Anda di halaman 1dari 9

CHAPTER 1

BAB 1

PENGANTAR

A. PERSPEKTIF MASA HIDUP

1. Pentingnya Mempelajari Perkembangan Masa Hidup

Perkembangan merupakan polaperubahan yang dimulai sejak masa pembuahan dan


terus berlangsung selama masa hidup manusia. Sebagian besar perkembanan mencakup
pertumbuhan, meskipun juga mencakup kemunduran yang disebabkan oleh proes penuaan
dan kematian.

Menemukan kajian mengenai perkembangan masa hidup dapat merangsang minat dan
dipenuhi dengan berbagai informasi mengenai siapa kita, bagaimana kita bisa menjadi seperti
sekarang ini, dan bagaimana masa depan kita kelak.

2. Karakteristik dari Perspektif Masa Hidup

Perspektif masa hidup memandang baha perkembangan manusiaberlangsung selama


seumur hidup multidimensi, multiarah, plastis, multidisiplin, dan kontekstual serta
merupakan proses yang melibatkan pertumbuhan, pemeliharaan, dan regulasi terhadap
penurunan. Menurut pandangan Baltes, penting untuk memahmi bahwa perkembangan
dibangun melalui kerja sama faktor-faktor biologis, sosiokultural, dan individual. Berikut
adalah beberapa karakteristik dari perspektif masa hidup:

1) Perkembangan manusia berlangsung sepanjang hidup, perspektif ini menytakan


bahwa tidak ada satu periode pun yang mendominasi perkembangan manusia.
2) Perkembangan manusia bersifat multidimensi, perspektif ini menyatakan baha
perkembangan melibatkan dimensi biologis, kognitif, dan sosioemosi. Bahkan dalam
sebuah dimensi pun terkandung sejumlah komponen. Sebagai contoh, atensi, memori,
pemikiran abstrak, kecepatan pemrosesan informasi, dan intelegensi sosial merupakan
komponen dari dimensi kognitif.
3) Perkembangan manuia bersifat multiarah, sepanjang kehidupan sejumlah dimensi atau
komponen dari uatu dimensi tertentu akan berkembang sementara yang lain akan
menyusut.
4) Perkembangan manusia bersifat plastis, plastis atau plastisitas berati kapasitas untuk
berubah dan kapasitas untuk berubah akan menurun ketika kita bertambah tua.
5) Ilmu perkmbangan bersifat multidisiplin, perkembangan yang berlangsung selama
maa hidup dipengaruhi oleh berbagai fakor. Seperti faktor keturunan dan kesehatan,
relasi sosial, pengaruh keluarga, dll.
6) Perkembangan manusia bersifat kontekstual, perkembangan berlangsung dalam
sebuah konteks atau setting. Konteks mencakup keluarga, sekolah, kelompok teman
sebaya, tempat ibadah, kota, lingkungan sekitar, laboratorium universitas, negara, dll.
Masing-masing setting ini dipengaruhi oleh faktor-faktor sejarah, ekonomi, sosial dan
budaya.
7) Perkembagan manusia melibatkan pertumbuhan, pemeliharan, dan regulasi terhadap
kehilangan.
8) Perkembangan manusia merupakan konstruksi bersama dai faktor biologi, budaya,
dan individu. Sebagai contoh, otak membentuk budaya namun oak juga dibentuk oleh
budaya yang yang elah dimiliki dan dikumpulkan seseorang. Jika dilihat dari faktor
individu, kita mampu beranjak melampaui faktor genetik yang diwariskan maupun
faktor lingkungan.
9) Kesehatan dan kesejahteraan, para ahli telah menyadari bahwa besarnya pengaruh
dari gaya hidup dan kondisi psikologis terhadap kesehatan dan kesejahteraan.
10) Pengasuhan dan pendidikan.
11) Konteks dan keragaman sosiobudaya, kesehatan, pengasuhan orang tua, pendidikan,
seperti sama halnya perkembangan semua itu dibentuk dalam konteks sosiobudaya
yang bermanfat secara khusus yaitu : budaya, etnisitas, status ekonomi dan gender.
12) Kebijakan sosial adalah serangkaian kegiatan dan tindakan pemerintah yang dancang
untuk meningkatkan kesejaheraan para warganya.

