktur : Adi Akmar Sucipto Buluade, Arianto.
4. Operator : Danti Fayantia Hallauw
5. Dokumentasi : Debora Bertugas untuk
mendokumentasikan seluruh jalannya kegiatan
6. Fasilitator : Endang Suryani, Erinliandini Panjili Bertugas
untuk mendampingi lansia dan membantu memfasilitasi warga
pada saat kegiatan senam otak.
7. Observer : Ayu Romawanti Bertugas untuk
mengamati jalannya kegiatan senam
8. Konsumsi : Arma
c. Rangkaian kegiatan :
1. Pembukaan
Acara dimulai pukul 10.30 Wita.
2. Acara inti
Program kegiatan senam lansia dimulai dengan mengikuti
gerakan senam yang dipandu oleh Adi Akmar Sucipto Buluade,
Arianto. sebagai instruktur senam.
3. Penutup
Acara selesai pukul 11.00 Wita.
d. Evaluasi
1. Struktur
Lansia yang hadir sebanyak 1 orang. Setting tempat sudah
sesuai dengan rencana kegiatan yang telah dibuat sebelumnya
dengan perlengkapan yang digunakan. Peran sudah sesuai
dengan perencanaan, penanggung jawab, fasilitator, dan
observasi. Penggunaan gerakan sederhana dan mudah diikuti
sesuai dengan panduan.
2. Proses
Pelaksanaan kegiatan dimulai pukul 10.30 Wita sampai dengan
selesai sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
3. Hasil
Klien dapat mengikuti gerakan namun perlu bantuan dari
fasilitator. Klien tampak senang dan banyak senym/ tertawa
serta merasa lebih rileks dari sebelumnya.
e. Faktor Pendukung
Adanya sikap kooperatif dari lansia untuk mengikuti kegiatan
senam otak.
f. Hambatan
Perencanaan kilien yang mengikuti senam otak sekitar 5-6 lansia,
namun hanya 1 lansia yang dapat mengikuti senam otak.
g. Kesimpulan
Dari keseluruhan hasil pelaksanaan program kegiatan senam otak
dapat disimpulkan bahwa perencanaan yang ada dalam preplanning
dapat dilakukan dengan baik dan hasilnya sesuai dengan tujuan
yang diharapkan, namun terdapat beberapa hambatan yang
diantaranya klien mudah teralihkan dengan sesuatu. Klien juga
memiliki tingkat konsentrasi yang kurang sehingga proses kegiatan
senam perlu di lakukan pendampingan yang baik agar gerakan dari
instruktur dapat di ikuti.
DOKUMENTASI
LAPORAN HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN
“TERAPI KOGNITIF : SENAM OTAK”
DI BALAI REHABILITASI SOSIAL
LANJUT USIA GAU MABAJI
GOWA

TINGGI ILMU K

MAKASSAR

ASAN
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 :
1. ADI AKMAR SUCIPTO BULUADE
2. ARIANTO
3. ARMA
4. AYU ROMAWANTI
5. DANTI FAYANTIA HALLAUW
6. DEBORA
7. DEWI SARTIKA
8. DIDIT SAPUTRA
9. ENDANG SURYANI
10. ERINLIANDINI PANJILI

CI INSTITUSI

(....................................................)
NIP/ NIDN:
PROGRAM STUDI NERS
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
NANI HASANUDDIN MAKASSAR
2020

Anda mungkin juga menyukai