Anda di halaman 1dari 24

ALDEHID DAN KETON

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu gugus fungsi yang kita ketahui yaitu aldehid. Aldehid
adalah suatu senyawa yang mengandung sebuah gugus karbonil yang
terikat pada sebuah atau dua buah atom hidrogen. Nama IUPAC dari
aldehida diturunkan dari alkana dengan mengganti akhiran “ana“
dengan “al“. Nama umumnya didasarkan nama asam karboksilat
ditambahkan dengan akhiran dehida.
Keton adalah suatu senyawa organik yang mempunyai sebuah
gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil, dua gugus alkil, atau
sebuah alkil. Keton juga dapat dikatakan senyawa organik yang
karbon karbonilnya dihubungkan dengan dua karbon lainnya. Keton
tidak mengandung atom hidrogen yang terikat pada gugus karbonil.
Gugus karbonil bersifat polar dengan elektron-elektron dengan
ikatan phi tertarik ke oksigen yang lebih elektronegatif merupakan
faktor yang menyebabkan keaktifan gugus karbonil tersebut.
Reaksivitas relatif aldehid dan keton sebagian dapat disebabkan oleh
banyaknya muatan positif pada karbon karbonil. Makin besar muatan
ion akan semakin reaktif, dan bila muatan positif parsial ini tersebar
keseluruh molekul maka senyawa karbonil akan lebih stabil dan
kurang reaktif.
Aldehid mempunyai paling sedikit satu atom hidrogen yang
melekat pada gugus karbonil. Gugus lainnya dapat berupa gugus
hidrogen, alkil atau aril. Sedangkan keton mengandung dua gugus
alkil atau aril yang terikat pada atom karbon karbonil.
Dalam bidang farmasi pembahasan tentang aldehid dan keton
sangatlah penting untuk dipelajari. Hal ini berhubungan dengan
bagaimana nantinya senyawa obat dapat bereaksi dengan aldehid
dan keton. Misalnya formaldehid sering dibuat dalam larutan 37 %

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

yang dinamakan formalin dimana larutan ini berguna sebagai


desinfektan dan pengawet.
1.2 Maksud Praktikum
Adapun maksud dari praktikum aldehid dan keton ialah
1. untuk membedakan aldehid dan keton berdasarkan reaksi-reaksi
kimia.
1.3 Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum aldehid dan keton ialah
1. Untuk menentukan kelarutan aldehid dan keton didalam air.
2. Untuk menentuka reaksi antara aldehid dan keton dengan KMnO4.
3. Untuk membedakan aldehid dan keton menggunakan pereaksi
Tollens dan pereaksi Fehling.

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Umum

Aldehid mempunyai setidaknya satu atom Hidrogen (H) yang


terikat pada gugus karbonilnya. Rumus umus dari aldehid adalah R –
COH. Penamaan secara IUPAC pada aldehid adalah dengan
mengganti huruf “a” pada alkana menjadi “al” sehinnga menjadi
alkanal. Tata cara penamaan adalah rantai terpanjang yang memiliki
gugus fungsi karbonil (Hornback, 2006 : 145).
Keton adalah keluarga hidrokarbon yang bersifat mudah
terbakar dan narkotik. Rumus dari keton adalah R – C – O – R. Gugus
karbonil pada keton adalah C yang berikatan rangkap dua dengan O.
Keton bersifat polar sehingga apabila sampai terbakar harus
dipadamkan dengan alkohol atau busa dari senyawa yang bersifat
polar karena air tidak akan efektif, namun derajat kepolarannya
kurang dari alkohol dan asam organik. Tata cara penamaan IUPAC
pada keton adalah dengan mengganti “a” pada alkana menjadi “on”
pada keton sehingga menjadi alkanon (Raton, 2013 : 67).
Aldehid dan keton merupakan kelompok senyawa organik yang
mengandung gugus karbonil (C = O). Rumus umum struktur aldehid
dan keton seperti tertulis dibawah ini dengan R adalah alkil atau aril
(Pudjaatmaka, 2000 : 154).
               O                                 O
               ║                                 ║
           R-C-H                         R-C-R
aldehid keton
Aldehid keton berubah dua dari sekian banyak kelompok
senyawaan organik yang mengandung gugus karbonil. Suatu keton
mempunyai dua gugus alkil (aril) yang terikat pada karbon karbonil,
sedangkan aldehida mempunyai satu gugus alkil(aril) dan satu