B. SIFAT-SIFAT PERKEBMANGAN

1. Proses Biologis, Kognitif, dan Sosioemosi


Proses biologis merupakan perubahan yang menghasilkan perubahan pada sifat dasar
fisik individu. Proses kognitif merujuk pada perubahan pemikira,intellegensi, dan bahasa
dari individu. Sedangkan proses sosioemosi mencakup prubahan dalam relasi inividu denan
orang lain, prubahan emosi, dan perubahan kepribadian. Proses biologis, kognitif, dan
sosioemosi saling terkait dan membentuk suatu jalinan. Contohnya, senyuuman seorang bayi
ketika merespons sentuhan ibunya. Respons ini tergantung pada proses biologis (sifat fisik
dari sentuhan respons terhadapnya), proses kognitif (kemampuan memahami respons suatu
tindakan), dan proses sosioemosi (senyuman sering kali menunjukan perasaan emosional
yang positif).

2. Periode-periode Perkembangan

Periode perkembangan merujuk pada suatu kerangka waktu dalam kehidupan


seseorang ditandai oleh ciri-ciri tertentu. Klasifikasi periode perkembangan yang
palingbanyak adalah ukuran delapan periode, yaitu:

1) Periode prakelahiran (prenatal period) adalah masa dari pembuahan hingga kelahiran,
peiode ini berlangsung selama kurang lebih sembilan bulan.
2) Masa bayi (infancy) adalah periode perkembangan yang dimulai sejak lahir hingga 18
atau 24 bulan, selama periode ini bayi banyak melakukan aktivitas seperti bahasa,
pikiran simbolis, koordinasi sensorimotor,dan pembelajaran sosial.
3) Masa kanak-kanak awal (early childhood) adalah periode erkembangan yang dimulai
dari akhir masa bayi hingga usia 5 atau 6 tahun. Pada periode ini anak belajar untuk
lebih mandiri dan merawat dirinya sendiri, mengenali huruf, mengambangkan
sejumlah keterampilan, dan meluangkan banyak waktu untuk bermain dengan teman
sebaya.
4) Masa kanak-kanak pertengahan dan akhir (middle and late childhood) adalah periode
perkembangan yang berlangsung antara 6 – 11 tahun. Pada periode ini anak belajar
keterampilan dasar seperti membaca, menulis, aritmatika, prestasi dan kendali diri
juga meningkat.
5) Masa remaja (adolescene) adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-
kanak dan masa dewasa, yang dimulai pada sekitar usia 10 – 12 tahun dan berakhir
pada usia sekitar 18 – 22 tahun. Remaja mulai ada perubahan fisik yang cepat, pada
saat ini uapaya menemukan kemandirian dan identitas menjad isu yang
menonjol.pikiran mereka juga menjadi lebih logis, abstrak, dan idealis.
6) Masa dewasa awal (early adulthood) adalah periode perkembangan yang dimulai
pada usia 20-an sampai usia 30-an. Masa ini merupakan saat untuk mencapai
kemandirian pribadi dan ekonomi, pengembangan karrir, memilih pasangan, memulai
keluarga sendiri dan mengasuh anak.
7) Masa dewasa menengah (middle adulthod) adalah periode perkembangan yang
berlangsung kurang lebih usia 40 – 60 tahun. Ini merupakan masa untk memperluas
keterlibatan priadi, sosial, dan tanggung jawab.
8) Masa dewasa akhir (late adulthood) adalah oeriode perkembangan yang dimulali pada
usia 60 – 70 tahun hingga saat kematian.masa ini merupakan masa meninjau hidup
yang telah dijalani.

3. Pentingnya Usia

1) Usia dan kebahagiaan, beberapa studi penelitian terhadap orang dewasa menemukan
bahwa kebahagiaan meningkat sesua dengan bertambahnya usia.
2) Konsepsi mengenai usia, tidak hanya dibatasi oleh sebagai usia kronologis namun
juga usia psikologis, usia biologis, dan usia sosial. Usia biologis ditentukan
berdasarkan pengukuran kapasitas fungsional dari organ vital. Usia psikologis adalah
kapasitas adatif individu yang dibandungkan dengan kapasitas adaptif individu yang
memiliki usia kronologis yang sama. Usia sosial merujuk pada peran-peran dan
harapan-harapan sosial yang terkait dengan usia seseorang.

