Anda di halaman 1dari 37
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 1 15 Desember 2009 (revisi 2009) PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PnyasiaN LAPORAN KEUANGAN IKATAN AKUNTAN INDONESIA Penyjin Laporan Keuaogan SAK No. (evs 2008) PERBEDAAN DENGAN IFRSs PSAK I (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan me- ngadopsi seluruh pengaturan dalam IAS I: Presentation of Financial Statements per | Januari 2009, kecuali: 1. IAS 1 paragraf 02 yang menjadi PSAK 1 paragraf 02 tentang ruang lingkup dengan ditambahkan kalimat vang, menyatakan bahwa PSAK 1 tidak berlaku untuk entitas syariah, Karena penyajian laporan keuangan syariah diatur dalam PSAK 101: Penyajian Laporan Keuangan Shar ial 2. IAS I paragraf 05 yang menjadi PSAK 1 paragraf 05 tentang ruang lingkup dengan menghilangkan kemungkinan penerapan bagi entitas sektor publik karena pelaporan keuangan entitas sektor publik diatur dalam standar akuntansi pemerintah bukan Standar Akuntansi Keuangan, IAS 1 paragraf 06 yang menjadi PSAK 1 paragraf 06 tentang ruang lingkup bagi entitas yang modalnya bukan, cekuitas dengan menghilangkan contohnya yaita koperasi, karena penyajfan laporan keuangan koperasi diatur dalam UPSAK 27: Akutansi Perkoperasian. IAS 1 paragraf 07 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 tentang definisi Standar Akuntansi Keuangan dengan menambahkan peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya, karena untuk sinkronisasi dengan peraturan perundang-undangan di pasar modal 5. IAS I paragraf 10 yang menjadi PSAK 1 paragraf 10 tentang Komponen laporan kewangan lengkap dengan menambahkan kata “neraca” pada laporan posisi keuangan dan menghilangkan kalimat yang memperkenankan entitas menggunakan judul Jain untuk Komponen laporan keuangan, Kerena untuk sinkronisasi dengan peraturan perundangan-undangan untuk istilah “neraca” dan menciptakan keseragaman untuk judul Komponen laporan keuangan. ‘Wak Giga © 2008 KATAN AKUNTAN NDONESIA Diatang mentoto-op atau memperbanyeh 5 Laporan Kevan 10. WW PSAK No.1 (vis 2009) Tambahan di paragraf 15 tentang tanggung jawab atas laporan keuangan, Karena peraturan perundang: undangan tidak mengatur pihak yang bertanggung jawab atas laporan keuangan untuk semua entitas, tetapi hanya untuk sebagian entitas. IAS 1 paragraf {9-22 tentang penerapan penyimpangan dari suatu Standar Akuntansi Keuangan tidak diadopsi, Karena tidak sesuai dengan Konteks di Indonesia. Pengaturan IAS | paragraf 23-24 diadopsi menjadi PSAK 1 paragraf 20-21 mengerai pengungkapan. tetapi dengan menghilangkan kalimat “hut the relevant regulatory framework prohibits departure from the reguiremeni™ dalam [AS | paragraf 23, IAS | paragraf 54(f) tentang aset biotojik tidak diadopsi, karena adopsi 1AS 41 Agriculture menjadi SAK tidak akan berlaku cfektif pada tanggal yang sama dengan PSAK 1 IAS 1 paragraf O8A, 8A dan 136A tentang pustable (financial instruments yang. diklasifikasikan sebagai ‘ekuitas tidak diadopsi, karena PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan belum mengikuti revisi IAS 32 Financial Instrument: Presentation mengenai hal tersebut. JAS | paragraf 07 dan 96 yang menjadi PSAK 1 paragraf 07 dan 93 tentang keuniungan atau kerugian aktuarial yang diatur dalam PSAK 24: Imbalan Kerja tanpa menyebutkan nomor paragrafnya. IAS | paragraf 139 yang menjadi PSAK 1 paragraf 136 tentang tanggal efektif dengan meniadakan penerapan dini, Karena penerapan dini tersebut hanya akan dapat dilakukan dengan tepat jika seluruh pengaturan dalam IFRS diadopsi secara bersamaan menjadi SAK. Adopsi IFRS menjadi SAK di Indonesia dilakukan secara bertahap IAS I paragraf 139A, 139B, dan 139C tentang ketentuan transisi tidak diadopsi Karena paragraf tersebut tidak relevan. Tiak Cipt © 2009 KATAN AKUNTAN INDONESIA v DDearang merfto-kp\ atau merroerbanvak Penyaian Laporan Kevangen SAK No.1 (eis 2009) 13. Pedoman Implementasi dari IAS | tentang ilustrasi penyajian laporan posisi keuangan disesuaikan dengan Penyajian laporan posisi keuangan (neraca) yang selama ini berlaku di Indonesia. Panduan Implementasi tersebut menyajikan laporan posisi keuangan sebagai berikut: Aset Ekuitas Aset tidak lancar | Bkuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk Aset lancar Kepentingan nonpengendali Liabilitas Liabilitas jangka panjang Liabilitas jangka pendek Sementara Panduan Implementasi dari PSAK 1 menyajikan Japoran posisi Keuangan sebagai berikut: Aset Liabititas Aset lancar Liabilitas jangka pendck ‘Aset tidak lancar iabilitas jangka panjang Ekuitas Kepentingan nonpengendali Ekuitas yang dapat diatribusikan ke pemilik. centitas induk vi ak Cipa © 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ‘iarang menoto-kop atau memperoanyak | Peeyajan Laporen Keuangan PSAK No. (role 2008) DAFTAR ISI Paragraf PENDAHULUAN sennne 01-08 Tujuan a1 Ruang Lingkup .. : 02-06 Definisi a Ba 07-08 LAPORAN KEUANGAN 09-43 ‘Tujuan Laporan Kevangan .. 09 Komponen Laporan Keuangan Ler 10-14 Tanggung Jawab atas Laporan Kewangan.....- 15 Karakteristik Umum ... 16-43 Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK... Kelangsungan Usaha Dasar Akrual Materialitas dan Agregasi soe... Saling Hapus Frekuensi Pelaporan Informasi Komparati Konsistensi Penyajian....-- STRUKTUR DAN IST... Pendahuluan Identifikasi Laporan Keuangan. Laporan Posisi Keuangan Informasi yang Disajikan dalam laporan Posisi Kevangan 51-56 Pembedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar serta Liabilitas Jangka Pendek dan Jangka Panjang ..... 57-62 Asset Lancat enn tel 63-65, Liabititas Jangka Pendek sevcnscsseonenen 66:73 Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan ‘atas Laporan Keuangan ze 747 ‘Wak Gipta © 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA vii ‘Darang memfof kop atau memperoanyak Penyjian Laperan Kovangan Laporan Laba Rugi Komprehensif cs. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif cn Pendapatan Komprehensif Lain Selama Periode ated Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif atau Catatan atas Laporan Keuangan.. Laporan Perubahan Ekuitas . Laporan AMIS Ka8 ne Catatan atas T aporan Kenangan SHUKIUE onnnnnernse Pengungkapan Kebijakan Akuntensi Sumber Estimasi Ketidakpastian . Modal .. : Pengungkapan Lain... TANGGAL EFEKTIE, PENARIKAN sss PEDOMAN IMPLEMENTASE ak Cipta © 2009 IKATANAKUNTAN INDONESIA Diarang memtoto-4op alau nerperbanyak SAK No.1 (sls 2008) 78-102 79-86 94-102 103-107 Penysion Laporan Kevangan 35 37 38 SAK No.1 evi 2000), PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSL KEUANGAN NO.1 PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Pornyataan Standar Akuntansi Keuangan 1 (revisi 2009): Penyajian Laporan Keuangan terdiri dari paragraf, 1-137. PSAK 1 (revisi 2009) dilengkapi dengan Pedoman Implementasi yang bukan merupakan bagian dari PSAK (revisi 2009), Seluruh paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring mengatur prinsip-prinsip utama. PSAK I (revisi 2009) harus dibuca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Kesalahan memberikan dasar untuk memilih dan menerapkun kebijakan akuntansi ketika tidak adu panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material. PENDAHULUAN Tujuan 01. Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertyjuan umum (general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut ‘laporan keuangan’ agar dapat dibandingkan baik dengan laporan Keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain, Pernyataan ini mengatur persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan keuangan. Ruang Lingkup 02. Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan kenangan bertujuan ak ipa © 2006 KATAN AKUNTAN INDONESIA 44 ‘orang memo kop slau mompertanyk ‘Penyasan Laporan Kevangan SAK No.1 (evs 2008) umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyatuan initidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah. 03. PSAK lainnya mengatur persyaratan pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan transaksi dan peristiwa lain tertentu, 04, Pemyataan ini tidak diterapkan begi struktur dan isi laporan keuangan interim ringkas yang disusun sesuai dengan PSAK 3: Laporan Keuangan Interim. Namun. paragraf 16-32 diterapkan bagi laporan keuangan interim tersebut. Pernyataan ini berlaku bagi seluruh entitas, termasuk entitas yang menyajikan laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri sebagaimana diatur dalam PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri. 05. Pemyataan ini menggunakan terminologi yang, cocok bagi entitas yang berorientasi aba, termasuk entitas bisnis_sektor_publik. Jika entitas tidak berorientasi laba menerapkan Pernyataan ini, maka ontitas terscbut mungkin perlu menyesuaikan deskripsi beberapa pos yang terdapat dalam laporan keuangan dan istilah laporan keuangan itu sendiri. 06. Hal yang sama, entitas yang tidak memiliki cekuitas sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan (misainya beberapa reksa dana) dan entitas yang modalnya bukan ekuitas mungkin perlu mengadaptasi penyajian laporan keuangan kepentingan peserta atau pemegang unit (members or unitholders interests) Definisi 07. Berikut adalah istitah yang digunakan dalam Pernyataan ini: sk ipa © 2000 IKATANAKUNTAN INDONESIA ‘arang memfoto-op tay memparbanyak Penyson Laporen Keuangan PSAK No. {teil 2008) Seoweiguawn= u 13 14 15 16 7 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 31 32 33 34 35 37 38 Catatan_atas laporan keuangan. Catatan atas laporan ‘Kewangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi keuangan, laporan pendapatan Komprehensif, laporan laba rugi terpisah Gika disajikan), laporan perubahan ehuitas dan laporan arus kas. Catatan atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi Ariteria pengakuan dalam laporan Keuangan. Lute rugi uduluh totul pendayatun dikurangi beban, tidak termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif Iain. L b oo sebagai "laporan keuangan’) adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna laporan. Material. Kelalaian untuk mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-pos laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama, dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan. Materialitas bergantung pada ukuran dan sifat dari kelataian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memperhatikan kondisi terkait. Ukuran atau sifat dari pos laporan keuangan tersebut, atau gabungan dari keduanya, dapat menjadi faktor penentu. Penilaian apakah suatu Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat dapat memengaruhi keputusan ‘ekonomi dari peagguna laporan, dan dengan demikian menjadi material, membutuhkan pertimbangan mengenai karakteristik dari masing-masing pengguna laporan tersebut. Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 25 menyatakan bahwa ‘pengguna laporan keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang itas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk i Cipta © 2000 KATAN AKUNTAN INDONESIA 13 Darang mento-koi aia memperbaryak enyaian Laporan Keuangan SAK No.1 eis 2009), mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar.” Oleh arena itu, penilaian tersebut perlu memerhatikan bagaimana pengguna laporan dengan karakteristik tersebut diharapkan terpengaruh dalam membuat keputusan ekonomi Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas. Pendapatan komprehensif tain berisi pos-pos pendapatan dan beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakut dalam laba rugi dari taporan pendapatan komprenensif sebagaimana disyaratkan oleh SAK lainnya. Komponen pendapatan komprehensif lain mencakup: (@)_perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap dan PSAK 19 (revisi 2009): Aser Tidak Berwujud); (b) keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui sesuai dengan PSAK 24: Jmbalan Kerja, (©) keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing (likat PSAK 10 (revisi 2009): Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Yalua Asing); (d) keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali_aset keuangan yang dikategorikan sebagai ‘tersedia untuk ijual”(lihat PSAK 55 (revisi 2006): Instramen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran): (e) Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrumen Jindung nilai dalam rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55 (revisi 2006): Inserumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran) Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang dreKlasifikast ‘ke bagian laba rugi periode berjalan yang sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif tain pada periode berjalan atau periode sebelumnya. Tiak Cipta © 2008 KATAN AKUNTAN INDONESIA Disrang meiotokop tau memperbanyak Penyajan Leporan Keuanaan PSAK No.1 (visi 2008) ‘Standar Akuntansi Keuangan (SAR) adalah Perayataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatun Akuntan Indonesia serta peraturan regulator pasar modal untuk entitas yang berada di bawah pengawasannya. Tidak praktis. Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika entitas tidak dapat menerapkannya setelah melakukan segala upaya yang rasional, Total labo rngi komprehensif adalah perubshan eksitas selama satu periode yang dikasitkan dari transaksi dan peristiwa lainaya, selain perubahan yang dikasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik. ‘Total laba rugi komprehensif terdiri dari Komponen “laba rugi” dan “pendapatan komprehensif lain” 08. Meskipun Pernyataan ini menggunakan istilah “pendapatan Komprehensif lain”, “laba rugi”, dan “total laba rugi komprehensif”, entitas dapat menggunakan istilah Jain untuk menjelaskan jumlah-jumlah tersebut sepanjang maksudnya jelas. Misalnya, entitas dapat menggunakan istilah “laba neto” untuk menggambarkan laba rugi LAPORAN KEUANGAN Tujuan Laporan Keuangan 09. Laporan Keuangan adalah suaty penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, Kinerja keuangan, dan rus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan Keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hail pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber Hk Cipta© 2000 KATAN AKUNTAW INDONESIA 15 Dilarang manfoo-opi atau merperbarya Penyaiian Laporan Keuangan PSAK No.3 (eval 2000) daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan Keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: (a) aset: (b) liabilitas; (©) ekuit (@) pendapatan dan beban termasuk keuntungan dan keru- ian; (©) _kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapa- sitasnya sebagai pemilik; dan (D. arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan Kevangan, membantu pengguna laporan keuangan dalam memprediksi arus kas masa depan dan, Khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas, Komponen Laporan Keuangan Lengkap 10. Laporan keuangan yang lengkap terdiri dari Komponen-komponen berikut ini: (@) laporan posisi Keuangan (neraca) pada akhir periode; (6) laporan laba rugi komprehensif selama periode () laporan perubahan ekuitas selama periode; (d) laporan arus kas selama periode; (&) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansipenting dan informasi penjelasan tain; dan O ‘aporan posisi keuangan pada awal perlode Komparatif yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya, Hi, Entitas menyajikan semua komponen laporan keuangan lengkap dengan tingkat keutamaun yang sama. ak Cipta © 2000 IKATANAKUNTAN INDONESIA Darang manfoto-np lau memperbanyae enya Laporan Kevangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 u 12 B 4 15 16 7 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 SAK No. (evi 2005) 12. Sebagaimana diperkenankan di paragraf 78, ‘entitas dapat menyajikan Komponen laba rugi baik sebagai bagian dari laporan laba rugi komprehensif atau laporan aba rugi terpisah. Jika laporan faba rugi disajikan, maka laporan tersebut merupakan bagian dari Komponen Japoran keuangan yang lengkap dan disajikan sebelum.laporan laba rugi komprehensif, 13. Beberapa entitas menyajikan, terpisah dari laporan Keuangan, suatu kajian keuangan oleh manajemen yang menjelaskan karakteristik utama dari kinerja keuangan dan posisi keuangan, dan kondisi ketidakpastian utama yang dihadapi. Laporan tersebut dapat meliputi kajian mengenai: (a) faktor dan pengaruh-pengaruh utama yang menentukan inerja keuangan, termasuk perubahan lingkungan tempat entitas beroperasi, tanggapan terhadap perubahan dan pengaruhnya, dan kebijakan investasi untuk memelihara serta meningkatkan kinerja keuangannya, termasuk kebijakan dividen; (b) sumber pendanaan entitas dan target rasio Tiabilitas terhadap ekuitas; dan (©) sumber daya entitas yang tidak diakui dalam laporan posisi keuangan sesuai dengan SAK. 14, Entitas dapat pula menyajikan, terpisah dari laporan keuangan, laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah, khususnya bagi industri di mana faktor lingkungan hidup memegang peranan penting dan bagi industri yang menganggap karyawan sebagai kelompok pengguna laporan keuangan yang memegang peranan penting. Laporan tambahan tersebut di luar ruang lingkup Standar Akuntansi Keuangan. ‘Tanggung Jawab atas Laporan Keuangan 15. Manajemen entitas bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas. ak Cipla © 2009 KATAN AKUNTAN INDONESIA 17 Darang memfoto-kpi sau memgerbanysk Penygjan Laporan Kevangan PSAK No. t (evs 2008) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 u 2 1B 4 15 16 1 18, 19 20 21 22 23 24 25, 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Karakteristik Umum Penyajian secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK 16. Laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas suatu entitas. Penyajian yang wajar mensyaratkan penyajian secara jujur dampak dari transaksi, peristiva lain, dan Kondisi sesuai dengan definisi dan kriteria pengakuan aset, liabilitas, pendapatan dan beban yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laparan Keuangan. Penerapan SAK, dengan pengungkapan tambahan jika diperlukan, dianggap —menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar. 17. Entitas yang laporan keuangannya telah path terhadap SAK membuat pernyataan secara eksplisit dan tanpa kecuali tentang kepatuhan terhadap SAK dalam catatan atas laporan keuangan. Entitas tidak boleh menyebutkan bahwa laporan keuangan telah patuh terhadap SAK kecuali laporan keuangan tersebut telah patuk terhadap semua yang disyaratkan dalam SAK. 18, Dalam hampir semua kondisi, entitas mencapai penyajian laporan keuangan secara wajer dengan memenuhi SAK terkait. Penyajian secara wajar juga mensyaratkan entitas untuk (a) memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akaonansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesaiahan. PSAK 25 (revisi 2009) mengatur hirarki panduan otoritatif yang dipertimbangkan oleh manajemen dalam hal tidak terdapat PSAK yang secara khusus mengatur sual pos, tertentu. (b) menyajikan informasi, termasuk kebijakan akuntansi, sedemikian rupa schingga dapat memberikan informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan, dan mudah dipahami. 18 Hak ipa © 2000 KATAN AKUNTAN INDONESIA iarang rerfto-opl atau memperoenysk Penyaan Laporan Keuangon Sowmraueune u 3 4 15 16 7 18 19 20 21 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 36 PSAK No.1 fois 2009), (©) memberikan pengungkapan tambahan jika kesesuaian dengan persyaratan khusus dalam SAK tidak cukup bagi pengguna laporan keuangen untuk memahami pengerah dari transaksi, peristiwa lain, dan kondisi tertentu terhadap posisi Keuangan dan kinerja keuangan entitas 19, Entitas tidak dapat memperbaiki kebijakan akuntansi yang tidak tepat baik dengan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan ~— maupun pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan atau ‘materi penjelasar. 20. Dalam keadaan yang sangatjarang terjadi, ketika manajemen menyimpulkan bakwa kepatuhan terhadap suatu ketentuan dalam suatu PSAK akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujua laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, maka entitas semaksimal mungkin mengurangi pemahaman yang salah tersebut dengan mengungkapkan: (@) nama PSAK terkait,sifat ketentuan, danalasan mengapa manajemen menyimpulkan balwa kepatuhan terhadap ketentuan dimaksud akan memberikan pemahaman Jang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan Keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan; dan (8) untuk —masing-masing periodte yang disajikan, penyesuaian terhadap masing-masing pos dalam laporan keuangan yang dipandang perlu oleh ‘manajemen untuk mencapai penyajian yang wajar. 21. Untuk tujuan penerapan paregraf 20, informasi tertentu dapat bertentangan dengan tujuan laporan keuangan ketika informasi tersebut tidak menyajikan secara jujur ‘transaksi, peristiwa lain, dan kondisi baik yang diminta untuk disajikan atau sewajarnya diharapkan untuk disajikan dan, konsckuensinya, informasi tersebut dapat_mempengaruhi Keputusan ekonomi dari pengguna laporan keuangan. Ketika "Hak Gpia © 2009 KATAN AKUNTAN INDONESIA 49 ‘Diarang memfot epi stau mamparbaryak ‘enyajan Laporen Keuangan SAK No.1 (ous 2008) menilai apakah kepatuhan terhadap ketentuan khusus dari suatu PSAK akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan dengan tujuan laporan keuangan yang diatur dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan ‘Keuangan, manajemen mempertimbangkan: (2) alasan tujuan laporan keuangan tidak tercapai dalam kondisi tersebut; dan (b)_ bagaimana perbedaan kondisi entitas dengan kondisi entitas lain yang mematuhi persyaratan, Jika entitas lain dengan kondisi yang sama menerapkan persyaratan tersebut, maka akan muncul asumsi yang dapat diperdebatkan bahwa kenatuhan terhadap persyaratan tersebut tidak akan memberikan pemahaman yang salah yang bertentangan Laporan Keuat PSAK No. + evs 2009) 23. Dalam mempertimbangkan apakah dasar asumsi Kelangsungan usaha adalah tepat, manajemen memperhatikan semua informasi masa depan, paling sedikit (namun tidak dibatasi untuk) dua belas bulan dari akhir periode pelaporan. Tingkat pertimbangan bergantung pada fakta dari setiap kasus. Jika selama ini entitas menghasilkan laba dan mempunyai ~akses ke sumber pembiayaan, maka dapat disimpuikan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai tanpa melalui analisis rinci. Dalam kasus lain, manajemen perlu memperhatikan faktor yang mempengaruhi profitabilitas masa kini maupun ‘masa depan, jadual pembayaran utang, dan sumber potensial pembiayaan pengganti sebelum dapat menyimpulkan bahwa asumsi kelangsungan usaha telah sesuai. 14 dengan tujuan laporan Keuangan yang diatur dalam 4 15 Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan 15. Dasar Akrual 16 Keuangan. 16 7 "7 24, Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar 18 Kelangsungan Usaha 18 akrual, kecuali laporan arus kas. 19 19 20 22, Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen 20 25. Ketika akuntansi berdasarkan akrual digunakan, 21 membuat penilaian tentang kemampuan entitas untuk 21 entitas mengakui pos-pos sebagai aset, liabilitas, ekuitas, 22. mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun 22 penghasilan, dan beban (unsur-unsur laporan Kevangan) 23. laporan keuangan berdasarkan asumsi kelangsungan usaha, 23 ketika pos-pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria 24 kecuali manajemen bertujuan untuk melikuidasi entitas 24 pengakuan untuk unsur-unsur tersebut dalam Kerangka Dasar 25 atau menghentikan perdagangan, atau tidak mempunyai i 25. Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. 26 alternatif lain yang realistis selain melakukannya, Jika 26 27 manajemen menyadari (dalam membuat penilaiannya) i 27 Materialitas dan Agregasi 28 mengenai adanya ketidakpastian yang material sehubungan 28 29. dengan peristiva atau kondisi yang dapat menimbulkan 29 26. Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos 30 keraguan yang signifikan tentang kemampuan entitas 30. sejenis yang material. Entitas menyajikan secara terpisah | untuk mempertahankan kelangsungan usaha, maka entitas 31 pos yang mempunyai sifat atau fungsi herbeda hecuali pos 32 mengungkapkan ketidakpastian tersebut. Jika entitas 4 32 tersebut tidak material, 33. menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan asumsi 3 34. kelangsungan usaka, maka entitas mengungkapkan fakta : 34 27. Laporan Keuangan merupakan asi dari 35 tersebut, bersama dengan dasar yang digunakan dalam a 35. pemrosesan sejumlah transaksi atau peristiwa lain yang 36 penyusunan laporan keuangan dan alasan mengapa : 36 diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir 37 entitas tidak dipertimbangkan sebagai entitas yang dapat / 37 dari proses penggabungen dan pengklasifikasian adalah 38 menggunakan asumsi kelangsungan usaha. ‘ 38 penyajian dalam laporan keuangan. Jika suaty Klasifikasi T40 "sk Cipia © 2008 IKATAN AKONTAN INDONESIA. Hak Cipla © 2008 RATAN AKUNTAN INDONESIA 144 Diarang meoto-kop tau memperbanyak Disrang merfotosiop atau mempersanyak Penyafan Laporan SAK No.1 (es 2009) pos tidak material, maka dapat digabungkan dengan pos fain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material ‘untuk disajikan terpisah dalam laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas laporan keuangan. 28, Entitas tidak diperlukan untuk memberikan suatu pengungkapan khusus yang diminta oleh suatu PSAK jika informasi tersebut tidak material Saling Hapus 29. Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan labilitas atau penghasilan dan beban, kecuali disyaratkan atau diizinkan oleh suat PSAK. 30. Entitas melaporkan secara terpisah untuk aset dan liabilitas serta penghasilan dan beban. Saling hapus dalam Japoran laba rugi komprehensif atau laporan posisi keuangen atau dalam laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) mengurangi kemampuan pengguna laporan Keuangan baik untuk memahami transaksi, peristiwa dan kejadian lain yang telah terjadi maupun untuk menilai arus kas entitas di masa depan, Kecuali jika saling hapus mencerminkan substansi transaksi atau peristiwa. Pengukuran asct secara neto setelah arangi penyisihan penilaian (misalnya, _penyisihan keusangan atas persediaaan dan penyisihan piutang tak tertagih) bukan termasuk kategori saling hapus. 31. PSAK 23: Pendapatan mendefinisikan pendapatan dan mensyaratkan entites untuk mengukurnya berdasarkan nilai wajar dari jumlah yang diterima atau akan diterima, dengan mempertimbangkan jumlah potongan dagang dan rabat volume yang diperbolehkan. Dalam aktivitas normal, cntitas juga melakukan transaksi lain yang bukan merupakan penghasil utama pendapatan dan bersifat insidentil Entitas menyajikan hasil dari transaksi tersebut dengan Tak Cipta © 2009 RATAN AKUNTAN INDONESIA Diarang mentotekop\ atu memperbanyak Penyat Cer aueeoe 10 I 12. 13 15 16 18 19 20 21 2 23 24 25 26 27 28 29 31 32 34 35 37 38 Leporan Kevangan SAK No. + tes 2000) mengurangkan setiap penghasilan dengan beban terkait yang timbul dari transaksi yang sama sepanjang penyajian tersebut mencerminkan substansi dari transaksi atau peristiwa lain. Misainya: (@) entitas menyajikan kéuntungan dan kerugian atas pelepasan aset tidak lancar, termasuk investasi dan aset_operasional, dilaporkan dengan mengurangkan penerimaan dari pelepasan dengan jumleh tercatat dan beban yang timbul dari pelepasan aset tersebut; (b) entitas dapat mengurangkan pengeluaran yang terkait dengan provisi yeng diakui seauai dengen PSAK 57 i 2009): Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensidandigantiberdasarkan perjanjiankontraktual dengan pihak ketiga (seperti perjanjian garansi dari pemasok) dengan penggantian yang diterima, 32. Entitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang timbul dari suatu kelompok wansaksi yang sejen secara neto, misalnya keuntungan dan kerugian dari transaksi mata uang asing atau keuntungan dan Kerugian yang timbul dari instrumen keuangan yang. dikategorikan sebagai diperdagangkan. Namun, entitas menyajikan keuntungan dan kerugian tersebut secara terpisah jika keuntungan atau kerugian tersebut material Frekuensi Pelaporan 33. Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif) setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek daripada periode Satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan, maka entitas mengungkapkan: (a) alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek; dan @) fakta bakwa jumlah yang disajikan dalam laporan Aeuangan tidak dapat dibandingkan secara keseluruhan, ak Cipta © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 7.43 Dilarang remote opi stu manereanyak Penyagan Lapocan Kevargan SAK Ne. (ev 2000), 1 34. Umumnya entitas secara konsisten menyiapkan 2 laporan keuangan untuk periode satu tahun. Namun, 3. untuk alasan praktis, beberapa entitas lebih memilih untuk 4 melaporkan, sebagai contoh, untuk periode lima puluh dua 5. minggu. Pemyataan ini tidak menghalangi praktik tersebut. 6 7 8 Informasi Komparatif. 9 38. Informasi kuantitatif diungkapkan secara 10 komparatif dengan periode sebelumnya untuk seluruh Ii jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode 12 berjalan, kecuali dinyatakan lain olek SAK. Informasi 13. komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan 14 kenangan periode sebelumnya diungkapkan Kembali jika 15 relevan untuk pemahaman taporan kewangan periode 16 berjalan. 7 18 36. Entitasyangmenguagkapkan informasikomparatif 19 menyajikan minimal dua leporan posisi kevangan, dua laporan Penyaian poran Keuangen PSAK No.1 evi 2008) 10 mn 13 “4 15 16 7 18 19 periode sebelumnya dan masih dalam proses penyelesaian, perlu diungkapkan Kembali pada periode — berjalan. Pengguna akan memperoleh manfaat dari informasi adanya ketidakpastian pada akhir periode pelaporan sebelumnya, dan langkah yang telah dilakukan selama periode berjalan untuk mengatasi ketidakpastian tersebut. 58. Jika entitas mengubah penyajian atau pengklasifikasian pos-pos dalam luporan keuangan, ‘maka entitas mereklasifikasi jumlah komparatif kecuali reklasifikasi tersebnt tidak praktis untuk dilakukan. Sika entitas mereklasifikasi jumlah komparatif, maka entitas ‘mengungkapkan: (a) sifat reklasifikasis () jumlah masing-masing pos atau gabungan beberapa pos ‘yang direklasifikasi; dan (6) alasan reklasifikasi. 39. Jika reklasifikasi jumlah komparatif tidak praktis 20. untuk tiap jenis laporan tainnya, dan catatan atas leporan 20 untuk dilakukan, maka entitas mengungkapkan: 21 kevangan. Jika entitas menerapkan kebijakan akuntansi 21 (a) alasan tidak mereklasifihasi jumlah tersebut, dan 22. secara retrospektif atau membuat penyajian kembali secara 22 (6) sifat penyesuaian yang akan dilakukan jika jumlah 23 retrospektif atas pos-pos dalam laporan keuangan atau tersebut direklasifikasi. 24 mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan, maka 25 entitas menyajikan minimal tiga laporan posisi keuangan, 40. Peningkatkan daya banding informasiantar periode 26 dua laporan untuk tiap jenis laporan lainnya, dan catatan | 26 membantu pengguna dalam membuat keputusan ekonomi, 27 atas Taporan keuangan, Entitas menyajikan laporan_posisi 27 khususnya memungkinkan penilaian atas kecenderungan 28 keuangan pada: 28 informasi keuangan untuk tujuan prediksi. Dalam beberapa 29 (a) akhir periode berjalan, i 29 keadaan, reklasifikasi informasi komparatif tidak praktis 30 (b) akhir periode sebelumnya (yang sama dengan awal periode 30 untuk dilakukan untuk periode tertentu sebelumnya untuk 31 berjalan), dan | 31 mencapai daya banding dengan periode berjalan. Misalnya, 32 (c)_ permutaan dari periode komparatif terawal. ‘ 32 entitas mungkin belum mengumpulkan data dalam periode 33 33. sebelumnya yang memungkinkan untuk — melakukan 34 37. Pada beberapa kasus, informasi naratif yang 34 reklasifikasi, dan mungkin tidak praktis untuk menyusun 35. disajikan dalam laporan keuangan periode sebelumnya masih 35. kembali informasi tersebut. 36 tetap relevan untuk diungkapkan pada periode berjalan 3 37 Misalnya, rincian tentang sengketa hukum yang dihadapi 37 41. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, 38 dengan hasil akhimya belum diketahui secara pasti pada 38 Perubahan Estimasi Akumtamsi, dan Kesalahan mengatur 14 Tia Gini ©2006 IKATANAKUNTAN INDONESIA "Hak Cita 2009 KATAN AKUNTAN NOONESIA| 1415 ‘Darang menvolo op! stu mempertanyak irang mento opi aa marmportanyak Penyaan Laporan Keuan SAK No.1 rows 2009) Penyaian Laparan Keuangan SAK No.1 (ovis 2008) 1 penyesuaian terhadap informasi komparatif yang disyaratkan 1 laporan perubahan ckuitas dan mensyaratkan pengungkapan 2. ketika entitas melakukan perubahan kebijaken akuntansi atau 2. dari pos-pos lain dalam laporan keuangan tersebutatau catatan 3. koreksi atas kesalahan, 3 alas laporan keuangen. PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus 4 4 Kas mengatur persyaratan untuk penyajian informasi arus 5. Konsistensi Penyajian 5 kas 6 6 7 42. Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan 7 45. Pernyataan ini terkadang menggunakan istilah 8 Aeuangan antar periode dilakukan secara konsisten 8 “pengungkapan” dalam arti luas, meliputi pos-pos yang 9 kecuali: 9 disajikan dalam laporan kewangan. Pengungkapan juga 10 (@) setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap 10 disyaratkan oleh SAK lain. Kecuali dinyatakan lain dalam 1 sifaY operasi entitas atau mengkaji wlang atas laporan 11 Pemyataan ini atau SAK lainnya, pengungkapan tersebut 12 _keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau 12 dapat dilakukan dalam laporan keuengan. 13. pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk B 14 digunakan dengan mempertimbangkan kriteria j 14. Identifikasi Laporan Keuangan 15 untuk penentuan dan penerapan kebijakan akuntansi 15 16 dalam PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, 16 46. Entitas mengidentifikasikan laporan keuangan 17 Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan; afau 17 secara jelas dan membedakannya dari informasi lain dalam 18 (6) perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK. 18 dokumen publikasi yang sama. 19 19 20 43, Misalnya, suatu akuisisi atau pelepasan yang 20 47. SAK hanya berlaku untuk laporan keuangan, 21 signifikan, atau mengkaji ulang atas penyajian laporan 21 dan tidak untuk informasi lain yang disajikan dalam laporan kevangan, mungkin akan menghasilkan kesimpulan bahwa 22 tahunan, dokumen yang disampaikan kepada regulator, laporan keuangan perlu disajikan secara berbeda. Namun 23 atan dokumen lain. Oleh Karena itu, sangat penting bahwa demikian, perubahan penyajian dapat dilaksanakan jika 24 pengguna dapat membedakan antara informasi yang disusun 25 perubahan tersebut memberikan informasi yang andal 25. sesuai SAK dengan informasi lain yang juga bermanfaat bagi 26 dan lebih relevan bagi pengguna atau struktur yang baru 26 pengguna. 7 mempunyai kecenderungan akan digunakan seterusnya. Jika 7 28 dilakukan perubahan penyajian laporan keuangan, maka 28 48. Entitas mengidentifikasikan secara jelas setiap 29 entitas mereklasifikast informasi komparatif sesuai dengan 29. laporan kewangan dan catatan atas laporan keuangan. Di 30 paragraf 38 dan 39 30. samping itu, entitas menyajikan informasi berikut ini secara 31 31 jelas, dan mengulangnya jika dibutuhkan sehingga dapat 32 STRUKTUR DAN IST 32 dipahami: 33 33. (@) nama entitas pembuat laporan keuangan atau identitas 34 Pendahuluan 34 Iain, dan setiap perubahan informasi dari akkir periode 35 35 laporan sebelumnya; 36 44, Pernyataan ini mensyaratkan pengungkapan 36 (6) apakak merupakan laporan keuangan satu entitas atau 37 Khusus dalam laporan posisi keuangan atatt laporan laba rugi 37 suatu kelompok entitas; 38 komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), atau 38 (c) tanggal akhir periode pelaporan atau periode yang 1.16 Tak Gs © 2008 KATANARUNTAN NDONESIA Hak Gipta@ 2000 KATAN AKUNTAN INDONESIA a7 ‘Diana mertoro-4op atau memperbanyak ‘iarang memfot kop atau remperbanyak ‘Pemyajan Laporan Kevongan, 1 2 3 4 5 6 1 8g 9 10 u 2 13 14 15 16 17 18 19 20 24 22 23 24 25, 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 1.18 SAK No.1 (eis 2009) dicakup oleh laporan keuangan atau catatan atas Japoran keuangan; (mata wang pelaporan sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 52: Mata Uang Pelaporan; dan (2 pembutatan yang digunakan dalam penyajian jumlah dalam laporan keuangan. 49. Entitas telah memenuhi persyaratan paragraf 48 dengan menyajikan judul yang tepat untuk halaman, laporan keuangan, catatan atas laporan Keuangan, kolom dan sejenisnya. Pertimbangan diperinkan nniirk menantnkan cara terbaik dalam menyajikan informasi tersebut. Misalnya, ketika entitas menyajikan laporan keuangan secara elektronik, maka halaman-halaman terpisah tidak selalu digunakan; selanjutnya entitas menyajikan hal-hal di atas untuk memastikan bahwa informasi_ yang dicakup dalam laporan keuangan dapat dipahami. 50. Agar lebih dapat dipahami, entitas pada umumaya menyusun laporan keuangen dengan menyajikan informasi mata vang dalam unitribuan atau jutaan, Hal ini diperkenankan sepanjang entitas mengungkapkan tingkat pembulatan dan tidak menghilangkan informasi yang material Laporan Posisi Keuangan (Neraca) Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Kenangan St. Laporan posisi keuangan minimal mencakup penyajian jurnlah pos-pos berikut: (a) aset tetap; (®) properti investasi: (0) aset tidak berwujud; (@) aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (e), (g) dan (h)); (@) investasi dengan menggunakan metode ekuitas; O persediaan; (@) piutang dagang dan piutang lainnyas sk Cpa © 2000 IKATAN AKUNTAN INDONESA ‘israng mentoto40p atau meperDanyak Penyajian Laperan Keuangan PSAK No.1 (eisi2008) (h). kas dan setara ku {) total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual dan aset yang termasuk dalam ketompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikans @ mang dagang dan terurang tain; (8). provisi; ( labilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajihan dalam Gj) dan (i) (m) liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46: Akuntansi Pajak Penghasilan; (n) liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan dalam PSAK 46; (0) liabilitas yang termasuk dalam kelompok lepasan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009); () kepentingan nonpengendali, disajikan sebagai bagian dari ekuitas; dan (q) modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. 52, Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul dan subtotal dalam laporan posisi keuangan jika penyajian lersebut relevan untuk pemahaman posisi keuangan entitas. 53. Ketika entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancar dan liabilitas jangka pendek dan jangka panjang sebagai Klasifikasi yang terpisah dalam laporan posisi keuangan, maka aset (liabilitas) pajak tangguhan tidak boleh diklasifikasikan sebagai aset fancar (Habilitas jangka pendek). Pemyataan ini tidak mengatur susunan atau format penyajian pos-pos. Paragraf 51 menjelaskan daftar pos-pos Hak Cipla © 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 4.19 ‘lsrang mamta opi stau memgortanyak Fenyajan Luporen Keuangan SAK No 1 (ris 2008) Penyain Laporan Kevangan SAK No. est 2008) 1 yang berbeda berdasarkan sifat atau fungsinya untuk menjamin 1. relevan dan dapat diandatkan. Jika pengecuatian tersebut 2. penyajian terpisah di dalam laporan posisi keuangan. Sebagai 2 diterapkan, maka entitas menyajikan seluruk aset dan 3. tambahan: 3 liabilitas berdasarkan urutan Tikuiditas. 4 (a) suatu pos disajikan terpisah jika ukuran, sifat atau fungsi 4 5 dari pos tersebut atau agregasi pos-pos yang sama 5 58. Apapunmetodepenyajianyang digunakan,entitas 6 menyebabkan penyajian terpisah menjadi relevan untuk 6 mengungkapkan jumlah yang diharapkan dapat dipulihkan 7 memahami laporan posisi keuangan entitas: 7 atau diselesaikan setelah lebih dari dua belas bulan untuk 8 (b) penjelasan yang digunakan dan urutan dari pos-pos 8 setiap pos aset dan liabilitas yang menggabungkan jumlah 9 atau agtegasi pos-pos yang sama dapat diubah sesuai 9. yang diharapkan akan dipulihkan atau diselesaikan: 10 dengan sifat entitas dan transaksinya, untuk memberikan | 10 (a) tidak lebih dari dua belas bulan setelah periode 11 informasi yang relevan untuk memahami posisi keuangan 11 pelaporan; dan 12 entitas. Misalnya, institusi keuangan mungkin mengubah 12 (b) lebih dari dua belas bulan setelah periode petaporan 13 penjelasan di atas dalam rangka memberikan informasi 13 4 yang relevan mengenai operasi institusi keuangan. 14 59. Ketika entitas menyediakan barang atau jasa dalam 15 15. siklus operasi yang dapat diidentifikasi secara jelas, maka 16 58. Entitas mempertimbangkan apakah — pos-pos 16 kKlasifikasi aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas jangka 17. tambahan disajikan secara terpisah didasarkan pada penilaian 17 pendek dan jangka panjang dalam laporan posisi kevangan 18 dari: 18 memberikan informasi yang bermanfaat dengan membedakan 19 (a) sifat dan likuiditas aset; 19 aset neto yang digunakan secara terus menerus sebagai modal 20 (b) fungsi aset tersebut dalam entitas; 20 kerja dari aset neto yang digunakan dalam operasi entitas 21 (e) jumlah, sifat dan jangka waktu Tiabilitas 21. jangka panjang, Pengklasifikasian tersebut juga menunjukkan 2 22. aset yang diharapkan akan direalisasikan dalam siklus operasi 23 56. Penggunaan dasar pengukuran yang berbeda 23. berjalan dan liabilitas yang akan jatuh tempo pada periode 24. untuk kelompok aset yang berbeda menunjukkan balwa sifat 24. yang sama, 25. dan fungsi aset tersebut berbeda dan, oleh karena itu, entitas 25 26 menyajikan kelompok aset yang berbeda secara terpisah. 