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

hidrogen yang terikat pada karbon karbonil itu (Pudjaatmaka, 2000 :


152).
Perbedaan dari aldehid dan keton sendiri antara lain senyawa
aldehid mengandung sebuah gugus karbonil yang terikat pada sebuah
atau dua buah atom hidrogen sedangkan keton yaitu senyawa organik
yang mempunyai sebuah gugus karbonil terikat pada dua gugus alkil.
Aldehida mudah teroksidasi sedangkan keton agak sukar teroksidasi.
Aldehida lebih reaktif dibandingkan dengan keton terhadap adisi
nukleofilik (Raymond, 2009 : 98).
Sifat fisis dari aldehid dan keton, gugus karbonil terdiri dari
sebuah atom karbon Sp2 yang dihubungkan ke sebuah atom oksigen
oleh sebuah ikatan sigma dan sebuah ikatan pi. Ikatan–ikatan sigma
gugus karbonil terletak dalam suatu bidang dengan sudut ikatan kira-
kira 120°C di sekitar karbon Sp2. Ikatan pi yang menghubungkan C
dan O terletak di atas dan di bawah bidang ikatan-ikatan sigma
tersebut. Gugus karbonil bersifat polar, dengan elektron-elektron
dalam ikatan sigma dan terutama elektron-elektron dalam ikatan pi,
tertarik ke oksigen yang lebih elektronegatif. Oksigen gugus karbonil
mempunyai dua pasang elektron menyendiri. Semua sifat-sifat
struktural ini kedataran, ikatan pi, polaritas dan adanya elektron
menyendiri, mempengaruhi sifat dan kereaktifan gugus karbonil
(Fessenden, 2003 : 93).
Sifat-sifat unik gugus karbonil mempengaruhi sifat fisika
aldehida dan keton. Karena senyawaan ini polar, dan karena itu
melakukan tarik-menarik dipol-dipol antarmolekul, aldehida dan keton
mendidih pada temperatur yang lebih tinggi dari pada senyawaan
nonpolar yang bobot molekulnya bersamaan. Secara terbatas aldehid
dan keton dapat mensolvasi ion (Pudjaatmaka, 2009 : 157).
Aldehid dan keton suatu senyawa yang tersusun dari unsur-
unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Keduanya dapat diperoleh dari

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

oksidasi alkohol, aldehida dari alkohol primair, sedangkan keton dari


alkohol sekunder (Besari, 2002 : 143)
Aldehid dan keton mempunyai gugus fungsional (gugus
karbonil) yang sama, maka sifat kimianya hampir sama, tetapi sifat
fisikanya berlainan (Besari, 2002 : 142).
Jika kedua gugus yang menempel pada gugus karbonil adalah
gugus-gugus karbon, maka senyawa itu dinamakan keton. Jika salah
satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen, senyawa tersebut
termasuk golongan aldehid (Achmadi, 2000 : 34).
Aldehid dan keton bereaksi dengan berbagai senyawa, tetapi
pada umumnya aldehid lebih reaktif dibanding keton. Kimiawan
memanfaatkan kemudahan oksidasi aldehid dengan mengembangkan
beberapa uji untuk mendeteksi gugus fungsi ini (Willbraham, 2000 :
102).
Uji Tollen merupakan salah satu uji yang digunakan untuk
membedakan mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang
termasuk senyawa keton. Selain dengan menggunakan Uji Tollen
untuk membedakan senyawa aldehid dan keton dapat juga
menggunakan Uji Fehling dan Uji Benedict. Aldehid lebih mudah
dioksidasi dibanding keton. Oksidasi aldehid menghasilkan asam
dengan jumlah atom karbon yang sama (Hart, 2012 : 198).
Jika kedua gugus yang menempel pada gugus karbonil adalah
gugus-gugus karbon, maka senyawa itu dinamakan keton. Jika salah
satu dari kedua gugus tersebut adalah hidrogen, senyawa tersebut
termasuk golongan aldehid (Achmadi, 2000 : 40).
Ada beberapa perbedaan antara aldehid dan keton pada sifat
dan struktur yang mempengaruhinya (Fessenden, 2003 : 96) :
a. Aldehid sangat mudah untuk beroksidasi, sedangkan keton
mengalami kesukaran dalam beroksidasi.
b. Aldehid biasanya lebih reaktif dari keton, terhadap suau reagen
yang sama. Hal ini disebabkan karena atom karbonil dari aldehid