4. Isu-isu Perkembangan

1) Isu bawaan – pengasuhan (nature – nurture issues) adalah isu yang berkaitan dengan
sejauh mana perkembangan dipengaruhi bawaan dan pengasuhan. Bawaan (nature)
merujuk pada warisan biologis organisme, pendukung isu ini menyatakan bahwa
faktor keturunan biologis adalah faktor terpenting yang mempengaruhi
perkembangan. Sedangkan pengasuhan (nurture) merujuk pada pengalaman
lingkunga, pendukung isu ini menyatakan bahwa pengalaman faktor lingkungan
adalah ynag terpenting.
2) Isu stabilitas – perubahan, isu ini merujuk pada sejauh mana kita menerjemahkan
sesuatu berdasarkan pengalaman awal (stabilitas) atau apakah kita berkembanga
menjadi berbeda dari siapa diri kita sebelumnya (perubahan)
3) Isu kontinuitas dan diskontinuitas, isu ini berfokus pada sejauh mana perkembangan
terjadi secara bertahap dan melibatkan perubahan yang bersifat kumulatif
(kontinuitas) atau tahap tahao yang sama sekali berbeda (diskontinuitas)

C. TEORI-TEORI PERKEBMANGAN

1. Teori Psikoanalitis

Teori psikoanalitis menyatakan bahwa perkembangan berlangsung terutama saat tidak


disadari dan sangat diwarnai oleh emosi. Perilaku hanyalah karakteristik dari permukaan, dan
kerja simbolik dari pikiran harus dianalisis agar perilaku tersebut dapat dipahami. Berfokus
pada pengalaman awal bersama orang tua.

1) Teori Psikoseksual Freud


Menurut Freud, seiring dengan pertumbuhan anak-anak, fokus dari impuls-
impuls kenikmatan dan seksual beralih dari mulut ke anus dan bahkan ke
genital. Kepribadian orang dewasa ditentukan dari cara kita menyelesaikan
konflik diantara sumber-sumber kenikmatan disetiap tahap dan tuntutan
realitasnya. Dalam pandangan Freud, apabila kebutuhan unutuk memperoleh
kepuasan kurang terpenuhi atau terlalu terpenuhi individu akan mengalami
fiksasi atau terkunci di tahap perkembangan tersebut. Tahap-tahap tesebut
yaitu:
a) Tahap oral (lahir-1,5 tahun) kesenangan anak dipusatkan di daerah
mulut
b) Tahap anal (1,5 – 3 tahun) kesenangan anak dipusatkan di daerah anus
c) Tahap falik (3 – 6 tahun ) kesenangan anak dipusatkan d daerah genital
d) Tahap laten (6 tahun – pubertas) anak menekan hasrat seksual
kemudian mengembangkan keterampilan sosial dan intelektual
e) Tahap genital (masa pubertas – seterusnya) saat kebangkitan seksual
adalah di luar seorang keluarga
2) Teori Psikososial Erik Erikson
Menurut teori Erikson perubahan dalam perkembangan berlangsung sepanjang
masa hidup, disetiap tahapan ini individu dihadapkan pada sebuah krisis yang
merupakan suatu tugas perkembangan unik yang harus diselesaikan. Menurut
Erikson perkembangan manusia terbagi menjadi delapan tahap, yaitu :
a) Kepercayaan vs ketidakpercayaan (satu tahun pertama)
b) Otonomi vs rasa malu dan ragu-ragu (1 – 3 tahun)
c) Prakarsa vs rasa bersalah (3 – 5 tahun)
d) Semangat vs rendah diri (6 tahun – pubertas)
e) Identitas vs kebingungan identitas (10 – 20 tahun)
f) Keakraban vs keterkucilkan (20 – 30 tahun)
g) Generativitas vs stagnasi (40 – 50 tahun)
h) Integritas vs keputusasaan (lebih dari 60tahun)

2. Teori – teori Kognitif

1) Teori Perkembangan Kognitif Piaget


Teori Piaget menyatakan bahwa anak-anak secara aktif membangun
pemahaman mengenai dunia dan melalui empat tahap kognitif, yaitu:
a) Tahap sensorimotor (lahir – 2 tahun) bayi membangun pemahaman
mengenai dnianya melalui usaha mengoordinasikan pengalaman-
pengalaman sensoris dengan tindakan fisik.
b) Tahap praoperasi (2 – 7 tahun) anak mulai menuliskan dunianya denan
kata-kata dan gambar.
c) Tahap operasu konkret (7 – 11 tahun) anak saat ini dapat bernalar
dengan logis mengenai berbagai perstiwa konkret dan
mengklasifikasikan objek-objek ke dalam bentuk yang berbeda.
d) Tahap operasi formal (11 tahun – dewasa) remaja bernalar secara lebih
abstrak, idealis, dan logis.
2) Teori Kognitif Sosiobudaya menurut Vygotsky
Teori vygotsky adalah teori kognisi sosiobudaya yang berfokus pada
bagaimana budaya dan interaksi sosial mengarahkan perkembangan kognitif.
Perkembangan memori, atensi, dan penalaran mencakup kegiatan belajar
untuk menggunakan temuan-temuan dari masyarakat, seperti bahasa, sistem
matematika, dan strategi memori.
3) Teori Pemrosesan Informasi
Teori ini mengedepankan bahwa individu memanipulasi,memonitor, dan
menyusun strategi terhadap informasi-informasi yang ditemuinya, inti teori ini
adalah proses memori dan pemikiran.