26 60. Untuk beberapa entitas, seperti institusi keuangan, 7 Misalnya, kelompok aset tetap yang berbeda dapat dicatat 27 penyajian aset dan liabilitas berdasarkan urutan likuiditas 28. berdasarkan biaya perolehan atau jumlah revaluasian sesual 28 memberikan informasi yang lebihrelevan dan dapat diandalkan 29. dengan PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tetap. 29. dibandingkan penyajian berdasarkan lancer dan tidak lancar 30 30. atau jangka pendek dan jangka panjang karena entitas pada 31 Pembedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar serta Liabilitas 31. industri tersebut tidak menyediakan barang atau jasa selama 32. Jangka Peniek dan Jangka Panjang i 32. siklus operasi entitas yang dapat diidentifikasi secara jelas. 33 33 3 57. Entitas menyajikan aset lancar dan tidak 34 61. Dalam menerapkan paragraf'S7,entitas diperkenankan 35 lancar serta liabilitas jangka pendek dan jangka panjang 35. untuk menyajikan beberapa aset menggunakan klasifikasi 36 sebagai klasifikasi yang terpisah dalam taporan posisi 36 lancar dan tidak lancar, dan liabilitas menggunakan jangka 37 keuangan sesuai dengan paragraf 63-73, kecuali penyajian 37 pendek dan jangka panjang dan lainnya berdasarkan likuiditas 38 berdasarkan likuiditas memberikan informasi yang lebih : 38 jika hal tersebut memberikan informasi yang lebih relevan 4.20 ‘Wak Gipta © 2009 KATAN AKUNTAN INDONESIA Hak ipta © 2009 KATAN AKUNTAN INDONESIA 121 larang manele top atau maperbanyak iarang memo opi atau rempartanyak Penyaian Leporan Keuengan SAK No.1 (ws 208) dan dapat diandalken. Kebutuhan untuk mengkombinasikan dasar penyajian dimungkinkan jika entitas memiliki operasi yang beragam 62. Informasi mengenai tanggal perkiraan realisasi aset dan liabilitas berguna dalam penilaian likuiditas dan solvabilitas entitas. PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan mensyaratkan pengungkapan tanggal jetuh tempo aset keuangan dan Tiabilitas keuangan. Aset keuangan fermasuk piutang usaha dan piutang lain, dan Habilitas Keuamgcr tcrmasuk utang usaha dan terutang lain, Informasi tentang tanggal perkiraan pemulihan aset nonmoneter, seperti persediaan, dan tanggal perkiraan dari penyelesaian liabilitas seperti provisi juga bermanfaat, terlepas dari apakah aset diklasifikasikan sebagai Jancar dan tidak lancar dan liabilites sebagai jangka panjang dan jangka pendek. Misalnya, entitas mengungkapkan jumlah persediaan yang diharapkan dapat dipulihkan lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan, Aset Lancar 63. Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika: (a) entitas mengharapkan akan merealisasikan aset, ata bermaksud untuk menjual atau menggunakannya, daiam siklus operasi normal; (6) entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan; (©) entitas mengharapkan akan merealisasi aset dalam jangka waktu dua belas bulan setetak periode pelaporan; atau (& kas atau setara kas (seperti yang dinyatakan dalam PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus Kas), kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau penggunaannya untuk ‘menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan. Entitas mengklasifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai aset tidak lancar. Penyajon Laporan Keuangan SAK No.1 vis 2009) 1 2 4 5 6 7 8 9 10 u 12 13 vy 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 64, Pemnyataan ini menggunakan istitah “tidak lancar”™ untuk mencakup aset tetap, aset tidak berwujud, dan aset keuangan yang bersifat jangka panjang. Pernyataan ini tidak melarang penggunaan istilah lainnya sepanjang pengertiannya Jelas. 65. Siklus operasi entitas merupakan jangka waktu antara perolehan aset untuk pemrosesan dan realisasinya dalam bentuk kas atau setara kas. Ketika siklus operasi normal entitas tidak dapat diidentifikasikan secara jelas, maka diasumsikan selama dua belas bulan, Aset lancar mencakup aset (seperti persediaan dan piutang dagang) yang dijual, dikonsumsi atau direalisasikan sebagai bagian siklus operasi normal meskipun aset tersebut tidak diharapkan untuk direalisasikan dalam jangka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan. Aset lancar juga mencakup aset yang dimiliki untuk diperdagangkan (aset keuangan dalam kategori ini diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 55 (revisi 2006): Jnstrumen Keuangan: Pengakucn dan Pengukuran) dan bagian lancar dari aset keuangan tidak Jancar. Liabititas Jangka Pendek 66. Suatu iabilitas diklasifikasthan sebagat abititas Jjangka pendek jika: (a) entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi normalnya; (6) entitas memiliki labilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan; (0) liabilitas tervebut jatuh tempo untuk diselesatkan dalam Jjangka waktu dua belas butan setelah periode pelaporan: ‘atau (4) entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian liabilitas selama sekurang-kurangnya dua elas bulan setelah periode pelaporan. Entitas mengklasifikasi liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai liabilitas jangka panjang. "Hak Cipla © 2009 KATAN AKUNTAN INDONESIA Dirang manele kop lau menperosnyek Hak Cipi © 2009 KATAN AKUNTAN INDONESIA 1.23 Darang mento opi sau mamparearyak Peayajan Laporan Kevengan 32 34 35 36 37 38 SAK No.1 vis 2008) 67. Beberapa liabilitas jangka pendek, seperti utang dagang, beberapa akrual untuk biaya karyawan dan biaya operasi lain, merupakan bagian modal kerja yang digunakan dalam siklus operasi normal. Entitas- mengklasifikasikan liabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek meskipun liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan lebih dari dua belas bulan setelah periode pelaporan. Siklus operasi normal yang sama diterapkan pada aset dan lial Jika tidak dapat diidentifikasikan secara jelas, maka siklus operasi normal entitas diasumsikan dua belas bulan, 68. Liabilitas jangka pendek lainnya tidak diselesaikan dalam siklus operasi normal, tetapi jatuh tempo. untuk diselesaikan dalam waktu dua beles bulan setelah periode pelaporan atau dimiliki untuk tujuan diperdagangkan. Misalnya, liabilitas keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk diperdagangkan sesuai dengan PSAK 35 (revisi 2006): Insirumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukeran, cerukan bank, dan bagian jangka pendek dati liabilitas keuangan jangka panjang, dividen terutang, pajak penghasilan terutang, dan terutang nonusaha lain, Liabilitas Keuangan yang merupakan pembiayaan jangka panjang (bukan bagian dari modal kerja yang digunakan dalam siklus ‘operasi normal) dan tidak jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan merupakan fiabilitas jangka panjang, sebagaimana diatur di paragraf 71 dan 72. 69. Bntitas mengklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai fiabilitas jangka pendek jika liabilitas tersebut akan jatuh tempo dalam jengka waktu dua belas bulan setelah periode pelaporan, meskipun: (a). kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari dua belas bulan; dan (b) perjanjian untuk pembiayaan kembali, atau penjadvalan Kembali pembayaran, atas dasar jangka panjang telah diselesaikan setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan 1.24 ia ipa © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA ‘aang maroto-opl tau mempotbanyak SAK No.1 eis 2008) 70. Jika entitas mengharapkan, dan memiliki diskresi, untuk melakukan pembiayaan kembali atau perpanjangan suaiu. kewajiban selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan. dengan menggunakan fasilitas pinjaman yang ada, maka entitas mengklasifikasikan kewajiban tersebut sebagai liabilitasjangka panjang, meskipun Kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam periode yeng lebift pendek dari dua belas bulan. Namun, jika pembiayaan kembali atau perpanjangan kembali bukan merupakan diskresi entitas (misalnya, tidak terdapat perjanjian untuk pembiayaan Kembali), makaentitastidak mempertimbangkankemungkinan pembiayaan kembali kewajiban, dan mengklasifikasikannya sebagai liabilitas jangka pendek. 71. Ketika entitas melanggar ketentuan_ perjanjian pinjaman jangka panjang pada saat atau sebelum akhir periode pelaporan yang menyebabkan fiabilitas tersebut harus segera dibayar sesuai permintaan, maka entitas mengklasifikasikan iabilitas tersebut sebagai liabilitas jangka pendek, meskipun pemberi pinjaman menyetujui (setelah periode pelaporan dan sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan) untuk tidak mensyaratkan pembayaran sebagai konsekuensi atas pelanggaran tersebut. Entitas mengklasifikasikan liabilites tersebut sebagai liabilitas jangka pendek Karena (pada akhir periode pelaporan) entitas tidtk memiliki hak untuk menunda penyelesaian liabilitas tersebut dalam jangka waktu sekurang- kurangnya dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. 72. Namun, entitas mengklasifikasikan liabilitas sebagai liabilitas jangka panjang bila pemberi pinjaman menyetujui pada akhir periode peleporan untuk memberikan tenggang waktu pembayaran yang berakhir sckurang- kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan, selama periode di mana entitas dapat memperbaiki pelanggaran terhadap persyaratan perjanjian dan pemberi pinjaman tidak dapat meminta percepatan pembayaran segera, Hak Cipta© 2009 KATAN AKUNTAN INOONESIA 1.25 Darang merfto-kol stax merperbanya enya Hi Socwsd s,eene 1B 4 15 16 7 18 19 20 21 2 23 24 25, 26 27 28 29 30 31 32 34 35 36 37 38 1.26 98 Laporan Kevengen, PSAKNo. 1 (ovis 2008) 73. Berkaitan dengan pinjaman yang diklasifikastkan sebagai liabilitas jangka pendek, jika peristiwa berikut ini terjadiantara akhir periode pelaporan dan tanggal penyelesaian laporan Keuangan, maka peristiwa tersebut diungkapkan sebagai peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian sesuai dengan PSAK 8: Peristiwa Setelah Tanggal Neraca: (a) pembiayaan kembali berbasis jangka panjang; (b) perbaikan pelanggaran perjanjian pinjaman jangka panjang; dan (©) pemberian tenggeng waktu pembayaran oleh pemberi pinjaman untuk metuperbaiki pelanggeran perjanjian pinjaman jangka panjang yang berakhir sckurang- kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan. Informasi yang Disajikan dalam Laporan Posisi Keuangan atau Catatan atas Laporan Keuangan 74. Entitas mengungkapkan dalam laporan posisi keuangan atau dalam catatan atas laporan keuangan, subhlasifikasi pos-pos yang disajikan, dan diktasifikasikan dengan cara yang tepat sesuai dengan operasi entitas. 75, Rincian subklasifikasi bergantung pada ketentuan SAK, serta ukuran, sifat, dan fungsi jumlah yang terkait Entitasjuga menggunakan faktor-faktor yang diaturdi paragraf 55 untuk menentuken dasar subklasifikasi. Pengungkapan berbeda untuk setiap pos, misalnya: (a) pos-pos aset tetap dipisahkan sesuai dengan PSAK 16 (cevisi 2007): Aser Tetap: (b) piutang dipisahkan menjadi jumlah piutang dagang, piutang dari pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, pembayaran di muka dan jumlah lain; (c) persediaan dipisahkan sesuai dengan PSAK 14 (revisi 2008): Persediaan menjadi kelompok barang dagangan, barang produksi, bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadis (d)_provisi dipisahkan menjadi provisi untuk imbaian kerja dan provisi lain; dan Tak Gia © 2009 KATANAKUNTAN INDONESIA iarang memfote-opi atau mamperbanyak Penyaiion Laperan Kevangan 1 2 4 5 6 SAK No.1 (eis 2006) (©) ckuitas dan cadangan dipisahkan menjadi berbagai kclompok seperti modal disetor, tambshan modal disetor, dan cadangan. 76. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut dalam Japoran posisi keuangan atau laporan perubahan ekuitas, atau catatan atas laporan keuangan: (@) untuk setiap jenis saham: (@ jumtah saham modal dasar; (i) jumtah sakam yang diterbitkan dan disetor penuh, ‘dan yang diterbitkan tetapi tidak disetor penuh; (ii) nilaé nominal saham, atau nilai dari saham yang tidak memiliki nilai nominal; (is) rekonsitiasi jumdah saham beredar pada awal dan akhir periode;s () hak, keistimewaan, dan pembatasan yang metekat pada setiap jenis saham, termasuk pembatasan atas dividen dan pembayaran kembali atas modal; (i) saham entitas yang dikuasai oleh entitas itu sendiri atau oleh entitas anak atau entitas asostasi; dan (vil) saham yang dicadangkan untuk penerbitan dengan ‘hak opsi dan kontrak penjualan saham, termasuk jumlah dan persyaratan; (b) penjelasan mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas. 77. Entitas yang modalnyatidak terbagidalamsaham, seperti persekutuan atau unit perwalian, mengungkapkan informasi yang setara sesuai dengan paragraf 76 (a), yang memperlihatkan perubahan selama suatu periode dari setiap jenis kepentingan ekuitas, serta hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap jenis kepentingan ekuitas. Laporan Laba Rugi Komprehensif 78. Entitas menyajihan selurah pos penghasitan dan beban yang diakui dalam satu periods ak Cipta © 2009 ATEN AKUNTAN INDONESIA 427 DDereng memtoo-koo tau memperbanysk Panyalan Lanoran Keuangen 1 2 4 5 6 7 8 9 10 u 12 13 14 15 16 7 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 BSRnekoRssS 4.28 PSAK No.1 (ems 2003) (@ dalam bentuk satu taporan laba rugi komprehensif, atau (6) dalam bentuk dua laporan: @ taporan yang menunjukkan komponen taba rugi (laporan laba rugi terpisah); dan (i) laporan yang dimulai dengan laba rugi dan ‘menunjukkan komponen pendapatan komprehensif lain (laporan laba rugi komprehensif). Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif 79, Laporan taba rugi komprehensif minimal mencakup —penyajian jumlah pos-pos berikut untuk periode: (a) pendapatan; (b) Biaya keuangan; (Q) bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitass (d) beban pajaks (e) suatu jumtah tunggal yang mencakup total dari: (taba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan (i) keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikans D taba rugi: (@) setiap komponen dari pendapatan komprehensif Iain yang diklasifikasikan sesuai dengan sifat (setain jumlah dalam huraf (h)); (h) bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat dengan ‘menggunakan metode ekuitas; dan (9 total laba rugi komprehensif. Tak Cipla © 2000 RATAN AKUNTAN INDONESIN| ‘Darang memioto-op alau memperbanyak esyajan Lapocan Keuaray SAK No.1 (vis 2008) 80. Entitas mengungkapkan pos-pos di bawait ini dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai alokasi laba rugi untuk periode: (@ laba rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada: @ kepentingan nonpengendali; dan (ii) pemilik entitas induk (0) total laba rugi komprehensif periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada: (i) kepentingan nonpengendalis dan (ii) pemilik entitas induk 81. Entitas dapat menyajikan pos-pos sebagaimana dimaksud di paragraf 79(a)-() dan pengungkapan sebagaimana dimaksud di paragraf 80(a) dalam taporan laba rugi terpisak (lihat paragraf 78). 82. Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul dan subtotal dalam laporan taba rugi komprehensif dan laporan Jaba rugi terpisah Gika disajikan), jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas. 83. Karena dampak dari berbagai kegiatan, transaksi, dan peristiwa lain entitas berbeda dalam frekuensi, potensi keuntungan atau Kerugian dan kemampuan untuk dapat diprediksi, maka pengungkapan unsur-unsur kinerja keuangan membantu pengguna laporan keuangan dalam memahami kinerja keuangan yang dicapai dan dalam membuat proyeksi Kinerja keuangan masa depan. Entitas memasukkan pos- pos tambahan dalam laporan laba rugi komprehensif dan laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), perubaban istilah yang dipakai dan perubahan urutan dari pos-pos jika hal ini “iperlukan untuk menjelaskan unsur kinerja keuangan. Entitas mempertimbangkan fuktor-faktor termasuk materialitas, sifat dan fungsi dari berbagai Komponen penghasilan dan beban, Misalnya, suatu institusi keuangan dapat mengubah tilah untuk memberikan informasi yang relevan dengan operasinya. Entitas tidak diperkenankan melakukan saling Cpt © 2009 KATAN AKUNTAN INDONESIA 1.28 Diarang manfot> top isu memeeroanyak enyafan Laporan Keuangan PSAK No.1 (eis 2009) SAK Wo, 1 res! 2008) bapus penghasilan dan beban kecuali memenuhi kriteria di total pajak penghasilan yang terkait dengan komponen L 1 2 paragraf 29. 2) tersebut. 4 84. Entitas tidak diperkenankan menyajikan pos- 4 89. Entitas mengungkapkan penyesuaian reklasifikasi 5 pos penghasilan dan beban sebagai pos tuar biasa dalam 5 yang terkait dengan Komponen peniapatan komprehensif 6 laporan laba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah 6 lain. 1 Gjika disajikan), atau catatan atas laporan keuangan. 7 8 5 8 90. SAK leinnya menjelaskan bagaimana dan 9 Laba Rugi Selama Periode i 9 kapan jumlah yang sebelumnya diakui dalam pendapatan 10 } 10 komprehensif lain direklasifikasi ke laba rugi. Reklasifikasi uw 85. Entitas mongakui seluruh pos-pos penghasitan i 41 yang dimaksud pada Pernyataan ini adalah penyesuaian 12. dan beban pada suatu periode dalam laba rugi kecuali suatu 12. reklasifikasi. Penyesuaian reklasifikasi dimaswkkan dengan 13. PSAK mensyaratkan atau memperkenankan lain. 13 komponen pendapatan komprehensif lain yang terkait pada 4 14 periode di mana penyesuaian direklasifikasikan ke laba rugi 15 86. Beberapa SAK menentukan kondisi-kondisi 15 Misalnya, keuntungan yang direalisasikan dari pelepasan aset 16 kapan entitas mengakui pos-pos tertentu di luar laba rugi 16 keuangan yang dikategorikan sebagai “tersedia untuk dijual” 17 dalam periode berjalan. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan 17. dimasukkan dalam laba rugi periode berjalan. Jumlab tersebut 18 Akantansi, Perubahan Estimasi Akumtansi, dan Kesclahan 18 mungkin telah diakui dalam pendapatan komprehensif lain 19 menentukan dua kondisi tersebut: koreksi kesalahan dan 19 sebagai Keuntungan yang belum direalisasi pada periode 20 dampak perubahan kebijakan akuntansi, SAK lainnya 20 berjalan atau periode sebelumnya. Keuntungan yang belum 21, mensyaratkan aiau_memperkenankan suatu_ komponen 21. direalisasi tersebut dikurangkan dari pendapatan komprehensif 22 penghasilan komprehensif lain yang memenuhi definisi 22 lain pada periode ketika Keuntungan yang telah direalisasi 23. pendapatan dan beban dalam Kerangka Dasar Penyusunan 23. direklasifkasi ke leba rugi untuk menghindari memasukkan 24. dan Penyajien Laporan Keuangan dikeluarkan dari laba rugi 24 keuntungan yang belum direalisasi tersebut dua kali dalam 25. (lihat paragraf 05). 25 total laba rugi komprehensif. 26 26 27 Pendapatan Komprehensif Lain Selama Periode n 91, Entitas dapat menyajikan penyesvaian reklasifikasi 28 28 dalam laporan laba* rugi Komprehensif atau catatan atas 29 87. Entitas —mengungkapkan — jumlah —_ pajak 29 laporan keuangan, Entitas yang menyajikan penyesuaian 30 penghasilan terkait dengan setiap komponen dari f 30. reklasifikasi dalam catatan atas laporan keuangan menyajikan 31 pendapatan komprehensif lain, termasuk penyesuaian i 31 komponen pendapatan komprehensif lain setelah penyesuaian 32 reklasifikasi, baik dalam laporan pendapatan komprehensif- e 32. reklasifikasi terkait. 33. atau catatan atas laporan keuangan. 33 34 34 92. Penyesuaian reklasifikasi terjadi, misalnya, 35 88, Entitas dapat menyajikan komponen pendapatan 35. dari pelepasan kegiatan usaha luar negeri (lihat PSAK 10: 36 komprehensif lain: 36. Tronsaksi Dalam Mata Uang Asing), penghentian pengakuan 37 (a) jumlah neto dari dampak pajak terkait, atau 37 aset keuangan “tersedia untuk dijual” (lihat PSAK 55 (revisi 38 (b) jumlah sebeluim dampak pajak terkait disertai dengan 38 2006): Instrumen Keuamgan: Pengakuan dan Pengukuran) 730 Hak Cpt © 2009 IKATANAKUNTAN INDONESIA Tis Cpt 82090 KATAN AKUNTAN INDONESTA 431 Darang eromfto-opl atau mamperbaryak Dilarang mentoto kop atau mempertenyak enyajian Laporan Keuangan SAK No. # (visi 2008) dan ketika suatu lindung nilai atas prakiraan transaksi menimbulkan laba atau rugi (lihat PSAK 55 (revisi 2006) paragraf 103 yang berhubungan dengan lindung nilai ates aus kas). 93. Penyesuaian reklasifikasi tidak dilakukan pada perubahan surplus revaluasi yang diakui berdasatkan PSAK 16 (revisi 2007): Aset Terap atau PSAK 19: Aset Tidak Berwujud atau pada keuntungan dan kerugian aktuarial yang diakui dalam program dana pensiun manfaat pasti yang diakui berdasarkan PSAK 24(revisi2004): Jnbalan Kerja. Komponen tersebut diakui dalam pendapatan komprehensif lain dan tidak direklasifikasi ke laba rugi pada periode berikutnya, Perubahan surplus revaluasi dapat dialihkan ke saldo laba pada periode berikutnya ketika aset tersebut digunakan atau dihentikan pengakuannya (lihat PSAK 16 (revisi 2007) dan PSAK 19). Keuntungan dan kerugian aktuarial dilaporkan dalam saldo laba pada periode diakuinya keuntungan dan kenugian aktuarial tersebut sebagai pendapatan komprehensif, lain (lihat PSAK 24). Informasi yang Disajikan dalam Laporan Laba Rugi Komprehensif atau Catatan atas Laporan Keuangan 94. Ketika pos-pos penghasilan atau beban adalah material, maka entitas mengungkapkan sifat dan jumahnya secara terpisah. 95. Keadaan yang menyebabkan pengungkapan secara terpisah atas pos-pos penghasilan dan beban adalah sebagai berikut (a) penurunan nilai persediaan menjadi nilai realisasi eto atau penurunan nilai aset tetap menjadi jumlah terpulihkan, sebagaimana pembaliken atas penurunan tersebut, (b) restrukturisasi atas aktivitas-aktivitas suatu entitas dan untuk setiap provisi atas biaya restrukturisasi; (©) pelepasan aset teta ‘Hak Ggta © 2008 KATANAKUNTAN INDONESIA iarang memfto-opi atau memperbanyak Penyajan Laporan Kevengen SAK No. trois 2008) (@),_pelepasan investasi: (©) operasi yang dihentikan; (8) penyelesaian tuntutan hukum; dan (g) pembalikan provisi lain. 96. Entitas menyajikan analisis beban yang diakui dalam laba rugi dengan menggunakan Klasifikasi berdasarkan sifat atau fungsinya dalam entitas, mana pang dapat menyediakan informasi yang andal dan lebik relevan. 97. Entitas dianjurkan untuk menyajikan analisis, di paragraf 96 dalam laporan laba rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah (jika disajikan). 98, Beban disubklasifikasikan menjadi komponen uutama dari Kinerja keuangan yang dapat berbeda dalam frekuensi, potensi keuntungan atau kerugian dan kemampuan untuk dapat memprediksi. Analisis ini diberikan dalam satu dari dua bentuk. 99. Bentuk pertama analisis ini adalah metode “sifat, beban”. Entitas menggabungkan beban dalam laba rugi berdasarkan sifatnya (misainya, penyusutan, pembelian bahan bbaku, biaya transportasi, imbalan kerja, dan biaya iklan), dan tidak merealokasikan menurut berbagai fungsi dalam entitas, Metode ini mudah diterapkan Karena tidak memerlukan adanya alokasi beban menurut Klasifikasi fungsional. Contoh dari klasifikasi dengan menggunakan metode sifat beban adalah sebagai berikut: Tak Cipta © 2008 KATAN AKUNTAN INDONESIA 433 Disreng mentto-kopi atau memperbanysk opera Kevangan PSAKNO. 1 (evs 2009) | Pendapatan lainnya xX 2 Perubahan atas persediaan barang jadi 3 dan barang dalam proses ar 4 Bahan baku yang digtmakan xxx : Beban imbalan kerja 20 § Beban penyusutan dan amortisasi xx 3 Beban lain xxx 5 ‘el beban (om) 19 baba sebelum pajak x n 12 100. Bentuk kedua analisis ini adalah metode “fungsi 13. beban” atau “biaya penjualan”” dan mengklasifikasikan beban 14 berdasarkan fungsinya sebagai bagian dari biaya penjualan 15 atau, misalnya, biaya aktivitas distribusi atau administratif, 16 Sckurang-kurangnya entitas mengungkapkan biaya penjualan 17 berdasarkan metode ini secara terpisah dari beban lain. Metode 18. ini dapat memberikan informasi yang lebih relevan kepada 19 pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan metode 20 klasifikasi beban berdasarkan sifat, namun pengalokasian 21 biaya berdasarkan fungsi_mungkin membutuhkan 22 pengalokasian secara arbiter dan pertimbangan yang matang. 23. Contoh klasifikasi berdasarkan metode fungsi beban adalah 24. sebagai berikut: 25 36 Pendapatan xox 37 Beban penjualan (G00) 33 Laba bruto XK 29 Pendapatan lainnya Xxx, 39 Beban distribusi (a0), 31 Beban administratif (ocx) 32 Beban lain (xx) 33. _Laba sebelum pajak xxx 34 3 J0L. Entitas yang mengklasifikasikan beban 36 berdasarkan fungsi mengungkapkan informasi tambahan 37 tentang sifat beban, termasuk beban penyusutan dan 38. amortisasi, dan beban imbatan kerja. 4.34 ak Cipta © 2009 KATAN AKUNTAN INDONESIA Darang memito-kpi atau meperbanyak enyajan Laporan Kevangan PSAK No.1 (visi 2008) 102. Pemilihan antare metode fungsi beban dan sifat beban bergantung pada faktor historis dan industri serta sifat entitas. Kedua metode terscbut memberikan indikasi tentang biaya-biaya tersebut yang mungkin berbeda, baik Jangsung maupun tidak langsung, dengan tingkat penjualan atau produksi entitas. Karena tiap metode penyajian memilik manfaat untuk jenis entitas yang berbeda, Pernyataan ini mensyaratkan manajemen untuk memilih penyajian yang andal dan lebih relevan. Namun demikian, Karena informasi atas sifat beban bermanfaat dalam memprediksi arus kas masa depan, maka pengungkapan tambahan diperlukan ketika metode fungsi beban digunakan, Dalam paragraf 101, “imbalan kerja” memiliki pengertian yang sama seperti di PSAK 24 (revisi 2004): Imbalan Kerja. Laporan Perubahan Ekuitas 103.Entitas menyajtkan laporan perubahan ekuitas yang menunjukkan: (a) total laba rugi komprekensif selama suatu periode, yang menunjukkan secara terpisah total jumlah yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk dan kepada kepentingan nonpengendali; (6) untuk tiap Komponen ekuitas, pengaruk penerapan retrospektif atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui sesuai dengan PSAK 25 (revisi 2009): ‘KebijakanAkuntansi, Perubahan EstimasiAkuntansi, dan Kesalahans (c) untuk setiap Komponen ehuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing perubahan yang timbul daris taba rugis (ii) masing-masing pos pendapatan komprehensif lain; dan (iii) transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, yang menunjukkan secara terpisah kontribusi dari pemilik dan distribusi kepada pemnilik Wak Gipta © 2009 KATAN AKUNTAN INDONESIA 7.35 ‘iarang merfto-kop atu merrperbanyak Penyajan Laporan Kevangan eeuaueune 10 ul 12 13 4 15 16 "7 18 19 20 2 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 SAK No. + (ets 2008) dan perubahan hak kepemilikan pada entitas anak Jang tidak menyebabkan hilang pengendalian. 104.Entitas menyajihan, baik dalam laporan perubahan ekuitas atau catatan das laporan kenangan, jumlah dividen yang diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode, dan nilai dividen per saham. 105.Pada paragraf 103, komponen ckuitas termasuk, misalnya, setiap jenis modal disetor, saldo akumulasi dati setiap jenis pendapatan komprehensif lain dan saldo laba. 106.Perubahan ekuitas entitas antara awal dan akhir periode pelaporan mencerminkan naik turunnya aset neto entitas selama periods. Kecuali untuk perubahan yang timbul dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik (seperti kontribusi_ modal, perolenan Kembali instrumen ekuitas entitas dan dividen) dan biaya transaksi yang secara langsung berkaitan dengan tranksaksi tersebut, perubahan keseluruhan atas ekuitas selama periode yang menggambarkan jumlsh total penghesilan dan beban (termasuk keuntungan dan kerugian) yang diekibatkan oleh aktivitas entitas selama periode tersebut. 