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

kurang dilindungi dibandingkan dengan keton, begitu pula aldehid


lebih mudah dioksidasi dari keton.
c. Aldehid kalau teroksidasi akan menghasilkan asam karboksilat
dengan jumlah atom yang sama tetapi untuk keton tidak,
dikarenakan pada keton sering mengalami pemutusan ikatan yang
menghasilkan 2 ikatan asamkarboksilat dengan jumlah atom
karbon dari keton mula-mula (akibat putusnya ikatan karbon), keton
siklik menghasilkan asam karboksilat dengan jumlah atom karbon
yang sama banyak.
d. Jadi perbedaan kereaktifan antara aldehid dan keton melalui
oksidator dapat digunakan untuk membedakan kedua senyawa
tersebut.
Uji Tollens merupakan salah satu uji yang digunakan untuk
membedakan mana yang termasuk senyawa aldehid dan mana yang
termasuk senyawa keton. Selain dengan menggunakan Uji Tollen
untuk membedakan senyawa aldehid dan keton dapat juga
menggunakan Uji Fehling. Aldehid lebih mudah dioksidasi dibanding
keton. Oksidasi aldehid menghasilkan asam dengan jumlah atom
karbon yang sama (Hart, 2012 : 199).
Aldehid dan keton dapat dikelompokan dan dibedakan satu
dengan yang lainnya, dengan menggunakan tes kelarutan. senyawa-
senyawa ini juga dapat larut dalam asam sulfat pekat dengan
membentuk garam oksanium. Aldehid dan keton mempunyai atom
karbon kurang dari lima dapat larut dalam air. Sedangkan eter dengan
atom C kurang dari empat dapat larut dalam air (Anwar, 2007 : 143).
Reaksi-reaksi pada aldehida dan keton adalah reaksi oksidasi
dan reaksi reduksi. Reaksi oksidasi untuk membedakan aldehida dan
keton.aldehida mudah sekali dioksidasi, sedangkan keton tahan
terhadap oksidator. Aldehida dapat dioksidasi dengan oksidator yang
sangat lemah. Sedangkan reaksi reduksi terbgi menjadi tiga bagian

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

yaitu reduksi menjadi alkohol, reduksi menjadi hidrokarbon dan


reduksi pinakol (Wilbraham, 2000 :104).

2.2 Uraian Bahan


1. Amonia (Ditjen POM, 1979 : 86)
Nama resmi : AMMONIA
Rumus molekul : NH4OH
Berat molekul : 35.05
Kandungan : tidak kurang dari 27% Dan tidak lebih dari
30% NH3
Pemerian : Cairan Jernih, tidak berwarna, bau khas
menusuk kuat
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Kegunaan : Sebagai sampel
2. Aseton (Ditjen POM, 1979 : 655)
Nama resmi : ACETUM
RM/BM : (CH3)2CO/58,00
Pemerian : Cairan Jernih tidak berwarna, mudah
menguap, bau khas, mudah terbakar
Kelarutan : Dapat bercampur demean air, etanol
95%, ester, kloroform membentuk larutan
jenuh
Kegunaan : Sebagai sampel
3. Aqua Destillata (Ditjen POM, 1979 : 96)
Nama Resmi : Aqua Destillata
Sinonim : Air Suling
Rumus Molekul : H 2O
Rumus Struktur :H O H
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,
tidak mempunyai rasa
Berat Molekul : 18,02 gr/mol