3. Teori-teori Perilaku dan Kognitif

Dalam konteks isu kontinuitas-diskontinuitas yang dibahas sebelumnya, teori-teori perilaku


dan kognitif sosial mengedepankan kontinuitas perkembangan dan menyatakan bahwa
perkembangan tidak terjadi menurut tahapan

1) Pengkondisian Operant Skinner


Menurut B.F Skinner dalam pengkondisian operant konsekuensi dari suatu
perilaku akan mengubah munculnya suatu perilaku itu dikesempatan
berikutnya. Ia memfokuskan bahwa perkembangan terdiri dari pola perubahan
perilaku tang diakibatkan oleh pola penghargaan dan hukuman.
2) Teori Kognitif Sosial Bandura
Para ahli kogniti sosialmenegaskan bahwa individu perlu menjalani berbagai
perilaku, gagasan, dan perasaan melalui observasi terhadap perilaku orang
lain, dan observasi ini membentuk suatu bagian penting dari perkembangan
masa hidup.

4. Teori Etologi

Teori etologi menegaskan bahwa perilaku sangat dipengaruhi oleh biologi, terkait
dengan evolusi dan ditandai dengan periode kritis atau sensitif. Periode ini merupakan jangka
waktu spesifik, yang menurut ahli etologi, ada atau tidaknya pengalaman tertentu akan
memiliki dampak jangka-panjang bagi individu.

Jhon Bwolby menggambarkan penerapan penting dari teori etologi dalam


perkembangan manusia. Bowlby menyatakan bahwa kelekatan pada pengasuh selama satu
tahun pertama kehidupan memiliki konsekuensi penting bagi keseluruhan masa hidup
seseorang.
5. Teori Ekologi

Teori ekologi Bronfenbrenner menyatakan bahwa perkembangan mencerminkan


pengaruh dari sejujmlah sistem lingkungan. Teori ini mengidentifikasikan lima sistem
lingkungan, yaitu :

1) Mikrosistem, yaitu lingkungan tempat individu hidup


2) Mesosistem, yaitu relasi antar mikrosistem
3) Eksosistem, yaitu kaitan antara lingkungan sosial dimana individu
tidakmemiliki peran aktif dan konteks individu itu sendiri
4) Makrosistem,, yaitu budaya tempat individu hidup
5) Kronosistem, yaitu pola peristiwa-peristiwa lingkungan dan transisi dari
rangkaian kehidupan dan keadaan-keadaan sosiohistoris.

D. PENELITIAN DALAM PERKEKMBANGAN MASA HIDUP

1. Metode-metode Pengumpulan Data

1) Observasi
Observasi laboratorium (observasi yang terkendali)
Observasi naturalistik (Observasi perilaku di lingkungan sebenarnya)
2) Survei dan wawancara (bertanya secara langsung)
Tes terstandarisasi ( memiliki prosedur administrasi dan skoring yang seragam)
3) Studi kasus (mengkaji individu tunggal secara mendalam)
4) Pengukuran fisiologis

2. Desain Penelitian

1) Penelitian Deskriptif, bertujuan mengobservasi dan merekam perilaku


2) Penelitian korelasional, bertujuan mendeskripsikan kekuatan relasi antara minimum
dua peristiwa atau karakteristik
Koefisien korelasi, nilai iperbolehkan berdasarkan analisis statistik, yang digunakan
untuk mendeskripsikan taraf asosiasi di antara dua variabel
3) Penelitian Eksperimental, penelitian yang mempunyai prosedur yang diatur dengan
cermat, dengan memanipulasi satu atau lebih faktor yang diyakini, memengaryhi
perilaku, sementara faktor-faktor yang lainnya konstan.
3. Rentang Waktu Penelitian

1) Pendekatan Lintas-bagian (cross- sectional approach) adalah strategi penelitian yang


membandingkan individu-individu yang berbeda usia pada waktu tertentu.
2) Pendekatan Longitudinal adalah suatu strategi penelitian yang mempelajari individu-
individu tertentu selama satu periode waktu, biasanya beberapa tahun atau lebih.
3) Efek Kohort adalah pengaruh yang disebabkan oleh waktu kelahiran atau generasi
dari subjek, namun bukan oleh usia akktualnya.

Anda mungkin juga menyukai