Anda di halaman 1dari 3

KEANE MARIZA AJANI (1042017011)

PENGANTAR

Globalisasi telah memberi dampak besar dan berpengaruh terhadap


perkembangan dan pertumbuhan bahasa. Hal ini berperan sebagai sarana dalam
mendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan, dan
teknologi. Dikalangan akademisi seperti halnya Sekolah dan Perguruan Tinggi, Guru
dan Dosen diharuskan untuk mengajarkan penulisan akademis. Namun demikian,
kesalahan dalam penggunaan bahasa Inggris sebagai bahasa asing masih acapkali
terjadi karena beberapa faktor tertentu, seperti pengaruh bahasa ibu, lemahnya
pemahaman terhadap penggunaan bahasa, dan ketidaksempurnaan dalam pengajaran
bahasa (Saddhono, 2012). Pemerintah Indonesia secara sungguh mendorong agar
seluruh Perguruan Tinggi dalam negeri untuk meningkatkan Publikasi Ilmiah pada
jurnal internasional yang memiliki reputasi dunia (Darmalaksana, 2017). Penulisan
akademis di Indonesia, negara dimana bahasa Inggris dipahami sebagai bahasa asing,
mengharuskan siswa untuk terampil menulis secara akademis dengan benar dalam
tugas perkuliahan, esai, dan artikel jurnal.

Berdasarkan hal tersebut, makalah mengenai penulisan akademis telah sejak


lama menjadi pembahasan yang serius, terkhusus di Perguruan Tinggi. Jurnal
bereputasi selalu menanti artikel yang diterima agar menjadi artikel yang berkualitas
(Wekke, 2015). Penulisan makalah akademis bertujuan untuk mengkomunikasikan
karya yang kreatif dan inovatif serta mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi untuk masyarakat yang lebih luas. Berkenaan dengan materi pembelajaran,
berdasar kepada Al Badi (2015), penulisan akademis dinilai sebagai bagian yang
diperlukan untuk melengkapi proses pembelajaran bahasa Inggris. Memahami
berbagai kesulitan dan kebutuhan dalam penulisan akademis bagi para siswa dapat
memberikan gambaran yang lugas terhadap hal apa yang terbaik dan buku pelajaran
yang paling efektif untuk diterapkan dalam pembelajaran siswa.
Tidak dapat dipungkiri jika menulis secara akademis bukanlah suatu hal yang
mudah. Seorang penulis harus memperhatikan isi tulisannya sehingga isi tulisan yang
baik dan menarik dapat diterima secara akademik. Hambatan yang seringkali
dihadapi oleh siswa sebagaimana yang dikemukakan oleh David (2019) adalah
semakin banyak siswa yang melakuan penjiplakan, membuat kesalahan dalam
struktur dan penulisan tata bahasa, menghadapi kesulitan dalam memilih kata, dan
susunan kata yang tidak terencana dengan baik. Berdasar pada David (2019), dalam
penulisan akademis, menjiplak atau mengambil tanpa izin tulisan orang lain dan
mengklaimnya sebagai tulisan milik pribadi tanpa mencantumkan sumber tulisan
merupakan sebuah kesalahan yang fatal.

Selain itu, menurutnya, seorang penulis harus memperhatikan tata bahasa dan
pemberian tanda baca yang tepat dalam tulisan akademisnya. Selanjutnya, untuk
menghindari kesalahan dalam tata bahasan dan pemberian tanda baca, seorang
penulis dapat memperbaikinya secara berulang atau dapat meminta bantuan dari
orang lain sebelum artikel dipublikasikan kepada khalayak ramai. Dan yang
terpenting, David (2019) secara lebih lanjut mengungkap seringnya ditemukan tulisan
yang tidak saling berhubungan antara pengantar, isi, dan kesimpulan. Untuk
menyeselesaikan masalah ini, perencanaan yang baik sebelum proses menulis
haruslah dilakukan demi menghasilkan tulisan yang baik dan menarik.

Sayangnya, dalam beberapa kasus, makalah akhir milik siswa tidak sebaik apa
yang diharapkan (Al Murshidi, 2014). Oleh karenanyalah mengapa sebagian besar
guru dan dosen menghadapi berbagai kesulitan dalam proses mengajar keahlian
menulis. Penelitian tentang topik ini telah dilakukan oleh banyak peneliti. Pertama,
Belkhir dan Benyelles (2017) dalam makalah mereka yang berjudul
”Mengidentifikasi Kesulitan Siswa EFL dalam Menulis Esai dan Menemukan
Sumber”, mengungkapkan bahwa siswa menemui berbagai kesulitan dalam koherensi
dan kohesi disebabkan oleh kurangnya membaca, transfer bahasa pertama dan
rendahnya kebiasaan menulis. Kedua, Arianti dan Fitriana (2017) dalam tulisannya
di “Kesulitan dan Kebutuhan siswa EFL dalam Menulis Esai” memperlihatkan
bahwa kesulitan utama yang dimiliki oleh siswa adalah dalam tata bahasa, kohesi dan
koherensi. Selain itu, aspek tambahan yang juga telah diungkap sehubungan dengan
tulisan siswa, yaitu sistematika paragrap, pemilihan kata, dan kesalahan dalam ejaan
kosa kata. Terakhir, Mallia (2017) dalam artikelnya yang berjudul “Strategi dalam
Pengembangan Kemampuan Penulisan Akademis Bahasa Inggris” menyatakan jika
terdapat banyak unsur penting yang harus dilakukan oleh penulis sebelum mulai
menulis. Hal tersebut termasuk struktur paragrap atau penulisan, komponen tulisan,
dan sebagainya. Masalah lain yang juga dibahas dalam makalanya adalah aspek
kebahasaan seperti formalitas, susunan dalam penulisan, plagiat, dan lain sebagainya.
Menimbang kerumitan dalam menyelesaikan tugas menulis, para siswa diharapkan
untuk lebih intensif dalam mendapat bimbingan dari dosen, seperti konsultasi
berkelanjutan mengenai masukan atau saran dari dosen pada rancangan esai mereka.

Berdasarkan penjelasan diatas, strategi yang digunakan oleh siswa dianggap


penting untuk diteliti lebih lanjut. Oleh karena itu, makalah ini ingin melihat strategi
dan sikap siswa dalam menghadapi tugas penulisan akademis. Singkatnya, penelitian
ini sedang mencoba untuk mengatahui jawaban pertanyaan berikut: Apa strategi dan
sikap Mahasiswa dalam mengatasi masalah penulisan akademis?

Anda mungkin juga menyukai