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

Kegunaan : Pelarut

4. Fehling (Ditjen POM, 1995 : 692)


Fehling A : CuSO4 dalam H2SO4
Fehling B : Kalium Natrium Tartrat dalam NaOH
Kelarutan : Mudah larut dalam air
Pemerian : Cairan tidak berwarna
Rumus Molekul : KNaC4H4O6.4H2O
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
5. Formaldehida (Ditjen POM, 1979 : 1157)
Nama resmi : Formaldehida
Rumus molekul : HCHO
Berat molekul : 30,03 g/mol
Pemerian : Cairan tidak berwarna,uap dapat
mengeluarkan air mata
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi
6. Kalium Permanganat (Ditjen POM, 1979 : 330)
Nama bresmi : KALIUM PERMANGANAS
Nama lain : Kalium Permanganat
RM/BM : KMnO4/158.03
Kandungan : 99% KMnO4
Pemerian : Hablur mengkilap, ungu tua atau hampir
hitam, tidak berbau, rasa manis
Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
Kelarutan : Larut dalam 16 bagian air, mudah larut dalam
air mendidih
Kegunaan : Sebagai peraksi indicator
7. Perak nitrat (Ditjen POM, 1979 :97)

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

Nama resmi : ARGENTI NITRAS


RM/BM : AgNO3/169.87
Pemerian : Hablur transparan atau serbuk hablur
berwarna putih, tidak bau, menjadi gelap jika
terkena cahaya
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air, larut dalam
etanol 95%
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Kegunaan : Sebagai pereaksi pembuat tollens
2.3 Prosedur Kerja
a. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
4. Tabung (1) diisi dengan 0,5 ml formadehid dan tabung (2)
dengan 0,5 ml aseton
5. Perhatikan warna dan baunya
6. Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok
(±10 tetes)
7. Catat pengamatan saudara (Larutan jangan dibuang)
B. 1. Ambil larutan A diatas
2. Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO4 0,1 N
3. Perhatikan warna KmnO tersebut
4. Catat pengamatan saudara
C. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi
1. Masing-masing diisi dengan tabung reaksi 1 ml AgNO 3 0,1 N
2. Tambahkan setetes demi setetes NH 4OH 0,5 N sampai
endapan yang terbentuk larut kembali (NH 4OH berlebih=
pereaksi tollens)
3. Kedalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung
(2) dengan 0,5 ml aseton.
4. Panaskan beberapa menit di atan penangas air
5. Perhatikan dan catat pengamatan saudara
D. 1. Siapkan 2 buah tabung reaksi

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

2. Masing-masing diisi dengan 1 ml larutan fehling A dan 1 ml


laruan fehling B
3. Kedalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung
(2) dengan 0,5 ml asetin kocok
4. Panaskan beberapa menit diatas penangas air
5. Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan
saudara

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

BAB 3 METODE KERJA

3.1 Alat Praktikum

Adapun alat yang digunakan saat praktikum sebagai berikut


gegep, lampu spiritus, pipet skala, pipet tetes, rak tabung, tabung
reaksi.
3.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan yang digunakan pada saat praktikum sebagai
berikut aldehid (Formaldehid), amonium hidroksida, kalium
permanganat, Keton ( Aseton), perak nitrat ,pereaksi fehling (A dan
B).
3.3 Cara Kerja
A. Kelarutan dalam air
Disiapkan 2 buah tabung reaksi, kemudian pada tabung
reaksi pertama diisi dengan 0,5 ml formaldehid sedangkan pada
tabung reaksi kedua diisi dengan 0,5 ml aseton, kemudian
diperhatikan warna dan baunya, setelah itu ditambahkan 10 tetes
aquadest, lalu di kocok, kemudian perhatikan perubahan yang
terjadi.
B. Dengan pereaksi KMnO3
Diambil larutan yang telah dibuat tadi, kemudian ditiap-tiap
tabung reaksi ditambahkan 1-2 tetes KMnO 4 0,1 N, setelah itu
diperhatikan warna KMnO4 nya, kemudian dicatat perubahan yang
terjadi.
C. Pereaksi Tollens
Disiapkan 2 buah tabung reaksi, kemudian masing-masing
tabung reaksi diisi dengan 1 ml AgNO3 0,1 N, lalu masing-masing
tabung lagi ditambahkan setetes demi setetes NH 4OH 0,5 N
sampai endapan yang terbentuk larut kembali, kemudian tabung
reaksi pertama ditambahkan lagi dengan 0,5 ml formaldehid dan
tabung kedua ditambahkan dengan 0,5 ml aseton, setelah itu