107.PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntemsi, Perubahan Estimasi Akumansi, dan Kesalahan mensyaratkan penyesuaian retrospektif atas pengaruh perubahan kebijakan akuntansi, sepanjang praktis, kecuali jika ketentuan transisi pada PSAK lainnya mensyaratkan lain. PSAK 25 juga mensyaratkan penyajian Kembali untuk mengoreksi kesalahan secara retrospektif, sepanjang praktis. Penyesuaian retrospektif dan penyajian kembali secara retrospektif bukan merupakan perubahan dalam ckuitas tetapi merupakan penycsuaian atas saldo awal saldo laba, kecuall jika suatu PSAK mensyaratkan penyesuaian retrospektif atas Komponen cekuitas lainnya. Paragraf 103 (b) mensyaratkan pengungkapan dalam laporan perubahan ekuitas, total penyesuaian atas masing-masing Komponen ekuitas yang diakibatkan oleh 1.36 "Hak Cota © 2000 IKATAN AKUINTAN INDONESIA ‘Disrang menfoo-kop tau mempervanyck Penyajan Laporen Keuangan SAK No. evisi2009) perubahan kebijekan akuntansi dan, secara terpisah, koreksi ‘tas Kesalahan. Penyesuaian ini diungkapkan untuk setiap periode sebelummnya dan pada awal periode. Laporan Arus Kas 108, Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan Keuangan untuk menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan entitas dalam menggunakan arus kas tersebut. PSAK 2 (revisi 2009). Lapurun rus Kas mengatur persyaratan. penyajian dan pengungkapan informasi arus kas. Catatan atas Laporan Keuangan Struktur 109.Catatan atas laporan keuangan: (a) menyajikan informasi tentang dasar penyusunan Japoran keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu yang digunakan sesuai dengan paragraf 114 ~ 121; (6) mengungkapkan informasi yang disyaratkan oleh SAK “yang tidak disajikan di bagian mana pun dalam laporan ‘euangan; dan (0) memberikan informasi yang tidak disajikun di bagian manapun dalam laporan kewangan, tetapi informasi tersebut relevan untuk memahami laporan keuangar. 110. Entitas, sepanjang praktis, menyajihan catatan tas laporan keuangan secara sistematis. Entitas membuat referensi silang atas setiap pos dalam laporan posisi keuangan dan laporan taba rugi komprehensif, laporan taba rugi terpisah Gika disajtkan), laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk informasi yang berhubungan dalam catatan atas laporan keuangan. 111. Entitas biasanya menyajikan catatan atas laporan keuangan dengan urutan sebagai berikut, untuk membantu ‘Wak Gipta © 2009 IKATANAKUNTAN INDONESIA 1.37 Darang mentote kop atau mempertanyak Penyafan Lsporan Kevan. SAK Ne. 1 (eva 2000) Penyaion Laporan Kevangan SAK No. (eisi2009) pengguna memahami dan membandingkan dengan laporan keuangan entitas lainnya: (a) pernyataan atas kepatuhan terhadap SAK (Iihat paragraf 17); (®) ringkasan kebijakan akuntansi signifikan yang diterapkan (hat paragraf 114); (© informasi tambahan untuk pos-pos yang disajikan dalam laporan perubahan posisi keuangan dan laporan Jaba rugi komprehensif, laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, sesuai dengan urutan penyajian laporan dan penyajian masing- masing pos; dan ()_pengungkapan lainnya, termasuk (i) Habilitas kontinjensi (lihat PSAK 57 (revisi 2009) Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi) dan komitmen kontraktual yang belum diakui; dan Gi) pengungkapan informasi nonkeuangan, misalnya tujuan dan kebijakan manajemen risiko keuangan (lihat PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan. Penyajian dan Pengungkapan), 112.Dalam beberapa keadaaan, mungkin dibutuhkan atau dikehondaki untuk membedakan urutan pos-pos tertentu dalam catatan atas laporan keuangan. Misalnya, entites dapat menggabungkan informasi perubahan nilai wajar yang diakui dalam laba rugi dengan informasi tentang jatuh tempo instrumen keuangan, meskipun pengungkapan _pertama berhubungan dengan laporan aba rugi komprehensif atau laporan laba rugi terpisah (jika disajikan) dan yang kedua berhubungan dengan laporan posisi keuangan. Namun demikian, entitas tetap menjaga struktur yang sistematis untuk catatan alas laporan keuangan sepanjang dapat diterapkan. 113.Entitas dapat menyajikan catatan atas laporan keuangan yang memberikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangandankebijakan akuntensitertentu sebagai bagian yang terpisah dalam laporan keuangan i 2 4 5 6 7 8g 9 10 n 2 B 4 15 16 7 18 19 20 24 2 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 Pengungkapan Kebijakan Akuntansi U4.Entitas mengungkapkan dalam ringkasan kebijakan akuntansi signifikan: (a) dasar pengukuran yang digunakan dalam meayusun laporun keuangan; () kebijakan akuntansi lain yang diterapkan yang relevan untuk memakami laporan keuangan, 115, Hal yang penting bagi entitas untuk menginformasikan kepada pengguna mengenai desar pengukuran yang digunakan dalam faporan keuangan (mnisalnya, biaya historis, biaya perolehan kini, nilai realisasi neto, nilai wajar atau jumlah terpulihkan) Karena dasar pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan mempengaruhi analisis pengguna secara signifikan Ketika entitas menggunakan lebih dari satu dasar pengukuran dalam laporan keuangan, misalnya ketika suatu kelompok aset direvaluasi, maka hal tersebut memadai dengan memberikan suatu indikasi untuk setiap kelompok aset dan liabilitas yang mana setiap dasar pengukuran diterapkan, 116, Dalam memutuskan apakah Kebijakan akuntansi tertentu diungkapkan, manajemen _mempertimbangkan apakah pengungkapan tersebut akan membantu. pengguna untuk memahami bagaimana transaksi, peristiwa lain dan kondisi yang tercermin dalam laporan kinerja keuangan dan posisi Keuangan yang dilaporkan. Pengungkapan kebijakan akuntansi tertentu bermanfaat bagi pengguna terutama ketika kebijakan akuntansi tersebut dipilih dari beberapa alternatif yang diperkenankan dalam SAK. Misalnya pengungkapan apakah venturer mengakui bagian partisipasinya dalam pengendalian bersama entitas dengan menggunakan Konsolidasi proporsional atau metode ekuitas (lihat PSAK 12 (revisi 2009): Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama), Beberapa SAK secara khusus mensyaratkan pengungkapan kebijakan akuntansi tertent, termasuk pilihan yang dibuat oleh manajemen di antara kebijakan akuntansi berbeda yang 1.38 Hak Gipta © 2009 IKATANAKUNTAN INDONESIA ‘Diarang memfoto top siau memperbenjak ok Cipla © 2008 IKATAN AKUNTAN INGONESIA| 138 ‘Darang memfoto kop sins memperoaryak Penyajan Laporan Keuangan SAK No.1 (eis 2008) poran Keuangan SAK No. + (ois 200 diperkenankan. Misalnya, PSAK 16 (revisi 2007): Aset Tea mensyaratkan pengungkapan dasar pengukuran yang digunakan untuk mengelompokkan aset tetap. 1 1 Misalnya, manajemen membuat pertimbangan dalam 2 2 menentukan 3 3 (@) apakah aset Keuangan- merupakan investasi yang 4 4 dikategorikan sebagai “dimiliki hingga jatuh tempo”; 5 117.Setiap entitas mempertimbangkan sifat kegiatan 5 (b) kapan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang, 6 operasi dan kebijekan yang diharapkan pengguna laporan 6 signifikan dari kepemilikan aset keuangan dan aset sewa 7 7 8 8 9 9 10 keuangan untuk diungkapkan oleh entitas yang berjenis seperti dialihkan kepada entitas lain; itu. Misalnya, pengguna akan mengharapkan suatu entitas (©) apakah sccara substansial penjualan produk tertentu ‘yang menjadi subjek pajak penghasilan untuk mengungkapkan merupakan perjanjian pembiayaan dan dengan demikan kebijakan akuntansi tentang pajak penghasilan, termasuk 10 tidak meningkatkan pendapatan; dan 11 kebijakan yang diterapkan atar aset dan liabilitas pajak 11 @) apaksh substanci hnbnngan antara entitas dan entitas 12 tangguhan. Ketika entitas memiliki kegiatan usaba luar 12. bertujuan Khusus menunjukkan bahwa entitas tersebut 13 negeri atau transaksi delam mata uang asing yang signifikan, 13° mengendalikan entitas bertujuan khusus. 14 maka pengguna akan mengharapkan pengungkapan kebijakan 4 15 akuntansi untuk pengakuan keuntungan dan kerugian seli 15 121. Beberapa pengungkapan yang dibuat sesuai 16 Kors mata uang asing. 16 dengan paragraf 119 disyaratkan oleh SAK lain. Misalnya, "1 17 PSAK 4 (revisi 2009): Laporan Kenaangan Konsolidasiam dan 18 118,Suatu kebijakan akuntansi_mungkin menjadi 18 Laporan Keuangan Tersendiri mensyaratkan entitas untuk 19 signifikan Karena sifat kegiatan operasi entitas meskipun 19 mengungkapkan alasan mengapa kepentingan kepemilikan 20. jumlah pada periode berjalan dan periode sebelumnya tidak 20 entitas tidak menimbulkan pengendalian, dalam hal investee 21, material, Entitas juga dapat mengungkapkan setiap kebijakan 21 bukan merupakan suatu entitas anak meskipun lebih dari 22 akuntansi yang tidak secara spesifik disyaratkan oleh SAK, 22. setengah hak suara atau hak suara potensial dimiliki secara 23. tetapi entitas memilih dan menerapkannya sesuai dengan 23 langsung atau tidak langsung melalui entitas anak lain, 24 PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akauntansi, Perubahan 24 PSAK 13 (revisi 2007): Properti Investasi, mensyaratkan 25 Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. 25. pengungkapan kriteria yang dikembangkan oleh entitas untuk 26 26 membedakan properti investasi dari properti yang digunakan 27 J19.Entitas mengungkapkan, dalam ringkasan 27 sendiri dan properti yang dimiliki untuk dijual dalam kegiatan 28 kebijakan akuntansi signifikan utae catatan atas laporan 28. bisnis normal, jika pengklasifikasian properti sulit dilakukan. 29. kewangan lain, pertimbangan (selain yang telah tercakup 29 30 dalam estimasi (lihat paragraf 122)) yang telah dibuat 30 Sumber Estimasi Ketidakpastian 31 manajemen dalam proses penerapan kebijakan akuntansi 31 32 dan memiliki dampak yang paling signifikan terhadap 32 122. Entitus mengungkapkan informasi tentang 33. jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. asumsi yang dibuat mengenai masa depan, dan sumber 34 utama ‘dari estimasi ketidakpastian lain pada akhir 35 120. Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi, periode pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang 36 manajemen membuat berbagai pertimbangan (selain yang 37 telah tercakup dalam estimasi) yang secara signifikan dapat 38 mempengaruhi jumlah yang diakui dalam laporan keuangan. tercatat aset dan liabilitas dalam periode pelaporan 4 (6 mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah 7 8 berikutnya, Berkaitan dengan aset dan liabilitas tersebut, 4.40 ok Cipla © 2009 IKATAN AKUNTAN INDONESIA "Hak Gipta © 2009 IKATAN AKLNTAN INDONESIA 141 ‘inrang mein kop! sau rempertanyak ‘Darang efor xop slau memperbaryas Penyajon Leporan Keuangan eeu aueuna 10 1.42 SAK No.1 visi 2009), catatan atas laporan kewangan memasukkan rincian atas: (@) sifat; dan (6) jumtah tercatat pada akhir periode pelaporan. 123.Penetapan jumlah tercatat dari beberapa aset dan liabilitas mensyaratkan estimasi pengaruh ketidakpastian atas peristiwa masa depan terhadap aset dan liabilitas tersebut pada akhir periode pelaporan. Misalnya, dalam hal tidak tersedianya harga pasar kini yang diobservasi, maka estimasi berorientasi ‘masa depan diperlukan untuk mengukur jumiah terpulihkan atas kelompok asct tetap, dampak keusangan teknologi atas persediaan, provisi yang bergantung pada hasil masa depan dari proses litigesi yang masih berjalan, dan liabilitas imbalan kerja jangka panjang seperti kewajiban pensiun. Estimasi tersebut memasukkan asumsi tentang penyesuaian risiko atas arus kas dan tingkat diskonto, perubahan gaji di masa depan, dan perubahan harga di masa depan yang mempengaruhi biaya lain, 124. Asumsi dan sumberestimasi ketidakpastian lainnya yang diungkapkan sesuai dengan paragraf 122 terkait dengan estimasi yang membutuhkan pertimbangan manajemen yang paling sulit, subjektif atau Kompleks. Dengan semakin bertambahnya variabel dan asumsi yang mempengaruhi kemungkinan penyelesaian masa depan atas ketidakpastian, maka pertimbangan tersebut_ menjadi semakin subjektif dan kompleks, dan potensi dilakukannya penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset dan liabilitas semakin ‘meningkat. 125. Pengungkapan sebagaimana dimeksud di paragraf 122 tidak disyaratkan bagi aset dan liabilitas dengan risiko signifikan bahwa jumlah tercatat aset dan liabilitas tersebut dapat berubah secara material selama periode tahun berikutnya jika, pada akhir periode pelaporan, aset dan liabilitas tersebut diukur dengan menggunekan nilai wajar berdasarkan pada harga pasar kini yang diobservasi. Nilai wajar tersebut dapat berubah secara material selama periode pelaporan berikutnya Fisk Cipia © 2009 KATAN AKUNTAN INDONESIA Darang memfte-tpl atau memperbaryak enyajan Leporan Kevangan SAK No.1 (visi 2008) namun perubahan ini tidak berasal dari asumsi atau sumber cstimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan. 126.Entitas menyajikan pengungkapan di paragraf 122 dalam suatu cara yang dapat membantu pengguna laporan keuangan untuk memahami pertimbangan yang dibuat manajemen tentang masa depan dan tentang sumber estimasi ketidakpastian lain. Sifét dan luasnya informasi yang diberikan bervariasi sesuai dengan sifat asumsi dan kondisi lainnya. Contoh pengungkapan yang dibuat adalah: (a)_sifat asmsi atau estimasi Ketidakpastian lain: (b)_sensitivitas jumlah tercatat terhadap metode, asumsi dan estimasi yang mendasari penghitungan jumlah tercatat tersebut, termasuk alasan atas sensitivitas tersebut: (©) penyelesaian yang diharapkan atas ketidakpastian dan kisaran hasil yang mungkin selama periode pelaporan berikutnya atas jumlah tercatat aset dan fiabilitas yang terpengaruh; dan (@) penjelasan tentang perubshan yang dilakukan terhadap asumsi sebelumnya yang terkait dengan aset dan fiabilitas tersebut, jika ketidakpastian tetap belum dapat diselesaikan. 127.Pernyataan ini tidak mensyaratkan entitas untuk mengungkapkan informasi anggaran atau prakiraan dalam ‘membuat pengungkapan di paragraf 122. 128.Seringkali tidak praktis untuk mengungkapkan dampak yang mungkin timbul dari asurmsi atau sumber esti- ‘masi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan. Dalam kondisi tersebut, berdasarkan pengetabuan yang dimiliki saat tu, entitas mengungkapkan bahwa merupakan hal yang mung. kin terjadi bahwa hasil selama tahun buku berikutnya yang berbeda dari asumsi akan membutuhkan penyesuaian material tethadap jumlah tercatat dari aset atau liabilitas yang terpe~ ngaruh, Dalam semua hal, entitas mengungkapkan sifat dan jumlah tercatat dari aset atau liabilitas tertentu (atau kelompok aset atau liabilitas) yang terpengaruh oleh asumsi tersebut. Hak Gipta © 2000 IKATANAKUNTAN INDONESIA 143 Darang mento kpl atau mempertanyas 7 Penyajian Laperan Kevangan SAK No.1 (ovis 2008), ¥ 129, Pengungkapan di paragraf 119 tentang pertimbangan tertentu yang dibuat manajemen dalam rangka menerapkan kebijakan akuntansi tidak terkait dengan pengungkapan sumber estimasi ketidakpastian di paragraf 122 130.SAK lainnya mensyaratkan pengungkapan dari beberapa asumsi yang mungkin sebaliknya disyaratkan sesuai dengan paragraf 122. Misalnya, PSAK 37 (revisi 2009): Provisi, Liabilicas Kontinjensi, dan Aset Kontinfensi mensyaratan pengrngkapan (dalam kandisi tertentn) mengenai asumsi utama yang berhubungan dengan peristiwa masa datang yang mempengaruhi beberapa jenis.provisi. PSAK 50 (revisi 2006): Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan mensyaratken pengungkapan asumsi signifikan yang digunakan entitas dalam mengestimasi nilai ‘wajar dari aset dan liabilitas keuangan yang dicatat pada nilai wajar. PSAK. 16 (revisi 2007): Aset Tetap mensyaratkan pengungkapan asumsi signifikan yang digunakan dalam mengestimasi nilai wajar dari aset tetap yang direvaluasi Modal 131. Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan, dan proses entitas dalam mengelola permodalannya, Untuk mematuhi paragraf 131, entitas menguagkapkan hal-hal berikut: (a). informasi kualitatif tentang tujuan, kebijakan, dan proses entitas dalam mengelola permodalannya, termastl (i) uraian tentang apa yang dikelola sebagai modal; (ii)_Ketika entites diharuskan untuk memenuhi persyaratan permodalan eksternal, sifat persyaratan dan bagaimana persyaratan tersebut diimplementasikan dalam pengelolaan permodalan; dan (iii) bagaimana entitas memenuhi tujuannya dalam Penyajon Laporan Kevangan PSAK No.1 (evi 2008) mengelola permodalan. (®) ringkasan data kuantitatif tentang apa yang dikelolanya sebagai modal. Beberapa entitas menganggap liabilitas, Keuangan (misainya beberapa bentuk utang subordinasi) sebagai bagian dari modal. Entitas lain menganggap modal tidak termasuk beberapa komponen ekuitas (misalnya Komponen yang timbul dari tindung nifai arus kas). (©). setiap perubahan di (a) dan (b) dari periode sebelumnya. (@) apakah selama periode entitas mematuhi setiap persyaratan permodalan cksternal. (e) ketika entitas tidak mematuhi persyaratan permodalan eksternal tersebut, konsekuensi dari ketidakpatuhan tersebut. Entitas mendasarkan pengungkapan tersebut dari informasi yang diberikan secara internal kepada personal manajemen kunci 133.Entitas dapat mengelola modal dalam beberapa cara dan dapat bergantung pada persyaratan permodalan yang berbeda. Misalnya, entitas konglomerasi mungkin mencakup entitas yang melakukan kegiatan asuransi dan perbankan dan aktivitas tersebut mungkin melakukan kegiatan operasi beberapa jurisdiksi. Ketika pengungkapan keseluruhan atas persyaratan modal dan bagaimana modal dikelola tidak memberikan informasi yang berguna atau dapat mengacaukan pemahaman pengguna laporan keuangan atas sumber permodalan entitas, maka entitas mengungkapkan informasi terpisah untuk setiap persyaratan modal yang berlaku bagi entitas. Pengungkapan Lain 4134.Entitas mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan: (@) jumlah dividen yang diusulkan atau diumumkan ‘sebelum tanggal penyelesaian laporan keuangan tetapi tidak diakui sebagai distribusi kepada pemilik selama periode serta jumlah.dividen per lembar saham; dan Hak Cipla © 2008 KATAN AKUNTAN INDONESIA Dinrang mertote kor atau mempertanyak "Wak Gita © 2009 IKATANAKUNTAN INDONESHA 4.45 Diarang menfetotopi atau memperbanyak Penyafon taperan Keuangan SAK No.1 (ovis 2009) Penyajan Laporen Kevangan PSAKNo. 1 (is 2008 1 (8) jumlah dividen preferen kumulatif yang tidak diakui. | PEDOMAN IMPLEMENTASI 2 2. PSAK 1 (REVISI 2009): PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN 3 135. Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika 3 4 tidak diungkapkan di bagian mana pun dalam informasi 4 Pedoman Implementasi ini melengkapi, tetapi bukan bagian 5 yang dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan: 5. dari PSAK 1 6 (a) domisili dan bentuk hukwm, negara tempat pendirian, 6 7 alamat kantor pusat entitas (atau lokasi utama kegiatan 7 Iustrasi Struktur Laporan Keuangan 8 ——_usaka, jika berbeda dari tokasi kantor); 8 9 (6) keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan 9 PIOL. PSAK 1 (revisi 2009): Penvajian Laporan Ke- 10 tama; 10. wangan mengatur komponen laporan keuangan dan persyaratan 11 (@ nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir 11 minimal pengsingkapan dalam laporan pasici kesiangan (nera- 12 dalam kelompok usaha; dan 12. ca), laporan laba rugi komprehensif, dan laporan perubahan 13 (@) bagi entitas yang mempunyai umur terbatas, informasi 13. ekuitas, PSAK I (revisi 2009) juga mengungkapkan lebih lanjut 14 tentang lama umur entitas. 14. pos-pos yang disajikan baik dalam komponen laporan keuangan 15 15. yang relevan atau catatan atas laporan keuangan. Lampiran ini 16 TANGGAL EFEKTIF 16 memberikan contoh sederhana tentang bagaimana ketentuan 17 17 PSAK 1 (revisi2009) terkait laporan posisi keuangan (neraca), 18 136. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode 18. laporan laba-rugi komprehensif, dan laporan perubahan ekuitas 19 tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 19. dapat terpenuhi. Entitas dapat mengubsh urutan penyajian dan 20 2011 20 istilah yang digunakan untuk menjetaskan pos-pos jika diper- 21 21 lukan untak memenuhi kondisi tertentu. 22. PENARIKAN 2 2B 2B P102. Pedoman ini terbagi dalam tiga bagian. Paragraf 24 137, Pemnyataan ini menggantikan: 24. P103-P106 memberikan contoh penyajian laporan keuangan. 25 (a) PSAK I (revisi 1998): Penyajian Laporan Keuangan. 25. Paragraf PIO7-P109 memberikan contoh penentuan penyesuaian 26 (b) PSAK 6 : Aluntansi dan Pelaporan bagi Perusahaan 26 reklasifikasi atas aset keuangan yang dikategorikan sebagai 27 dalam Tahap Pengembangan. 27 tersedia untuk dijual sesuai dengan PSAK 55 (revisi 28 28 2006); Insirumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran 29 29. Paragraf PI10 dan PIII memberikan contoh pengungkapan 30 30. permodatan. 31 31 32 32 P103. Hustrasi laporan posisi keuangan (neraca) 33 33 menunjukkan salah satu cara bagaimana entitas dapat 34 34 menyajikan laporan posisi keuangan (neraca) dengan 35 35 membedakan pos aset lancar dan tidak lancar serta liabilitas 36 36 jangka pendek dan jangka panjang. Format lain dapat 37 37. digunakan sepanjang dapat menunjukkan perbedaan tersebut 3 38. secara jelas. 146 "ak Gipta 6 2000 ATAN AKUNTAN INDONESIA ‘Wak Cpt © 2009 KATAN AKUNTAN NDONESA 147 ‘iarang memfot-koplatas memperbaryak "Diarang memfoi-kop atau memperbanyk Penyajan Laperan Kevangan PSAK No.1 (esi 2009) Penyalian Laperan Keuangan SAK No. ovis 2000) 1 104, Tlustrasi-ilustrasi menggunakan istilah “laba 1 BAGIAN I: ILUSTRASI PENYAJIAN LAPORAN 2 rugi Komprehensif” untuk menugjukkan seluruh komponen 2. KEUANGAN 3 laba rugi Komprehensif. termasuk laba rugi. lustrasi-ilustrasi 3 4 menggunakan istilah “pendapatan komprehensif lain” untuk 4 5. menunjukkan pendapatan dan beban yang temasuk dalam 5 KELOMPOK USAHA XYZ 6 pendapatan komprehensif tetapi tidak termasuk dalam laba 6 | Laporan posis! keuangan (Neraca) per 31 Desember 20X7 7 rugi. PSAK | tidak mensyaratkan entitas untuk menggunakan 7 (@alam nbuan rupiah) 8. istilah tersebut dalam laporan keuangannya. 8 31 Des 20X7 31 Des 20x6 9 9 | ASET 10 PIOS. Dua laporan laba rugi komprehensif diberikan, 10 | Aset Lancar 11 nntuk mengilustrasikan alternatif penyajian penghasilan dan 11 | Kas dan setara kas 312.400 322.900 12. beban dalam satu laporan atau dua laporan. Laporan faba regi 12 | Piutang usaha 91.600 110.800 iademmanensie Ce eee ee Ij | Petsediaan 135.230 432.500 omprehensif tunggal mengilustrasiken pengklasifikasian Bt nace tapes liga eee aoe 14 penghasilan dan beban dalam bagian laba rugi berdasarkan 14 ee 15. fungsi. Laporan laba rugi terpisah (di dalam contoh ini adalah 15 | Total Aset Lancar isauened rae 16 “laporan laba rugi”) mengilustrasikan pengklasifikasian 16 | Aset Tidak Lancar 17 penghasilan dan beban dalam bagian laba berdasarkan sifat. 7 eestor ae tersedia 142.500 156.000 18 18 19 PI06. Contoh-contoh tidak dimaksudkan untuk 194 eee Eee ee ee 20. mengilustrasikan seluruh aspek dari SAK, atau menyajikan 20 | asettetap 360.000 360.020 21. satu set laporan keuangan lengkap, yang di dalamnya termasuk 21 | Aset tak berwujud 227.470 227.470 22 laporan arus kas, ringkasan kebijakan akuntansi signifikan, dan 22 | _lainaya 23 informasi penjelasan ain, 3 | Goodwall 91.200 4 24 | Total Aset Tidak Lancar 945.460 25 25 7 3g | Total Aset 2 27 28 28 29 29 30 3 31 31 32 32 33 3 34 34 35 35 36 36 37 37 38 38 148 Tak Oya 2000 RATAN ARONTAN NOONE Tak Gyn © 2008 RATAN AKONTAN INDONESIA 149 ‘Darang memiot kop au mempertaryak iarang meroto koi atau mempertanyak Penyaian Laporan Kevangan PAK No.1 e209) Penyaan LaperenKewangan PSAKNo.1 (2000) 1 | aenitas 1 KELOMPOK USAHA XYZ 2 2] Laporan taba rugi komprehensif untuk tahun yang 3 3 berakhir pada 31 Desember 20X7 4 | Liabilitas Jangka Pendek 4 (dalam ribuan rupiah) 5 | Utang usaha dan 415.100 187.620 iS (Mengilustrasikan penyajian laporan laba rugi 6 | terutang lainnya & | komprehensif dalam satu laporan dan pengkiasifikasian 7 | Pinjaman jangka pendek 150.000 200.000 7 beban dalam laba rugi berdasarkan fungsi) 8 | Bagian pinjaman jangka 3 20x7 20x6 9 | paniang 90.000 a 9 | Pendapatan 380.000 355.000 19 | Utang pajak jangka 10 | Beban pokok 245.00 30.000) 11 | ,pendek 38.000 Ae a 1. | Beniuatan __ (245.000) (230.000) | [2 | Provicijangka pendck 5.000 4 a tabs to XL nya "45.900 2B illitas Jangka 318.100 454.420 ua | eee oe pr : 14 | Beban administrasi (20.000) 15 tas Jangka Panjang 15 | Beban lain-lain (2.100) 16 | Pinjaman jangka panjang 120.000 160.000 16 | Biaya pendanaan (6.000) 17 | Pajak tangguhan 28.800 26.040 17 | Bagian lata entitas aE AG 18 | Provisi jangka panjang 28.850 52.240 1g | asosiasi 19 | Total Liabilitas Jangka 177.650 238.280 9 | Laba sebelum pajak 161.667 | Panag 3p | Beban pajak (40.417) Total Liabilitas 492.750 692.700 penghasiian ee ge a ~ Laba tahun berjatan | EKUITAS dari operasi yan: id . 23 | Ekuitas yang dapat diatribusikan kepada pemi 23 | dianiutan satay et entitas induk Kerugian tahun 2 | ai coon sinus ees eS aig 38 | Saldo taba 243.500 461.700 25 | Vang dinentkan Komponen: teas 10.200 21.200 Laba tahun berjalan 121.2807 65.500 27 | tainnya SaaS ail BOREL 27 | Bendapatan 28 cmeutd 503-700 Tez000) 28 | komprehensif lain: 29 |Repentngan o0so 48.800 29 | seiait tars farena 3° | Total Ekui 973.750 831.500 30 | penjabaran taporan 31 31 | keuangan dalam 32 | Tota Lebitas dan 4.486.500 1.524.200 32 | , mata uang asin 5.394 10.667 33 33 | Aset ke 34 34 | tersedia untuk djuaP Geom ian 35 35. “Famvoman tagecor perpen nnn og cgt dian pee 36 36 Siri menicsresher pene aeat cenger pgunptnes Ses teenage charg 37 37 epee ai i nan a rn Sa 38 3g Mimwacowas 50 Tak Spa © 209 KATAN AKONTAN INDONESIA Tai Gta ©2008 KATANAKUNTAN NOONESIA [51 Dilarang memioto op atau memportanyak Diarang mentoto-op atau memperbanyak Penyajan Laporan Keuangan eeu aueune SAK No.4 (esi 2008) Lindung nilai arus kas* (667) Keuntungan revaluasi aset tetap 933 3.367 Keuntungan (kerugian) aktuarial dari program pensiun manfaat pasti (4,000) Bagian pendapatan. (667) 1.333 komprehensif lain dari entitas asosiasi® Pajak penghasiian terkait® 400 (700) 4.687 (9.334) Pendapatan komprehensif fain tahun berjalan setelah pajak ———(14.000)_ Total pendapatan komprehensif tahun berjalan 107.250 Laba yang dapat diatribusikan kepada’ Pemilik entitas induk 97.000 Kepentingan nonpengendali 52.400 24.250 13.100 124.250, 65.500 sSomacngan as sagan pct eral aang al Sean aps ‘arti ota aso os sti px tr homata Poroenganat Gas eis anaes "Pr angst en season onsen apt Sareape aa (otto aos oan torpor PSAK No.1 evi 2008) Jumiah laba rugi komprehensif yang dapat diatribusikan kepada’ Pemilik entitas induk 85.800 74,800 Kepentingan nonpengendali 21.450 18.700 107.250 93.500 | aba per saham (Galam rupiah): Dasar dan dilusian 0,48 0,30 Sebagai alternatif, komponen pendapatan komprehensif lain dapat disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif setelah pajak Pondapatan komprehonsif lain 20X7—=—20X6. setelah pajak: Selisin kurs penjabaran laporan keuangan dalam valuta asing a 8.000 Aset keuangan tersedia untuk dijual (18.000) 20.000 Lindung nilai arus kas (600) (3.000) Kkeumtngan rovluas oot etap 600 2.700 ‘euntungan (kerugian) aktuarial program pensiun manfaat past! (600) 7,000 Bagian pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi 400 (700) Pendapatan komprehensif lain (14.000) 28.000 tahun berjalan setelah pajak’ eae senhesia sna corgn Sten worpocn peoapuansengraorst ai aghapn 6330) coataas earn kenge 1.52 "ak Gipta © 2000 WATAN AKUNTAN INDONESIA ‘iarang memfot-kopl atau memperanyak ok Cipia © 2000 KATAN AKUNTAN INDONESIA 153 Diarang remote-op! sau memperoaryak enya Laporan Kevangon PSAK No.1 ois 2009) enya Laoran Kevangan SAK No.1 ei 208) 1 KELOMPOK USAHA XYZ 1 y ican 2 | Laporan laba rugi untuk tahun yang berakhir pada 31 2 | -abayane dapat satrbusikan 3 Desember 20X7 3 Pemilik entitas induk 97.000 52.400 f (dalam ribuan cupiah) 4 7 (Mengilustrasikan penyajian laporan laba rugi 5 Kepentingan non 24.250 13.100 6 | Komprenensif dalam dua iaporan dan pengklasifikasian é Pengendali Pere eee 7 beban dalam laba rugi berdasarkan sifat) 7 121.250 __ 65.500 8 ond 20x7 20x6 8 | Laba per saham (dalam rupiah) ocr See EEeeeeeeee 9 | Dasar dan ditusian 0,46 0,30 10 | Pendapatan lainnya 20667 11,300 10 [2 | Petubaitan daiam perseaiaan 7 5 | Parang jadi dan barang (118.100) (107.900) 7 KELOMPOK USAHA XYZ 3 | dalam proses 13 | Laporan taba rugi komprehensif untuk tahun