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

dipanaskan diatas spiritus selama beberapa menit, kemudian


diamati perubahan yang terjadi.
D. Pereaksi Fehling
Disiapkan 2 buah tabung reaksi, kemudian tabung pertama
diisi dengan 1 ml larutan fehling A dan tabung kedua diisi dengan
1 ml larutan fehling B, setelah itu tabung reaksi pertama
ditambahkan lagi 0,5 ml formaldehid dan tabung kedua
ditambahkan lagi dengan 0,5 ml aseton, kemudian kocok, setelah
itu dipanaskan diatas spiritus, setelah itu diamati perubahan yang
terjadi.

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

A.
Zat Warna Bau Kelarutan
dalam air
Formaldehid Bening Tajam Larut
Aseton Bening Bau khas Larut
aseton

B.
Zat Perubahan
Formaldehid Endapan coklat
Aseton Larutan ungu

C.
Zat Pereaksi Tollens
Formaldehid Terjadi endapan dan terbentuk
cermin perak
Aseton Larut

D.
Zat Pereaksi Fehling
Formaldehid Terjadi endapan dan berwarna
merah bata
Aseton Terdapat endapan larutan
berwarna hijau lumt

4.2 Reaksi
a. Dengan KMnO4

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

O
O
- +
+ MnO4 + 2H + 2MnO2 + H2O
H C H O
H C H
Formaldehid Asam Metanoat
O

H3 C C CH+3 KMnO4 tidak bereaksi

Aseton

B. Dengan peraksi Tollens


O O

H + 2Ag(NH3)2OH 2Ag↓ + 4NH3 + H2O + O


C H H C H
Formaldehid Cermin Perak
O

H3 C C CH3 + 2Ag(NH3)2 tidak bereaksi

Aseton

C. Dengan peraksi Fehling


O O

O
H C H2 Cu + 5 OH H C
2+ -
+ Cu2O↓ + 3 H2O + H
Formaldehid Asam Metanoat
O

H3 C C
2+
CH3 + 2 Cu + 5 OH
-
tidak berekasi

Aseton

4.2 Pembahasan

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

Aldehid dan keton adalah senyawa organik yang mengandung


salah satu dari gugus-gugus penting dalam kimia organik,yaitu gugus
karbonil C=O. Perbedaan gugus karbonil antara aldehid dan
keton,menimbulkan adanya dua sifat kimia yang menonjol
perbedaanya dari kedua senyawa tersebut yaitu:
a. Aldehid cukup mudah teroksidasi sedangkan keton sulit.
b. Aldehid lebih reaktif daripada keton terhadap adisi nukleofilik,yang
mana reaksi ini karakteristik terhadap gugus karbonal.
Suatu keton dengan dua gugus alkil lebih stabil daripada
aldehid yang memiliki satu gugus alkil. Salah satu cara sederhana
untuk membedakannya adalah melalui reaksi oksidasi reduksi.
Hampir semua reagensia apa saja yang mengoksidasi suatu alkohol
dapat juga mengoksidasi aldehid.
Pada percobaan pertama formaldehid dan juga aseton
dimasukkan dalam tabung reaksi yang menghasilkan warna jernih
untuk keduanya,dan kelarutan nya yaitu larut dalam air. Pada literatur
formaldehid dan aseton larut semua didalam air, jadi hasil yang
diperoleh sesuai dengan literatur.
Pada percobaan yang kedua tabung diisi dengan 1-2 tetes
KmnO4 0,1 N warna yang didapatkan pada formaldehid sebelum
dicampurkan dengan KmnO4 adalah bening,dan saat dicampurkan
dengan KmnO4 warna yang didapatkan adalah coklat dan juga
mengendap.Warna yang didapatkan pada aseton sebelum
dicampurkan dengan KmnO4 adalah bening dan pada saat setelah
dicampurkan dengan KmnO4 adalah ungu tetapi tidak mengendap.Hal
ini menunjukkan bahwa aldehid lebih reaktif dari pada keton. Aldehid
teroksidasi terbentuk endapan coklat sedangkan pada aseton
teroksidasi tetapi dengan cara yang tidak sempurna. Pada farmakope
jika formaldehid direaksikan dengan KMnO 4 akan menghasilkan
endapan berwarna coklat, sedangkan bila aseton direaksikan dengan

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

KMnO4 akan menghasilkan larutan berwarna ungu. Hasil yang


diperoleh sesuai dengan apa yang ada di literatur.
Pada percobaan ketiga pada tabung diberi masing-masing 1 ml
AgNO3 0,1 N dan ditambah setetes demi setetes NH 4OH (Pereaksi
tollens) pada tabung pertama ditambahkan 0,5 ml formaldehid lalu
dipanaskan dan setelah dipanaskan terjadi endapan cermin perak,
lalu ditabung kedua ditambahkan 0,5 ml aseton lalu dipanaskan
setelah dipanaskan hasilnya tidak terdapat endapan (larut) apapun hal
ini terjadi karena telah diketahui bahwa aseton sulit teroksidasi
dengan ion-ion perak dari perak nitrat dan ammonium pengoksidasi,
dan mampu mereduksi dari Ag3+ menjadi Ag+. Jika dibandingkan
dengan literatur hasil yang diperoleh telah sesuai, jika formaldehid
direaksikan dengan pereaksi tollens maka menghasilkan endapan
merah bata, dan jika pereaksi tollens direaksikan dengan aseton maka
tidak terdapat endapan.
Pada percobaan keempat disiapkan 2 tabung reaksi dan diisi
masing-masing 1 ml larutan Fehling A dan Fehling B, ditabung
pertama ditambahkan 0,5 ml formaldehid lalu kocok setelah itu
dipanaskan sehingga menghasilkan warna merah bata dan terjadi
endapan. Hal ini dikarenakan aldehid mampu mereduksi Cu2+ menjadi
Cu+ sehingga terbentuk endapan merah bata. Di tabung kedua
ditambahkan 0,5 ml aseton lalu kocok dan dipanaskan setelah
dipanaskan perubahan yang didapatkan yaitu larutan berwarna hijau
lumut. Pada literatur diperoleh hasil yaitu jika formaldehhid
direaksikan dengan fehling A dan B maka akan menghasilkan
endapan merah bat, sedangkan aseton direaksikan dengan fehling A
dan B menghasilkan endapan berwarna hijau, jadi hasil yang
diperoleh sesuai dengan literatur.

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

Peran senyawa aldehi adalah salah satu contohnya yaitu


metanal yang merupakan contoh dari senyawa aldehid. Metanal ini
lebih dikenal dengan nama formaldehida. Larutan formaldehida 40%
digunakan sebagai antiseptik atau yang dikenal dengan sebutan
formalin. Sedangkan pada senyawa keton biasa digunakan selabagi
pelarut senyawa karbon, misalnya sebagai pembersih cat kuku, bahan
baku pembuatan zat organic lain seperti chlaroform yang digunakan
sebagai obat bius. Selain aseton beberapa senyawa keton banyak
yang berbau harum sehingga digunakan sebagai campuran parfum
dan kosmetika lainnya.