yang 14 | Pekerjaan dilaksanakan oleh 16.000 15.000 ne berakhir pada 31 Desomber 20X7 15 | entitas dan dikapitalisasi 15 (dalam ribuan nupiah) 16 | Bahan baku yang digunakan (96.000) (92.000) Nd (Mengilustrasiken penyajian taporan taba rugi 7 Baber ideas kere 145.000 43 7 komprehensif dalam dua laporan) 18 n ker (45.000) (43.000) 18 20X7 -20X6 19 | Beban penyusutan dan 19 } 20 | amortisasi (19.000) (17.000) 20 | aba tahun berjalan 121.250 65.500 21 | Penurunan nilai aset tetap (4.000) : 21 Pace pacer 2 : 2 omprehensif fain: 3 | Beban lainnya (6.000) (5.500) feerereer eee | Selisih kurs penjabaran laporan | 24 | Biaya pendanaan (15.000) (18.000) 24 |” keuangan dalam valuta asing 5.334 10.667 25 | Bagian laba entitas asosiasi® 35.100 30.100 | 25 26 ee eee 26 | Aset keuangan tersedia untuk 27 | Laba sebelum pajak 161.667 128.000 27 | dival (24.000) 26.667 28 | Beban pajak penghasilan (40.417) (32.000) 28 | Lindung nilai arus kas (667) (4.000) 29 29 St i 933 3.367 30 | Laba tahun berjalan dari 121.250 98.000 | Fie (ebctiae cil eceeteasiaa 31 | operasi yang dilanjutkan | 31. | Keuntungan (kerugian) aktuarial | 3: i ti (667) 1.333 | 32 | erugian tahun berjatan dari - (30.500) pee ee eee ieee | 2; | operasi yang dihentikan =, | Bagian pendapatan komprehensif | 34 SSSI See Ie 34 | \ain entitas asosiasi® 400 (700) 35 | Laba tahun berjalan 121.250 65.500 33 36 36 3) are Se pte cnr pcan By, ne ss os aio ese 164 ‘Wk Gps © 2000 RATAN ARUWTAN INDONESIA Tak ipa © 2000 KATANARUNTAN INDONESIA 7.55 Diarang menvoto-kopl atau menperbanyak Diarang memicto-kop atau memperbanya enya Laporan Keuangan SAK No.1 vis 2008) Ponyafan Laporan Keuangen PSAK No t ovis 2008) 1 | Pajak penghasilan terkait'® 4667 (9.334) | 1 7 ee 2 | Pendapatan komprehensif fain | 2 are ba 4 | _ tahun berjaian setelah pajak (14.000) 28.000 3 Peenet a | suaian < | Total laba rugi komprehensif Fe 4 reklasifikasi @ | tahun berjaian 07.20 SEeeeen 5 | atas 7 | Total taba rugi komprenensif yang | ere | & | dapat diatbusikan kepada 7) a ak | 8 9 | Pemiik entits induk 35.g00 74800 enters | 9 | rugi (25.333) (24.000) (4.000) 26.687 10 4.000) 10 | Kepentingan nonpengonta 21.450 18.700 10 | ugding nia os as | oa iy | Rentingan 2 107.250 _ __ 93.500. 1 | (ferugian) tahun 3 | 13 | Bevolan (4.867) (4.000) 14 1 | Dikurangi: 15 Altematif lainnya, Komponen aporan _pendapatan tg | Penyesusian | 16 komprehensif lain dapat disajikan secara neto setelah pajak. 16 reklasifikasi 17. Lihat laporan laba rugi komprehensif yang mengilustrasikan 0 fea se 18 penyajian pendapatan dan beban dalam satu laporan. ie] yen i 19 H to | _ termasuk 20 KELOMPOK USAHA XYZ dalam taba 20 | pengungkapan Komponen pendapatan Komprehersit ain : 20 | tai 3.333 7 2 Gatatan atas faporan Keuangen | 2 2 Untuk tahun yang borakhr pada $1 Besember 20X7 3) | ikurange: 7 (dalam nbuan rupiah) 2 Penyesuaian uM 20x7 20x6 23 | ats jumlah 25 | Pendapatan komprehensif lain: EE ee 25 | transfer 26 | serisin kurs penjabaran 36 | Keada nila 27 | “laporan keuangan dalam oy | tecatat wal 28 | valuta asing’® 5.334 10.887 a ae 29. | Aeet keuangan tersedia untuk Soc {Eee ean (4.000) 30 | diva 29 | Keuntungan caaaaat 31 | Keuntungan 30 | revaluas: aset 32 | tahun beralan 1.333 30.687 31 | tetap 933 3.367 | 3 32] Keuntungan | 4 33 | (kerugian} 34a ay ana tern preter a cn 34 | aktuarial 3g “aime go mn spe at goa nn wore ae ih 2 35 | program Leendert elmer ie heupentobanSejoanarastn Soam cui cs Boos 36 | pension 37 EP cet peepson eto vet neg O10 eb ae panes manfaat past (607) 1.333 33 simonrman 37 38 ge ee a ee Se aE ee 756 Ta cipta © 2009 RATAN AKUNTAN INDONESIA EEE ‘iarang mete top atau merges Tak Opts © 2008 KATANAKUNTAN ROONESIA 157 ‘Darang memfto-hopi aay memparoanyak Penyalan Laporan Kevangan SAK No.1 (ris 2008) SAK No.1 (esi 2000) 1 gq 1 | Retna 2 | pendapatan ts ae 2 | settcan ss G3) S67 667) 2700 3 | komprehensit 3 | kevminosn 4 | lainenfitas 4 | taupe 5 | pasesias! 5 | sara Pendapatan & | pertn 6 komprehensif (18.667) 37.334 mantaat 7 | tain 7| oe (om tere) nas sa) 400 7 | pate & | vonan penghasilan 4007 (0234) 5 | peste 9 | tera Hee Some 10 | Pendapatan 10 | Ren 1) | Komprehensif (14.000) (28.000) He | ess am - 400 ge 220 nics ee ot 12 | Penaapetan 12 | berjatan choosen 13 hensif 4 14 tain 18.687 (4.567) 14.000 37.334 (9.394) (28.000) 15 KELOMPOK USAHA XYZ i 16 | Pengungkapan pengaruh pajak terkait setiap komponen 16 7 pendapatan komprohensif lain ira Catatan atas laporan keuangan te 18 | Untuk tahun yang berakhie pada tanggal 31 Desember 20X7 a 19 (dalam ribuan rupiah) ‘20X7 20X6 20 a 21 ra pat ara Tawar Toa] 21 ‘eekan eeban)comabe ben feeder) vetoah 22 | cei ture PBPK PRK Palak Balk palak pak 22 23 | penjataran 23 24 | sdtargen ad 2 25 vngaurg 694 (199) 400010687 @erm) 000 % 26 ‘Aset _ 27 27 | keuangan 28 . 28 Ciacci (24000) 6.000 (200) 28467 867) 20.00 3 29 ‘Lindung nia 30 30 | ‘meio enter 60) 000) 1.000 ane, 3 31 31 32 . 33 3 7 = 35 35 36 - 37 Tapas aT Tn ons prt fora orgalan 3 3g tecea smote ele 3 Tee Tk Ga 8 209 RATAN AKONTAN INDONESA eEfgany mentolop sou mampeberan 1.59 Darang memtoto-kot aa mempereanyak PSAK No.1 (evs 2009) Penyajan Laparan Kevangan PSAK No.1 revi 2008) | ort cee dy oles rPuemp eee") gog'da sagas nse yw sriow miwod eped weyisnguerp sueK egy HEA Conor eat 99°) gph thy ses092s ped wap ue SHINta plod wped uoyysngieyp BueK Ege] Mey UENT H99'96 4 HeS9998 1 ye tse sispqas ppueBtoduou uedamuodo3 wep p09 dy sesaqos yeled iBuesnomp 294° Ey) one" T €y sesoq—s deo} (ax dy) aesnqas ses0se sey pus fuaduou un ‘ypasiosJun6 we Bueno Feo WH9H0) up] jBUOyTUCWO uy jstouaidiuoy ueyedepuod meyyA 5 weuop nysose sey un jsuoyidusoy ue eduuodoy wep ee dy 095 9d reaoupee6 a) oops sous da ens ee eng td mbyyolamuata ggg dy sesoqos isenjeaay Soydans wep oyp Lge'6 8a) Oe Cd s050N98 LXOE. nuoBuaduow aeduhuodoy wep eed yo}qas cru oh ueseqettod weep se rudy nee wee yoy25 eas Se ysuayuoy uPjedepiod wae MEN oda ut 100 1 SY segs se epuofunduod uedunuadoy wep led yes euepeo wep jenip yrmun eipasioy“uoregeLUDA weep yee “aoe tnjsuod weiSoud wep poems wean Ura} YQ OOF TS wou gor es dy sagas gx0Z Une EpeE Ege] OPES LEP YASOULON A odio uoucd wedupuog (oor dy, uu) Bue yee ped jeafip mun ut} pustuaduow wesiuuadoy uep dy 2082995 pL jaek qojumny | ows Jowo — [mecor fee [iow oore [ors roe Jomasy | SOePUERT E To see oe : wea fosve | wose [aoa Pore wwe aay aay ie ; iam ; ; ae and AMP HOR DASHA MTOR KASH AMSEOR BASH ANTHELS SSSNKS RLU ZSRANMAAARAARRARSRERS owas 0005 - 7 Too wostse | v9 ooze | amt | com cove core cnvit | oor wists Ponce verre [wor [we [eaner are wares (owov ionran) : oon | once ene aw’ con't nov) worn | oop ry 001 ie > or - osu | ons neat aw ov ow worst | oovo0s enue sod p08 uss 9 HY resicoes | POW angie, exog pewosog se eH2ue wpe aeroy Bout wees yepoNseeyD WeREgRIOd wed TAX YUYSI NOAWOTI HAM TNEPeaonANTHerBasranseeseaeranteese ft LaMAAQILScfARaARAGRGRRZ5SBSaags 61 Hak ipta © 2009 KATAN AKUNTAN INDONESIA ‘iorang memécto-kop atau memperbanya ok Cipla © 2000 KATAN AKUNTAN INDONESIA Diarang mersoo-kops atau memperbanyak 1.60 Penyajan Laporan Keuangan SAK No.1 bev 2009) BAGIAN I: CONTOH ILUSTRASI PENENTUAN Pony Laporan Kevangan 7 1 [Gumiah yang dilaporkan dalam laba rugi dan pendapatan| 2 PENYESUAIAN REKLASIFIKASI 2 |Komprehensif lain untuk tahun yang berakhir pada 31| a 3. | Desember 20X6 dan 31 Desember 20X7 4 P107. Pernyataan ini mensyaratkan entitas untuk 4 20XT —-20X6 5. mengungkapkan penyesuaian reklasifikasi terkait dengan setiap 5 |Laba atau rugi: 6 Komponen pendapatan komprehensif lain. 6 |Keuntungan penjuatan instrumen 5.000 7 7, | Beban pajak penghasilan 500) 8g P108, Lampiran ini memberikan ilustrasi perhitungan g | Keuntungan neto yang diakui dalam laba 5 coq. 9. penyesuaian reklasifikasi untuk asct keuangan yang tersedia g [rust ai aia 10 untuk dijual yang diakui sesuai dengan PSAK 55 (revisi lo Peace datate std gereiee deta " it 2006). n ipwee 2.100 1.400 12 12 | Penyesuaian reklasifikasi, ncto sctclah pajak (3.500) - B 109. Pada 31 Desember 20XS, Kelompok Usaha XYZ. 13. Keuntungan (kerugian)neto yang diakui pada 490) "1400 14 membeli 1.000 saham (instrumen ekvitas) dengan harga Rp.10 14 |pendapatan komprehensif lain 15. per saham, dan mengklasifikasikannya sebagai tersedia untuk 1s 2.100 1.400 16 dijual. Nilai wajar instrumen tersebut pada 31 Desember 16 17 20X6 adalah Rp.12; pada 31 Desember 20X7, nilai wajarnya 17 Alternatif lainnya, komponen pendapatan komprehensif lain 18 meningkat menjadi Rp.15. Seluruh instrumen tersebut dijual 18 dapat disajikan bruto sebelum pajak dengan menambahkan pos 19 pada 31 Desember 20X7; tidak ada pembagian dividen 19 terpisah untuk dampak perpajakan: 20 yang diumumkan selama instrumen tersebut dipegang oleh 21 Kelompok Usaha XYZ. Tarif pajak yang dikenakan adalah 21 20X7 —20X6 22 30%. 22 | Laba atau rugi: 23 23. | Keuntungan penjuatan instrumen 5.000 24 Perhitungan 24 | Beban pajak penghasilan (1.500) 25 euntungan 25 |Keuntungan neto yang diakui dalam laba 5 99 lalam rupiah clum_ Pajak peng- agi Selec cere eee pe pene 36 | pendapatankomprehensi ti: f Keuntungan selama tahun berjalan 3.000 2.000 29 | atl pots pcan 28 [Reeatn chs ae " ton i she 7 30 [Path emg erat dengan pendaptin gag) ggo 3 wun berakhir 31 ian) neto yang diskui pada 32.| 31 Desenbor2oxe 2000 (600) 400 32 |pendipekonpehonitig NAMM PO 400) _L4n0 33 | Tahun berakhir 33 a 34 [31 Desember20x7 3000 (900) _2.400_ 34 a 35 | Total keuntungan 5.000 (1.500) 3.500 38 36 36 37 37 38 38 162 Hak Gia ©2000 KATANARUNTAN INDONESIA Tak Cipla 6 200 KATAN AKUNTAN INOONESIA 183 ‘iarang memo Kops atau mempertanyan ‘Blarang mento ko! ata memperbanyak Penyajian Laporan Keuengan SAK No.1 (eis 2008), Penyojan Laporan Keuargan SAK No.1 vis 2000) 1 BAGIAN Il: CONTOH ILUSTRASIPENGUNGKAPAN |_| ReTompok Usaha tienetapKan Sey umilah modal seaual propowt 2 PERMODALAN (PARAGRAF 132-134) 2 |terhadap risiko. Kelompok Usaha mengelola struktur modal! 3 3. |dan membuat penyesuaian dengan memperhatikan perubahan| 4 Entitas yang Bukan Merupakan Institusi Keuangan 4. |kondisi ekonomi dan karakteristik risiko asct yang mendasari. 5 5. |Untuk menjaga atau menyesuaikan struktur modal, Kelompok| 6 PI10. Contoh berikut ini mengilustrasikan penerapan 6 |Usaha mungkin menyesuaikan jumlah dividen yang aibayar 7 paragraf 132 dan133 untuk entitas bukan institusi keuangan 7 | kepada pemegang saham, pengembalian modal kepada peme-| 8. dan bukan subyek dari persyaratan permodalan yang diwajib- 8 Jgang saham, penerbitan sham bara, atau menjual aset untuk) 9. kan oleh pihak eksternal. Dalam contoh ini, entitas memonitor 9 | mengurangi utang. | 10, permodalan dengan menggunakan rasio utang terhadap modal 10 UL yang disesusiken (debt-to-adjusted capital ratio). Entitas Iain 11. |ikonsisten dengan entitas lan dalam industri, Kelompok Usaha 12. mungkin menggunakan metode yang berbeda untuk memonitor 12 |memonitor modal dengan dasar rasio utang terhadap modal 13. permodalan. Contoh ini juga relatif sederhana. Entitas menen- 13 |yang disesuaikan. Rasio ini dihitung sebagai berikut: utang, 14 tukan sesuai dengan kondisinya, seberapa rinei pengungkapan 14 |neto dibagi modal yang disesuaikan. Utang neto dihitung: total 15. yang dilakukan dapat memenuhi persyaratan di paragraf 132 15. |utang (sebagaimana jumlah dalam laporan posisi kewangan) 16 dan 133. 16 | dikurangi kas dan setara kas. Modal yang disesuaikan terdiri 7 17 | dari seluruh komponen ekuitas (misalnya modal saham, agio 18 |Fakta 18 |saham, kepentingan nonpengendali, saldo laba dan cadangan 19 19 |revatuasi) selain jumlah akumulasi dalam ekuitas terkait| 20. |Kelompok Usaha A memproduksi dan menjual mobil. Kelom- 20 | dengan tindung nilai arus kas, dan termasuk beberapa bentuk 21 | pok Usaha A meliputi entitas anak pembiayaan yang menye- 21 |utang subordiansi. 22 |diakan pembiayaan untuk pelanggan, terutama dalam bentuk 22 23 |sewa, Kelompok Usaha A bukan subjek dari persyaratan 23 | Sclama 20X4, strategi Kelompok Usaha tidak berubah sejak| 24 | permodalan yang diwajibkan oleh pihak eksternal. 24 |20X3, yaitu mempertahankan rasio utang terhadap modal] 25 25. | yang disesuaikan pada batas bawah dari kisaran 6:1 sampai 26 | Contoh pengungkapan 26 |dengan 7:1, dalam rangka menjamin akses ke pembiayaan. 27 27 |dengan biaya yang wajar untuk mempertahankan peringkat 28 | Tujuan dari Kelompok Usaha dalam mengelola permodalan 28 |kredit BB. Rasio utang terhadap modal yang disesuaikan pada 29 | adalah: 29 |31 Desember 20X4 dan 31 Desember 20X3 adalah sebagai 30 |+ Untuk melindungi kemampuan entitas dalam memper- 30 |berikut: 31 | tahankan kelangsungan usaha, schingga entitas dapat 31 32 | _ tetap memberikan imbal hasil bagi pemegang saham dan 32 33 | manfaat bagi pemangku kepentingan lainnya, dan 33 34 | + Untuk memberikan imbal hasil yang memadai kepada 34 35 | pemegang saham dengan menentukan harga produk dan 35 36 | jasa_yang sepadan dengan tingkat risiko. 36 37 37 38 sss7 38 164 ak Cbs ©2009 ATAN AKUNTAN INDONESIA "Hak Cota © 2009 KATAN AKUNTAN INDONESIA 165 Diarang merfto-kopl atau memparbanyak Diarang mente opi atau memparbsnyake enyaian Laporan Keuangan SAK No. ovis 2008) 31 Des 20X4 31 Des 20X3 Jutaan Rupiah Jutaan Rupiah otal utang 1.000 1.100 Se ee (90) (150) jtang neto 910 950 fotal ekuitas 110 105 tambah: instrumen utang subordinasi 38 38 Dikurang: jumlah akumulasi dalam ekuitas terkait lindung nila arus kas (10) lodal disesuaikan 138 138 asio utang terhadap Pe modal 6,6 69 enurunan rasio utang terhadap modal disesuaikan selama 0X4 diakibatkan terutama dari pengurangan utang neto ang terjadi dari penjualan entitas anak Z. Sebagai akibat lari pengurangan utang neto, meningkatkan profitabilitas in menurunkan tingkat piutang yang dikelola, pembayaran ividen naik menjadi Rp.2,8 juta untuk 20X4 (dari Rp.2,5 juta untuk 20X3). Hak Cipta © 2000 KATAN AKUNTAN INDONESIA iarang memote-kopi atau memperbanysk

Anda mungkin juga menyukai