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
1. Formaldehid dan aseton larut semua di dalam air
2. Formaldehid berbau tajam, serta aseton memiliki bau khas aseton
3. Bila direaksikan KMnO4 dengan formaldehid menghasilakan
endapan coklat, sedangkan jika direaksikan dengan aseton
menghasilkan larutan berwarna ungu.
4. Bila direaksikan dengan pereaksi tollens, formaldehid menghasilkan
endapan dan terbentuk cairan cermin, sedangkan aseton larut.
5. Bila direaksikan dengan pereaksi fehling, formaldehid
menghasilakn endapan berwarna merah bata, sedangkan aseton
menghasilakn endpan dan lerutan berwarna hijau lumut.
5.2 Saran
Sebaiknya praktikan harus berhati-hati saat menggunakan
larutan ataupun pereaksi dan juga harus menggunakan masker dan
handscoon saat praktikum sedang berlangsung.

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2017, Penuntun Praktikum Kimia Organik, Universitas Muslim


Indonesia, Makassar.

Achmadi, Suminar, 2000, Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi
keempat_Jilid 3, Jakarta , Erlangga.

Anwar, Chairil. 2007. Pengantar Praktikum Kimia Organik. UGM Press:


Yogyakarta

Besari, Ismail, 2002, Kimia Organik untuk Universitas, Bandung , Armico.

Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.

Fessenden,2003, Kimia Organik Edisi III, Erlangga , Jakarta.

Hart, Harold, 2012. Organic Chemistry, Belmont, Cengage Learning.

Hornback, Joseph, 2006. Organic Chemistry, New York, Thompson


Brooks.

Pudjaatmaka, Handayana, 2000, Kimia Organik Edisi Kedua, Jakarta,


Erlangga.

Raton, Boca, 2013, Hazardous Materials Chemistry, Florida, Taylor &


Francis Group.

Raymond, Chang, 2009, Kimia Modern, Jakarta, Eralngga.

Willbraham, and Michael S, Matta, 2000, Kimia Organik dan Hayati,


Bandung , ITB.

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

Lampiran Skema Kerja

A. Kelarutan dalam air


Siapkan 2 buah tabung reaksi

Tabung (1) diisi dengan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan
0,5 ml aseton

Perhatikan warna dan baunya

Selanjutnya tambahkan setetes demi setetes air dan kocok (+ 10
tetes)

Catat pengamatan saudara (larutan jangan di buang)
B. Dengan KMnO4
Ambil larutan A diatas

Tiap tabung ditambah 1-2 tetes KMnO 4 0,1 N

Perhatikan warna KMnO4 tersebut

Catat pengamatan saudara

C. Dengan pereaksi Tollens


Siapkan 2 buah tabung reaksi

Masing-masing diisi dengan tabung reaksi 1 ml AgNO 3 0,1 N

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

Tambahkan, setetes demi setetes, (NH4OH) 0,5 N sampai endapan yang


terbentuk larut kembali (NH4OH berlebih = pereaksi Tollens)

Kedalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2) dengan
0,5 ml aseton

Panaskan beberapa menit diatas penangas air

Perhatikan dan catat pengamatan saudara

D. Dengan pereaksi Fehling


Siapkan 2 buah tabung reaksi

Masing-masing tabung diisi dengan 1 ml larutan Fehling A dan 1
ml larutan Fehling B

Kedalam tabung (1) tambahkan 0,5 ml formaldehid dan tabung (2)
dengan 0,5 ml asetin kocok

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

Panaskan beberapa menit diatas penangas air



Perhatikan perubahan yang terjadi dan catat pengamatan
saudara

Lampiran Gambar

Kelarutan dalam air

Dengan KMnO4

Aseton Formaldehid

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

Dengan Pereaksi Tollens

Formaldehid dan aseton Proses pemanasan


Setelah dipanaskan

Dengan Pereaksi Fehling A dan Fehling B

Formaldehid Aseton

Formaldehid, + fehling B dan Aseton, + fehling A

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004
ALDEHID DAN KETON

MAWADDAH RAHMA AWALIYAH NUVI OKTAVIANI PRATIWI


15020160004

Anda mungkin juga menyukai